OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/POJK.04/2015 TAHUN 2015 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/POJK.04/2015 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAFTAR EFEK SYARIAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SAHAM SYARIAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN 18/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- a. memperluas cakupan pihak yang wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; b. memperluas cakupan jenis Ef

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH


-2- Keuangan Nomor: KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Penerbitan Efek Syariah namun khusus mengatur mengenai penerbitan Sukuk sekaligus men

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SOSIALISASI. POJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Jakarta, 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2016 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERINTAH TERTULIS PADA SEKTOR PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.05/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGELOLA STATUTER PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 RANCANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

2017, No tentang Transaksi Efek yang Tidak Dilarang bagi Orang Dalam; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lemb

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2014 TENTANG SEKRETARIS PERUSAHAAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2017 TENTANG REKSA DANA TARGET WAKTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2015 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK. BAB I KETENTUAN U

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015 TENTANG

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGUMUMAN HARIAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 78 /POJK.04/2017 TENTANG TRANSAKSI EFEK YANG TIDAK DILARANG BAGI ORANG DALAM

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2016 TENTANG PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Portofolio Efek, baik Efek konvensional maupun Efek Syariah. Namun demikian, belum terdapat perbedaan dalam kegiatan pengelolaan, pengembangan, da

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Implementasi Regulasi Pasar Modal Syariah Pada Sharia Online Trading System (SOTS) Yusi Septa Prasetia IAIN Ponorogo

Transkripsi:

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal dan kualitas pengaturan, maka diperlukan peraturan yang bersifat umum dan menjadi pedoman bagi setiap Pihak yang terkait dengan Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia. b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Prinsip Prinsip Syariah di Pasar Modal. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL. BAB I...

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Akad Syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.14 dan/atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 2. Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal adalah prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI. 3. Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya, yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 4. Kegiatan Syariah di Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek, yang tidak bertentangan dengan Prinsip Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pasal 2 Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal antara lain: 1. perjudian dan permainan yang tergolong judi; 2. jasa keuangan ribawi; 3. jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir); 4. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara lain: a. barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi); b. barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau c. barang...

-3- c. barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Pasal 3 Transaksi di Pasar Modal yang bertentangan dengan Prinsip- Prinsip Syariah di Pasar Modal antara lain: 1. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; 2. perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; 3. Perdagangan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki; 4. Perdagangan yang memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang; 5. Perdagangan dengan margin trading; 6. Perdagangan dengan tujuan penimbunan (Ihtikar); 7. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); 8. Transaksi lain di Pasar Modal yang mengandung unsur spekulasi (gharar), tadlis, taghrir, dan ghisys. Pasal 4 Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal apabila kegiatan usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan/atau kekayaan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dari Pihak yang menerbitkan Efek tersebut bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang diterbitkan. BAB II KEGIATAN SYARIAH DI PASAR MODAL Pasal 5 Setiap Pihak yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal wajib mematuhi Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal, Peraturan ini dan peraturan perundang-undangan lain di bidang Pasar Modal. Pasal 6 Pihak yang Melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal dapat terdiri atas: 1. Pihak yang menyatakan bahwa kegiatan usaha dan/atau cara pengelolaannya dan/atau jasa yang diberikannya berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal. 2. Pihak...

-4-2. Pihak yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha dan/atau cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal, namun memiliki unit usaha syariah, dan/atau memberikan jasa syariah. 3. Pihak yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha dan/atau cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal, namun menerbitkan efek syariah dan/atau berperan dalam penerbitan efek syariah di pasar modal. Pasal 7 Setiap Pihak berbentuk Perusahaan yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 1 wajib: 1. menyatakan dalam Anggaran Dasar Perseroan bahwa kegiatan usaha perusahaan dilakukan berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal; dan 2. mempunyai Dewan Pengawas Syariah yang anggotanya terdiri dari Ahli Syariah Pasar Modal. Pasal 8 Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 terdiri atas 1 (satu) orang atau lebih yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pasal 9 Setiap Pihak berbentuk Perusahaan yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 2 wajib: 1. mempunyai Dewan Pengawas Syariah yang anggotanya terdiri dari Ahli Syariah Pasar Modal; 2. memiliki paling kurang seorang anggota direksi atau seorang anggota komisaris yang memiliki pengetahuan yang memadai dan/atau pengalaman di bidang keuangan syariah paling kurang 2 (dua) tahun; atau 3. memiliki pejabat 1 level di bawah Direktur yang memiliki pengetahuan yang memadai dan/atau pengalaman di bidang keuangan syariah paling kurang 2 (dua) tahun. Pasal 10 Setiap Pihak berbentuk Perusahaan yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 3 wajib memiliki paling kurang seorang anggota direksi atau seorang anggota komisaris yang memahami kegiatan usaha dan...

-5- dan transaksi yang bertentangan dengan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pasal 11 Setiap Pihak berbentuk Perseorangan yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 1 wajib: 1. menyampaikan surat pernyataan kepada OJK yang menyatakan bahwa jasa yang diberikannya berdasarkan prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan 2. memiliki pengetahuan yang memadai dan/atau pengalaman di bidang keuangan syariah paling kurang 2 (dua) tahun. Pasal 12 Setiap Pihak berbentuk Perseorangan yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 3 wajib memiliki pengetahuan di bidang keuangan syariah. BAB III PELAPORAN Pasal 13 1. Setiap Pihak berbentuk Perusahaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 1 wajib menyampaikan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait pemenuhan terhadap Prinsip- Prinsip Syariah di Pasar Modal yang disusun oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). 2. Setiap Pihak berbentuk Perusahaan sebagaimana dimaksud Pasal 6 Angka 2 dan Angka 3 wajib menyampaikan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait pemenuhan Prinsip- Prinsip Syariah di Pasar Modal yang disusun oleh Dewan Pengawas Syariah atau anggota Direksi/anggota Komisaris atau pejabat 1 (satu) level dibawah Direktur yang memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman dibidang keuangan syariah. 3. Setiap Pihak berbentuk Perseorangan yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Angka 1 wajib menyampaikan surat pernyataan kepada Otoritas Jasa Keuangan yang menyatakan bahwa jasa yang diberikannya telah sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pasal 14...

-6- Pasal 14 Waktu penyampaian laporan sebagaimana diatur pada Pasal 13 mengikuti kewajiban pelaporan dari masing-masing Pihak kepada Otoritas Jasa Keuangan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Pasal 16 Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka ketentuan dalam Peraturan No. IX.A.13 lampiran keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-181/BL/2009 dinyatakan tidak berlaku. Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, ttd. MULIAMAN D. HADAD LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN..NOMOR

-7- PENJELASAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL I. UMUM Dalam rangka pengembangan pasar modal syariah agar dapat tumbuh stabil dan berkelanjutan diperlukan pengembangan infrastruktur pasar yang memadai. Salah satu infrastruktur penting adalah tersedianya regulasi yang jelas, mudah dipahami, dan implementatif sehingga regulasi tersebut menjadi regulasi yang market friendly. Selanjutnya, mengingat Efek syariah memiliki karakteristik yang khusus maka diperlukan pengaturan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing jenis Efeknya. Dinamika perkembangan pasar modal syariah menuntut adanya penyempurnaan terhadap peraturan yang ada saat ini. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dipandang terlalu umum karena mengatur penerbitan berbagai jenis Efek Syariah. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan adanya ketentuan khusus yang sesuai untuk setiap jenis Efek syariah. Hal tersebut sejalan dengan Common Practice dan Standar Internasional. Untuk itu, penyempurnaan Peraturan Nomor IX.A.13 terbagi menjadi 5 Peraturan Otoritas Jasa Keungan (POJK). Salah satu POJK yang dihasilkan adalah Peraturan tentang Penerapan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal. Peraturan tersebut sebagai payung umum untuk pengaturan Efek syariah sesuai dengan jenis Efek. Beberapa pokok penyempurnaan peraturan Penerapan Prinsip-Prinsip Syariah di Pasar Modal antara lain meliputi: jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, transaksi yang bertentangan dengan prinsip syariah, kewajiban bagi Pihak yang melakukan kegiatan syariah di pasar modal, dan laporan pemenuhan aspek kesyariahan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Angka (2) Contoh jasa keuangan ribawi antara lain bank berbasis bunga

Pasal 3 Angka (3) Angka (4) -8- dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga. Contoh jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) antara lain: asuransi konvensional dan transaksi forward, futures, swap, atau opsi yang mengandung spekulasi. Huruf a Huruf b Huruf c Contoh barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi) antara lain: minuman keras, babi dan produk turunannya. Contoh barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) antara lain: daging dari binatang yang disembelih tanpa membaca basmalah. Contoh barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat antara lain: rokok, media dan/atau penyedia jasa yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi. Contoh perdagangan dengan penawaran palsu (najsy) antara lain: a) Pump and Dump, yaitu transaksi Efek yang diawali pergerakan harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga level tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan tersebut, melakukan transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan. b) Hype and Dump, yaitu transaksi suatu Efek yang diawali oleh pergerakan harga uptrend yang disertai dengan adanya informasi positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga tersebut, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan. c) Creating fake demand/supply (Permintaan/Penawaran Palsu), yaitu adanya 1 (satu) atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual pada level harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yang dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di-delete atau di-amend baik dalam

Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) -9- jumlahnya dan/atau diturunkan level harganya secara berulang kali. Hal ini dilakukan untuk memberi kesan adanya demand/supply yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membeli/menjual. Contoh perdagangan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki (Bai al-ma dum) antara lain Short Selling (bai almaksyuf/jual kosong), yaitu suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori ikhtikar antara lain: a) Pooling interest, yaitu transaksi atas suatu Efek yang terkesan liquid, baik disertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode tertentu dan hanya diramaikan sekelompok pelaku. Selain itu volume transaksi setiap harinya dalam periode tersebut selalu dalam jumlah yang hampir sama dan/atau dalam kurun periode tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara drastis. Tujuannya menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu dapat dijadikan benchmark. b) Cornering, yaitu pola transaksi yang dimaksudkan untuk menciptakan supply semu yang menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan menyebabkan investor publik melakukan short selling. Kemudian ada upaya pembelian yang menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang menyebabkan pelaku short sell mengalami gagal serah atau mengalami kerugian karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal.

-10- Tindakan yang tergolong tadlis antara lain: a) Front Running yaitu melakukan transaksi lebih dahulu atas dasar adanya informasi bahwa seseorang akan melakukan transaksi dalam volume besar. b) Misleading information (informasi menyesatkan), yaitu membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Taghrir antara lain: a) Wash sale adalah perdagangan semu yang tidak mengubah kepemilikan dalam rangka membentuk harga dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar, dan untuk aktif diperdagangkan. b) Pre-arrange trade yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang terjadi karena adanya perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya dalam rangka membentuk harga atau kepentingan lainnya baik di dalam maupun di luar bursa. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori ghisysy antara lain: a) Marking at the close (pembentukan harga penutupan), yaitu penempatan order jual atau beli yang dilakukan diakhir hari perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan sesuai dengan yang diinginkan. b) Alternate trade, yaitu transaksi dari sekelompok penempatan... pelaku dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang berkesan wajar sehingga memberi kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan. Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pihak yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal dimaksud dapat berbentuk perusahaan dan/atau perseorangan. Contoh pihak yang termasuk kategori ini adalah Perusahaan yang menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip syariah.

-11- Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Angka (2) Angka (3) Angka (2) Contoh pihak yang termasuk kategori ini adalah Perusahaan yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS). Contoh pihak yang termasuk kategori ini antara lain Manajer Investasi yang menerbitkan Reksa Dana Syariah dan Perusahaan Efek yang memberikan jasa penjaminan atas emisi Sukuk. Angka (2) Angka (3) Pengetahuan yang memadai harus dibuktikan dengan bukti pendidikan formal, minimal setingkat S1/sederajat di bidang keuangan syariah. Pengetahuan yang memadai harus dibuktikan dengan bukti pendidikan formal, minimal setingkat S1/sederajat di bidang keuangan syariah. Angka (2)

-12- Pasal 13 Angka (2) Angka (3) Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17