TANGGUNG JAWAB TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL TERKAIT PERDAGANGAN SAHAM

dokumen-dokumen yang mirip
PERALIHAN HAK MILIK ATAS SAHAM DALAM TRANSAKSI EFEK MELALUI SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK KETIGA AKIBAT MISLEADING INFORMATION

KEWAJIBAN KETERBUKAAN SEBUAH PERUSAHAAN SEBAGAI EMITEN SETELAH GO PUBLIC

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN PROSPEKTUS PADA KEGIATAN DI PASAR MODAL

AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL

KARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA

Analisis Penerapan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Modal Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Perusahaan Yang Baik

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM MELINDUNGI KEPENTINGANNYA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL

6. Kontrak pendahuluan 2. Perdagangan efek. 7. Penandatanganan perjanjian perjanjian 8. Public expose 1. Emiten menyampaikan 1.

PERANAN KONSULTAN HUKUM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

KEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011

PENANGGULANGAN PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING) DI BIDANG PASAR MODAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN HUKUM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY DUTIES DALAM PERSEROAN TERBATAS

PERAN KONSULTAN HUKUM DI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN INVESTOR (INVESTOR PROTECTION) Said Sampara* ABSTRACT

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN SAHAM YANG DILAKUKAN SECARA PINJAM NAMA. Oleh Ni Made Rai Manik Galih Sari I Gst.A. Mas Rwa Jayantiari

Abigail Allo Karangan

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

Lisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah

BAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP EMITEN DAN INVESTOR

ANALISIS PENGATURAN KRITERIA FASILITAS PENANAMAN MODAL DIKAITKAN DENGAN PRINSIP MOST FAVORED NATION (MFN)

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL ATAS ISI PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM PENAWARAN UMUM REKSA DANA

PEGATURAN PRINSIP KETERBUKAAN PERUSAHAAN PUBLIK DALAM PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP DI PASAR MODAL INDONESIA

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

SANKSI HUKUM ATAS KEJAHATAN MANIPULASI PENDAPAT AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN EMITEN OLEH AKUNTAN PUBLIK DI PASAR MODAL

Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H. Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan

PENGGABUNGAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK

SYARAT-SYARAT GO-PUBLIC DALAM RANGKA PENJUALAN EFEK DILIHAT DARI UNDANG-UNDANG PASAR MODAL. Oleh. I Gusti Bagus Yudhiswara Yoga Nyoman Mas Ariyani

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR BILA TERJADI INSIDER TRADING DALAM PASAR MODAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER INVESTASI TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN TERHADAP INVESTOR REKSA DANA KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DI DENPASAR

INSIDER TRADING DAN PELANGGARAN ATAS PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BENTUK KEBIJAKAN YANG DIPEROLEH INVESTORDALAM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan : pembelian efek yang ditawarkan oleh emiten di Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan

ABSTRACT JURIDICAL REVIEW OF POSITION STATED OWNED ENTERPRISES AS A LEGAL INDEPENDENT ENTITY AND THE RESPONSIBILITIES IN THE MANAGEMENT OF STATED

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAHAM SEBAGAI OBJEK PEWARISAN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

ABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DI PASAR MODAL TESIS. Oleh: A L K A M R A /M.Kn

Kata Kunci: Yayasan, Badan Usaha, Perseroan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lainnya ini dibenarkan oleh Aristoteles sebagai pendukung teori Hukum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN TRANSAKSI EFEK MELALUI SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL INDONESIA

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dari investasi itu sendiri. Demi mencapai tujuan

PENGENDALIAN USAHA MINI MARKET OLEH PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG MELALUI INSTRUMEN PERIJINAN

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

PELANGGARAN PASAR MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RURI LUKITANINGRUM PRINSIP KETERBUKAAN DAN TANGGUNG JAWAB INFORMASI PADA PASAR PERDANA DAN PASAR SEKUNDER

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DILUAR NIKAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TANGGUNG JAWAB PERBUATAN DIREKSI YANG DILAKUKAN ATAS NAMA PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISARIS DALAM MELAKUKAN KEPENGURUSAN PERSEROAN TERBATAS

Kamus Istilah Pasar Modal

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

PENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA. Oleh Calvin Smith Houtsman Sitinjak Desak Putu Dewi Kasih.

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kata Kunci : Pengalihan, Bilyet Giro, Perlindungan, Pihak Ketiga. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ANALISIS PENGATURAN DAN TUJUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

PERTANGGUNGJAWABAN PT

Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

TANGGUNG JAWAB HOLDING COMPANY (INDUK PERUSAHAAN) TERHADAPANAK PERUSAHAAN DALAM LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. informasi bisnis yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL TERKAIT PERDAGANGAN SAHAM Oleh Pande Putu Mega Rahma Wulandari Gde Made Swardhana Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT The title of this paper about the responsibility for the violation of the principle of openness in capital markets-related trading. Law Number 8 of 1995 on the Capital Market set up on the issue of the obligation to fulfill the principle of openness. Article 1 paragraph 25 of Law Number 8 of 1995 on Capital Markets explains that the "principle of transparency are general guidelines that require the Issuer, Public Company, and other Persons subject to this Act to inform the public in a timely manner throughout the Material Information effect on its business or that may affect the decisions of investors to the Securities or the price of the Securities. "Based on this background, the formulation of the problem is who is responsible for the violation of the principle of transparency in capital markets related to stock trading. In this research used normative juridical research method, the research was based on a literature study covering materials primary law and secondary legal materials. The conclusion is Law Number 8 of 1995 on the Capital Market determines that any related party is required to account for losses incurred due to the delivery of information that is incorrect or misleading. Pursuant to Article 80 paragraph (1) Law Number 8 of 1995 on Capital Market Law, the parties should be accountable as a liable person on the registration statement is a Person who signed the Registration Statement, the Director or the Commissioner of the issuer at the time the Registration Statement is declared effective, Underwriter, Capital Market Supporting Professional or others give an opinion or information and consent contained in the Registration Statement. Key words: Principle of Openness, Equity, Capital Markets ABSTRAK Judul penulisan ini tentang tanggung jawab terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait perdagangan saham. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengatur mengenai masalah kewajiban untuk memenuhi prinsip keterbukaan. Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjelaskan bahwa Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah siapa yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait dengan perdagangan saham. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian yuridis normatif dimana di dalam penelitian selalu 1

diawali dengan premis normatif yang memberikan penjelasan normatif, hasil-hasil penelitian, dan pendapat para pakar hukum mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Kesimpulanya adalah Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan bahwa setiap pihak terkait diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian yang ditimbulkan akibat penyampaian informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Berdasarkan Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pihak-pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawaban sebagai liable person atas pernyataan pendaftaran adalah Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran, Direktur atau Komisaris emiten pada waktu Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran. Kata Kunci : Prinsip Keterbukaan, Saham, Pasar Modal I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri untuk menambah kekayaan dengan membeli saham dalam bentuk investasi. Saham adalah suatu tanda masuk ikut serta dalam modal perseroan. Pembagian modal perseroan dalam saham saham diatur dalam anggaran dasar. Saham saham dapat dituliskan atas nama yang disebut saham atas nama. Memperdagangkan saham atas nama haruslah dengan seizin Perseroan Terbatas. 1 Pemegang saham ialah mereka yang ikut serta dalam modal perseroan dengan membeli satu atau lebih saham- saham. Cara lain untuk menjadi pemegang saham ialah dengan membeli saham dari penjual saham lama atau mengambil satu saham atau lebih pada emisi baru. 2 Mengenai pengertian pasar modal, Subagyo dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, mengemukakan bahwa pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. 3 Pasar modal Indonesia sebagai salah satu lembaga yang memfasilitasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang yang disebut efek. 1 C.S.T.Kansil dan Christine S.T.Kansil, 2002, Pokok- pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, Hal.100 2 Ibid, Hal.98 3 Abdul R.Saliman, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Kencana, Jakarta, Hal.211 2

Di pasar modal sebernarnya yang diperdagangkan adalah kepercayaan. Kepercayaan masyarakat pada nilai saham, benarnya laporan perusahaan, prospek keuntungan di masa mendatang, kebijaksanaan pemerintah yang mendukung pasar modal sampai kepada proses jaminan bahwa hukum akan dipatuhi para pihak. Dalam Hal adanya pelanggaran prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait perdagangan saham, adanya pihak-pihak yang harus dimintai pertanggungjawaban terkait pelanggaran prinsip ketebukaan tersebut. Yang akan dijelaskan disini adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait perdagangan saham dengan mengacu pada Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasar pengaturan mengenai pihak yang tanggung jawab terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan diatur dalam Bab IV Pasal 80 dan Pasal 81. 1.2 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait dengan perdagangan saham. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian yuridis normatif dimana di dalam penelitian selalu diawali dengan premis normatif yang memberikan penjelasan normatif, hasil-hasil penelitian, dan pendapat para pakar hukum mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL TERKAIT PERDAGANGAN SAHAM Keterbukaan informasi merupakan salah satu karakteristik khusus yang dikenal dalam bidang pasar modal. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengamanatkan agar emiten dan atau perusahaan publik senantiasa menjalankan prinsip keterbukaan, yang diimplementasikan melalui penyampaian informasi atau fakta 3

material terkait usaha atau efeknya. Pengertian Prinsip Keterbukaan berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang- Undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut. Sedangkan informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pda bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pembeli atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Keterbukaan merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan yang telah menjual sahamnya melalui lantai bursa. Prinsip keterbukaan (disclosure principle) sesuatu yang harus ada, baik untuk kepentingan pengelola bursa, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dan pemodal atau investor. 4 Berkenaan dengan kewajiban melaksanakan prinsip keterbukaan ini, Pasal 86 ayat (1) Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan bahwa emiten, perusahaan publik atau pihak lain yang terkait wajib menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan tindakan atau efek perusahaan tersebut pada waktu yang tepat kepada masyarakat dalam bentuk laporan berkala dan laporan peristiwa penting. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan bahwa emiten wajib menyampaikan informasi secara lengkap dan akurat. Dikatakan lengkap apabila informasi itu utuh, tidak ada yang tertinggal atau disembunyikan, disamarkan, atau tidak menyampaikan apa-apa atas fakta material. Dikatakan akurat apabila informasi yang disampaikan mengandung kebenaran dan ketepatan. Dengan demikian, berdasarkan Pasal 80 ayat (1) Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal informasi yang disampaikan yang tidak mengandung kebenaran dan ketepatan digolongkan sebagai informasi yang tidak benar dan menyesatkan terkait dengan akurasi informasi yang disampaikan kepada masyarakat umum. 4 Rokhmatussa dyah, ana, dan suratman, 2009, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar Grafika, Jakarta,Hal.185 4

Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan bahwa setiap pihak terkait diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian yang ditimbulkan akibat penyampaian informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Berdasarkan Pasal 80 ayat (1) UUPM, pihak-pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawaban sebagai liable person atas pernyataan pendaftaran adalah: 1. Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran; 2. Direktur atau Komisaris emiten pada waktu Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif; 3. Penjamin Pelaksana Emisi Efek; 4. Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran. Pasal 81 Undang undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang pada intinya menyatakan bahwa emiten yang merupakan pihak yang menawarkan atau menjual efek dengan menggunakan prospectus yang isinya tidak sesuai dengan fakta material, harus bertanggungjawab atas kerugian yang ditimbulkan akibat perbuatannya. III. KESIMPULAN Pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawabannya adalah sebagai berikut : Setiap pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran, Direktur dan Komisaris Emiten, Penjamin Pelaksanaan Emisi Efek, Profesi penunjang pasar modal. Daftar Pustaka Ana, Rokhmatussa dan Suratman, 2009, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar grafika, Jakarta. C.S.T.Kansil dan Christine S.T.Kansil, 2002, Pokok- pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. R.Saliman, Abdul, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan,Kencana, Jakarta. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 5