TEKNIK MENYUSUI PADA IBU NIFAS PRIMIPARA DI DESA JABONTEGAL DAN DESA BALONG MASIN KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO SOIDAH AHMAR SETYOWATI

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

PERSEPSI IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA HARI PERTAMA POST PARTUM DI RSU DR. WAHIDIN SOEDIRO HUSODO MOJOKERTO SITI NUR ALFIA DESCRIPTION

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

LEMBAR PENJELASAN CALON RESPONDEN. mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tehnik Menyusui Terhadap

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Karakteristik Ibu Nifas dan Praktik Menyusui Yang Benar di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA MASA NIFAS DI PUSTU KENANGA DESA MOJOREJO KECAMATAN PUNGGING MOJOKERTO LULUK ATUL MUBRIQOH

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

PENGARUH KONSELING TERHADAP KETEPATAN POSISI DAN PELEKATAN BAYI PADA PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KLINIK SOPHIARA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU NIFAS DI DESA TUNGGAL PAGER PUNGGING MOJOKERTO

KESIAPAN FISIK DAN PSIKOLOGIS DALAM MENGHADAPI PERSALINANPADAIBU HAMIL YANG MELAKUKAN SENAM YOGA DI DOTHE BEAUTY & FRESH SIDOARJO

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA SEI KOPAS KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE

Setelah melekat, bibir atas bayi akan mendekat ke puting, areola nampak di atas bibir. Jagalah dagu bayi dekat pada payudara Anda.

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

PERAN SUAMI DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

PENELITIAN. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR Di Polindes Blembem Desa Blembem Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo

Nur Faridah Trisiyah *), Dewi Novianty **) STIKes Patria Husada blitar ABSTRACT

MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER TIGA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004, 2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI (Siregar,

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

LEMBAR PENDELEGASIAN

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU PRIMIPARA

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

ABSTRACT. Bibliography : 13 ( ) Keywords : Knowledge mother, Implementation Techniques truthful Breastfeeding

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI DI BPS NY. SRI MEI WINARDIATI, SST MEDAENG SIDOARJO KHOLIDA UMAMA

Menyusu pada kedua payudara di setiap menyusui atau menyusu hanya satu payudara pada setiap menyusui

PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN SENAM NIFAS DI BPS NY.YENIE IKA SUGIARTI SST

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

Puting Lecet. Posisi dan Pelekatan yang Tepat (Lihat lembar informasi Ketika Melekat)

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTTING SUSU LECET

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS TAHUN 2015

HUBUNGAN FREKUENSI DAN DURASI PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS RATNA NEVYDA ARDYAN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Nama Saya Lucia Eirene Tamba, mahasiswa Fakultas Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

PENELITIAN. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Di Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENYUSUI IBU PRIMIPARA DI BPS ENDANG PURWANINGSIH BANTUL¹

HALAMAN PENGESAHAN. Tanggal : 05 Juni Tim Penguji. Ketua : Sriningsih, S.ST, M.Kes ( ) Anggota : 1. Siti Faridah, S.ST, M.

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBUTERKAIT TEKNIK POSISI MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU BERSALIN DI RSU BUNDA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF PADA PERSALINAN DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

KECEMASAN IBU DALAM MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN DI RSUD dr. WAHIDINSUDIRO HUSODO MOJOKERTO

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

SURAT KETERANGAN KUESIONER. Diploma D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

MENYUSUI SAAT IBU BEKERJA. Dinas Kesehatan Provinsi Bali

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

ARTIKEL HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI DESA DANUREJO KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY M DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI BPS DINI MELANI YOGYAKARTA SKRIPSI

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Transkripsi:

TEKNIK MENYUSUI PADA IBU NIFAS PRIMIPARA DI DESA JABONTEGAL DAN DESA BALONG MASIN KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO SOIDAH AHMAR SETYOWATI 1211010132 Subject : Teknik, Menyusui, Primipara, Ibu, Nifas DESCRIPTION Masalah menyusui umumnya terjadi dalam dua minggu pertama masa nifas. Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI sehingga bayi enggan menyusu. tujuan teknik menyusui pada ibu nifas primipara di Desa Jabontegal dan Desa Balong masin Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Rancang bangun penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus. Populasinya yaitu teknik menyusui pada ibu nifas primipara di Desa Jabontegal dan Desa Balong Masin Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto sebanyak 14 orang, diambil 14 responden sampel dengan teknik total sampling. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, yaitu merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan kemudian dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian tentang teknik menyusui di Desa Jabontegal di kategorikan baik sebanyak 3 responden (50.0%), cukup sebanyak 2 responden (33.3% ) dan kurang sebanyak 1 responden (16.7%) dari jumlah 6 responden. Hasil penelitian tentang teknik menyusui di Desa Balong Masin di kategorikan baik sebanyak 2 responden (25.0 %), cukup sebanyak 5 responden (62.5 % ) dan kurang sebanyak1 responden (12.5 %). Ibu nifas primipara merasa nyaman dan rileks saat menyusui bayinya. Jika tidak nyaman maka puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal. Di harapkan ibu nifas khususnya primipara dapat mengetahui dan memahami betul tentang teknik menyusui dengan benar. Bagi tenaga kesehatan di harapkan dapat meningkatkan pelayanan dan informasi kepada ibu nifas atau ibu yang akan melahirkan.

ABSTRACT Breastfeeding problems generally occur within the first two weeks of post partum. Breastfeeding with improper technique can lead to the nipple becomes sore and the milk does not come out optimally thus affecting the production of breast milk so that babies are reluctant to suckle. The purpose of this research was to know the techniques of breastfeeding in primiparous postpartum mothers in Jabontegal and Balong Masin. The research design in this study was a case study. The population was primiparous mother in Jabontegal and Balong Masin Pungging Mojokerto as many as 14 respondents that selected used total sampling technique. This research using observation techniques, which measured used poll or a questionnaire with several questions and then analyzed using frequency distribution. The research of breastfeeding techniques in Jabontegal categorized good as many as three respondents (50.0%), moderate as many as 2 respondents (33.3%) and bad as many as one respondent (16.7%) out of 6 respondents. Breastfeeding in Balong Masin categorized good as many as 2 respondents (25.0%), moderate as many as five respondents (62.5%) and bad as many as one respondent (12.5%). Primiparous post partum mothers feel comfortable and relaxed while breastfeeding her baby. If it is not comfortable then the nipples become sore and the milk does not come out optimally. It is expected that post partum mothers especially primaparous able to know and understand about breastfeeding techniques properly. Health workers is expected to improve services and information to postpartum mothers or mothers who are going to give birth. Keywords: Technique, breastfeed, primiparous, post partum Contributor : Eka Diah Kartiningrum, SKM., M.Kes Elyana Mafticha, SST., SKM., MPH Date : 06 Juli 2015 Type material : laporan Penelitian Identifier : Right : Summary : LATAR BELAKANG Masalah menyusui umumnya terjadi dalam dua minggu pertama masa nifas. Pengawasan dan perhatian petugas kesehatan ataupun bidan sangat di perlukan agar masalah menyusui dapat segera ditanggulangi sehingga tidak terjadi penyulit atau menyebabkan kegagalan menyusui. Menyusui dengan teknik yang tidak

benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI sehingga bayi enggan menyusu (Sitti, 2009). Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya masalah, baik dari ibu maupun bayi. Dampak yang terjadi pada ibu jika teknik menyusui salah adalah: payudara menjadi bengkak, putting susu lecet, putting tenggelam, mastitis dan lain sebagainya. Sedangkan untuk bayi jika teknik menyusui salah maka bayi enggan menyusu, rewel, tampak tidak tenang dan lain sebagainya (Vivian, 2011). Menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) 2011 yang terbaru, jumlah ibu menyusui sudah 42%. Naik sekitar 10% dari angka sebelumnya. Berdasarkan survey UNICEF, ibu yang menyusui bayinya dengan ASI Eksklusif 38%, di Amerika Serikat sekitar 75%, jumlah di Indonesia yaitu sekitar 75%. Jawa Timur 33,3% (Yulitama, 2013). Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto (2013) menjelaskan pengalaman Ibu tentang teknik menyusui meningkat menjadi 66,58%. Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Jabontegal Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 februari sampai 4 Maret 2015 diperoleh data primer dari 5 responden yaitu di dapatkan bahwa teknik menyusui pada ibu nifas primipara yang dikategorikan baik sebanyak 2 responden (40%) dan yang cukup baik sebanyak 3 responden (60%). Posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui yaitu dengan berbaring miring, posisi ini yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri. Badan bayi harus di hadapkan ke arah badan ibu dan mulutnya di hadapkan pada putting susu. Posisi duduk juga posisi yang benar saat menyusui, penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya, ini mungkin dapat di lakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai, atau duduk di kursi. Pada bayi kepala dapat di topang dengan jari-jari tangan yang telentang atau pada lekukan siku ibunya. Mungkin akan membantu bila bayi di bungkus, sehingga tangannya berada di samping badan (Bahiyatun, 2009). Bidan di masyarakat harus bertindak sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai educator khususnya pada ibu nifas primipara yang baru pertama kali menyusui. Sebagai bidan kunjungan rumah setelah nifas wajib di laksanakan agar dapat memantau kondisi ibu dan juga teknik menyusui yang benar untuk menghindari terjadinya puting susu lecet yag dapat menggagalkan pemberian ASI Eksklusif. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik dengan penelitian tentang teknik menyusui pada ibu nifas primipara.

METODOLOGI Penelitian ini menurut prosesnya merupakan jenis penelitian Deskriptif dengan desain study kasus, mempunyai satu variable yaitu teknik menyusui pada ibu nifas primipara. Subjek pada penelitian ini adalah 14 ibu nifas primipara dengan menggunakan teknik total sampling, data yang digunakan yaitu data sekunder. Tempat dan waktu penelitiannya di Desa Jabontegal dan Desa Balong Masin Kecamatan pungging Kabupaten Mojokerto dilakukan pada bulan Maret. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian di Desa Jabontegal Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tabel penelitian menunjukkan bahwa setengahnya responden dengan kriteria teknik menyusui yang benar berada pada kriteria baik, yaitu dengan jumlah 3 responden dari 6 responden. Hasil penelitian di Desa Balong masin Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tabel penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan kriteria teknik menyusui yang benar berada pada kriteria cukup, yaitu dengan jumlah 5 responden dari 8 responden. Hasil penelitian di desa jabon tegal tanda-tanda bila menyusui yang benar di dapatkan pada saat menyusui badan bayi menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara ibu, hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu, pada saat menyusui bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan. Menurut Saleha (2009) apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut: bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap dengan ritme perlahan-lahan, puting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah.dari 6 responden di dapatkan hanya 2 responden yang mengerti tentang tanda-tanda menyusui dengan benar. Berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh Rina Sulistianingsih (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan 32 ibu menyusui didapatkan 15 responden berpengetahuan baik dan 14 responden cukup mengerti tentang tandatanda menyusui yang benar. Sementara hasil penelitian pada desa Balong Masin menunjukkan bahwa tanda-tanda menyusui yang benar didapatkan pada saat bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang di sertai dengan berhenti sejenak. Dari 8 responden didapatkan hanya 2 responden yang mengerti, di karenakan tidak faham dan kurang nya pengetahuan tentang tanda-tanda bagaimana bila menyusui dengan benar. Sebagian besar posisi yang paling nyaman dilakukan responden Desa Jabontegal saat menyusui yaitu dengan posisi duduk dan berbaring miring.

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa di lakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring miring (Saleha, 2009). Posisi pada saat menyusui hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan ibu, bila ibu masih merasa badan pegal-pegal setelah melahirkan dan belum terlalu nyaman untuk duduk, maka menyusui dapat dilakukan dalam posisi berbaring. Bila ibu telah mampu duduk dengan baik dan merasa nyaman melakukannya, maka menyusui dapat dilakukan dengan duduk di kursi atau ditempat tidur. Hasil penelitian tentang posisi-posisi menyusui responden menyukai posisi duduk dan berbaring miring, dengan kaki dan punggung bayi di topang meningkatkan bentuk payudara ibu serta membentuk ruang untuk menggerakkan bayinya ke keadaan yang nyaman, karena tubuh bayi akan menempel pada tubuh ibu. Sementara dari Desa Balong Masin responden lebih menyukai posisi menyusui dengan duduk. Posisi menyusui dengan duduk merupakan posisi paling nyaman dan rileks saat menyusui dimanapun tempatnya dan juga pada posisi duduk tersebut bisa memberikan topangan dan sandaran pada punggung ibu. Hasil penelitian 6 responden di Desa Jabontegal merasa nyaman dan rileks ketika menyusui bayinya. memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberikan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi, memberikan posisi dekapan, membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu (widyatun, 2012). Responden saat peneliti melakukan observasi sebagian besar tidak di dapatkan puting susu lecet dikarenakan perlekatan dan posisi ibu saat menyusui sudah benar. Hasil dari 8 responden di Balong Masin juga merasa nyaman dan rileks saat menyusui bayinya. Dampak positif bagi ibu dan bayi jika ibu merasa nyaman maka puting susu tidak lecet, bayi menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh. Sedangkan dampak negative bagi ibu dan bayi jika ibu merasa tidak nyaman dan tidak rileks saat menyusui maka puting susu ibu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara optimal, bayi enggan menyusu, dan perut bayi menjadi kembung. Sebagian besar responden melakukan perlekatan yang benar. Lecet pada puting susu dapat di sebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puting susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Beberapa penyebab puting susu lecet adalah sebagai berikut: teknik menyusui yang tidak benar, bayi dengan tali lidah pendek, cara mengentikan menyusui yang kurang tepat dan lain sebagainya (Vivian, 2011). Tanda-tanda pelekatan yang benar, antara lain tampak areola masuk sebanyak mungkin. Areola bagian atas lebih banyak terlihat, mulut terbuka lebar, bibir atas dan bawah terputar keluar, dagu bayi menempel pada payudara (Muliawati, 2011). Dari hasil penelitian Siti Muliawati (2011) dikategorikan baik hanya 2 responden (5 %) dan cukup hanya 15 responden (14 %) karena sebagian ibu sebelumnya sudah mendapatkan informasi tentang teknik menyusui pada saat

sebelum melahirkan. Dari 6 reponden di Desa jabontegal sebagian besar dapat melakukan perlekatan yang benar. Sama hal nya dengan penelitian di Desa Balong Masin sebagian besar responden pada saat menyusui puting tidak lecet dan saat menyusui melakukan perlekatan yang benar. Posisi pada saat menyusui sangat penting. Lecet pada puting susu dan payudara merupakan kondisi tidak normal dalam menyusui. Tetapi, penyebab lecet yang paling umum adalah posisi dan perlekatan yang tidak benar pada payudara (Nugroho, 2014). Sering kali gagal menyusui disebabkan karena kesalahan memposisikan dan melekatkan bayi karena kurang pengetahuannya ibu terhadap teknik menyusui. Hasil penelitian, responden melakukan cara pada waktu menyusui lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan. Menurut Nugroho (2014), setalah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi diletakkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi sehingga putingsusu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu di pegang atau disangga lagi. Responden mengerti bagaimana cara meletakkan puting susu dan daerah areola ibu ke mulut bayi, terutama areola dibagian bawah karena jika teknik tersebut salah bisa mengakibatkan puting susu menjadi lecet. Sementara penelitian yang di lakukan didesa Balong Masin pada saat ibu menyusui areola masuk ke dalam mulut bayi. Dari 7 responden mengerti bagaimana cara memasukkan puting susu dan areola ke dalam mulut bayi dengan benar. Hasil penelitian didesa Jabontegal dari 6 responden yang melakukan cara ketika ASI berlimpah dan memancar posisi ibu berbaring lurus dan bayi di tengkurapkan di atas dada ibu di dapatkan 3 responden. Menurut Maryunani (2009), Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak, dengan cara: Ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi diletakkan di atas perut ibu dalam posisi berbaring lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau bayi di tengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Sebagian besar responden tidak mengetahui cara ketika ASI berlimpah dan memancar. ASI yang memancar jika terlalu banyak bisa membuat bayi kaget bahkan tersedak jika tidak dilakukan teknik menyusui seperti teori diatas. Responden yang membiarkan dan tidak memberikan ASInya ketika berlimpah dan memancar kepada bayinya dengan alasan bayinya sudah sering kali menyusu, seharusnya di pompa kedalam wadah botol bayi dan di simpan ke dalam kulkas. Sementara hasil penelitian di Desa Balong Masin di dapatkan hanya 2 responden dari 8 responden yang melakukan cara ketika ASI berlimpah dan memancar posisi ibu berbaring lurus dan bayi di tengkurapkan di atas dada ibu. Banyak ibu yang tidak melakukan cara-cara seperti teori diatas karena kurang

pengetahuan ibu dan ASI tersebut dibiarkan meskipun tidak di susu kan ke bayi nya atau tidak disimpan di dalam botol bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 responden sebagian besar responden yang sebelum dan sesudah menyusui mencuci tangannya. langkahlangkah menyusui yang benar diantaranya adalah dengan kebersihan diri yaitu sebelum menyusui bayinya ibu harus mencuci tangan dengan sabun hingga bersih begitu juga setelah menyusui bayinya, karena dengan menjaga kebersihan diri berguna untuk ibu dan juga bayi, bayi akan terhindar dari penyakit-penyakit kuman dan mencegah terjadinya diare. Dari 6 responden didapatkan sebagian besar responden yang mencuci tangan sebelum dan setelah menyusui. Sementara dengan penelitian yang di lakukan di Desa Balong Masin. Sebagian besar dari 8 responden sebelum menyusui dan setelah menyusui mencuci tanganya dengan sabun sampai bersih. Melakukan tindakan kebersihan diri sangat di anjurkan, terutama pada ibu yang mempunyai bayi. Tidak hanya untung terhadap bayi saja melainkan ibu juga bersih ketika akan menyentuh payudara nya dan agar terhindar dari kuman dan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan dari 6 responden yang menyendawakan bayinya ada 3 responden. Pada akhir menyusui bayi hendaknya di peluk tegak pada bahu atau di pangkuan ibu, sambil ditepuk perlahan punggungnya, untuk mengeluarkan udara yang di telan oleh bayi (sendawa) salama menyusui. Kadang tindakan ini perlu di lakukan beberapa kali selama bayi menyusu, bahkan juga 5-10 menit setelah bayi selesai menyusu, tindakan ini perlu di lakukan dalam bulanbulan pertama, namun janganlah dilakukan secara berlebihan. Setelah di buat sendawa, bayi hendaklah di letakkan lagi di tempat tidur dalam posiis miring pada sisi kanan, untuk mengurangi kemungkinan gumoh. Posisi ini juga dapat membantu kelancaran perjalanan air susu dari lambung ke dalam usus. Pada umumnya membuat bayi sendawa ini tidak perlukan lagi secara rutin setelah bayi berumur 6 bulan (Nugroho, 2014). Informasi yang didapatkan responden sangat penting karena informasi merupakan salah satu agar responden mengerti tentang cara menyendawakan bayi. Hasil penelitian di Desa Balong Masin 4 responden melakukan cara setelah menyusui bayi di sendawakan agar tidak muntah / gumoh dengan cara yang dilakukan responden bayi di gendok tegak dan bayi bersandar pada bahu ibu. Umumnya udara yang turun tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu bisa menjadikan bayi muntah disebabkan banyaknya udara yang masuk ke dalam lambung bayi oleh karena itu setelah menyusui ibu di anjurkan menyendawakan bayinya dengan cara di tepuk pada punggung bayi. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara 15 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam waktu 2 jam. Tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannnya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin di dekap) atau ibu

sudah merasa perlu menyusui bayinya. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Dengan menyusui tanpa di jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di anjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI ( Vivian, 2011). Hasil penelitian dari 6 responden di Jabontegal menyusui bayinya tidak di jadwalkan karena bayi yang sehat akan menyusu pada ibunya kurang dari 2 jam dan menyusui yang di jadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Sama hal nya dengan hasil penelitian di desa Balong Masin dari 8 responden menyusui bayinya kurang dari 2 jam. Ibu yang mempunyai bayi tersebut sudah banyak yang mengetahui jika tidak menyusui bayinya maka akan kurang nutrisi. Pada hasil penelitian dari 9 parameter yang sudah di uraikan di atas pada Desa Jabontegal Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto dari 6 responden merasa nyaman dan rileks ketika menyusui bayinya. Tanda ibu merasa nyaman dan rileks saat menyusui yaitu: memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu yang benar, suasana santai bagi ibu dan bayi, membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusui dan juga memberikan posisi dekapan dengan rasa sayang kepada bayinya (widyatun, 2012). Responden dengan posisi yang nyaman dan rileks akan mendapatkan asupan ASI yang di butuhkan sesuai harapan bayi. Ibu terhindar dari rasa tidak nyaman seperti perih, lecet, bengkang. Ibu juga merasa ceria ketika bayinya menyusu dengan tenang dan juga ibunya merasa nyaman dan rileks. Sama dengan di Desa Jabontegal, pada hasil penelitian dari 9 parameter di Desa Balong Masin Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto didapatkan 8 responden merasa nyaman dan rileks saat menyusui bayinya. Dampak positif bagi ibu dan bayi jika ibu merasa nyaman maka puting susu tidak lecet, bayi menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh. Sedangkan dampak negative bagi ibu dan bayi jika ibu merasa tidak nyaman dan tidak rileks saat menyusui maka puting susu ibu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara optimal, bayi enggan menyusu, dan perut bayi menjadi kembung. SIMPULAN Hasil penelitian di atas maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian yaitu sebagai berikut : Responden yang memiliki teknik menyusui dengan kategori di desa Jabontegal setengahnya responden berada pada kriteria baik. Sedangkan di Desa Balong Masin sebagian besar responden memiliki teknik menyusui pada kriteria cukup.

REKOMENDASI 1. Bagi Masyarakat Diharapkan responden dapat mengerti dan memahami betul tentang adanya penelitian ini, responden dapat melaksanakan teknik menyusui yang benar dan responden merasa nyaman saat menyusui bayinya. 2. Bagi tenaga kesehatan Pelayanan kebidanan di harapkan dapat meningkatkan pelayanan pada pemberian informasi, konseling dan penyuluhan tentang teknik menyusui dan pemberian ASI secara langsung atau Eksklusif pada ibu menyusui dan ibu pasca bersalin (nifas). Email : Ahmarsoidah@gmail.com No Hp : 085853951079 Alamat : Ds. BalongAmpel Kec. Krembung Kab. Sidoarjo