Frangki Ngangangor, dan Zeth Patty ABSTRAK ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

AGUS PRANOTO

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

ANALISIS PEMASARAN DAGING KAMBING DI PASAR BERSEHATI DAN PASAR PINASUNGKULAN KOTA MANADO

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

PENGARUH BIAYA PEMASARAN TERHADAP LABA PADA PT. PRIMA KARYA MANUNGGAL KABUPATEN PANGKEP

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ MBOK SRI DI KOTA PALU

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERUSAHAAN TAHU TEMPE VIRA. Sudarto Usuli *)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

ISSN : KAJIAN PEMASARAN JAGUNG MANIS (Zea Mays) DI DESA WKO KECAMATAN TOBELO TENGAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

IV. METODE PENELITIAN

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena memengaruhi hajat hidup orang banyak kurang lebih 114 Kilogram per kapita per tahun. Angka ini berkurang

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB VI PENUTUP. 1. Dilihat dari struktur organisasi PD. Kelautan Kabupaten Kupang yang. maka dapat menjamin terlaksananya tugas masing-masing sehingga

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG NASI KUNING ( Studi Kasus Pedagang Nasi Kuning di Pasar Palaran Kecamatan Palaran Kota Samarinda )

BAB VI SARAN DAN KESIMPULAN

Transkripsi:

ISSN : 907-7556 BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA BABI PANGGANG DI DESA DARU KECAMATAN KAO UTARA Frangki Ngangangor, dan Zeth Patty Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo ABSTRAK Penelitian yang dilakukan pada usaha daging babi panggang di Desa Daru ini bertujuan untuk mengetahui besaran biaya dan pendapatan usaha warung babi panggang di Desa Daru. Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan gambaran biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang bisa diterima dari usaha warung daging babi panggang. Untuk menghitung biaya menggunakan formula TC = VC + FC, sedangkan untuk pendapatan menggunakan formula I = TR - TC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi usaha daging babi panggang adalah sebesar Rp.35.60.000 pertahun, dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.48.000.000 pertahun. Usaha daging babi panggang di Desa Daru dinilai menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp..06.67 per bulannya atau Rp..764.000 pertahun. Kata Kunci : Biaya, Penerimaan, Pendapatan, Daging babi, Desa Daru ABSTRACT The study conducted on grilled pork business in Daru village aims to find out the expense and the income of the regarding business in Daru village. The goal is to get the idea of how much cost that have to be spent and the income that comes from the grilled pork business. In calculating the expense, the formula TC = VC + FC is used, whereas in calculating the income the formula I = TR - TC is applied. The results show that approximate production cost on grilled pork business is Rp. 35.60.000 / year with the approximate income Rp. 48.000.000 / year. Grilled pork business in Daru village is considered profitable with the income of Rp..06.67 / month or Rp..764.000 / year. Keywords : Cost, Revenue, Income, Pork, Daru Village Latar Belakang PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis, dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata-rata pendapatan penduduk, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Besarnya potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian Indonesia. Salah satu komponen dari sub sektor peternakan yang memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Kondisi geografis,

Jurnal Agroforestri X Nomor Juni 05 ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan agribisnis persusuan. Selainitu, dari sisi permintaan, produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Saat ini produksi dalam negeri baru bisa memasok tidak lebih dari 30% dari permintaan nasional, sisanya 70% berasal dari impor. Masyarakat indonesia sangat membutuhkan pangan hewani guna memenuhi kebutuhan protein sehingga mampu mendapatkan generasi bangsa yang sehat dan cerdas. Apresiasi masyarakat terhadap pangan asalternak cukup tinggi, walaupun secara umum masyarakat indonesia baru dapat memenuhi 69,8% dari kebutuhan protein hewani. Salah satu sumber protein asal hewani adalah daging babi, sehingga walaupun daging babi oleh kalangan tertentu tidak di konsumsi namun peternakan babi di indonesia tumbuh dengan pesat seiring meningkatnya permintaan pasar dalam kalangan tertentu akan daging babi tersebut. Perkembangan konsumsi daging sendiri umumnya memberikan kontribusi untuk pangan, terutama kontribusi dari sisi volume, karena saat ini konsumsi daging babi di indonesia masih rendah, dibawah 0,kg daging perkapita pertahun padahal dunia umumnya 5 kg perkapita pertahun. Sub sektor peternakan di Kecamatan Kao Utara mengembangkan beberapa jenis ternak di antaranya sapi, kambing, babi dan unggas. Berdasarkan data dari dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Halmahera Utara, pada tahun 0 kao utara menghasilkan 450 ton daging sapi, 00 ton daging kambing,.00 ton daging babi, 864 ton daging unggas. Sementara populasi ternak di wilayah Kecamatan Kao Utara pada tahun 0 mencapai 664 ekor sapi, 89 ekor kambing dan.8 ekor babi, dengan demikian populasi paling terbesar adalah ternak babi (Kantor Kecamatan Kao Utara). Umumnya di Desa Daru, Kecamatan Kao Utara peternak babi menjual ternaknya dalam bentuk ternak hidup bukan dalam bentuk daging atau hasil olahannya. Namun karena pasar yang khusus untuk babi belum tersedia maka, penjualan babi rakyat biasa dilakukan dengan 65 taksiran tanpa ditimbang karena umumnya tidak memiliki timbangan, namun ada juga yang ditimbang apabila pembeli datang ke lokasi peternak sendiri. Permintaan daging babi biasanya mengalami peningkatan menjelang hari raya dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini menunjukan daging babi tersebut merupakan salah satu bahan makanan paling banyak dicari, dengan demikian daging babi sudah menunjukan grafik kenaikan maka harga daging babi pun mengalami peningkatan. Salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha pemeliharaan ternak babi adalah pemasaran. Karena pemasaran merupakan kunci keberhasilan dalam usaha beternak babi. Memasarkan babi dalam jumlah yang tepat, pada masa yang tepat, akan memberikan keuntungan lebih baik bagi peternak. Tanpa diikuti pemasaran yang baik, maka hasilnya tidak akan membantu kelanjutan usaha tersebut. Babi pangggang adalah salah satu jenis makanan yang berbahan dasar daging, yang cukup dikenal di kalangan yang beragama non muslim. Khususnya dikecamatan Kao Utara babi panggang juga sudah di kenal, namun dalam hal menjadikan salah satu jenis menu makanan untuk sebuah warung adalah hal yang baru. Alasan pedagang dalam menghidangkan makanan yang berbahan dasar daging babi ini adalah karena masyarakat yang ada di Kecamatan Kao Utara adalah rata-rata beragama kristen, yang sangat suka mengkonsumsi daging babi. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari kajian ini adalah ) mengetahui struktur dan besaran biaya usaha warung babi panggang ) mengetahui pendapatan usaha daging babi panggang. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang bisa diterima dari usaha warung daging babi panggang. METODologi PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Daru Kecamatan Kao Utara, dengan waktu pengambilan data dibatasi pada periode bulan Maret - April Frangki Ngangangor, Dan Zeth Patty

66 Jurnal Agroforestri X Nomor Juni 05 tahun 04 pada usaha rumah makan daging babi panggang di Desa Daru, Kecamatan Kao Utara. Variabel yang diamati adalah variabel biaya, jumlah produksi, harga jual, untuk kemudian digunakan untuk menganalisis penerimaan dan pendapatan Analisis Data a. Total Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Untuk menghitung Total biaya produksi digunakan formula TC = FC Dimana: TR = P x Q TC = (total cost) biaya total FC = (fixed cost) biaya tetap VC = (variable cost) biaya variabel b. Penerimaan Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. TR = P x Q + VC dimana : TR = Total Revenue (penerimaan) P = Price / harga. Q = Quantity / Jumlah barang c. Pendapatan dimana : I = Pendapatan TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total Cost ( Total Biaya ) HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber Daging Babi Kecamatan Kao Utara menghasilkan.00 ton daging babi dan sementara populasi ternak babi mencapai.8 ekor, dan merupakan jumlah terbesar dari data peternakan yang ada di Kecamatan Kao Utara. Hal ini menunjukkan bahwa ternak babi sedang tumbuh dengan optimal dan pesat di wilayah Kecamatan Kao Utara. Namun kenyataan di lapangan untuk memenuhi kebutuhan akan daging babi sangat terbatas (Dinas Pertanian dan Peternakan, 0). Karena kesulitan mendapatkan daging babi, maka untuk memperlancar usaha ini pengusaha mendatangkan daging babi dari luar daerah yakni dari Manado. Untuk mendapatkan daging babi tersebut, pemilik usaha ini harus mengeluarkan biaya sebesar Rp..000.000, untuk setiap 40 kg daging babi dengan harga pasaran Rp 50.000 perkilogram. Jenis Peralatan yang Digunakan. Peralatan yang digunakan pada prinsipnya sama dengan alat rumah tangga biasa yang hanya saja ukurannya lebih besar/lebih banyak, karena digunakan untuk memasak dalam jumlah atau porsi lebih banyak. Konsep sederhana yang menjadi ciri khas warung makan, membuat peluang bisnis ini tidak terlalu membutuhkan modal yang besar, mulai dari tempat usaha, peralatan dan perlengkapan, serta tenaga kerja yang hanya melibatkan anggota keluarga yang ada. Berdasarkan hasil wawancara beberapa jenis peralatan yang di gunakan, diantaranya peralatan masak dan peralatan makan. Perlengkapan di luar alat masak, yang berfungsi untuk mempermudah pekerjaan adalah kulkas untuk menyimpan bahan baku. Dalam mengelola warung daging babi panggang, diperlukan biaya-biaya. Berikut macam-macam biaya yang ada sesuai dengan pengamatan di warung babi panggang. Biaya Penyusutan Peralatan Penyusutan adalah proses pengurangan nilai aktiva tetap, yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai akibat penggunaan aktiva tetap tersebut, salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor usia. Dalam penulisan ini, metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus (Straight line method), metode ini merupakan suatu bentuk perhitungan beban penyusutan untuk aktiva tetap, dimana besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya,tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut. Berikut adalah Biaya Dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara

Jurnal Agroforestri X Nomor Juni 05 67 penghitungan jumlah peralatan yang digunakan, harga, umur ekonomis, serta jumlah biaya penyusutan dalam kurun waktu satu bulan dan satu tahun. Tabel. Biaya Penyusutan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Menurut Jenis Peralatan Umur Nilai Penyusutan No Peralatan Ekonomis (Tahun) Perbulan (Rp) Pertahun (Rp) Kulkas 5 4.666 500.000 Dispenser 6.50 75.000 3 Rice cooker.500 50.000 4 Piring 0.000 0.000 makan 5 Piring kecil.500 30.000 6 Sendok.666 0.000 7 Garpu.666 0.000 8 Cerek 3.750 45.000 9 Rak piring 8.333 00.000 0 Molen 5 4.66 50.000 Alat 6 6.666 80.000 panggang Parang 8.333 00.000 3 Pisau 3.333 40.000 4 Kompor 5 4.66 50.000 4.995.380.000 Sumber : Data Mentah diolah, 04 Biaya Tetap biaya listrik yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap. Perhitungan penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.untuk lebih jelasnya jumlah biaya tetap dapat dilihat pada tabel. Tabel.. Total Biaya Tetap Usaha Babi Panggang di Desa Daru. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha warung daging babi panggang di Desa Daru adalah berupa depresiasi bangunan serta penyusutan dan No Uraian biaya Per bulan (Rp) Total per tahun (Rp) 3 Depresiasi peralatan Depresiasi bangunan Biaya Listrik 3.000.380.000 83.333.000.000 60.000 70.000 58.38 3.00.000 c. Biaya Variabel Biaya variabel yang dikeluarkan berupa bahan yang digunakan dalam usaha warung daging babi panggang meliputi bahan-bahan habis pakai setiap kali produksi seperti bawang merah, tomat, cabe rawit, minyak goreng, minyak tanah, beras, singkong, daging babi dan air galon, seperti terlihat dalam tabel 3 berikut ini. Frangki Ngangangor, Dan Zeth Patty

68 Jurnal Agroforestri X Nomor Juni 05 Tabel.3. Biaya Variabel Usaha Babi Panggang di Desa Daru No Jenis bahan Jumlah Bawang merah Kg 3 4 5 6 7 8 Tomat Cabe rawit Minyak goreng Minyak tanah Beras Singkong Daging babi Pengeluaran Per bulan (Rp) Per tahun (Rp) 9 Air gallon 8 gallon 80.000 960.000 Jumlah.680.000 3.60.000 Sumber : Data mentah diolah 04 Total Biaya Produksi Kg 4 Kg 5 Kg 0 Kg 30 Kg 40 Kg 40 Kg Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi sampai menjadi produk disebut biaya produksi, termasuk didalamnya apa yang dibeli dan jasa yang dibayar di dalam maupun di luar usahatani (Hernanto, 996). Besar kecilnya pendapatan sangat tergantung oleh No 00.000.00.000 60.000 70.000 80.000 3.360.000.000.000 4.000.000 jumlah biaya yang dikeluarkan oleh petani. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh pemilik usaha daging babi panggang di Desa Daru adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap berupa depresiasi bangunan dan Penyusutan peralatan sedangkan biaya variable berupa jenis bahan yang digunakan dalam tiap kali produksi. Untuk lebih jelasnya jumlah total biaya produksi dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel. 4. Total Biaya Produksi Usaha Panggang di Desa Daru Babi Uraian Biaya variabel Biaya tetap Jumlah per bulan (Rp).680.000 58,38 per tahun (Rp) 3.60.000.356.000 Total Biaya.938.38 35.60.000 Sumber : data mentah diolah, 04 Penerimaan Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan. Harga jual daging babi panggang dalam adalah Rp 0.000/ porsi, dengan jumlah penjualan dalam bulan mencapai 00 porsi, maka Penerimaan yang diperoleh dalam usaha daging babi panggang per bulannya mencapai Rp 4 juta atau sekitar 48 juta seperti tersaji dalam Tabel 5 Tabel. 5. Penjualan, Harga dan Penerimaan Usaha Babi Panggang di Desa Daru No Penjualan Harga Per Porsi (Rp) Penerimaan (Rp) Per bulan 00 porsi 0.000 4.000.000 Pendapatan Per tahun.400 porsi Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya jumlah pendapatan 0.000 48.000.000 pemilik usaha daging babi pangang di Desa Daru sebesar Rp..740.000 per tahun, seperti tersaji dalam tabel di bawah ini. Biaya Dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara

Jurnal Agroforestri X Nomor Juni 05 69 Tabel. 6. Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru No Uraian Per Bulan (Rp) Nilai Per Tahun (Rp) Penerimaan Total Biaya 4.000.000 48.000.000.936.38 35.60.000 Pendapatan.06.67.740.000 Kesimpulan KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian analisa usaha daging babi panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :. Rata-rata biaya produksi per tahun adalah sebesar Rp.35.60.000, dengan rata-rata penerimaan per tahun sebesar Rp.48.000.000.. Usaha daging babi panggang di Desa Daru dinilai menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp..06.67 per bulannya atau.764.000 per tahun. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: ) Untuk pemilik usaha warung daging babi panggang sebaiknya olahan daging babi lebih dari satu jenis makanan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari menu yang lainnya. ) Pengusaha daging babi panggang sebaiknya memiliki usaha peternakan babi sendiri untuk mempermudah penyediaan dan kontinyunitas daging babi DAFTAR PUSTAKA Aritonang A.993. Babi, perencanaan dan pengelolaan usaha. Bandung: penebar swadaya. Baridwan, Zaki, 004. Intermediate Accounting, Edisi ke-delapan, BPFE. Yogyakarta Blakeli dan Bade, 99. Ilmu peternakan (Terjemahan), Edisi ke-empat, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Dinas Pertanian dan Peternakan, 0. Data Statistik Peternakan Kabupaten Halmahera Utara. Hansen & Mowen. 00. Manajemen Biaya, Edisi bahasa Indonesia, Buku Dua, Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta Harahap, sofyan syafry, 999. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Henry Simamora. 00. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta Kantor Kecamatan Kao Utara 04. Data Desa Kantor Kecamatan Kao Utara Kotler, Phillip. 000. Manajemen pemasaran, Alih Bahasa Benyamin Molan. Erlangga Jakarta Mulyadi. 00. Akuntansi Biaya.edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN. Sihombing. 006, Ilmu ternak babi, cetakan ke-dua, Yogyakarta: Gadjah Mada, University. Supriyono.000.Akuntansi biaya, Buku,edisi dua.yogyakarta:bpfe Frangki Ngangangor, Dan Zeth Patty