BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum dibagi menjadi dua yaitu hukum formil dan hukum. mempertahankan dan melaksanakan hukum materiil.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DELIK PEMBUNUHAN TIDAK DISENGAJA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

BAB IV HAK TERSANGKA MENURUT KUHAP DALAM PRESPEKTIF FIQIH MURA>FA AH. A. Persamaan Hak-Hak Tersangka Dalam Proses Penyidikan Menurut KUHAP

jahat tersebut tentunya berusaha untuk menghindar dari hukuman pidana, yaitu dengan cara

BAB 1V ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN NO.

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

I. PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan ke-4 Undang-Undang Dasar Hal ini. tindakan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana dan pemidanaan merupakan bagian hukum yang selalu

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dactyloscopy Sebagai Ilmu Bantu Dalam Proses Penyidikan

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tata Cara Pelaksanaan Putusan Pengadilan Terhadap Barang Bukti

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB II PENAHANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TERSANGKA ANAK DIBAWAH UMUR. penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

BAB IV TINJAUAN HUKUM ACARA PIDANA ISLAM TERHADAP EKSEKUSI PUTUSAN PN SIDOARJO NO. 1169/Pid.B/2008/PN.SDA

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

HAKIKAT DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN 1 Oleh: Alvian Solar 2

MANFAAT DAN JANGKA WAKTU PENAHANAN SEMENTARA MENURUT KITAB UNDANG HUKUM ACARA PIDANA ( KUHAP ) Oleh : Risdalina, SH. Dosen Tetap STIH Labuhanbatu

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYESUAIAN BATASAN TINDAK PIDANA RINGAN DAN JUMLAH DENDA DALAM KUHP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

KEMUNGKINAN PENYIDIKAN DELIK ADUAN TANPA PENGADUAN 1. Oleh: Wempi Jh. Kumendong 2 Abstrack

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

KESAKSIAN PALSU DI DEPAN PENGADILAN DAN PROSES PENANGANANNYA 1 Oleh: Gerald Majampoh 2

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

KADIS PENDIDIKAN MTB DAN PPTK RUGIKAN NEGARA Rp200 JUTA LEBIH.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENADAHAN DALAM PUTUSAN NO 376/PID.B/2015/PN.SMG

Bab IX : Sumpah Palsu Dan Keterangan Palsu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB V ANALISIS. A. Analisis mengenai Pertimbangan Hakim Yang Mengabulkan Praperadilan Dalam

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF SANKSI TINDAK PIDANA PENCURIAN RINGAN DALAM FIFIH JINAYAH DENGAN PASAL 364 KUHP DAN PERMA NOMOR 2 TAHUN 2012

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004.

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA. nampaklah bahwa pembuktian itu hanyalah diperlukan dalam berperkara dimuka

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

Transkripsi:

48 BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362 A. Analisis Implementasi Peraturan Mahkamah Agung No 2 Tahun 2012 tentang Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP Terhadap Putusan di PN Sidoarjo Pada hari Sabtu, tanggal 08 Desember 2012 sekitar pukul 21.10 WIB ditangkap Rudi Hermanto diparkiran sepeda motor Giant Waru, karena mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya sehingga didakwa oleh penuntut umum dengan pasal 362. Setelah menjalani proses persidangan, Rudi Hermanto dihukum 3 bulan penjara dan penahanan 1 bulan dan terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 2.500,-(dua ribu limah raus rupiah). Hal tersebut dikarenakan, hakim memutuskan berdasarkan KUHP pasal 362, bahwa dalam pencurian harus memenuhi unsur-unsurnya agar terdakwa bisa dikatakan tindak pidana, dan Rudi Hermanto dianggap sudah memenuhi unsur-unsur tersebut. Dalam Hukum Acara Pidana tidak bisa dipersidangkan kalau tidak memenuhi 3 (tiga) unsur yaitu; 1. Barang Siapa 2. Mengambil Barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain 3. Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum. 48

49 1. Unsur Barang Siapa Bahwa kata barang siapa menunjuk kepada orang yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi semua unsur dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 362 KUHP dan dapat diminta pertanggungjawabannya menurut hukum pidana, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. 2. Mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain. Perbuatan mengambil barang yang disyaratkan dalam hal ini adalah termasuk juga memindahkan barang yang mempunyai nilai dari suatu tempat lainnya dan barang tersebut dikuasai sepenuhnya secara nyata. Dalam pengertian secara meteriil mengambil adalah suatu tingkah laku yang disengaja pada umumnya dengan menggunakan jari-jari tangan yang kemudian diarahkan pada suatu benda, menyentuh, memegang, mengangkat, lalu membawa dan memindahkan ke tempat lain atau dalam kekuasaannya. 3. Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum Memiliki pengertian bahwa dalam diri pelaku sudah terkandung suatu kehendak (sikap batin) untuk memiliki barang sesuatu agar menjadi miliknya. Seolah-olah ia adalah pemiliknya ataupun menguasai bagi dirinya benda-benda yang diambil dari

50 penguasaan orang lain dengan cara bertentangan dengan hukum dan norma dalam masyarakat. Di dalam KUHAP membedakan tiga macam pemeriksaan sidang dipengadilan petama, pemeriksaan perkara biasa, kedua pemeriksaan singkat dan ketiga pemeriksaan cepat, dibagi lagi atas pemeriksaan tindak pidana ringan dan pemeriksaan pelanggaran lalu lintas. 52 Pemeriksaan sidang perkara biasa hanya pada pemeriksaan singkat dan cepat saja yang diberikan batasan. Pemeriksaan singkat adalah perkara kejahatan atau pelanggaran yang tidak termasuk ketentuan pasal 205 dan yang menurut penuntut umum pembuktian dan serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana. Untuk menentuan pemeriksaan dalam persidangan, pemeriksaan sederhana atau singkat yaitu penuntut umum. Pemeriksaan cepat dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan tindak pidana ringan dan pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan. Pada pemeriksaan tindak pidana ringan diantaranya yaitu; 1. Penyidik langsung menghadapkan terdakwa beserta barang bukti, saksi ahli, dan juru bahasa di pengadilan. 2. Pengadilan mengadili dengan hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan terdakwa dapat meminta banding. 52 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 238

51 3. saksi dalam acara pemeriksaan tidak dipakai mengucapkan sumpah atau janji kecuali hakim menganggap perlu. Berdasarkan putusan PN Sidoarjo Nomor/86/PID.B/2013/PN.Sda, tidak mengimplementasikan Peraturan Mahkamah Agung No 2 tahun 2012 tentang penyesuaian tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP yang berbunyi; Pasal 1 1) Dalam menerima pelimpahan perkara Pencurian, Penipuan, Penggelapan, Penadahan dari Penuntut Umum, Ketua Pengadilan wajib memperhatikan nilai barang atau uang yang menjadi obyek perkara dan memperhatikan pasal 1 di atas. 2) Apabila nilai barang atau uang tersebut bernilai tidak lebih dari Rp 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) Ketua Pengadilan segera menetapkan Hakim Tunggal untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam Pasal 205-210 KUHAP. 3) Apabila terhadap terdakwa sebelumnya dikenakan penahanan, Ketua Pengadilan tidak menetapkan penahanan ataupun perpanjangan penahanan. 53 Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No 2 tahun 2012 diatas seharusnya terdakwa Rudi Hermanto disidangkan dengan pemeriksaan cepat dan terdakwa seharusnya tidak dikenakan penahanan. Prinsip implementasi keadilan akan banyak bergantung kepada para pelaksana yaitu para hakim. Para penegak hukum memainkan peranan yang sangat besar dalam mengimplementasikan prinsip keadilan menjadi suatu kenyataan yang konkrit dalam kehidupan bermasyarakat 53 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP (Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2012),3

52 dan bernegara Republik Indonesia. Para penegak hukum itu ialah Hakim, jaksa, polisi, dan penasihat hukum. Di tangan merekalah terletak suatu beban kewajiban untuk mengimlementasikan suatu prinsip keadilan. 54 Dalam Undang-undang tidak memberikan batasan tentang perkara-perkara yang mana yang termasuk pemeriksaan biasa. Hanya pada pemeriksaan singkat dan cepat saja diberikan batasan. Pasal 203 ayat (1) KUHAP memberikan batasan tentang apa yang dimaksud dengan pemeriksaan singkat. Menurut analisis saya dikeluarkannya PERMA No 2 Tahun 2012 Tentang Tindak Pidana Ringan dan Penyesuaian Denda dalam KUHP sangatlah bagus, karena ketentuan KUHP yang dibentuk pada zaman itu tidak adil kalau ketentuan itu masih diterapkan pada zaman ini. Batasan dalam tindak pidana ringan seperti pencurian yang dilakukan oleh Rudi Hermanto yang di dakwa pasal 362, kalau dari sudut pandang PERMA No 2 tahun 2012 maka tindak pencurian itu akan dikenakan pasal 364 yaitu tindak pidana ringan. Menurut hakim Djoko sebab-sebab tidak diterapkannya PERMA No 2 Tahun 2012, a) kedudukan PERMA No 2 tahun 2012 yang masih dibawah KUHP maka dari itu jaksa penuntut umum masih memakai tindak pidana biasa, yakni tersangka dikenakan pasal 362 54 Muhammad Thohir Azhary. Negara Hukum (Jakarta: Prenada Media Group 2007), 205

53 tentang pencurian biasa dan yang kedua bahwa dalam tindak pencurian helm TOD pihak kepolisisn tuntutannya memakai tindak pidana biasa. Walaupun PERMA No 2 Thun 2012 itu sudah diedarkan dinusantara ini dari piahak hakim tidak bisa menyuruh untuk menggunakan PERMA itu. b) Sebab tidak bisa diterapkan PERMA No 2 Tahun 2012 dari pihak penegak hukum yang tidak memakai PERMA No 2 Tahun 2012, seperti halnya dari pihak polisi tidak memakai PERMA, dari pihak penuntut umun / wakil penuntut umum dan pihak hakim. Maka dari itu ketiganya harus saling berkordinasi Antara pihak kepolisian jaksa dan hakim. c) Hukum ditakutkan dipermainkkan oleh penjahat karna batasan nominal yang disebutkan dalam PERMA No Tahun 2012 yang dirasa cukup besar dan meresahkan masyarakat. 55 Dalam menangani Perkara dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan yang diterima harus disidangkan pada hari sidang itu juga, pasal 207 Ayat (1)b. Dalam hal ini menunjukakkan bahwa hukum acaranya tidak memakai penahan, jadi ketika penyidik memberitahukan secara tertulis hari dan tanggalnya maka terdakwa harus hadir pada waktu itu untuk mengikuti persidangan. 55 Pak Djoko, Wawancara, Sidoarjo, 26 juni 2014

54 Ketentuan tentang sahnya penahanan dicantumkan dalam pasal 21 ayat (4) KUHAP sedangkan perlunya penahanan dalam ayat (1 ) pasal itu. Didalam ned Sv yang baru kedua ketentuan tersebut diatur dalam pasal yang sama juga yaitu pasal 64 ayat (1) mengatur tentag perlunya penahanan sedangkan ayat (2) tentang sahnya penahanan, hal ini berbeda dengan HIR, dimana sahnya penahanan diatur dalam pasal 62 ayat (2), sedangkan perlunya penahanan di atur dalam pasal 75 dan 83 c HIR. Menahan seseorang berarti orang itu diduga telah melakukan salah satu delik yang tercantum dalam pasal 21 ayat (4) KUHAP. B. Analisis Tinjauan Hukum Acara Islam (fiqih Mura>fa at ) atas Peraturan Mahkamah Agung NO 2 Tahun 2012 Tentang Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP terhadap putusan di PN Sidoarjo Dilihat dari putusan PN Sidoarjo yang menghukum Rudi Hermanto pencurian helm TOD 3 bulan dan 1 bulan penahanan. Dalam putusan PN Sidoarjo tindak pidana pencurian sudah dikatakan memenuhi pidananya karena sudah memenuhi unsur-unsur pidanya yaitu; 1. Pengambilan secara diam-diam. Pengambilan secara diam-diam terjadi apabila pemilik korban tidak mengetahui terjadinya pengambilan barang tersebut dan ia tidak merelakannya.

55 2. Barang yang diambil itu berupa harta. Salah satu unsur yang penting untuk dikenakan potong tangan adalah bahwa barang yang dicuri itu harus barang yang bernilai mal (harta). 3. Harta tersebut milik orang lain. Untuk terwujudnya tindak pidana pencurian yang pelakunya dapat dikenai hukuman had, disyaratkan barang yang dicuri itu merupakan hak milik orang lain. 4. Adanya niat untuk melawan hukum. Adanya niat melawan hukum adalah unsur ini terpenuhi apabila pelaku pencurian mengambil suatu barang padahal ia tahu bahwa barang tersebut bukan miliknya dan karena haram untuk diambil 56 Di dalam penyelenggaraan pemeriksaan persidangan ada batasanbatasan yang perlu diperhatikan. Di dalam Islam batasan maksimal hukuman ta zi>r para fuqaha berbeda pendapat dalam menentukan batas maksimal sanksi hukuman ta zi>r ; 1. Hukuman ta zi>r itu diterapkan dengan pertimbangan kemaslahatan dan dengan memperhatikan kondisi fisik hukum. 2. Hukuman ta zi>r yang dijatuhkan tidak boleh melebihi hukuman had. 56 Ibnu Qayyim al-jauziyah, Hukum Acara Peradilan Islam (pustaka pelajar.2006), 88\

56 Menurut pendapat sebagian pengikut Asy-Syafi i>, dan ini merupakan pendapat yang terbaik, yaitu bahwa hukuman ta zi>r terdapat pelanggaran memandang perempuan lain yang bukan muhrimnya dan bergaul bebas dengan lawan jenis yang melebihi batas-batas yang ditentukan syara, tidak dibolehkan melebihi hukuman had perzinaan. 3. Hukuman ta zi>r bisa diberikan maksimal sedikit dibawa batas minimal hukuman had. Penurut pengikut Asy-Syafi i>, Ahmad, dan Abu Hanifa, bahwa hukuman ta zi>r itu bisa diberikan dengan mencambuknya sebanak 40 kali atau 80 kali cambukan. 4. Hukuman ta zi>r maksimalnya tidak boleh melebihi 10 kali cambukan. 57 Dalam hukum acara Islam bahwa untuk melakukan suatu proses persidangan ada 3 tahapan yaitu; 1. Penyidikan Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana. Didalam hukum acara Isalam dikenal dengan persangkaan, 57 Ibid, 191

57 dalam persangnkaan diperbolehkan asal tidak hanya menuduh dengan tidak adanya suatu bukti apapun, 58 Pemeriksaan atau persangkaan apabila dijatuhkan tindak pidana ringan tidak mengucapkan sumpah atau janji kecuali hakim menganggap perlu. Tetapi dalam tindak pidana Islam bahwa ketika ada pencurian diperlukan untuk mendatagkan saksi minimal 2 orang laki-laki atau seorang laki-laki dan dua orang perempuan. Apabila saksi kurang dari dua orang maka pencuri tidak dikenakan hukuman, syarat-syarat saksi dalam tindak pidana pencurian ini pada umumnya sama dengan syarat-syarat saksi dalam jari>mah zina. 59 Imam Abu Hanifah menambahkan persyaratan, yaitu bahwa persaksian tersebut belum kadarluarsa, namun demikian, hal itu tidak menghalangi pengambilan barang yang dicuri atau harganya. Akan tetapi ulama -ulama lain mengakui persaksian tetap diterima baik kadar luarsa maupun tidak. 60 2. Penahanan Tahanan ialah memasukkan terpidana kedalam ruangan yang sempit, ia merupakan pembatasan ruang gerak, yang merintangi seseorang yang bergerak bebas, baik ke masjid maupun ke rumah kediamannya. 58 Ibid, 177 59 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam (jakarta: sinar Grafika 2005), 89 60 Ala Ad-Din Al-Kasani, kitab badai Ash-Shani. Juz VII (Beirut: Dar Al-Fikr,1996), 120

58 Rasulullah pernah melakukan penahanan pada jari>mah ta zi>r, yaitu untuk pemeriksaan sampai nyata kesalahannya. Beliau menahan seorang laki-laki yang dituduh mencuri unta, dan menyuruh seorang sahabat untuk menggeledah untanya. Setelah ternyata bahwa ia tidak mencuri, maka Rasulullah melepaskannya. Alasan mereka bahwa penahanan adalah hukuman ta zi>r, sedangkan pada pencuri baru dikenakan hukuman apabila telah terbukti. 61 Tindakan yang diambil Rasulullah dapat dibenarkan oleh kepentingan umum, sebab membiarkan si tertuduh hidup bebas sebelum dilakukan penyidikan tentang kebenaran tuduhan terhadap dirinya, atau mengakibatkan ia lari dan mungkin juga ditetapkan keputusan yang tidak benar terhadap dirinya, atau mengakibatkan tidak dapat dijalankan hukuman yang telah diputuskan. 3. Putusan Putusan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum. 61 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyr i> Al-Jina i> Al-Isla>mi>, jil.ii (Bairut: Da>r al-kitab Al- Ara>bi>, t.t), 150.