SEJARAH MEREK HAK MEREK 10/29/2014

dokumen-dokumen yang mirip
MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

PENDAFTARAN TERHADAP MEREK YANG BERSIFAT GENERIC DAN DESCRIPTIVE Erlina, S.H.,M.H Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG MEREK DONA PRAWISUDA, SH KANTOR WILAYAH JAWA BARAT KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I Pendahuluan. suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan diperlukan tanda

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK

A. Perkembangan Hukum Merek Di Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan teori dan analisis terhadap Putusan Pengadilan Dalam Perkara

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori. 1. Tinjauan Umum Tentang Hak Kekayaan Intelektual

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN INDIKASI GEOGRAFIS DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEREK

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK

UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS Halaman 1

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN PEMBATALAN MEREK PUTUSAN NOMOR 08/HAKI/M/2007/ PN.NIAGA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

A. Pengertian Merek dan Jenis Merek

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Indikasi Geografis itu?

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. penemuan-penemuan di bidang teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA [LN 2002/85, TLN 4229]

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan dan hasil data di lapangan yang

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Apalah Arti Sebuah Nama? (What s in a Name?) Oleh : Dwi Agustine Kurniasih *

BAB I PENDAHULUAN. atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Merk merupakan bagian dari Hak Milik Intelektual. yang dalam dunia perdagangan di negara berkembang, seperti

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Perlindungan Hukum pada Merek yang Terdaftar

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013 Online di

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa 1. Merek merupakan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Bahwa tinjauan yuridis atas sengketa kasus ini ditinjau dari Undang-undang Nomor 5 Tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih Perlindungan Hukum bagi Pemilik Nama Domain. yang Beritikad Baik dalam Kaitannya dengan Perlindungan Hak Merek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DESAIN INDUSTRI. Pendesain: seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

Legal Aspek Produk TIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

Herlina Ratna SN. Dosen Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung Jl. ZA Pagar Alam No 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH ETIKA PROFESI RAHASIA DAGANG

BAB I PENDAHULUAN. seorang wiraswasta. Dengan program Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

DESAIN MERK DAN KEMASAN

Transkripsi:

SEJARAH MEREK HAK MEREK Tim Dosen HKI Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Perundang-perundangan tentang merek pertama kali dimulai oleh Statute of Parma yang mulai memfungsikan merek sebagai pembeda untuk produk berupa pisau, barang, pedang, atau barang tembaga lainnya. Konsep Merek dalam dunia perdagangan dan industri modern muncul setelah revolusi Industri dengan tujuan memberi tanda untuk menunjukkan asal usul barang. 1 2 Pada era modern ini merek akan membantu untuk menunjukkan asal barang dan/ atau jasa serta perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Merek merupakan definisi hukum yang akan memberikan perlindungan dan upaya pemulihan apabila tanda perdagangan digunakan oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan. Merek menjadi pengindikasian asal (an indication of origin) dan suatu ciri pembeda ( a distinctive character) Sejarah Perundang-undangan Merek di Indonesia: 1. Reglement Industrieele Eigendom Kolonien 1912 2. Undang Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan 3. Undang Undang 19 Tahun 1992 Tentang Merek 4. Undang-Undang 15 Tahun 2001 tentang Merek 3 4 1

Di Indonesia ketentuan mengenai Merek diatur dalam UU No 15 Tahun 2001. Pasal 1 Angka 1 menentukan definisi merek. Dari Pasal tersebut dapat dilihat beberapa elemen dari Merek, yakni : 1. Tanda 2. Memiliki daya pembeda 3. Digunakan untuk perdagangan barang atau jasa. FUNGSI MEREK Peranan Merek menjadi sangat penting dalam era global, terutama untuk menjaga persaingan sehat. Hal terpenting yang menjadi tujuan Hukum merek adalah setiap tanda yang digunakan sebagai merek memiliki kemampuan untuk membedakan atau memiliki daya penentu antara barang satu dengan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Article 15 TRIPs 5 6 FUNGSI MEREK Any sign or any combination of sign capable of distinguishing... Signs are not inherently capable of distinguishing... Acquired through use,... That signs be visually perceptible Identitas atas suatu produk Merek menjadi salah satu goodwill di mata konsumen Jaminan atas mutu dan kualitas barang Penunjukan asal barang dan Jasa (source of origin) 7 8 2

TANDA YG DAPAT DIGUNAKAN SBG MEREK Tanda yang dapat dikaitkan dengan daya pembeda untuk dapat dilindungi sebagai merek secara teoritis dapat dikategorikan sebagai: 1. Tanda yang secara inheren memiliki daya pembeda(inherently distinctiveness) - fanciful (khayalan), contoh: Exxon, Dagadu - arbitrary (berubah-ubah), contoh: Jaguar, Apple -suggestive (berkesan), contoh: World Book 2. Tanda yang memiliki kemampuan untuk menjadi pembeda (capable of becoming distinctive) - Descriptive, contoh: Singer, Aqua - Deceptive misdecriptive -Personal Name 9 10 3. Tanda yang sama sekali tidak memiliki kemampuan pembeda (incapable of becoming distinctive), tidak dapat dilindungi oleh merek karena telah menjadi public domain. Generic Term, contoh : Kasus Canfield vs Concorde beverage Deceptive (merek yang menyesatkan), contoh: Eco Clean untuk pembersih yang tidak ramah lingkungan Geographically Deceptively (menyesatkan secara geografis), contoh: kata Made in Japan digunakan sebagai merek Jenis- Jenis Merek a. Merek Dagang Pembeda atas barang tertentu yang diproduksi b. Merek Jasa Pembeda atas jasa tertentu yang diproduksi c. Merek Kolektif Merek yang digunakan anggota suatu asosiasi d. Merek Sertifikasi Merek yang mengikuti standar sertifikasi suatu otoritas e. Merek Terkenal Merek yang dianggap terkenal dan memiliki nama kuat di pasaran ( Lihat Pasal 2 UU No 15 Tahun 2001) 11 12 3

Article 15 (3) dan (4) dan (5) TRIPS Par 1 shall not be understood to prevent a member from denying regitration of trademark on other ground, provided that they not derogate from the provision of the Paris Convention: The Nature of Goods or Services to which a trademark is to be applied shall in no case form an obstacle to registration of a trademark Melihat Pada ketentuan tersebut, maka negara anggota dapat menentukan alasan untuk menolak Pendaftaran Merek Pendaftaran Merek Pasal 4 UU No 15 Tahun 2001 Merek tidak Dapat didaftarkan atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon yang tidak memiliki itikad baik yang dimaksud beritikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan mereknya secara jujur tanpa ada niatan untuk mendompleng maupun membonceng merek lain yang telah tenar terlebih dahulu. 13 MEREK YG TIDAK DAPAT DIDAFTARKAN ALASAN YANG ABSOLUT: Pasal 5 UU No 15 Tahun 2001 mengatur alasan absolut (absolut ground) suatu merek tidak dapat didaftarkan Suatu Merek tidak dapat didaftarkan apabila mengandung unsur di bawah ini: 14 a. Bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, agama, kesusilaan dan ketertiban umum b. Tidak memiliki daya pembeda c. Telah menjadi milik umum d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimintakan pendaftaran Pengaturan pada pasal 5 tersebut menimbulkan kerancuan karena tidak membedakan antara merek yang bersifat deceptiveyang bisa didaftarkan sebagai merek yang mengandung secondary meaning dan merek generic yang tidak dapat diterima pendaftarannya. 15 16 4

Pertanyaan yang timbul selanjutnya apakah pasal 5 tersebut mampu mengantisipasi perkembangan merek yang kini mencakup: Aroma(scent), contoh: Hallmarck Suara ( sound), contoh: Auman Singa pada MGM, Es krim Wall s Warna (colour), contoh: Pendaftaran warna Qualitex Greencold untuk meja setrika Bentuk(shape), contoh: Botol Coca-Cola Tanda tangan(signature): Pierre Cardin ALASAN YANG RELATIF: Berdasarkan teori hukum merek, alasan relatif ini mencakup: a. Merek Identik ( Double Identity) b. Merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan resiko membingungkan (a likehood of confusion) c. Merek melanggar reputasi merek lain (dilution) d. Tanda yang digunakan dalam perdagangan lebih dari sekedar penggunaan lokal yang signifikan (more local significance use) 17 18 PEROLEHAN HAK DAN JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN MEREK Article 16 TRIPs menjadi acuan untuk menetapkan alasan relatif (relative ground) sebagai persyaratan materiil Merek yang di Indonesia diatur dalam pasal 6 UU No 15 tahun 2001 ( buka Pasal 6 ) Setiap hak yang telah ada terlebih dahulu menjadi alasan relatif untuk penolakan pendaftaran merek. Di Indonesia, Hak Merek hanya diberikan kepada pemohon yang mengajukan permintaan pendaftaran dengan itikad baik ( first to file system) Intinya, hak merek diperoleh dg: Berdasarkan pendaftaran, tidak otomatis Pendaftaran harus dilakukan dg iktikad baik 19 20 5

Berdasarkan Article 18 TRIPs pendaftaran awal dan setiap pembaruan merek harus untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 tahun dan dapat diperbarui tanpa batas. Pasal 28 UU No 15/ 2001 jangka waktu perlindungan merek terdaftar di Indonesia adalah 10 tahun dan berlaku surut (retroaktif) sejak tanggal penerimaan pendaftaran merek. Apabila jangka waktu habis, Pemilik Merek diberi kesempatan untuk mengajukan permohonan perpanjangan pengajuan merek untuk jangka waktu yang sama jika memenuhi syarat (Pasal 36 UU No. 15/2001) Contoh syarat perpanjangan merek: Merek masih dipakai dalam kegiatan industri 21 22 HAK MEREK SBG HAK EKSKLUSIF Pasal 3 UU no 15/ 2001 menentukan Hak Merek merupakan hak eksklusif. Dengan Demikian, orang lain dilarang untuk menggunakan merek yang terdaftar untuk barang atau jasa yang sejenis, kecuali sebelumnya mendapat izin dari pemilik merek terdaftar. Setiap Pemilik Merek terdaftar memiliki monopoli secara terbatas untuk menggunakan sendiri atau mengeksploitasi mereknya dan menikmati manfaat ekonomi melalui perjanjian lisensi atau pengalihan hak. Merek hanya eksis berkaitan dengan aktivitas komersial sehingga harus digunakan. 23 24 6

PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL Merek merupakan aset bisnis yang penting. Adanya perlindungan HKI dapat menguntungkan merek terkenal walaupun merek tersebut tidak didaftarkan dan belum pernah digunakan di kawasan tertentu Perlindungan terhadap merek terkenal merupakan pengakuan terhadap pemilik merek atas keberhasilannya menciptakan image eksklusif. Untuk menilai apakah suatu merek terkenal dilihat dari: reputasi(reputation) dan kemasyhuran(renown) 25 26 Kriteria suatu merek terkenal dalam penjelasan Pasal 4 UU No 15 Tahun 2001, hanya didasarkan pada pengetahuan umum masyarakat mengenai merek atau nama tersebut di bidang usaha yang bersangkutan PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL 1. Preventif: Melalui Pendaftaran Merek ke Dirjen HAKI 27 2. Represif: Gugatan ke Pengadilan Niaga Gugatan Ganti Rugi dan Pembatalan Pendaftaran Merek Pidana penjara maksimal lima tahun dan denda maksimal 1 Miliar Rupiah (Pasal 90 UU No 15 Tahun 2001) 28 7

Pewarisan. Wasiat. PENGALIHAN MEREK Hibah. Perjanjian tertulis. Sebab sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang undangan. (Pasal 40 UU No. 15 tahun 2001) HAK EKSKLUSIF INDIKASI GEOGRAFIS Secara Umum Indikasi Geografis bermakna penandaan asal barang yang bisa berupa indikasi secara langsung (misal Kopi Toraja) dan indikasi secara tidak langsung (misal untuk keju, Feta dari Yunani, Mozarella dari Italia). 29 30 Seperti Merek, Indikasi geografis merupakan tanda yang menunjukkan asal barang Di Indonesia perlindungan indikasi geografis diatur dalam Pasal 56 UU no 15 Tahun 2001. Ketentuan tersebut mengacu pada Article 22 TRIPs. Indikasi Geografis memiliki dua Fungsi Perlindungan bagi konsumen (wrong and misleading indication) Perlindungan goodwillbagi mereka yang berhak atas indikasi geografis tersebut. Prinsip Perlindungan Indikasi Geografis ini diabadikan dalam Article 6 terparis Convention 31 32 8

Indikasi Geografis sebagai tanda yang digunakan atas barang yang memiliki kualitas khusus karena: a. Faktor Alam(tanahnya, cuacanya, dsb. Sehingga menghasilkan produk yg khas daerah tsb) misalkan: Kopi Toraja,Kopi Kintamani, Mutiara Mataram,Kayu Putih Ambon. b. Faktor Manusia(keahlian manusianya yg tdk terdapat di daerah lain) Meliputi barang yang dihasilkan manusia di wilayah tertentu, misal: batik Solo, Songket Palembang, tenun ikat sumbawa 33 Perlindungan Indikasi Geografis didasarkan pada hukum nasional masing-masing negara. Ada yang menganut perlindungan tanpa pendaftaran (first to use system) dan perlindungan dengan pendaftaran (first to file system) Di Indonesia perlindungan diberikan berdasarkan pendaftaran (Pasal 56 ayat (2) UU No 15 tahun 2001) Di Indonesia, Indikasi Geografis biasanya didaftarkan oleh Pemerintah Daerahnya 34 Tanda yang digunakan pada indikasi geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan (berupa nama tempat, daerah atau wilayah, kata-kata, gambar, huruf atau kombinasinya. Indikasi Geografis akan mendapat perlindungan selama ciri atau kualitas yang menjadi dasar diberikannya indikasi geografis itu masih ada ( Pasal 56 ayat 7 UU No 15 Tahun 2001) INDIKASI ASAL Selain Indikasi Geografis ada juga Indikasi Asal sebagai suatu tanda yang sebenarnya merupakan indikasi geografis tetapi tidak didaftarkan atau tanda yang semata-mata bertujuan meninjukkan asal usul barang atau jasa. 35 36 9