Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

: /2 /0 04

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

SOFYAN ARIEF SH MKn

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ketentuan dan Praktik Royalti dalam Hak Kekayaan Intelektual DWI ANITA DARUHERDANI, SH., LL.M. SEKRETARIS JENDERAL ASOSIASI KONSULTAN HKI INDONESIA

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta. Sofyan Arief Konsultan HKI RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PATEN. Disusun oleh : Dr. Henny Medyawati, SKom,MM. Sumber: UU NO. 14 tahun 2001, tentang Paten,2010, New Merah Putih, Yogyakarta

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

Tanya Jawab Tentang Paten

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tidak setiap orang

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, DAN MENTER! KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Chapter 5. ETHICAL AND SOCIAL ISSUES IN IT Design. Information Technology for Design

Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB

MAKALAH HAK PATEN. Nama Kelompok: 1. Chaniffatul Maghfirroh 2. Melan Apriliani 3. Siswo Hadi Purnomo 4. Tri Cahyono. Kelas: 2 TI-B

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Hak Atas Kekayaan Intelektual Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

Hak Kekayaan Intelektual Hasil pemikiran, kreasi dan desain seseorang yang oleh hukum diakui dan diberikan hak atas kebendaan sehingga hasil pemikiran, kreasi dan desain tersebut dapat diperjualbelikan Seseorang yang memiliki hak kekayaan intelektual dapat diberikan royalti atau pembayaran oleh orang lain yang memanfaatkan atau menggunakan hak kekayaan intelektualnya tersebut

Hak Kekayaan Intelektual Manusia dengan Ide dan Kekayaan Intelektualnya Karya Cipta/Invensi berupa produk dan atau proses Hak Kekayaan Intelektual

HAKI Peraturan perundang-undangan di bidang HAKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840. Pemerintah Belanda memperkenalkan undang-undang pertama mengenai perlindungan HAKI pada tahun 1844.

HAKI-Pemerintahan Belanda UU Merek Tahun 1885 UU Paten Tahun 1910 UU Hak Cipta Tahun 1912

Pada Jaman Jepang (1942-1945) UU HAKI tetap berlaku, asal tidak bertentangan dengan UUD 1945 UU Hak Cipta dan UU Merek tetal berlaku, namun tidak untuk UU Paten karena bertentangan dengan pemerintah Indonesia

Setelah Indonesia Merdeka Pada tahun 1953, Menteri Kehakiman Republik Indonesisa mengeluarkan pengumuman yang merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang Paten, yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.S. 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan Paten dalam negeri dan Pengumuman Menteri Kehakiman No.J.G.1.2/17 yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri

11 Oktober 1961 UU No.21 tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU Merek Kolonial Belanda Mulai berlaku tanggal 11 November 1961 Untuk melindungi masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan 12 April 1982 UU No 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta untuk menggantikan UU Hak Cipta peninggalan Belanda Untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa Tahun 1986 Awal era modern sistem HAKI Membentuk tim khusus di bidang HAKI melalui KEPRES No.34 Tahun 1986 Tugas KEPRES: penyusunan kebijakan nasional di bidang HAKI, perancangan peraturan perundang-undangan di bidang HAKI dan sosialisasi sistem HKI di kalangan instansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas

UU No.7 Tahun 1987 sebagai perubahan atas UU No.12 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

Kebijakan Pemerintah menyangkut HAKI Tahun 1988 pembentukan Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek untuk mengambil alih fungsi dan tugas Direktorart paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit di lingkungan Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, Departemen Kehakiman UU No.6 Tahun 1989 UU Paten 1989

1992 UU NO.19 Tahun 1992 tentang Merek. Mulai berlaku 1 April 1993. Menggantikan UU Merek tahun 1961 2000 Disahkan 3 UU baru di bidang HAKI: UU No 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, UU No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, UU No.32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 2001 UU No.14 Tahun 2001 tentang Paten UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek 2002 UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif 1 tahun sejak di undangkannya

Merek Sejarah Merek Peraturan perundang-undangan yang pernah berlaku : 1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997

Jangka waktu perlindungan Merek Menurut ketentuan Pasal 28 Undang-undang Merek 10 (sepuluh) tahun & dapat diperpanjang

Jenis Merek Merek Dagang Merek Jasa Jenis Merek

Merek Dagang Merek dagang adalah kata, phrase, simbol, desain, nama, logo, slogan, atau trade dress atau kombinasinya yang digunakan suatu perusahaan untuk membedakan produknya dari produk lain yang terdapat di pasar (Nelson et al, 2004). Suatu merek dagang dapat berupa bukan hanya logo, slogan, atau nama merek, namun dapat juga mencakup bentuk, warna, bau, atau suara.

Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Fungsi pendaftaran merk adalah sebagai alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek tersebut, dasar penolakan terhadap merek yang sama yang diusahakan orang lain untuk didaftarkan, dan mencegah orang lain memakai merek yang sama.

Dalam dunia perdagangan internasional, suatu bisnis yang telah meregistrasi mereknya akan menggunakan tanda. Dengan melakukan registrasi, entrepreneur akan lebih memiliki kekuatan untuk melindungi mereknya. Entrepreneur akan kehilangan hak eksklusif atas mereknya apabila keunikan mereknya hilang dan menjadi nama yang generik. Merk-merk seperti Aspirin, Escalator, Thermos, dan Super Glue merupakan contoh merek-merek yang telah menjadi kata yang umum dalam bahasa Inggris dan tidak dapat lagi memperoleh lisensi merek dagang.

Syarat-syarat Merek Dasar Hukum Pasal 5 UU Merek Merek tidak dapat didaftar apabila : 1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum; 2. Tidak memiliki daya pembeda; 3. Telah menjadi milik umum; 4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.

Pendaftaran Merek Permohonan pendaftaran merek diajukan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Selanjutnya tahapan yang akan dilalui adalah: Pemeriksaan Substantif. Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan substantif bahwa permohonan dapat disetujui untuk didaftar atau ditolak. Jika tidak disetujui, maka pemohon akan memperoleh pemberitahuan yang disertai alasannya.

Pengumuman Permohonan. Apabila permohonan disetujui maka permohonan tesebut akan diumumkan dalam Berita Resmi Merk selama tiga bulan yang dapat dilihat melalui http://www.dgip.go.id. Keberatan dan Sanggahan. Pihak yang merasa keberatan atas merek yang diajukan pemohon dapat menyampaikan keberatannya kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan melampirkan bukti-bukti yang cukup. Demikian juga pemohon dapat mengajukan sanggahan atas keberatan pihak lain dalam jangka waktu paling lama dua bulan setelah menerima salinan keberatan.

Pemeriksaan Kembali. Kegiatan ini dilakukan sebagai respon atas keberatan yang diajukan pihak tertentu. apabila tidak terdapat keberatan, maka Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual akan menerbitkan sertifikat merek paling lambat 30 hari sejak tanggal berakhirnya waktu pengumuman.

Merek terdaftar akan memperoleh perlindungan hukum selama 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat diperpanjang. Permohonan perpanjangan diajukan dalam jangka waktu 12 bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan. Permohonan perpanjangan disetujui apabila (a) Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana disebut dalam Sertifikat Merek tersebut; dan (b). barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih diproduksi dan diperdagangkan.

Permohonan perpanjangan disetujui apabila (a) Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana disebut dalam Sertifikat Merek tersebut; dan (b). barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih diproduksi dan diperdagangkan. Setelah memperoleh perlindungan hukum yang tepat melalui hak cipta, paten, dan merek dagang, entrepreneur perlu memonitor pasar apakah terjadi penggunaan yang melawan hukum atas hak cipta, paten, atau merek dagangnya

Penolakan Pendaftaran Merek 1. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis; 2. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis; 3. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-geografis yang sudah terkenal.

Hak Cipta Peraturan perundang2-an yang pernah berlaku : 1. Auteurswet (Hak Pengarang) Stb. 1912 No. 600; 2. Undang-undang No. 6 Tahun 1982; 3. Undang-undang No. 7 Tahun 1987; 4. Undang-undang No. 12 Tahun 1997.

Hak Cipta Hak cipta terkait dengan perlindungan terhadap setiap hasil karya dan inovasi yang orisinal dalam bidang pengetahuan, seni dan budaya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, disebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk mengumumkan atau memperbanyak dengan tidak mengurangi batasan-batasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa Pengertian Pencipta. Seorang atau beberapa orang secara bersamasama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Ciptaan. Hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra

Pemegang Hak Cipta. Pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut. Pengumuman. Pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.

Perbanyakan. Penambahan jumlah sesuatu ciptaan baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara permanen atau temporer.

Hak terkait. Hak yang berkaitan dengan hak cipta, yaitu hak eksklusif bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya; bagi produser rekaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat, memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya

Lisensi. Ijin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau pemegang hak terkait kepada pihak lain unuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.

Di Amerika Serikat, pendaftaran hak cipta ditujukan kepada Copyright Office (kantor hak cipta) pada Library of Congress dengan membayar biaya aplikasi sebesar $30. Di Indonesia, pendaftaran ditujukan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan membayar biaya permohonan sebesar Rp. 75.000,00. Suatu hak cipta berlaku selama hidup penciptanya dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah penciptanya meninggal dunia (catatan: di Amerika Serikat, berlaku hingga 70 tahun setelah penciptanya meninggal dunia).

Paten Paten adalah gran yang diberikan negara kepada inventor atas produk di bidang teknologi, dan memberinya hak eksklusif untuk melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, menggunakan, dan menjual invensi dalam suatu negara hingga 20 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan aplikasi paten (Nelson et al, 2004).

Maksud dari pemberian 20 tahun monopoli kepada inventor adalah untuk merangsang kreativitas dan inovasi.

Setelah 20 tahun, paten akan kadaluarsa dan tidak dapat diperpanjang. Menurut Undang-Undang Paten, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Di Amerika Serikat, paten diberikan kepada mereka yang pertama kali menemukan invensi. Sistem yang sering disebut dengan first-to-invent berbeda dengan sistem yang digunakan di Jepang, Eropa, dan Indonesia. Di Indonesia, perlindungan paten diatur dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2001. Mereka yang mendaftar pertama kali yang akan memperoleh paten, yang disebut dengan sistem first-to-file, seperti disebutkan dalam pasal 34 Undang-Undang Paten.

Paten diberikan atas permohonan. Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu invensi. Permohonan paten diajukan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual atau melalui Kanwil Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tahapan yang dilalui dalam permohonan ini adalah pengajuan permohonan, pemeriksaan administratif, pengumuman permohonan paten, pemeriksaan substantif, dan pemberian atau penolakan.

Tiga komponen penting dalam permohonan paten adalah klaim, deskripsi, dan abstrak. Klaim adalah bagian dari permohonan yang merupakan pokok dari invensi yang jabarkan secara jelas dan memuat semua kesitimewaan teknik yang dimiliki invensi. Deskripsi adalah uraian komprehensif tentang invensi yang mencakup judul, bidang teknik, latar belakang, uraian singkat invensi, uraian singkat gambar, dan uraian lengkap invensi. Abstrak merupakan ringkasan uraian lengkap invensi yang ditulis terpisah dari uraian invensi