APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PERENCANAAN PENGELASAN PADA MATERIAL BAJA ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

12. LAS DAN PAKU KELING

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB 1 PENDAHULUAN. perhitungan analisis struktur akan dihasilkan gaya-gaya dalam dari struktur baja

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB 4. PEGUJIAN GESER

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

PENGELASAN Teknologi Pengelasan Pengelasan sebagai Kegiatan Komersial :

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

BAB II KERANGKA TEORI

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

Dimas Hardjo Subowo NRP

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

PERENCANAAN MESIN PELUBANG PLAT ALUMUNIUM. Oleh : Siswanto ABSTRACT. Pelubang machine is a very important equipment in the electronics shop and other

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Las.

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Chamdani Achmad

REANALYSIS SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPONEN ALAT ANGKAT KENDARAAN NIAGA KAPASITAS 2 TON

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekuatannya yang besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri. modern. Terbukti dengan terwujudnya standar-standar teknik dalam

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB 2 SAMBUNGAN (JOINT ) 2.1. Sambungan Keling (Rivet)

Proses pembentukan sambungan las

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

BAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)

Transkripsi:

ALIKASI ERANGKAT LUNAK UNTUK ERENCANAAN ENGELASAN ADA MATERIAL BAJA Mulyadi 1), Fentje Abdul Rauf 2), Rudy oeng 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT The development of software in Welding Strength Design have fulfill the demand of quick account and efficiency that could manage and maximize resources. This research aim to get welding strength from several loading systems in steel material using software Smalltalk The result of the simulation of welding strength design for butt joint, normal tension 34,286 N/mm 2 with seam welding strength Fe 390. For lap joint, normal tension 44,63 N/mm 2 with seam welding strength Fe 490. At T joint for ring surface, bending strength 64,646 N/mm 2 with seam welding strength Fe 590. At T joint for square surface, bending strength 79,502 N/mm 2 with seam welding strength Fe 690. Keyword : Smalltalk Software, Welding Strength Design, Welding Joint. ABSTRAK Seiring kemajuan ilmu dan teknologi khususnya pada perencanaan kekuatan las yang dapat memenuhi tuntutan sistem perhitungan serba cepat dan efisien serta terus berkembang, diperlukan sistem yang dapat mengelola dan memaksimalkan sumber daya, salah satunya berupa pengembangan perangkat lunak. enelitian ini adalah untuk mendapatkan kekuatan pengelasan dari berbagai sistem pembebanan pada material baja dengan menggunakan model perangkat lunak yang telah dikembangkan. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah smalltalk. Hasil simulasi dengan menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan untuk perencanaan kekuatan las didapatkan bahwa pada sambungan las tumpul tegangan normal 34,286 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 390, pada sambungan las tumpang tegangan geser 44,643 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 490, pada sambungan las T untuk penampang cincin tegangan lengkung 69,646 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 590 dan pada sambungan T untuk penampang segi empat tegangan lengkung 79,502 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 690. Kata kunci : Aplikasi erangkat Lunak Smalltalk, erencanaan Kekuatan Las, Sambungan Las Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 24

I. ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang engelasan merupakan bagian yang penting dalam suatu proses industri, dan kebutuhan akan pengelasan sangat tinggi pada konsumen, oleh karena itu teknologi pengelasan semakin lama semakin berkembang. enggunaan teknologi las biasanya dipakai dalam bidang konstruksi, otomotif, perkapalan, pesawat terbang, dan bidang lainnya. Dalam proses pengelasan terdapat berbagai permasalahan yang terjadi, karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan. Berbagai hal harus diperhitungkan sebelum melakukan pengelasan, untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik seperti sifat mekanik, sifat fisik, komposisi, dan dimensi menentukan prosedur pengelasan yang benar adalah langkah yang harus dilakukan agar hasil yang didapatkan akan optimal dan mencegah terjadinya cacat. roses pengelasan dapat dimodelkan yang diaplikasikan dalam bentuk perangkat lunak smalltalk, sehingga mempermudah perencanaan kekuatan las. emodelan berorientasi obyek merupakan bahasa pemodelan yang paling banyak digunakan pada pembuatan perangkat lunak smalltalk. Model ini memanfaatkan obyek, dimana obyek-obyek di dunia nyata dimodelkan sebagai suatu konsep yang diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak smalltalk. Seiring kemajuan ilmu dan teknologi khususnya pada perencanaan kekuatan las yang dapat memenuhi tuntutan sistem perhitungan serba cepat dan efisien serta terus berkembang, diperlukan sistem yang dapat mengelola dan memaksimalkan sumber daya, salah satunya berupa pengembangan perangkat lunak smalltalk. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan perangkat simulasi smalltalk pada perhitungan kekuatan las. I.2 erumusan Masalah Masalah yang diangkat dalam penelitian bagaimana dapat melakukan perencanaan kekuatan las pada material baja dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak smalltalk. Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 25

1.4 Batasan Masalah 1. Data yang dijadikan obyek berdasarkan data yang direncanakan untuk dilakukan perhitungan kekuatan las, dibatasi pada sistem pembebanan yang terjadi pada kampuh las, meliputi sambungan las tumpul akibat gaya normal, sambungan las tumpang akibat gaya lintang dan sambungan las T akibat gaya lengkung penampang cincin maupun penampang segi empat. 2. erangkat lunak yang digunakan untuk aplikasi perencanaan kekuatan las dengan model bahasa pemrograman smalltalk yang telah dikembangkan. II. LANDASAN TEORI 2.1 Dasar - Dasar engelasan engelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. engelasan dapat dilakukan dengan: (Ginting, 1985) emanasan tanpa tekanan, emanasan dengan tekanan, dan Tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri). Disamping itu pengelasan dapat dilakukan : Tanpa logam pengisi, dan Dengan logam pengisi. engelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering digunakan untuk menyambung plastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyambungan logam. engelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial maupun teknologi, karena: engelasan penyambungan yang permanen; Sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya; engelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sambungan (misalnya, rivet dan baut); engelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau di lapangan. Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 26

Walaupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan: Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upah tenaga kerja yang mahal; Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang besar; engelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang memerlukan pelepasan rakitan (misalnya untuk perbaikan atau perawatan); Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya. Dalam proses pengelasan penyambungan dilakukan dengan memanaskan logam pengisi dan bagian sambungan dari logam induk sampai mencair dengan memakai sumber panas, seperti ditunjukkan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 roses pengelasan (Ginting, 1985) 2.2 Tegangan yang Terjadi pada Kampuh Las engelasan adalah nama kumpulan sejumlah teknologi untuk memperoleh suatu sambungan mati. Tegangan yang diijinkan dalam las elemen mesin dan konstruksi baja dengan sendirinya tergantung pada tujuan dan keadaan kerja. ada pekerjaan las yang baik, pada beban statik, tanpa keberatan dapat sampai sejauh tegangan yang diijinkan dalam bahan induk. ada beban dinamik tegangan yang diijinkan lebih rendah, tergantung pada besarnya dan frekuensi osilasi-beban. Kampuh las dapat dibebani: 1. Semata-mata oleh gaya normal; umpamanya sambungan las tumpul yang tegak lurus pada arah gaya. a Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 27

Gambar 2.2 Gaya Normal (Stolk dan Kros, 1986) Tegangan normal: t (N/mm 2 )...(2.1) A a. l dimana: = gaya normal (N) A = luas penampang las (mm 2 ) a = tebal kampuh las (mm) l = panjang pengelasan (mm) 2. Semata-mata oleh gaya melintang; umpamanya sambungan las tumpang yang dibuat dalam arah gaya. 1/2 1/2 Gambar 2.3 Gaya Melintang (Stolk dan Kros, 1986) Tegangan geser (N/mm 2 )...(2.2) A a l S. dimana: = gaya lintang (N) A S = luas penampang las (mm 2 ) a = tebal kampuh las (mm) l = panjang pengelasan (mm). 3. Semata-mata oleh momen lengkung; umpamanya sambungan T. Tegangan lengkung o Momen lengkung las M b. c (Nmm)...(2.3) dimana: = gaya lengkung (N) c = jarak momen lengkung (mm) o Untuk penampang cincin Diameter luar las D do 2a (mm)...(2.4) dimana: d o = diameter luar benda kerja (mm) a = tebal kampuh las (mm) Momen tahanan lengkung penampang las W b D 32 4 d D 4 O (mm 3 )...(2.5) Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 28

D do b bo Gambar 2.4 Gaya Lengkung enampang Cincin (Stolk dan Kros, 1986) o Untuk penampang segi empat Tebal luar las: b bo 2a (mm)...(2.6) dimana: b o = tebal benda kerja (mm) a = tebal kampuh las (mm). Lebar luar las: h ho 2a (mm)...(2.7) dimana: h o = lebar benda kerja (mm) a = lebar kampuh las (mm) Momen tahanan lengkung penampang las W b 2 2 bh b h 1 o o (mm 3 ) 6...(2.8) Gambar 2.5 Gaya Lengkung enampang Segi Empat (Stolk dan Kros, 1986) o Tegangan lengkung pada las adalah: M b b (N/ mm 2 )...(2.9) Wb 2.3 Aplikasi erangkat Lunak Smalltalk erencanaan Kekuatan Las Aplikasi perangkat lunak smalltalk yang akan digunakan untuk merencanakan kekuatan las, seperti tampak pada gambar 2.10. (oeng, 2013) Tampilan awal aplikasi perangkat lunak pada gambar 2.18, memiliki satu list (jendela) daftar pembebanan las, sebelas input field dan dua tombol action button. Dari sebelas input field terdiri lima Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 29

memasukan data perencanaan kekuatan las, yaitu: (oeng, 2013) o embebanan Las o Gaya Normal o Tebal Kampuh Las o anjang engelasan o Jarak Momen Lengkung mensimulasikan data perencanaan las, sehingga akan diperoleh batas kekuatan aman pengelasan diijinkan yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. III.METODOLOGI ENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu enelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Manado. Dan waktu pelaksanaan mulai 28 Agustus sampai 15 Desember 2013. Gambar 2.10 Aplikasi erangkat Lunak (oeng, 2013) Dan tujuh hasil perencanaan kekuatan las, yaitu: o Luas Kampuh Las o Jarak Momen Lengkung o Momen Lengkung o Momen Tahanan Lengkung o Tegangan Normal o Kekuatan Kampuh Las o Kekuatan yang Diijinkan. Tombol action button berfungsi untuk perintah input pembebanan dan hapus data. Aplikasi perangkat lunak perencanaan kekuatan las dapat digunakan untuk 3.2 Bahan dan eralatan Kebutuhan bahan dan peralatan dalam penelitian ini adalah: Satu unit ersonal Computer (C). erangkat Lunak erencanaan kekuatan Las Bahasa pemrograman Smalltalk. 3.3 rosedur enelitian enelitian ini dapat dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur, maka prosedur penelitian seperti pada gambar 3.1. Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 30

Mulai Tahap ersiapan Data embebanan dan Ukuran Kampuh engelasan erangkat Lunak Apakah Runninġ.? YA Kekutan engelasan embahasan dan Kesimpulan Selesai TIDAK Gambar 3.1 rosedur enelitian 3.4 engolahan Data 3.4.1 engumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: Jenis pengelasan = SMAW (Shielded Metal Arch welding) embebanan gaya normal pada sambungan las tumpul Gaya normal () =12000 N Tebal kampuh las (a) = 7 mm anjang pengelasan (l) = 50 mm embebanan gaya lintang pada sambungan las tumpang Gaya normal () = 25000 N Tebal kampuh las (a) = 7 mm anjang pengelasan (l) = 80 mm embebanan gaya lengkung pada sambungan las T enampang cincin: Gaya lengkung () = 12500 N Jarak momen lengkung (c) =50 mm Diameter benda kerja (d o ) =36 mm Tebal kampuh las (a) = 7 mm enampang segi empat: Gaya lengkung () = 25000 N Jarak momen lengkung (c) = 60 mm Tebal benda kerja (h o ) = 50 mm Lebar benda kerja (b o ) = 35 mm Tebal kampuh las (a) = 7 mm. 3.4.2 Analisis Data Data dan informasi yang diambil sebagai perencanaan las dijadikan obyek pada perangkat lunak yang dikembangkan. Data tersebut juga dijadikan input untuk menganilisis simulasi kekuatan pengelasan dari berbagai sistem pembebanan. IV. HASIL DAN EMBAHASAN 4.1 Hasil engamatan 4.1.1 erencanaan Kekuatan Las Dari perencanaan kekutan las yang telah dilakukan. Hasil pengamatan yang didapatkan yaitu: Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 31

1. Sebelum dilakukan perhitungan harus diketahui ukuran kampuh las dan sistem pembebanan yang terjadi pada kampuh las tersebut. 2. erencanaan kekuatan las yang diamati yaitu pada sambungan tumpul, sambungan tumpang dan sambungan T penampang cincin maupun penampang segi empat. 3. Hasil perencanaan diperoleh tegangan yang terjadi pada setiap sambungan las yang diamati tersebut. 4. Hasil tegangan yang diperoleh dibandingkan dengan tegangan yang diperbolehkan untuk menyatakan bahwa sambungan kampuh las yang direncanakan dapat memberikan keamanan yang cukup. 4.1.2 Diagram Alir rogram Diagram alir program merupakan tahapan cara penggunaan perangkat lunak yang dikembangkan untuk menentukan kekuatan kampuh las. enjelasan adalah sebagai berikut: 1. ada tampilan awal perangkat lunak smalltalk perencanaan kekuatan las tekan tombol pembebanan untuk memilih sistem pembebanan. 2. Jika dipilih gaya normal atau gaya lintang, maka akan diproses gaya normal atau gaya lintang, tebal kampuh las dan panjang pengelasan. 3. Akan menghasilkan tegangan yang terjadi normal atau geser. Dengan demikian akan diperoleh kekuatan kampuh dan tegangan yang diijinkan/diperbolehkan untuk menyatakan bahwa sambungan kampuh las yang direncanakan dapat memberikan keamanan yang cukup. 4. Jika dipilih momen lengkung, maka akan dilakukan pemilihan lagi bentuk penampang. 5. Apabila dipilih penampang cincin, maka akan diproses diameter benda kerja, tebal kampuh las, diameter luar las, momen tahanan lengkung, gaya lengkung dan jarak momen lengkung. Akan menghasilkan tegangan yang terjadi lengkung penampang cincin. Dengan demikian akan diperoleh kekuatan kampuh dan tegangan yang diijinkan/diperbolehkan untuk menyatakan bahwa sambungan Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 32

kampuh las yang direncanakan dapat memberikan keamanan yang cukup. 6. Apabila dipilih penampang segi empat, maka akan diproses lebar benda kerja, tebal benda kerja, tebal kampuh las, lebar luar las, tebal luar las, momen tahanan lengkung, gaya lengkung dan jarak momen lengkung. Akan menghasilkan tegangan yang terjadi lengkung penampang segi empat. Dengan demikian akan diperoleh kekuatan kampuh dan tegangan yang diijinkan/diperbolehkan untuk menyatakan bahwa sambungan kampuh las yang direncanakan dapat memberikan keamanan yang cukup. 7. Jika dipilih cancel akan kembali ke tampilan awal perangkat lunak smalltalk. Gambar 4.1 Tampilan Hasil Simulasi Sambungan Las tumpul Setelah data akibat pembebanan gaya lintang dimasukan, maka tampilan perangkat lunak perencanaan kekuatan las hasil simulasi sambungan las tumpang seperti pada gambar 4.2. 4.2 Hasil engolahan Data Setelah data akibat pembebanan gaya normal dimasukan, maka tampilan perangkat lunak perencanaan kekuatan las hasil simulasi sambungan las tumpul seperti pada gambar 4.1. Gambar 4.2 Tampilan Hasil Simulasi Sambungan Las Tumpang Hasil simulasi sambungan las T penampang cincin seperti pada gambar 4.3. Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 33

Hasil simulasi ini seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil simulasi erangkat Lunak Gambar 4.3 Tampilan Hasil Simulasi Las T enampang Cincin Hasil simulasi sambungan las T penampang segi empat seperti pada gambar 4.4. Hasil simulasi yang diperoeh pada tabel 4.1 dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kekuatan las, adalah sama nol persen (0%) tidak ada perbedaan. Dengan demikian aplikasi perangkat lunak smalltalk yang dikembangkan dapat digunakan untuk perencanaan kekutan las pada material baja. Gambar 4.4 Tampilan Hasil Simulasi Las T enampang Segi Empat 4.3 embahasan erangkat lunak perencanaan kekuatan las dengan melakukan simulasi sambungan las tumpul, sambungan las tumpang dan sambungan las T penampang cincin maupun segi empat dapat menentukan kekuatan pengelasan. V. ENUTU 5.1 Kesimpulan Aplikasi perangkat lunak untuk perencanaan pengelasan pada material baja, Hasil simulasi didapatkan bahwa pada sambungan las tumpul, akibat pembebanan gaya normal, diperoleh tegangan normal 34,286 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 390 dan tegangan normal yang diijinkan 50 N/mm 2. ada sambungan las tumpang, akibat pembebanan gaya lintang, diperoleh tegangan geser 44,643 N/mm 2 Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 34

dengan kekuatan kampuh las Fe 490 dan tegangan geser yang diijinkan 48 N/mm 2. ada sambungan las tee, akibat pembebanan gaya lengkung, diperoleh tegangan lengkung untuk penampang cincin 69,646 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 590 dan tegangan lengkung yang diijinkan 70 N/mm 2 dan tegangan lengkung untuk penampang segi empat 79,502 N/mm 2 dengan kekuatan kampuh las Fe 690 dan tegangan lengkung yang diijinkan 80 N/mm 2. Hasil simulasi ini dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kekuatan las, adalah sama nol persen (0%) tidak ada perbedaan. Dengan demikian aplikasi perangkat lunak smalltalk yang dikembangkan dapat digunakan untuk perencanaan kekutan las pada material baja. 5.2 Saran Aplikasi perangkat lunak untuk perencanaan pengelasan pada material baja, diberikan saran sebagai berikut: 1. erlu dilakukan pemodelan pengembangan perangkat lunak smalltalk perencanaan kekutan sambungan las lainnya agar mampu melakukan perbandingan hasil simulasi perencanaan pengelasan. 2. Diharapkan dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk menghasilkan simulasi perencanaan ke sistem database. DAFTAR USTAKA Djamiko, R. 2008. Modul Teori engelasan Logam, Teknik Mesin Universitas Yogyakarta. Ginting, D. 1985. Dasar-dasar engelasan, Erlangga, Jakarta. Mott, R. 2009. Elemen-elemen Mesin dalam erancangan Mekanis, ANDI Yoyakarta. Neimman, G. 1999. Elemen Mesin, Baping Ciracas, Jakarta. oeng. 2013. erangkat Lunak erencanaan Kekuatan Las, Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi, Manado. Stolk dan Kros. 1986, Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga, Jakarta Wiryosumarto, H. 1988. Teknologi engelasan Logam, radnya aramita, Jakarta. ---------------Las Listrik 2, oliteknik Manufaktur Bandung. Jurnal Online oros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1 35