BAB I PENDAHULUAN. aspek hominisasi dan aspek humanisasi. Proses hominisasi adalah melihat manusia sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Kemampuan. hidupnya. Tanpa dunia luar manusia akan mati.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran. hafalan. Lutfhi (2007:18) menyatakan bahwa materi IPA cenderung

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan sebagai objek pembangunan memberi arti bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang pesat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar adalah keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berperan aktif dalam proses belajar mengajar. berikut; 1) Kepercayaan diri siswa saat berbicara, 2) Pengetahuan siswa tentang

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pendidikan manusia membutuhkan dua aspek yang saling mengisi yaitu aspek hominisasi dan aspek humanisasi. Proses hominisasi adalah melihat manusia sebagai makluk hidup yang berdasarkan pada ekologinya yaitu manusia memerlukan kebutuhankebutuhan biologis seperti makan, beranak pinak, memerlukan pemukiman dan pekerjaan untuk menopang kehidupannya, sedangkan proses humanisasi melihat manusia pada hakekatnya sebagai mahluk yang bermoral, artinya manusia bukan hanya sekedar hidup tetapi hidup untuk mewujudkan suatu eksistensi, yaitu bahwa manusia hidup bersama-sama dengan sesama manusia sebagai ciptaan yang maha kuasa. Di dalam proses ini tingkah laku manusia diarahkan kepada nilai-nilai kehidupan yang vertikal di dalam kenyataan hidup bersama dengan sesama manusia. Aspek yang kedua inilah yang sering terlupakan, padahal jika disadari bersama bahwa aspek ini adalah bekal yang sangat diperlukan di dalam kehidupan bersama menuju cita-cita bersama yaitu kehidupan yang lebih baik, lebih tentram dan berkeadilan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam perjalanan kehidupan manusia, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) karena melalui sektor pendidikan dapat menciptakan manusia yang berkualitas dan nantinya akan mampu berkompetensi dalam kemajuan IPTEK. Menyadari akan hal tersebut, tentunya jalur yang tepat menyiapkan sumber daya manusia yang handal adalah melalui jalur pendidikan. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses

berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. Kegiatan belajar dalam pembelajaran dilakukakan oleh dua orang pelaku, yaitu siswa dan guru. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan penbelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih

dan menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2013 :). Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat impelemantif (B. Uno, 2012:2). Oleh karena itu, tiap guru hendaknya dapat memilih atau mengkombinasikan beberapa metode mengajar yang tepat agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dalam artian dapat mengacu keingintahuan dan memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar akan memberi peluang besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka seorang guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan model pembelajaran secara bervariasi, yang mampu meransang antusias atau motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran terutama pada mata pelajaran ekonomi yang secara umum hanya teori akan tetapi menuntut keaktifan peserta didik dalam memperoleh dan memahami materi yang dipelajari. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan cara lama dalam mengajar yang hanya menyajikan tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil semester siswa SMP Negeri 2 Botumoito Kabupaten Boalemo kelas VIII-1 pada mata pelajaran IPS terpadu yang nilainya rata-rata di bawah nilai ketuntasan atau di bawah nilai 70 dari jumlah 24 orang siswa yang mendapat nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu hanya 8 orang atau sebesar 33,33% dan yang tidak memenuhi nilai sesuai standar KKM adalah 16 orang atau sebasar 66,66%. Proses belajar dikatakan berhasil apabila

hasil pembelajaran mencapai 70% atau semua siswa mendapatkan nilai 70 ke atas sesuai standar KKM.. Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII-1 menunjukan adanya permasalahan terhadap rendahnya cara belajar peserta didik dan kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran yang berkualitas untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Guru harus dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidak berhasilan peserta didik dalam pelajaran IPS Terpadu. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini perlu ditanggulangi dengan segera, dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran aktif tipe Guided Teaching. Penggunaan model pembelajaran aktif tipe Guided Teaching menjadi alternative untuk membangun antusias atau motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran aktif tipe Guided Teaching adalah pembelajaran yang diawali dengan beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman atau kemampuan siswa, kemudian guru membuat hipotesa atau kesimpulan dan membuat beberapa kategori. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPS terpadu dengan judul: "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Aktif Tipe (Guided Teaching) Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Botumoito Kabupaten Boalemo. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut; 1) awal pembelajaran guru tidak memberikan pertanyaan awal sebagai

salah satu alat untuk mendekteksi pengetahuan dimiliki oleh siswa untuk dikembangkan melalui proses pembelajaran, pembentukan kelompok antar siswa dalam bentuk kelompok belum dilakukan oleh guru. 2) pengabungan kembali bagi siswa yang terbagi dalam kelompok untuk merespon jawaban-jawaban yang telah disampaikan dalam kelompok pada awal pertemuan belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. 3) penyampaian masalah-masalah yang di kaji melalui proses pembelajaran tidak dilaksanakan. 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran aktif tipe (Guided Teaching) pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII-1 SMP Negeri Botumoito Kabupaten Boalemo? 1.4 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa belajar siswa. Maka perlu diadakan strategi dan model pembelajaran khususnya dengan penggunaan model pembelajaran aktif tipe Guided Teaching. Optimalisasi penggunaan sumber pembelajaran, serta alat pembelajaran sangat diperlukan sehingga pembelajaran yang dikaji dengan penggunaan model pembelajaran aktif tipe Guided Teaching yang disusun melalui materi ringkas dan jelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru merancang perangkat pembelajaran berupa silabus sebelum pelajaran dimulai. Dengan demikian model pembelajaran aktif tipe Guided Teaching digunakan untuk melatih siswa dalam menunjukan partisipasi kepada orang lain, dan memberikan waktu lebih banyak untuk berfikir, agar siswa terkesan lebih aktif dalam pembelajaran, untuk memecahkan masalah di atas, kemudian guru melakukan tes evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa.

1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran aktif tipe (Guided Teaching) pada pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Botumoito Kabupaten Boalemo. 1.6 Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis pada praktis sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dalam menerapkan model pembelajaran khususnya mengenai penggunaan model pembelajaran aktif Tipe Guided Teaching. 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai informasi pentingnya menggunakan model pembelajaran khususnya model pembelajaran aktif Tipe Guided Teaching. 2. Sebagai bahan referensi bagi para penulis dan peneliti yang akan datang mengenai masalah yang sama.