Materi 14 MERGER DAN AKUISISI RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI

dokumen-dokumen yang mirip
MERGER DAN AKUISISI INTERN. Menambah Kapasitas Pabrik Menambah Unit Produksi Menambah Divisi Baru dll. MERGER & AKUISISI EKSPANSI USAHA

MOTIF MERJER & AKUISISI

Merger dan Akuisisi Pengertian Merger dan Akuisisi Merger Akuisisi Jenis-jenis Merger dan Akusisi a. Merger b. Konsolidasi c.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

Ekspansi: Merger 1 BAB 12 EKSPANSI: MERGER

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, dimana sudah tidak ada lagi jarak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat kinerja perusahaan pasca akuisisi terutama kinerja keuangan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

RESTRUKTURISASI DAN KEGAGALAN USAHA

BAB 1 Penggabungan Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dimana perusahaan pengakuisisi (bidder) mempertahankan nama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LEVERAGE ROSANNA WULANDARI, SE,MM ANALISIS LEVERAGE. Pengertian dan pentingnya leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai

BAB I. Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

Bab 8 Bentuk Restrukturisasi Perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

MERGER & AKUISISI. 1. Konsep merger dan akuisisi 2. Klasifikasi merger dan akuisisi 3. Pembiayaan merger dan akuisisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi maupun perusahaan. Tanpa keberadaan para stockholder maka suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. hanya saja pengendaliaan operasionalnya diambil oleh perusahaan pengakuisisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang

BAB II KAJIAN TEORI. mengembangkan dan menumbuhkan sebuah perusahaan. Merger berasal. dari kata mergere (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber sumber ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan (Financial Market), di

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan nilai bank (value of the frim). Analisis kinerja keuangan meliputi rasiorasio

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan, sedangkan perusahaan yang baru berdiri atau berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menengah, dan panjang sebuah perusahaan. Tujuan jangka pendek umumnya

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

BAB I PENDAHULAN. Krisis global yang sedang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor bisnis sekarang ini semakin pesat sehingga menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

Manajemen Keuangan Lanjutan TIMKEN COMPANY CASE. Christian Fernando Hesti Sri Budiastuti Ketut Sonya Adnyani M. Ariffudin Muchlis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

Transkripsi:

Materi 14 MERGER DAN AKUISISI RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI 1

MERGER DAN AKUISISI INTERN MERGER & AKUISISI EKSPANSI USAHA Menambah Kapasitas Pabrik Menambah Unit Produksi Menambah Divisi Baru dll. Merger dan Consolidation Akuisisi Merger sering dipergunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan nama dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan. 2

MOTIF MERGER DAN AKUISISI Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan lain (akuisisi)? Alasan yang sering dikemukakan adalah lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Motif Ekonomi Synergy 2 + 2 = 5 Dubious Diversifikasi Jumlah earnings per share (EPS) 3

CONTOH: PT. A merencanakan akan mengakuisisi PT. B. Data kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Keterangan PT. A PT. B 1. EPS 2. Harga per lembar saham 3. PER 4. Jumlah Lembar Saham 5. Laba setelah pajak 6. Nilai pasar equity Rp 1.000,00 Rp 10.000,00 10 x 10 juta Rp 10 miliar Rp 100 miliar Rp 1.000,00 Rp 4.000,00 4 x 10 juta Rp 10 miliar Rp 40 miliar Misalkan PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini dengan cara menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi synergy. Bagaimana EPS, harga saham, PER, jumlah lembar, laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger? Apa kesimpulan yang dapat kita peroleh? 4

Perhitungan akan lebih mudah kalau dimulai dengan menghitung: (1)Laba setelah pajak = Rp10 miliar + Rp 10 miliar = Rp 20 miliar (2)Nilai pasar equity = Rp 100 miliar + Rp 40 miliar = Rp 140 miliar (3)Jumlah lembar saham: 10 juta + (Rp40 miliar/rp10.000) = 14 juta lembar. (4)Sehingga bisa dihitung: EPS, harga saham dan PER. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini. Keterangan PT. A PT. B PT. A (setelah merger) 1. EPS Rp 1.000,00 Rp 1.000,00 Rp 1.428,57 2. Harga per lembar saham Rp 10.000,00 Rp 4.000,00 Rp 10.000,00 3. PER 10 x 4 x 7 x 4. Jumlah Lembar Saham 10 juta 10 juta 14 juta 5. Laba setelah pajak Rp 10 miliar Rp 10 miliar Rp 20 miliar 6. Nilai pasar equity Rp 100 miliar Rp 40 miliar Rp140 miliar 5

MENAKSIR BIAYA DAN MANFAAT AKUISISI Analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, maka harga saham yang tercantum di bursa merupakan harga yang wajar. Misalkan jumlah lembar saham PT. S sebesar 10.000.000 lembar dengan harga saat ini sebesar Rp 8.000,00 per lembar. Dengan demikian nilai equity PT.S adalah Rp8 miliar. Dituliskan menjadi PVs = Rp80 miliar. Apabila PT.S akan dibeli oleh PT.A (PT.A disebut sebagai acquiring company dan PT.S disebut acquired company), maka kemungkinan sekali para pemegang saham PT.S akan meminta harga yang lebih tinggi dari Rp8.000,00 per lembar. Mengapa? Karena kalau PT.A juga hanya menawar dengan harga Rp8.000,00, maka pemegang saham PT.S juga dapat menjual sahamnya ke bursa (atau ke pemodal lain) dan memperoleh harga yang sama. Misalkan PT.A menawarkan harga Rp9.000,00 per lembar, maka biaya akuisisi tersebut adalah: 10.000.000 x (Rp9.000 Rp8.000) = Rp 10 miliar 6

Karena itu, PT.A hanya bersedia membayar PT.S dengan harga Rp10 miliar lebih mahal kalau dengan pembelian tersebut, diharapkan PT.A akan dapat memperoleh manfaat lebih besar dari Rp10 miliar. Manfaat ini hanya akan terjadi kalau diharapkan akan timbul synergy. Misalkan PT.A adalah perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan PT.S adalah perusahaan distribusi. Misalkan diharapkan dari akuisisi tersebut PT.A akan dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp1.000 juta pada tahun depan, dan penghematan tersebut diharapkan akan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya (sesuai dengan tingkat inflasi). Apabila tingkat keuntungan yang dipandang layak adalah 17%, maka manfaat akuisisi tersebut adalah: Manfaat = 1.000 juta/(0,17-0,10) = Rp14,3 miliar Manfaat positif menunjukkan adanya manfaat ekonomi bagi peristiwa akuisisi tersebut. 7

Misalkan jumlah lembar saham PT.A adalah 50 juta lembar @Rp12.000,00. Dengan demikian maka PVA= Rp600 miliar. Sedangkan gabungan PT.A dan PT.S setelah memperoleh synergy (PVAS) adalah (Rp600 + Rp14,3 + Rp80) = Rp694,3 miliar. Manfaat juga bisa dihitung dengan: Manfaat = PVAS (PVA + PVS) = 694,3 (600 80) = Rp 14,30 miliar Manfaat bersih (NPV) adalah: NPV = Rp14,3 Rp10,0 = Rp4,30 miliar. 8

SYNERGY OPERATING SYNERGY FINANCIAL SYNERGY Operating Synergy adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi sehingga dapat menekan biaya dan/atau menaikkan penghasilan. Financial Synergy berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan (financing). Jenis synergi ini mungkin diperoleh dari conglomerate merger. Conglomerate merger merupakan penggabungan perusahaan (bisa berasal dari akuisisi) dari berbagai jenis kegiatan yang secara operasional tidak berkaitan satu sama lain. 9

MENAKSIR BIAYA APABILA AKUISISI DILAKUKAN DENGAN CARA PERTUKARAN SAHAM Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham, maka pemegang saham perusahaan yang diakuisisi akan menjadi pemegang saham perusahaan yang mengakuisisi. Dari contoh di atas, saham PT.S diganti dengan saham PT.A. Dengan demikian apabila setelah akuisisi diperoleh NPV positif, maka NPV tersebut akan ikut dinikmati oleh bekas pemegang saham PT.S. Sebaliknya apabila setelah akuisisi terjadi (NPV negatif), pemegang saham PT.S ikut menanggungnya. Apabila saham PT.S dihargai Rp9.000,00 sedangkan 10 juta lembar tersebut akan diganti saham PT.A, maka PT.A perlu menggantinya dengan jumlah lembar saham (ingat harga saham PT.A adalah Rp12.000,00 per lembar), (10 juta x Rp9.000,00)/Rp12.000,00 = 7.500.000 lembar Jumlah lembar saham yang baru sekarang adalah, 50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta 10

Nilai perusahaan setelah merger (PVAS), adalah Rp694,3 miliar. Dengan demikian harga saham per lembar setelah merger adalah, Rp694,3 miliar/57,5 juta = Rp12.075 (dibulatkan) Ini berarti bahwa bagi pemegang saham lama, mereka menikmati tambahan kemakmuran sebesar Rp75 per lembar, atau secara keseluruhan, 50 juta x Rp75 = Rp3,75 miliar. Tambahan kemakmuran pemegang saham baru (bekas PT.S) adalah, (7,5 juta x Rp12.075) Rp80 miliar = Rp10,55 miliar. Friendly Merger atau Hostile Takeover? 11

RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Makin membesar Merger dan Akuisisi Makin ramping Going Private Penjualan unit-unit kegiatan (Sell-off) Pemisahan unit-unit kegiatan (Spin-off) Leverage buy-out Junk Bonds 12

Reorganisasi Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya, dengan asumsi bahwa perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang baik. Apabila biaya operasi variabel sudah lebih besar dari penghasilan, maka tidak akan cukup diatasi dengan reorganisasi finansial melainkan perlu dilakukannya reorganisasi operasional. Kebutuhan dana yang cukup besar Dana pihak ketiga Modal sendiri 13

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam Reorganisasi Finansial: 1)Menaksir nilai perusahaan 2)Menentukan struktur pendanaan 3)Menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru. Dalam Reorganisasi Finansial sering dibarengi dengan konsolidasi, yaitu membuat perusahaan menjadi lebih ramping secara operasionalnya. 14

Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara: (1) Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, ditunda atau dibatalkan (2) Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan (3) Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung (4) Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah menguntungkan (5) Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau dapat dikurangi dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan), dan menjaga likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin sekali profitabilitas dikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif). 15

Likuidasi Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti ini para kreditur mungkin lebih menyukai untuk meminta perusahaan dilikuidir. Likuidasi umumnya dilakukan dengan prioritas sebagai berikut: 1) Kewajiban terhadap para karyawan (hutang upah dan gaji) dipenuhi terlebih dahulu. 2) Kewajiban terhadap pemerintah (hutang pajak) dipenuhi. 3) Aktiva-aktiva yang diagunkan dijual dan dipakai untuk melunasi hutang yang dijamin dengan agunan tersebut. Apabila hasil penjualan aktiva tersebut mencukupi, maka sisanya dapat dipergunakan untuk melunasi kredit umum. Sebaliknya apabila tidak mencukupi, kekurangannya menjadi kredit umum. 16