PERANCANGAN SISTEM PANTAU UDARA BUANG DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009

PERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

PEMANTAUAN KERADIOAKTIVAN UDARA BUANG DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALAT ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANGAN KERJA IEBE SAAT SISTEM VENTILASI UDARA TIDAK BEROPERASI

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

PERHITUNGAN RADIOAKTIF ALPHA YANG TERDEPOSISI DI PERMUKAAN TANAH DARI UDARA BUANG INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011

PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG

PENGELOLAAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN RADIASI DAN PENGENDALIAN AKSES LABORATORIUM DI IEBE

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

PEMANTAUAN KEBERSIHAN UDARA PADA DAERAH PENGOPERASIAN INSTALASI SEL PANAS RADIOMETALURGI

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

IMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR.

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

PEMANTAUAN KEBERSIHAN UDARA PADA DAERAH PENGOPERASIAN HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE)

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3

PE E TUA SOURCE-TERM TAHU A DI REAKTOR GA. SIWABESSY

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR

RADIASI DI INSTALASI SEMINAR PROSIDING. Suliyanto, dkk ABSTRAK telah. (IRM) tahun. radiasi yang. balok Pb dan II yaitu < 20.

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

PEMANTAUAN DISTRIBUSI PARTIKULAT DAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2010.

ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

SURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA

Pengaruh Diameter Katup Limbah dan Jarak antara Katup Limbah dengan Katup Penghantar terhadap Efisiensi Pompa Hidram

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

PENGARUH ALIRAN UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS α DI UDARA DALAM LABORATORIUM INSTALASI RADIOMETALURGI

3. METODOLOGI ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Tabel 5. Daftar alat yang digunakan pada penelitian

OPERASIONAL SISTEM PEMANTAUAN RADIASI SECARA REALTIME DI DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51

BAB IV DATA DAN ANALISA

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR (INNR)

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR

PEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI

RANCANGAN PERANGKAT PEMANTAU RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN JARAK JAUH

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram

BAB III SISTEM PENGUJIAN

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS. Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM CACAH MONITOR DEBU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS PERSONAL COMPUTER

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

ANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN

FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR

ANALISIS TIMBULNYA ALARM PALSU PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge

Transkripsi:

PERANCANGAN SISTEM PANTAU UDARA BUANG DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Muradi, Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail: muray42@yahoo.co.id ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PANTAU UDARA BUANG DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL. Perancangan sistem pantau udara buang di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) telah dilakukan. Tujuan perancangan adalah untuk memantau lebih akurat radioaktivitas udara buang IEBE, secara kontinyu, dapat diketahui dari ruang kontrol dan lobby. Metoda yang digunakan adalah perancangan pemantau udara kontinyu dan perancangan ulang pencuplik udara. Hasil perancangan pemantau udara kontinyu, terdiri dari: alat pantau dengan debit pompa hisap 20-50 lpm; rumah pantau; kabel yang dibutuhkan; komputer PC di ruang kontrol; serta LCD video TV dan Strobe lamp alarm di ruang lobby. Hasil perancangan ulang pencuplik udara terdiri dari 12 buah pipa Stainless Steel 304 (SS 304) berdiameter 0,5 inch, dengan jari-jari bagian lengkung dan panjang bagian lurus masing-masing 2,5 inchi. Pipa pencuplik dipasang di dalam cerobong vertikal pada ketinggian ± 5 m. Dapat disimpulkan, bahwa sistem pantau udara buang IEBE dapat dibuat sesuai dengan hasil perancangan pemantau udara kontinyu dan hasil perancangan ulang pencuplik udara. Kata kunci: IEBE, pemantau, perancangan, radioaktivitas, udara buang. ABSTRACT DESIGN OF THE EXHAUST AIR MONITORING SYSTEM IN EXPERIMENTAL FUEL ELEMENT INSTALATION. Design of the exhaust air monitoring system in Experimental Fuel Element Installation (IEBE) has been done. Design purpose is to more accurately monitor the exhaust air radioactivity IEBE, continuously accessible from the control room and lobby. The method used is the design of continuous air monitors and redesigned of the air sample. The design result of continuous air monitors, consist of: monitoring device a tool to monitor with suction pump flow 20-50 lpm; house monitor; cable required; portable PC in the control room, and the video LCD TVs and Strobe lamp alarm in the hall lobby. The result of redesigning the air sample consists of: 12 pieces pipe Stainless Steel 304 (SS 304) 0.5-inch diameter, with a radius of curvature and length of the straight portion of each 2.5 inches. Sample pipe installed in a vertical stack at an altitude of ± 5 m. It can be concluded, that the exhaust air monitoring system IEBE can be made in accordance with the results of continuous air monitors design and redesign the air sample. Keywords: air exhaust, IEBE, design, monitoring, radioactivity. PENDAHULUAN I nstalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) adalah suatu instalasi nuklir dalam Kawasan Nuklir Serpong yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan (litbang) teknologi produksi bahan bakar nuklir. Limbah radioaktif yang timbul merupakan limbah akibat adanya kontaminasi U terhadap materi yang dipakai dalam kegiatan IEBE. Limbah radioaktif tersebut dapat berupa limbah aerosol (partikulat radioaktif yang terdispersi ke udara), yang berasal dari kegitan IEBE disaring dengan dua tingkat filtrasi sebelum di buang ke udara luar. Filter Buku II hal 98 ISSN 1410 8178 Muradi, dkk

tingkat pertama dengan prefilter dan tingkat kedua disebut after filter menggunakan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang mempunyai efisiensi penyaringan minimal sebesar 99,97 % untuk partikulat berdiameter 0,3 µm. Pembuangan udara ke luar melalui sistem cerobong dengan tinggi dari permukaan tanah ± 25 m dan kapasitas alir udara (debit) yang melalui cerobong buang berdasarkan desain IEBE sebesar ± 24.500 m 3 /jam. Buangan udara yang melalui cerobong buang (Stack) ke lingkungan ini harus dimonitor aktivitas radioaktifnya. Pengambilan cuplikan udara buang pada saat ini dilakukan hanya dengan mencuplik udara dengan menggunakan air sampler dari saluran udara buang (cerobong) pada posisi udara buang turbulent (Gambar 1). Gambar 1. Pipa pencuplik udara buang (lama) pada cerobong IEBE Batas pelepasan efluen radioaktif dalam bentuk aerosol dari IEBE ke luar atau lingkungan adalah cerobong IEBE yang tingkat radioaktivitasnya selalu terpantau [1]. Pemantauan udara buang yang baik, dilakukan secara kontinyu melalui pipa pencuplik yang dapat mewakili distribusi partikulat di dalam saluran udara buang pada posisi laminar. Disain pencuplik udara buang IEBE telah dilakukan berdasarkan standar ISO 2889. Dari perhitungan didapat jumlah pipa pencuplik kecil sebanyak 8 buah dengan diameter bagian dalam pipa sebesar 9,47 mm. Panjang pipa pencuplik utama sepanjang 2,2 m dengan diameter bagian dalam 35 mm. Pemasangan pipa cuplikan udara ideal di posisi 2 m ke bawah dari posisi tertinggi /puncak cerobong. Pipa yang digunakan sebaiknya pipa SS, karena pipa SS mempunyai permukaan yang halus dengan demikian diharapkan lajur alir partikulat tidak terhambat dan pipa SS bersifat lebih tahan korosi jika dibandingkan dengan pipa galvanis. [2]. Tujuan perancangan adalah untuk memantau lebih akurat radioaktivitas udara buang IEBE, secara kontinyu dapat diketahui dari ruang kontrol dan lobby. Oleh karena itu perlu dirancang sistem pantau udara buang IEBE tersebut, agar dapat segera direalisasikan. Perancangan sistem pantau udara buang IEBE meliputi perancangan pemantau udara kontinyu dan perancangan ulang pencuplik udara. Perancangan ulang pencuplik udara dilakukan, sesuai dengan ukuran diameter cerobong yang sebenarnya dan debit pompa hisap alat pantau udara kontinyu yang dibutuhkan. TEORI Alat pantau udara kontinyu (Continuous Aerosol Monitor) dengan menggunakan teknologi state-of-the-art suatu spektrum untuk analisis pengukuran dalam waktu singkat, merupakan suatu kemajuan nyata dalam teknik deteksi partikulat alfa. Alat pantau yang menggunakan algoritma puncak isotop yang cocok terbukti lebih akurat daripada menggunakan metoda lainnya, sehingga respon akan lebih cepat, lebih akurat dan lebih dapat diandalkan. Alat pantau harus secara kontinyu memonitor partikulat alfa dan beta yang disimpan pada filter statis terpasang dengan detektor jenis solid state dengan efisiensi tinggi. Udara dihisap melalui filter oleh pompa vakum eksternal atau didistribusikan oleh pompa vakum utama. Alat pantau harus mampu secara akurat menentukan background (Radon) untuk membatasi adanya alarm palsu. Alat pantau harus dapat member kompensasi suhu dan tekanan udara, sehingga memungkinkan stabilisasi spektrum alfa. Stabilisasi tersebut memberikan kontribusi menurunkan pergeseran spektrum yang disebabkan oleh perubahan suhu dan tekanan udara, sehingga membantu meningkatkan akurasi deteksi [3]. Pengambilan cuplikan udara yang dapat mewakili adanya partikulat radioaktif didalam cerobong, sehingga dalam pemilihan titik pengambilan harus memperhatikan dimensi pipa pencuplik yang digunakan. Titik pengambilan cuplikan dalam saluran cerobong harus dipilih berasarkan beberapa faktor, diantaranya pada daerah saluran siku-siku atau terdapat transisi aliran yang kuat, aliran keras penuh olakan (turbulent ) harus dihindari. Pengambilan untuk daerah saluran siku-siku atau daerah transisi aliran yang kuat, kesatuan titik-titik pengambilan cuplikan harus berada minimum sama dengan lima kali (5x) diameter saluran ventilasi dan lebih baik sepuluh kali (10x) atau lebih dari daerah siku-siku. Titik pengambilan cuplikan udara di cerobong udara buang (Stack) harus ditentukan berdasarkan Muradi, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal 99

standar yang berlaku di instalasi nuklir, dimana pada umumnya berdasarkan ISO 2889:1975 [4]. Pemilihan untuk mencuplik udara buang diutamakan pada daerah arus vertikal dibandingkan pada daerah arus horizontal. Pengambilan cuplikan pada saluran pembuangan udara harus dilakukan dengan saksama untuk menghindarai kemungkinan pencapaian partikulat yang tidak merata. Posisi yang dianggap baik adalah dimana aliran udara di dalam saluran buang tersebut dalam kondisi stabil tidak bergolak (laminar) dengan harapan gas buang yang berada di saluran tersebut bersifat homogen. Secara prinsip perhitungan pengambilan cuplikan udara harus setimbang antara debit aliran gas buang dengan debit pompa untuk menghisap udara buang yang akan digunakan [4,5]. Pengambilan cuplikan harus dilaksanakan pada beberapa titik, dimana jumlah titik pengambilan cuplikan pada cerobong berbentuk lingkaran/silender dapat dilihat pada pada Tabel 1. Penentuan ukuran diameter pipa pencuplik udara buang didalam cerobong dapat menggunakan persamaan [4,5] : (1) Dengan : = diameter pipa pencuplik (m). Q = jumlah debit udara yang akan diambil (m 3 /jam). T = suhu udara buang ( 0 K). V= kecepatan alir udara kondisi isotonik (m/jam). N = jumlah titik pengambilan cuplikan. Kecepatan alir udara dihitung menggunakan persamaan [4,5] : (2) Dengan : D = kapasitas alir udara buang (m 3 / jam). A = luas tampang cerobong (πr 2 ). Penentuan jari-jari bagian lengkung (R) dan panjang bagian lurus (L) dari pipa pencuplik menggunakan persaman [4,5] : R 5. dan L 5. (3) Dengan : R = jari-jari bagian lengkung pipa pencuplik L = Panjang bagian lurus pipa pencuplik = diameter dalam dari pipa pencuplik Tabel 1. Jumlah minimum titik pengambilan cuplikan cerobong lingkaran/silinder [4,5]. No. Diameter Cerobong mm inchi Jumlah Minimum Titik Pengambilan Cuplikan 1 50 s/d 200 2 s/d 8 1 2 201 s/d 305 8 s/d 12 2 3 306 s/d 457 12 s/d 18 3 4 458 s/d 711 18 s/d 28 4 5 712 s/d 1219 28 s/d 48 5 6 1220 48 6 TATA KERJA Metoda yang digunakan adalah perancangan pemantau udara kontinyu dan perancangan ulang pencuplik udara. Perancangan pemantau udara kontinyu, dilakukan untuk menghubungkan pencuplik udara dengan alat pantau, kemudian dari alat pantau ke ruang kontrol serta lobby IEBE. Sebelum perancangan pemantau udara kontinyu dilakukan, alat pantau yang sesuai dengan kebutuhan dipilih terlebih dahulu. Tentukan kebutuhan tambahan untuk menghubungkan alat pantau ke ruang kontrol serta lobby IEBE. Selanjutnya dibuat gambar perancangan pemantau udara kontinyu tersebut. Sebelum perancangan ulang (redesign) pencuplik udara, terlebih dahulu lakukan pengukuran diameter pipa cerobong udara buang IEBE secara langsung di atas stack. Selanjutnya mencari data kapasitas alir udara (debit) cerobong berdasarkan desain IEBE. Debit pompa hisap ditetapkan sebesar 2 m 3 /jam atau ± 33,33 lpm. Lakukan perhitungan kecepatan alir udara buang. Setelah itu lakukan perkiraan suhu udara buang, dan tentukan jumlah titik pengambilan cuplikan sesuai diameter cerobong. Hitung berturut-turut ukuran diameter pipa pencuplik, jari jari bagian lengkung serta panjang bagian lurus dari pipa pencuplik. Dari hasil perancangan tersebut tentukan kebutuhan pembuatan pipa pencuplik, serta buat gambar perancangan ulang dan posisi pemasangan pipa hisap di dalam cerobong IEBE. HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan pemantau udara kontinyu, dimulai dengan menentukan perkiraan debit hisap udara buang yang akan ditarik oleh pompa alat pantau. Alat continuous aerosol monitor yang akan dipilih memonitor radioaktivitas udara buang, kirakira mempunyai debit hisap sebesar 2 m 3 /jam atau 33,33 lpm. Sistem pompa hisap (vacuum carbon Buku II hal 100 ISSN 1410 8178 Muradi, dkk

vane) pada alat pantau, mempunyai kisaran debit 20-50 lpm. Detektor solid state beresolusi tinggi, daerah aktif 450 mm 2, kisaran pengukuran 1.10-2 - 1.10 5 Bq/m 3 (2,7.10-13 - 2,7.10-6 µci/ml) Alpha dan efisiensi detector biasanya 22.5% tergantung jenis isotop. Signal processor digital untuk sitem detektor, sebagai berikut: 1. Windows CE dan Touchscreen LCD back-lit 2. MCA:1024 saluran Analog ke Digital Converter (ADC). 3. suara alarm: 1800Hz, 80dB. 4. visual alarm: Xenon strobe. 5. kalibrasi energi dan perawatan rutin lainnya: secara otomatis 6. outputs: RS485 /RS232, TCP/IP, Analog (4-20mA) atau digital output. 7. suhu operasi: - 10 0 C sampai 50 0 C (140 0 F 122 0 F). 8. catu daya: AC single phase (90 264 V), dengan battery backup 30 menit. 9. sumber Standard alpha: Am-241. Secara lengkap perancangan pemantau udara kontinyu yang menghubungkan alat pantau ke ruang kontrol dan lobby IEBE, dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Perancangan pemantau udara kontinyu. Spesifikasi tambahan untuk rumah untuk alat pantau, ruang kontrol dan ruang lobby yang dibutuhkan, sebagai berikut : 1. rumah (housing system) alat pantau, dibawah cerobong berukuran pxlxt = 2x2x3, dengan Air Conditioner (AC) 0,5 PK. 2. kabel outdoor untuk menghubungkan alat pantau dengan ruang kontrol. 3. Kabel beldon 8104 untuk menghubungkan alat pantau dengan Komputer PC di ruang kontrol. 4. Kabel beldon 8104 untuk menghubungkan alat pantau dengan Strobe lamp alarm di ruang lobby. 5. Ethernet cable-cat5 untuk menghubungkan Komputer PC dengan LCD video TV yang di gantung di ruang lobby. 6. komputer PC di ruang kontrol: Pentium intel Processor, 2.33Hz, 1Gb RAM, 19 LCD Monitor, 250GB Hard Drive,Windows OS. 7. LCD video TV wide screen 30 dan Strobe lamp alarm di ruang lobby Perancangan ulang pencuplik udara, dimulai dengan mengukur diameter cerobong udara buang IEBE secara langsung. Cerobong udara buang IEBE berbentuk silinder, dengan ukuran diameter cerobong ± 3,5 m. Berdasarkan desain cerobong udara buang IEBE berkapasitas alir udara (debit) sebesar 24.500 m3/jam. Sehingga perkiraan kecepatan alir udara buang dapat dihitung menggunakan rumus: V = (24.500)/3,14 x (1,75)2 = 23.874 m/jam.. Perkiraan suhu udara buang yang mengalir sebesar 25 0 C atau 298 0 K. Muradi, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal 101

Beradasarkan literatur, bila diameter cerobong 1220 mm jumlah minimum titik pengambilan cuplikan sebanyak 6 buah. Diameter cerobong IEBE 3,5 m, sehingga mm jumlah titik pengambilan cuplikan (n) ditentukan sebanyak 12 buah, dengan jarak masing-masing 25 cm. Debit hisap dari alat pantau udara buang secara kontinyu, ditentukan sebesar 2 m3/jam atau 33,33 lpm Sehingga ukuran diameter pipa pencuplik udara buang didalam cerobong dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: = 0,0126 m = 12,6 mm 0,5 inchi. Diameter pipa pencuplik ( ) dari hasil perhitungan tersebut ditetapkan sebesar 0,5 inchi. Jari jari bagian lengkung pipa pencuplik ditetapkan 2,5 inchi. Panjang bagian lurus pipa pencuplik ditetapkan 2,5 inchi. Pipa pencuplik yang dimasukan ke dalam cerobong dipasang pada posisi ± 5 m atau di tengah cerobong vertikal, sehingga diharapkan udara buang sudah laminar dan tidak turbulent. Sehingga radioaktivitas yang terpantau secara kontinyu dapat mewakili distribusi partikulat yang sebenarnya dari udara buang IEBE. Pencuplik udara hasil rancangan, terdiri dari pipa-pipa pencuplik, pipa utama dan pipa penghubung. Pipa pencuplik sebanyak 12 buah pipa Stainless Steel 304 (SS 304) berdiameter 0,5 inchi (lihat Gambar 3), yang di las pada pipa utama. Antara pipa pencuplik satu dengan lainnya dipasang berjarak ± 25 cm. Pipa utama, sebanyak 1 buah pipa SS 304 berdiameter 1 inchi. Pipa penghubung yang dibutuhkan sebanyak ± 3 batang pipa SS 304 berdiameter 0,5 inchi. Pipa penghubung untuk menghubungkan pipa utama dengan pompa pemantau udara pada alat continuous aerosol monitor pada rumah pantau yang berada di bawah cerobong. Perancangan ulang pencuplik udara secara lengkap, dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pipa pencuplik dan posisi pemasangannya pada cerobong. KESIMPULAN Hasil perancangan pemantau udara kontinyu, terdiri dari: alat pantau dengan debit pompa hisap 20-50 lpm; rumah pantau; kabel yang dibutuhkan; komputer PC di ruang kontrol; serta LCD video TV dan Strobe lamp alarm di ruang lobby. Hasil perancangan ulang pencuplik udara terdiri dari 12 buah pipa Stainless Steel 304 (SS 304) berdiameter 0,5 inch, dengan jari-jari bagian lengkung dan panjang bagian lurus masingmasing 2,5 inchi. Pipa pencuplik dipasang di dalam cerobong vertikal pada ketinggian ± 5 m. Dapat disimpulkan, bahwa sistem pantau udara buang IEBE dapat dibuat sesuai dengan hasil perancangan pemantau udara kontinyu dan hasil perancangan ulang pencuplik udara. Buku II hal 102 ISSN 1410 8178 Muradi, dkk

DAFTAR PUSTAKA 1. TIM LAK-PTBN, Laporan Analisis Keselamatan (LAK) Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE), Pusat Teknologi bahan bakar Nuklir, Nomor Dokumen KK20J09003, Revisi 6, Serpong, 2006. 2. BUDI PRAYITNO, Disain Pencuplik Udara Buang Instalasi Elemen Bakar Eksperimental, Urania Vol. 13 No. 2 April 2007: 46-98, ISSN 0852-4777, Serpong, 2007. 3. ANONIM, http://www.labimpex.com/eu, Alpha/Beta Particulate in Air Monitor, Laboratory Impex Systems Ltd, Dorset, England, 2008. 4. ANONIM, ISO 2889:1975, General principles for sampling airborne radioactive materials, International Organization for Standardization, Geneva, 1975. 5. PERRY JH., Chemical Engineers Hand Book, 6th edition Mc. Graw Hill, Koga Kusha, 1984. TANYA JAWAB Adi wijayanto Prinsip interface menggunakan apa? Max jarak berapa? Data base menggunakan apa? Apakah bisa digunakan web base Data dari monitor radiasi berupa data apa? Decimal atau digital biner? Muradi Tidak menggunakan interface, tapi menggunakan kabel fiber optic Program sudah ada pada alat monitor yang akan dibeli produk Lab. Impex/PC Data digital dari kontaminasi kadar buang Nugroho Dalam rancangan ini menggunakan sistem pengukuran satu unit/sistem terpisah? Mengapa dipilih demikian? Muradi Menggunakan sistem satu unit Muradi, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal 103