I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. bunga Sertifikasi Bank Indonesia atau SBI rate yang sebesar 6 persen. SBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. berhasil menerapkan kebijakan dalam ekonomi. Pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. pasang surut perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

I. PENDAHULUAN. rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu suku bunga kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia sebagai acuan dalam menjalankan kebijakan moneter dengan tujuan kestabilan harga. Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan. Suku bunga adalah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral dengan menambah atau mengurangi jumlah uang dengan cara menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga. Jika Bank Sentral menaikan tingkat suku bunga diharapkan masyarakat tertarik untuk menyimpan uang di bank dan dengan demikian jumlah uang yang beredar berkurang. Selain itu kenaikan suku bunga tabungan akan meningkatkan suku bunga kredit, dengan naiknya suku bunga kredit maka minat untuk mengajukan kredit akan berkurang. Jika suku bunga turun, tentu keadaannya mencerminkan keadaan bahwa di masyarakat jumlah uang harus ditambah. Dengan bunga yang rendah masyarakat tidak tertarik untuk menabung dan suku bunga kredit akan turun dan

2 mengakibatkan masyarakat banyak tertarik untuk mengajukan pinjaman ke bank. Dengan demikian jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah. Penurunan suku bunga biasanya dilakukan pada saat perekonomian mengalami kelesuan (resesi). Di Indonesia, kebijakan moneter terhadap penyesuaian tingkat suku bunga tersebut dilakukan melalui penetapan BI rate. BI rate mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karna BI rate menjadi patokan oleh perbankan. Dimana perbankan menentukan suku bunga deposito maupun pinjaman melihat dari acuan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral dan perbankan tidak akan melebihi suku bunga deposito maupun pinjaman melebihi suku bunga nominal yang dikeluarkan bank sentral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BI rate terhadap inflasi, BI rate terhadap jumlah uang beredar, dan BI rate terhadap kurs. Dimana hubungan BI rate terhadap inflasi saling berkesinambungan, BI Rate atau suku bunga Bank Indonesia selanjutnya ditetapkan sebagai patokan bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-lembaga keuangan di seluruh Indonesia. Jika BI Rate dinaikkan, maka bank cenderung menaruh dana tabungan nasabah mereka di BI daripada menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Sebab meskipun bunga yang ditetapkan BI lebih kecil dari bunga kredit namun penjaminnya adalah pemerintah, sehingga resiko kredit macetnya sangat kecil, bahkan mendekati nol. Jika dana milik masyarakat yang dipegang para bank disimpan di BI, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang,

3 dan pada akhirnya menurunkan tingkat inflasi. Itulah sebabnya BI Rate merupakan instrumen yang biasanya cukup ampuh untuk menurunkan tingkat inflasi. Jadi ketika tingkat inflasi ternyata melebihi ekspektasi, banyak pihak kemudian menuntut agar BI segera menaikkan BI Rate-nya. Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami oleh Indonesia adalah inflasi yang berkepanjangan. Dalam mengatasi masalah ekonomi terutama yang berkaitan dengan masalah inflasi, biasanya digunakan kebijakan fiskal dan juga kebijakan moneter. Tetapi dalam menghadapi masalah inflasi, kebijakan moneter selalu menjadi instrumen yang paling berperan dalam pengendalian inflasi. Dan salah satu instrumen moneter yang digunakan adalah melalui kebijakan jalur suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral atau di Indonesia dikenal dengan nama BI Rate. Sebagaimana yang disebutkan dalam teori bahwa Untuk mengatasi masalah inflasi, tindakan yang perlu dijalankan bank sentral adalah mengurangi penawaran uang dan menaikkan suku bunga (Sadono Sukirno, 2004 ; 349).

4 $%& '()'! " Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Gambar 1. Hubungan suku bunga (BI rate) dengan Inflasi Periode 2007:01-2014:06 Pada Gambar 1, pergerakan BI rate terhadap pergerakan inflasi, jika BI rate naik maka inflasi akan turun, tetapi pada tahun 2008 Indonesia mendapatkan dampak dari krisis ekonomi global, sehingga pergerakan BI rate dan inflasi berhubungan positif. Hal ini dapat dilihat pada bulan September 2008 BI rate mengalami kenaikan sebesar 0,25% dari bulan sebelumnya, diikuti dengan pergerakan inflasi yang ikut naik sebesar 0,29% dari bulan sebelumnya. Krisis ekonomi global berdampak di Indonesia yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah dan BI rate mengalami kenaikan yang secara tidak langsung diakibatkan oleh krisis ekonomi global Hal ini dapat dilihat ketika BI rate turun maka nilai tukar rupiah terhadap dollar akan melemah, hal ini

5 disebabkan para investor asing tidak tertarik untuk menaruh dananya di indonesia dalam bentuk rupiah, melainkan menaruh dananya ke investasi asing lainnya. Sebaliknya bila BI rate naik nilai tukar rupiah terhadap dollar akan menguat, hal ini disebabkan para investor asing tertarik untuk menaruh dananya di Indonesia dengan cara menukarkan mata uang mereka yaitu dollar ke rupiah, sehingga mata uang rupiah menguat, yang mengakibatkan rupiah akan terapresiasi *Sadono Sukirno, 2004) Hal ini menyebabkan hubungan BI rate dengan kurs rupiah terhadap dollar positif. Suku bunga memang sangat memegang peranan penting sekali dengan pengendalian inflasi, hal ini disebabkan karena inflasi biasanya disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung lebih konsumtif terutama pada saatsaat tertentu, misalnya libur nasional seperti Lebaran, Natal dan Tahun baru. Pada saat itu sering terjadi kenaikan terhadap barang dan jasa yang diakibatkan karena Tingkat permintaan barang dan jasa melebihi tingkat penawaran barang dan jasa tersebut. Kenaikan suku bunga dapat menguatkan nilai tukar melalui peningkatan (positive). Demikian juga Bank Indonesia dapat mempengaruhi ekspektasi masyarakat melalui kebijakan yang konsisten dan kredibel. (Bank Indonesia dalam Inflation Targeting Framework)

6, $%& -) Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Gambar 2. Hubungan Suku Bunga (BI rate) dengan kurs (Rp/$) Periode 2007:01-2014:06 Pada Gambar 2, pergerakan BI rate terhadap kurs (Rp/$) cenderung berfluktuatif. Maka di duga suku bunga (BI rate) dengan kurs (Rp/$) berhubungan positif. Dikarenakan apabila suku bunga (BI rate) mengalami kenaikan, maka nilai tukar rupiah terhadap dollar juga akan mengalami kenaikan. Pada november 2013 BI rate mengalami kenaikan sebesar 0,25% dari bulan sebelumnya hal ini diikuti dengan nilai tukar rupiah pada Novermber 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 247 dari bulan sebelumnya. Jika BI Rate dinaikkan, maka masyarakat cenderung menaruh dana tabungan nasabah mereka di bank daripada menyalurkan kembali ke masyarakat *Sadono Sukirno, 2004). Sebab meskipun bunga yang ditetapkan BI lebih kecil dari bunga

7 kredit namun penjaminnya adalah pemerintah, sehingga resiko kredit macetnya sangat kecil, bahkan mendekati nol. Jika dana milik masyarakat yang dipegang para bank disimpan di BI, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang, pertumbuhan inflasi memang akan tertekan. Namun di sisi lain juga beresiko menekan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, jika bank memilih untuk tidak memberikan pinjaman modal ke pengusaha karena lebih menguntungkan untuk menyimpan dana di BI, maka para pengusaha tentunya akan kesulitan mengembangkan usahanya, dan pada akhirnya akan menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Karena itulah, jika kemudian tingkat inflasi telah terkendali, maka BI bisa menurunkan kembali BI Rate-nya, agar dana yang tadinya diendapkan bisa kembali dikucurkan ke masyarakat, untuk menumbuhkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit akan melambat seiring dengan kenaikan suku bunga, perlambatan permintaan domestik dan kebijakan makroprudensial yang ditempuh oleh Bank Indonesia.

8,! ",,,,, $%&. Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Gambar 3. Hubungan Suku Bunga (BI rate) dengan Jumlah Uang Beredar Periode 2007:01-2014:06 Pada Gambar 3, pergerakan BI rate terhadap pergerakan jumlah uang beredar cenderung berfluktuaktif, ketika suku bunga (BI rate) turun, maka jumlah uang beredar akan naik, karna jumlah uang beredar ketika naik akan mengakibatkan inflasi, dimana ketika terjadinya inflasi maka BI rate akan naik, hal ini secara tidak langsung berhubungan negatif antara BI rate dengan jumlah uang beredar. Pada Juli 2008 BI rate mengalami kenaikan sebesar 0,25% dari bulan sebelumnya, diikuti dengan penurunan oleh M2 yaitu sebesar 20460 milliar dari bulan sebelumnya.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana respon inflasi, Kurs (Rp/$) dan Jumlah Uang Beredar terhadap shock BI rate di indonesia? 2. Berapa besar kontribusi variabel BI rate terhadap inflasi, kurs (Rp/$) dan jumlah uang beredar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui respon Inflasi, Kurs (Rp/$) dan Jumlah Uang Beredar terhadap shock yang terjadi pada variabel BI rate 2. Menganalisis berapa besar kontribusi variabel BI rate terhadap inflasi, Kurs (Rp/$) dan jumlah uang beredar D. Kerangka Pemikiran Teoritis Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu : Inflasi Kurs (Rp/$) BI Rate Jumlah Uang Beredar Gambar 4. Kerangka Pemikiran Teoritis

10 Pergerakan Suku Bunga (BI Rate) dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktorfaktor Berikut ini yaitu : Inflasi, Kurs (Rp/$), Jumlah Uang Beredar yang berhubungan dengan pergerakan Suku Bunga (BI Rate), ketika BI rate naik maka inflasi akan turun sehingga jumlah uang beredar akan turun, hal ini karena para masyarakat yang memiliki dana lebih memilih menanamkan dananya ke bank. Dengan bunga yang tinggi masyarakat lebih tertarik memilih menanamkan dananya dalam bentuk simpanan atau deposito di bank daripada membelanjakan uangnya. Jika BI rate naik maka nilai kurs rupiah terhadap dollar naik. Sehingga hubungan BI rate dengan kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh positif, bila BI rate naik nilai tukar rupiah terhadap dollar akan menguat, hal ini disebabkan para investor asing tertarik untuk menaruh dananya di Indonesia dengan cara menukarkan mata uang mereka yaitu dollar ke rupiah, sehingga mata uang rupiah menguat, yang mengakibatkan rupiah akan terapresiasi. Sebaliknya ketika mata uang rupiah menguat maka kurs ($/Rp) akan melemah, yang mengakibatkan dollar akan terdepresiasi. Sehingga hubungan BI rate dengan kurs dollar terhadap rupiah berpengaruh negatif. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis berperan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian dan membantu membuat rancangan kesimpulan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

11 1. Diduga variabel inflasi dan jumlah uang beredar merespon shock variabel BI rate secara negatif sedangkan variabel kurs rupiah terhadap dollar merespon positif. 2. Diduga variabel BI rate memberikan kontribusi terhadap inflasi, Kurs (Rp/$) dan jumlah uang beredar. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, serta Sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang teori teori ekonomi yang memiliki kaitan dengan penelitian ini serta penelitian terdahulu yang menjadi rujukan serta acuan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang tahapan penelitian, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian secara sistematika kemudian dianalisis dengan menggunakan metode penelitian yang telah ditetapkan untuk selanjutnya diadakan pembahasan.

12 BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.