Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

dokumen-dokumen yang mirip
JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

PEMBUATAN KURVA ISODOSIS PAPARAN RADIASI DI RUANG PEMERIKSAAN INSTALASI RADIOLOGI RSUD KABUPATEN KOLAKA - SULAWESI TENGGARA

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

ANALISIS KESELAMATAN PESAWAT SINAR-X DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

Kontras. Darmini J. Dahjono Asri Indah Aryani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

Penulis koresponden. Alamat

Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

EFFICIENCY TEST OF COLIMATOR SHUTTER AT THE X RAY TUBE IN RADIODIAGNOSTIC LABORATORY OF POLTEKKES JAKARTA 2 AND TWO CLINICAL HOSPITALS IN JAKARTA

PENGUKURAN DOSIS EFEKTIF ORGAN TYROID DAN MATA PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI

Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP Di Unit ICU Rumah Sakit X Tahun 2012

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN UKURAN FOCAL SPOT DARI SINAR-X TERHADAP DENSITAS FILM RADIOGRAFI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Volume 3 No. 1 April 2017 ISSN :

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

SKRIPSI UTARA M E D A N. Oleh. Universitas Sumatera Utara

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

ANALYSIS OUTPUT TOLERANCE LIMITS X-RAY MACHINE DIAGNOSTIC (Case Study in one of the General Hospital inbanda Aceh)

Uji Akurasi Tegangan Tinggi Alat Rontgen Radiography Mobile. Wadianto¹, Azis Muslim²

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

PEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

ABSTRAK

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DENSITAS OPTIK RADIOGRAF SINAR-X DIGITAL

ANALISA CTDI PADA PERMUKAAN DAN PUSAT PHANTOM MENGGUNAKAN CT DOSE PROFILER

PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

Pengukuran Dosis Organ Sensitif Pada Pemeriksaan Computed Tomography (CT) Abdomen Menggunakan Fantom Rando

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

bahwa semakin besar jarak ukur maka dosis serap yang diterima semakin kecil. Kata kunci :Kalibrasi, survei meter, dosis serap, faktor kalibrasi

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

Bab 2. Nilai Batas Dosis

PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINAR X DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

SKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Transkripsi:

Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Entrasce Skin Exposure( ESE ) dan Laju Paparan Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Abdomen Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT The measurement for influence of high voltage technique to Entrance Skin Exposure and Rate of Scattered Radiation Exposure on abdomen inspection have been conducted. The ESE measurement is conducted using Electrometer and calculated by semi empirical method, while in measurement of rate of scattered radiation exposure using survey meter at a distance of from the object by varying data intake points and its direction of detector. The result indicates that the usage of high voltage technique yields absorbent dose of 124 mrad and radiation exposure of 339 mr. It is lower than the standard value of absorbent dose of 322.7 mrad and radiation exposure of 130,5 mr. The result of measurement is higher than calculation. In measurement of exposure of scattered radiation rate with detector position faced to object, on right side of cathode, it yields 1.03mR/hour with standard voltage and 0.32 mr/hour with high voltage technique. While in measuring exposure of scattered radiation rate and back-scattered obtained result on A and C (close to anoda and side of object) and A and C nearly same, with highest value of 1 mr/hour and 0.93 mr/hour at standard tube voltage and at high kv technique obtained lower value of 0.29mR/hour and 0.25mR/hour. INTISARI Telah dilakukan pengukuran pengaruh teknik tegangan tinggi pada pemeriksaan abdomen terhadap Entrance Skin Exposure dan laju paparan radiasi hambur. Pada penelitian ini pengukuran ESE dilakukan dengan menggunakan Elektrometer dan perhitungan secara semi empiris, sedangkan pada pengukuran laju paparan radiasi hambur menggunakan surveymeter pada jarak dari objek dengan memvariasikan titik pengambilan data dan arah detektornya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan teknik tegangan tinggi menghasilkan dosis serap sebesar 124 mrad dan paparan radiasi sebesar 339,7 mr atau lebih kecil dari penggunaan teknik tegangan standar yang menghasilkan dosis serap sebesar 322,7 mrad dan paparan radiasi 130,5 mr. Hasil pengukuran lebih besar dibanding hasil perhitungan. Pada pengukuran laju paparan radiasi hambur dengan posisi detektor menghadap ke objek didapat, pada sebelah kanan katoda menghasilkan nilai 1,03mR/jam pada penggunaan tegangan standar dan 0,32 mr/jam dengan teknik tegangan tinggi. Sedangkan pada pengukuran laju paparan radiasi hambur dan hamburan balik didapat hasil pada titik A dan C (dekat anoda dan samping objek) serta A dan C hampir sama, dengan nilai tertingginya 1mR/jam dan 0,93 mr/jam pada tegangan tabung standar dan pada high kv technique didapat nilai terendah 0,29mR/jam dan 0,25mR/jam. PENDAHULUAN Dalam bidang radiodiagnostik, kualitas radiograf sangat berpengaruh dalam penentuan ketepatan diagnosa suatu penyakit [1]. Namun demikian, sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), setiap pemanfaatan sumber radiasi selalu menghendaki adanya penerimaan dosis serendah mungkin terhadap pasien, pekerja radiasi maupun masyarakat [2]. Menurut Conference Radiation Control Program Director, Incoorporation USA, kontribusi terbesar dari total paparan radiasi terhadap manusia diperoleh dari pemeriksaan radiodiagnostik. Hal penting yang dilakukan dalam pemeriksaan radiologi adalah bagaimana memperoleh radiograf yang berkualitas dengan paparan yang sekecil mungkin dengan biaya yang terjangkau. 21

Dhahryan dan Much Azam Faktor yang mempengaruhi kualitas radiograf antara lain faktor eksposi yang terdiri atas tegangan tabung (kv), arus tabung (ma) dan waktu penyinaran (s). Pengaturan faktor eksposi yang tepat dapat menghasilkan kontras radiograf yang optimal yaitu mampu menunjukkan perbedaan derajat kehitaman yang jelas antar organ yang mempunyai kerapatan berbeda. Tegangan tabung menentukan kualitas radiasi atau daya tembus sinar-x yang dihasilkan. Arus tabung menentukan jumlah elektron yang akan melewati target sehingga dihasilkan sinar-x yang intensitas dan energinya cukup untuk menembus organ tertentu. Waktu menentukan lamanya penyinaran sehingga menentukan kuantitas sinar-x yang dihasilkan. Bila sinar-x diinteraksikan dengan bahan dapat diteruskan, dihamburkan dan diserap. Banyaknya foton sinar-x yang diteruskan dan dihamburkan akan berpengaruh pada kualitas radiograf yang dihasilkan, sedangkan foton sinar-x yang diserap hanya akan berpengaruh pada dosis radiasi yang diterima pasien. Pemeriksaan radiografi abdomen menggunakan tegangan tabung 77 kv biasanya disebut dengan teknik standar atau teknik tegangan rutin, sedangkan pemeriksaan radiografi abdomen menggunakan tegangan tabung diatas 100 kv sampai 150 kv yang dalam penggunaannya disertai dengan penurunan kuat arus dan waktu penyinaran disebut dengan teknik tegangan tinggi [3]. Semakin tinggi tegangan yang digunakan semakin tinggi daya tembus foton sinar-x yang dihasilkan, semakin kurang pula radiasi yang diserap oleh kulit yang terdekat pada tabung sinar-x selama membuat radiografi yang memuaskan, sehingga lebih luas pula batas-batas keamanan bagi pasien. Entrace Skin Exposure ( ESE ) Dosis pada pasien dilaporkan pada pemeriksaan diagnostik pada umumnya dilakukan dengan 3 cara yaitu: paparan pada permukaan kulit atau dikenal sebagai Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi entrace skin exposure (ESE), the gonadal dose yaitu paparan pada organ reproduktif, serta dosis pada sumsum tulang (mean marrow dose). [4] Entrace Skin Exposure ( ESE ) adalah paparan yang diukur dengan satuan milliroentgen pada pusat sumbu sinar-x dimana titik tersebut merupakan daerah yang akan dikenai radiasi. Pesawat sinar-x diatur dengan faktor exposi yang sesuai dengan organ yang diperiksa, dan pengukuran ESE (Entrace Skin Exposure) dilakukan dengan Free-in-air. METODE PENELITIAN Pengambilan Data Pengukuran laju dosis serap dilakukan dengan menggunakan Elektro meter yang diletakkan di atas obyek. Penghitungan laju dosis serap dapat dilakukan secara empiris yang hasilnya kemudian dikonversikan dengan dosis serap di jaringan yaitu 1 R = 0,95 rad [5]. Pengukuran laju paparan radiasi hambur diperoleh melalui penyinaran terhadap phantom abdomen. Kemudian untuk memperoleh nilai dosis terukur yang sebenarnya adalah dengan mengalikan hasil pengukuran yang telah dirata-ratakan dengan faktor kalibrasi dari alat ukur survey meter yang digunakan. Skema Pengukuran ESE dapat dilihat pada gambar 1. Sedangkan laju hambur pada gambar 2 dan gambr 3. Anoda + - 1 3 2 Katoda Gambar 1. Skema pengukuran ESE. Ket.: 1. Tabung sinar-x, 2. Phantom abdomen, 3. 4 22

Prupe dari elektometer, 4. Display menunjukan hubungan antara faktor elektometer. eksposi dengan dosis serap dapat dilihat pada gambar 4. Anoda Katoda + - 1 350 300 3.B 2 3.A Dosis Serap ( mrad ) 250 200 Standar Tinggi 150 3.C Gambar 2. Susunan pengukuran laju paparan radiasi hambur dengan surveymeter pada posisi detektor menghadap ke objek. Keterangan: 1. Tabung sinar-x, 2. Phantom abdomen, 3. a. Surveymeter pada posisi sebelah kanan Katoda. b. Surveymeter pada posisi sebelah kiri Anoda. c. Surveymeter pada posisi samping Objek. 3.B 3.B Anoda + - Katoda 1 3.A 2 3.C 3.C 3.A Gambar 3. Susunan pengukuran laju paparan radiasi hambur dengan surveymeter pada posisi detektor menghadap menyampingi dan membelakangi objek. Keterangan: a, a. Surveymeter pada posisi sebelah kanan Katoda. b, b. Surveymeter pada posisi sebelah kiri Anoda. c, c. Surveymeter pada posisi samping Objek. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada sub bahasan pertama dibahas tentang hubungan faktor eksposi terhadap dosis Entrance Skin Exposure ( ESE ) dan laju paparan radiasi. Pengukuran Dosis Serap dan Paparan Radiasi dengan Elektrometer Pengukuran paparan radiasi dan dosis serap dengan menggunakan alat ukur Elektrometer. Hasil penelitian yang 100 Gambar 4. Grafik hubungan antara faktor eksposi terhadap dosis serap yang diukur dengan elektrometer pada jarak dari tabung. Pada gambar 4, dapat dilihat dengan penggunaan faktor eksposi standar yang biasa digunakan untuk memotret/mengeksposure pada pemeriksaan abdomen menghasilkan paparan radiasi sebesar 339,7 mr dan dosis serap yang diterima oleh pasien yaitu dan 322,7 mrad. Angka yang dihasilkan oleh standar lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh faktor eksposi tinggi (high kv technique). Paparan radiasi yang dihasilkan sebesar 130,5 mr dan dosis serap yang diterima pasien sebesar 124 mrad. Nilai ESE secara dominan dipengaruhi oleh peningkatan maupun penurunan tegangan tabung (kv) disertai penurunan arus tabung dalam waktu (mas) terhadap faktor eksposi. Hal ini sesuai dengan intensitas sinar-x yang sebanding terhadap kuadrat tegangan tabung. Semakin kecil nilai ESE yang terukur pada permukaan kulit pada pasien maka tujuan dari ALARA dapat tercapai. Hasil antara yang didapat dari pengukuran pada elektrometer dan hasil perhitungan dengan rumus eksposure terlihat pada gambar 5. 23

Dosis Serap ( mrad ) Dhahryan dan Much Azam 300 250 200 150 100 350 pengukuran perhitungan Gambar 5. Grafik hubungan antara faktor eksposi (kv mas) terhadap dosis serap yang diukur dengan elektrometer pada jarak dari tabung dengan hasil perhitungan. Pada gambar 5, hasil perhitungan dan hasil pengukuran mempunyai kesamaan yaitu paparan radiasi dan dosis serap yang diterima oleh pasien semakin meningkat apabila faktor eksposi yang digunakan semakin besar atau bisa dikatakan dengan penggunaan tegangan standar akan memberikan dosis serap dan laju paparan radiasi bagi pasien lebih besar dibandingkan dengan penggunaan high kv technique baik secara pengukuran maupun perhitungan. Pengukuran Laju Paparan Radiasi dengan mengunakan Surve meter Pada penelitian ini Laju Paparan Radiasi diukur/dideteksi pada titik jarak 1 meter dari objek (phantom) yaitu 1 meter dari objek ke bawah (sebelah kanan Katoda), 1 meter dari objek ke atas (sebelah kiri anoda), dan 1 meter dari samping objek dengan menggunakan luas lapangan yang sama. Dalam pengambilan datanya survemeter divariasikan yaitu dengan memutar detektor survemeter dengan arah kedepan objek, menyamping objek serta membelakangi objek yang dilakukan pada tiap-tiap titik pengukuran. a. Pengukuran dengan sensor menghadap kedepan objek. Dari arah pengambilan data didapat bahwa hamburan yang berada di sebelah kanan katoda (tabel.a) pada faktor eksposi standar dideteksi mengalami hamburan tertinggi sebesar 1,03 mr/jam dan pada Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi penggunaan high kv technique didapat hasil hamburan terendahnya sebesar 0,32 mr/jam. Pada pengukuran laju paparan radiasi hambur pada posisi surveymeter disebelah kiri anoda (tabel.b) didapatkan hasil tertinggi 0,93 mr/jam pada penggunaan tegangan tabung standar dan terendah 0,25 mr/jam pada penggunaan teknik tegangan tinggi sedangkan pada pengukuran pada posisi surveymeter disamping objek (tabel.c) dengan arah detektor menghadap ke objek didapat hasil, pada penggunaan teganggan tabung standar laju paparan radiasi hambur tertingginya 1 mr/jam dan pada penggunaan high kv technique laju paparan radiasi hambur terendahnya sebesar 0,29 mr/jam. Dari 3 titik pengukuran diatas dengan arah detektor sama yaitu menghadap ke objek didapat hasil bahwa pada titik pengukuran disebelah kanan katoda menpunyai nilai Laju paparan lebih besar dari pada titik pengukuran arah sebelah kiri anoda maupun dari samping objek. Hal ini juga dapat dilihat pada gambar 6: Laju Paparan ( mr/jam ) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 Gambar 6. Grafik hubungan antara faktor eksposi terhadap laju paparan yang diukur dengan surveymeter yang arah detektornya menghadap ke objek pada jarak. b. Pengukuran dengan sensor menghadap kesamping objek. Dari pengukuran yang dilakukan dengan sensor menghadap kesamping objek dari arah pengambilan data didapat A B C 24

bahwa hamburan yang berada di sebelah objek diperoleh hasil hamburan yang kanan (tabel.a ) katoda pada faktor berada di sebelah kanan (tabel.a ) katoda eksposi standar dideteksi mengalami pada faktor eksposi standar dideteksi hamburan tertinggi sebesar 1 mr/jam dan mengalami hamburan tertinggi sebesar pada penggunaan high kv technique 0,93 mr/jam dan pada penggunaan high didapat hasil hamburan terendahnya kv technique didapat hasil hamburan sebesar 0,29 mr/jam. terendahnya sebesar 0,25 mr/jam. Pada pengukuran laju paparan radiasi Pada pengukuran laju paparan radiasi hambur pada posisi surveymeter disebelah hambur pada posisi surveymeter disebelah kiri anoda (tabel.b ) didapatkan hasil kiri anoda (tabel.b ) didapatkan hasil tertinggi 0,93 mr/jam pada penggunaan tertinggi 0,89 mr/jam pada penggunaan tegangan tabung standar dan terendah 0,25 tegangan tabung standar dan terendah 0,21 mr/jam pada penggunaan teknik tegangan mr/jam pada penggunaan teknik tegangan tinggi sedangkan pada pengukuran pada tinggi sedangkan pada pengukuran pada posisi surveymeter disamping objek posisi surveymeter disamping objek (tabel.c ) dengan arah detektor (tabel.c ) dengan arah detektor menyampingi objek didapat hasil, pada menyampingi objek didapat hasil, pada penggunaan teganggan tabung standar laju penggunaan teganggan tabung standar laju paparan radiasi hambur tertingginya 1 paparan radiasi hambur tertingginya 0,93 mr/jam dan pada penggunaan high kv mr/jam dan pada penggunaan high kv technique laju paparan radiasi hambur terendahnya sebesar 0,29 mr/jam. Dari 3 titik pengukuran diatas dengan arah detektor sama yaitu menyampingi objek didapat hasil bahwa pada titik pengukuran disebelah kanan katoda mempunyai nilai laju paparan lebih besar dari pada titik pengukuran arah sebelah kiri anoda maupun dari samping objek..hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 7: 1,0 technique laju paparan radiasi hambur terendahnya sebesar 0,25 mr/jam. Dari 3 titik pengukuran diatas dengan arah detektor sama yaitu membelakangi objek didapat hasil bahwa pada titik pengukuran disebelah kanan katoda menpunyai nilai Laju paparan radiasi hambur hampir sama dengan pengukuran samping objek dan lebih besar dari pada titik pengukuran arah sebelah kiri anoda. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 8. Laju Paparan ( mr/jam ) 0,8 0,6 0,4 0,2 Gambar 7. Grafik hubungan antara faktor eksposi terhadap laju paparan yang diukur dengan surveymeter yang arah detektornya menghadap kesamping objek pada jarak. A' B' C' Laju Paparan ( mr/jam ) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 FAktor Eksposi A" B" C" c. Pengukuran dengan sensor menghadap membelakangi objek. Dari pengukuran yang dilakukan dengan sensor menghadap membelakangi Gambar 8. Grafik hubungan antara faktor eksposi (kv x mas) terhadap laju paparan yang diukur dengan surveymeter yang arah detektornya membelakangi objek pada jarak. 25

Dhahryan dan Much Azam Dari data-data hasil penelitian diatas sangat jelas tampak, bahwa dengan adanya perubahan titik pengukuran maka akan sangat mempengaruhi laju paparan radiasi pada suatu titik/tempat tertentu yang memungkinkan seorang petugas atau pekerja radiasi menerima laju dosis paparan radiasi tersebut. Selain itu juga jarak mempengaruhi besar kecilnya laju paparan radiasi yang diterima semakin dekat dengan sumber radiasi sekunder maka radiasinya akan tinggi demikin juga sebaliknya semakin jauh dari sumber maka laju paparannya semakin kecil. Selain itu juga perbedaan dosis paparan radiasi yang diterima pada suatu titik juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh heel effect. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan teknik tegangan tinggi (high kv technique) pada pemeriksaan abdomen terhadap paparan radiasi, Entrance Skin Exposure (ESE) dan laju paparan radiasi hambur yang terjadi disekitar area pemeriksaan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada penggunaan high kv technique pada objek phantom abdomen menghasilkan paparan radiasi maksimal sebesar 130,5 mr dan dosis serap pasien yang yang terukur 124 mrad sedangkan pada penggunaan tegangan standar paparan radiasi yang terukur minimal sebesar 339,7 mr dan dosis serap pasiennya 322,7 mrad. Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Hasil pengukuran lebih besar dibanding hasil perhitungan. 2. Pada pengukuran laju paparan radiasi hambur dengan arah detektor menghadap ke objek didapat nilai tertinggi pada titik A(dekat katoda) dengan nilai 1,03mR/jam pada tegangan tabung standar dan pada high kv technique didapat nilai terendah 0,32mR/jam. 3. Pada pengukuran laju paparan radiasi hambur dan hamburan balik didapat hasil pada titik A dan C (dekat anoda dan samping objek) serta A dan C hampir sama, dengan nilai tertingginya 1mR/jam dan 0,93 mr/jam pada tegangan tabung standar dan pada high kv technique didapat nilai terendah 0,29mR/jam dan 0,25mR/jam. DAFTAR PUSTAKA [1] Hoxter E, 1973, Teknik Memotret Rontgen, terjemahan Sombu P., Penerbit Erlangga Jakarta. [2] Akhadi, M., 2000, Dasar-Dasar Proteksi Radiasi, Edisi I, Rineka Cipta, Jakarta. [3] Jenkins D., 1988, Radiographic, Photographic and Imaging Process, Mary Land Aspen Publication. [4] Bushong, S.C., 2001, Radiologic Science for Technologists, Seventh Edition, Mosby Company, Toronto. [5] Wiryosimin S., Drs, 1995, Mengenal Asas Proteksi Radisi, Penerbit ITB Bandung. 26

27