PETUNJUK TEKNIS UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMALB TAHUN PELAJARAN 2014 /2015

dokumen-dokumen yang mirip
draft PETUNJUK TEKNIS UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMPLB TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 3 MRANGGEN NOMOR : 870 / 083 / 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH SMP 1 WONOKERTO

PETUNJUK TEKNIS UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SDLB TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL (UN) PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL (UN) PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SOSIALISASI UJIAN NASIONAL. SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 068 Tahun 2012

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD, SMP,SMA/ SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I.

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA NOMOR : DJ.I/452/2008 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN (MAK)

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

KATA PENGANTAR. Surabaya, Februari 2017 KEPALA DINAS. Dr. IKHSAN,S.Psi, MM Pembina Utama Muda NIP

PENDIDIKAN AGAMA (ISLAM, KATHOLIK, KRISTEN, HINDU, BUDDHA) SD, SMP,SMA/SMK

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : DJ.I/02/2012

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA NOMOR : 188 / 546 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG

No.1678, 2014 KEMENDIKBUD. Kelulusan. Peserta Didik. Satuan Pendidikan. Ujian Sekolah. Madrasah. Kesetaraan Ujian Nasional. Kriteria.

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS)

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR, MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2010

Kata Pengantar. Jakarta, Desember Tim Penyusun

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP... Alamat. Jl...Telp...Kode Pos / website :...

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDID

Contoh POS US Berikut Contoh POS (Prosedur Operasional Standar) US (Ujian Sekolah) Tahun 2017

BERITA NEGARA. No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa.

Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional Wednesday, 28 December :24. Kata Pengantar

Draft Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Sekolah (US) 2011 I. SATUAN PENDIDIKAN

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR, MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2007/2008

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 067 Tahun 2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

Ujian Sekolah/Madrasah (US/M) Fungsi US/M. Persyaratan Peserta US/M

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 1 CANDIMULYO Jalan Candimulyo KM 4 Magelang (0293)

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2012

PROSEDUR OPERASI STANDAR TIM PEMANTAU INDEPENDEN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) , FAX (0274) Yogyakarta Kode Pos 55284

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

- 1 - DRAF PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR xxx TAHUN 2015 TENTANG

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEPUTUSAN BERSAMA NOMOR 593 TAHUN 2013 NOMOR 361 TAHUN 2013 TENTANG

PROSEDUR OPERASI STANDAR PENGAWASAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL SMP/MTS, SMPLB, SMA/MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

UJIAN NASIONAL bagi SD/MI/SDLB dan SMA/MA-SMP/MTs/SMPLB-SMALB-SMK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 015 Tahun 2011

TANYA-JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) UNTUK SEKOLAH DASAR, MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Sosialisasi Penyelenggaraan UJIAN NASIONAL. dipersiapkan oleh. Badan Standar Nasional Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional, Republik Indonesia

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A/ULA, PROGRAM PAKET B/WUSTHA, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2011

PEMERINTAH PROVINSI BALI

3 4efintuv l aeitak Orktistp&

Penyelenggaraan Ujian Pendidikan Kesetaraan

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) SEKOLAH DASAR, MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 0225 TAHUN 2014

PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

KEPUTUSAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR 1513/BSNP/XII/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NO KEGIATAN HASIL PENANGGUNG JAWAB URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL SMP, MTs, SMPLB, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) UNTUK SEKOLAH DASAR, MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UJIAN SEKOLAH (US) SMA DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2006/2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAH RAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 0255 TAHUN 2015

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, MADRASAH TSANAWIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA, SEKOLAH MENENGAH ATAS,

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

Amplop Kecil A (Isi 10 eksemplar)

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 0116 TAHUN 2013 TENTANG

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMALB TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Petunjuk teknis ini diterbitkan sebagai panduan bagi sekolah dan kebupaten/kota dalam memahami dan menjabarkan peraturan penyelenggaraan ujian yang telah diatur oleh pemerintah c.q. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Peraturan yang menjadi acuan yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157); 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Stándar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Stándar Komptensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C; 1

8. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Stándar Penilaian Pendidikan 9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pendidikan Keagamaan Islam. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional 11. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor:./P/BSNP/../20.. Tentang Prosedur 0perasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah P ertama/ Madrasah/ Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket B/Wustha, P rogram Paket C, dan P rogram Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2014/2015 Sesuai dengan peraturan yang berlaku, penyelenggaraan Ujian Sekolah di SMALB menjadi kewenangan sekolah masing-masing. Dalam hal ini maka petunjuk teknis ini bersifat membantu menjabarkan peraturan tersebut secara lebih operasional, dengan tetap mengacu pada peraturan-peraturan di atas. Dengan demikian ketentuan mengenai jumlah soal dan alokasi waktu ujian, jadwal rinci pelaksanaan ujian dan lain-lain (yang pada dasarnya merupakan kewenangan sekolah) yang disajikan dalam petunjuk ini, bersifat model acuan dan dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah, sepanjang tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal-hal yang berkenaan dengan kewenangan Gugus/Kabupaten/Kota seperti penetapan sekolah/ madrasah penyelenggara ujian bagi sekolah penyelenggara layanan inklusif dan lain-lain dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bandung, Februari 2015 Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2 ttd Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19611231 198703 1 042

PETUNJUK TEKNIS UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMALB TAHUN PELAJARAN 2014/2015 I. PESERTA UJIAN A. Persyaratan Calon Peserta 1. Setiap peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di SMALB berhak mengikuti Ujian. a). Peserta didik tunanetra, tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras berhak mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. b) Peserta didik tuna grahita, tunadaksa berat, tunaganda, dan lainnya yang tidak tersebut pada butir 1 a) di atas, berhak mengikuti ujian sekolah. 2. Syarat mengikuti UN/US: a). Memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara/berpenghargaan sama dengan ijazah satuan pendidikan yang setingkat lebih rendah dengan tahun penerbitan sekurang-kurangnya 3 tahun sebelum mengikuti ujian, atau sekurangkurangnya 2 tahun untuk peserta program percepatan belajar (akselerasi). b). Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar mulai semester 3 kelas X sampai dengan semester 5 kelas XII. c). Persyaratan lain sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan setempat. 3. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah, tidak dapat mengikuti UN/US di SMALB yang bersangkutan, dapat mengikuti UN/US di SMALB lain atau tempat lain yang ditentukan oleh penyelenggara ujian. 4. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah, tidak dapat mengikuti UN/US utama SMALB, dapat mengikuti UN/US susulan. 5. Peserta didik yang tidak lulus UN tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2013/2014, dapat mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan pada tahun pelajaran 2014/2015, atau mata pelajaran yang nilainya belum memenuhi syarat kelulusan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2014 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional. 6. Peserta didik yang tidak lulus UN pada tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2013/2014 yang akan mengikuti US tahun pelajaran 2014/2015, 3

a). harus mendaftar pada Sekolah Luar Biasa asal atau Sekolah Luar Biasa penyelenggara UN. b) wajib menempuh seluruh mata pelajaran yang diujikan atau hanya mata pelajaran yang belum memenuhi syarat kelulusan sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2014 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional c). Nilai yang digunakan adalah nilai tertinggi dari kedua hasil ujian. B. Pendaftaran Calon Peserta 1. Sekolah Luar Biasa penyelenggara UN melaksanakan pendataan calon peserta. 2. Peserta yang tidak lulus UN pada tahun pelajaran 2011/2012, 2012/2013 atau 2013/2014 berhak mengikuti UN 2014/2015 dengan mendaftar di Sekolah Luar Biasa asal atau Sekolah Luar Biasa lain yang ditetapkan sebagai penyelenggara UN. 3. Sekolah Luar Biasa penyelenggara UN/US mengirimkan data calon peserta dalam bentuk Soft dan Hard Copy ke Penyelenggara UN/US Tingkat Provinsi melalui Penyelenggara UN Tingkat Gugus paling lambat tanggal 13 Februari 2015. Dan Ujian Sekolah (US) paling lambat pada tanggal 27 Februari 2015 4. Penyelenggara UN/US Tingkat Provinsi mengkoordinasikan pendataan calon peserta dengan menggunakan perangkat lunak sesuai dengan POS pendataan peserta yang diterbitkan oleh Balitbang Kemdikbud. 5. Penyelenggara UN Tingkat Gugus mencetak dan mendistribusikan daftar nominasi sementara (DNS) ke sekolah/madrasah. 6. Sekolah Luar Biasa melakukan verifikasi DNS dan mengirimkan hasil verifikasi ke Penyelenggara UN Tingkat Gugus. 7. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi melakukan: a. pemutakhiran data;pencetakan daftar nominasi tetap (DNT); b. mencetak kartu peserta Ujian Nasional (UN) dan Kartu Peserta Ujian Sekolah (US) c. pengiriman DNT peserta UN SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB ke Penyelenggara UN Tingkat Sekolah/Madrasah melalui Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 13 Februari 2015 ; d. pengiriman database peserta UN SMALB, ke Perguruan Tinggi paling lambat minggu pertama Maret 2015; 4

8. Pengiriman database peserta ke Penyelenggara UN Tingkat Pusat paling lambat minggu pertama Maret 2015; 9. Khusus Sekolah Indonesia Luar Negeri data peserta dikirim ke penyelenggara tingkat pusat paling lambat minggu pertama Februari 2015; 10. Kepala Sekolah menerbitkan kartu peserta ujian sekolah dan menandatangani serta membubuhkan stempel pada kartu peserta US dan UN yang telah ditempel foto peserta. II. PENYELENGGARA UJIAN A. Sekolah Penyelenggara Ujian Sekolah penyelenggara UN/US adalah SMALB Negeri dan Swasta yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berdasarkan kriteria yang ditetapkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat antara lain: 1. Memiliki ruangan yang layak serta sarana dan sumber daya yang memadai. 2. Status akreditasi, dengan pertimbangan sebagai berikut: a. SMALB Negeri dan Swasta yang terakreditasi dengan kualifikasi A, B, atau C dapat menjadi sekolah pelaksana, serta dapat menerima penggabungan peserta dari sekolah lain. b. SMALB swasta yang tidak terakreditasi harus menggabung ke SMALB Negeri atau swasta pelaksana ujian yang dapat menerima penggabungan peserta dari sekolah lain. c. SMALB Negeri yang belum mendapat kesempatan diakreditasi dapat menjadi pelaksana dan menerima penggabungan sepanjang memenuhi kelayakan. B. Organisasi Penyelenggara Ujian Penyelenggara Ujian Nasional dibentuk di tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat gugus dan tingkat sekolah. Pada tingkat sekolah, selain menangani UN, penyelenggara juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian sekolah. 1. Penyelenggara Tingkat Pusat a. Penyelenggara Tingkat Pusat ditetapkan dengan Surat Keputusan BSNP yang terdiri atas unsur-unsur: 1) Badan Standar Nasional Pendidikan; 2) Sekretariat Jenderal, Departemen Pendidikan Nasional; 3) Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional; 5

4) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional; 5) Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia; 6) Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga 7) Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional; 8) Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional; 9) Inspektorat Jenderal, Departemen Pendidikan Nasional; dan 10) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama. b. Penyelenggara Tingkat Pusat mempunyai tugas dan tanggung jawab: 1) merencanakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UN; 2) menentukan koordinator perguruan tinggi negeri tim pemantau 3) independen (TPI); 4) memantau kesiapan pelaksanaan UN; 5) menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) UN, menggandakan dan 6) mendistribusikannya ke Penyelenggara UN Tingkat Provinsi; 7) melakukan sosialisasi penyelenggaraan UN; 8) menetapkan jadwal pelaksanaan UN; 9) menyiapkan kisi-kisi soal UN berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL); 10) mendistribusikan kisi-kisi soal UN ke provinsi;merakit dan menjamin mutu soal; 11) menyiapkan master naskah soal; 12) menetapkan persyaratan teknis perusahaan percetakan dan pencetakan naskah soal, serta pemantauan pelaksanaan pencetakan; 13) memantau kesesuaian percetakan; 14) mendistribusikan master naskah soal; 15) menggandakan soal UN untuk sekolah Indonesia di luar negeri; 16) melakukan supervisi proses pemindaian (scanning) lembar jawaban ujian nasional (LJUN); 17) melakukan penskoran hasil UN; 18) menerbitkan dan mendistribusikan surat keputusan bentuk blanko ijazah ke provinsi; 19) mencetak dan mendistribusikan blanko surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) ke provinsi; 20) mendistribusikan hasil ujian ke provinsi; 21) mengkoordinasikan kegiatan pemantauan UN; 22) mengumpulkan dan menganalisis data hasil UN; 6

23) mengevaluasi pelaksanaan UN; 24) membuat laporan pelaksanaan dan hasil UN kepada Menteri Pendidikan Nasional. 2. Penyelenggara Tingkat Provinsi a. Gubernur menetapkan Penyelenggara UN Tingkat Provinsi yang terdiri atas unsurunsur: 1) Dinas Pendidikan Provinsi; 2) Kantor Wilayah Kementerian Agama 3) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 4) Perguruan Tinggi Negeri 5) Instansi tingkat provinsi yang terkait dengan pendidikan keahlian. b. Dalam penyelenggaraan UN untuk SMALB Perguruan Tinggi bertanggungjawab menjaga keamanan dan kerahasiaan penggandaan dan pendistribusian bahan UN c. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi mempunyai tugas dan tanggung jawab: 1) merencanakan penyelenggaraan UN di wilayahnya; 2) melakukan sosialisasi dan mendistribusikan Permendiknas UN dan POS UN ke Kabupaten/Kota dan Gugus SLB di wilayahnya; 3) mendata dan menetapkan sekolah/madrasah penyelenggara UN dengan prosedur sebagai berikut: (a) mendata sekolah/madrasah yang memiliki kelas/tingkat tertinggi dan mengidentifikasi sekolah/madrasah berdasarkan jenjang akreditasi serta aspekaspek yang dipergunakan sebagai bahan penetapan sekolah/madrasah penyelenggara UN; (b) menetapkan sekolah/madrasah penyelenggara UN dan Sekolah Luar Biasa yang menggabung, yang dituangkan dalam surat keputusan dan mengirimkannya ke sekolahluar biasa penyelenggara UN; 4) menetapkan Daftar Nominasi Tetap (DNT); 5) mencetak LJUN berdasarkan format dari Penyelenggara UN Tingkat Pusat dan mendistribusikannya ke Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota; 6) menggandakan dan mendistribusikan bahan UN yang mencakup naskah soal, LJUN, daftar hadir, dan berita acara ke satuan pendidikan penyelenggara melalui Penyelenggara UN Tingkat Gugus dan tempat lain yang ditetapkan sebagai penyelenggara UN; 7) menjaga kerahasiaan bahan UN; 7

8) menjaga keamanan penyelenggaraan UN; 9) mengelola database peserta UN oleh Dinas Pendidikan Provinsi; 10) menetapkan tim pengolah hasil UN dengan tugas sebagai berikut: (a). melakukan Pemeriksaan LJUN dengan menggunakan cara/ software yang ditentukan oleh Penyelenggara UN Tingkat Pusat dan atau sesuai kebutuhan; (b). mengirim hasil Pemeriksaan LJUN ke Penyelenggara UN Tingkat Pusat; 11) mengolah nilai akhir SMALB sesuai waktu yang dijadwalkan ; 12) mendistribusikan nilai akhir UN ke satuan pendidikan melalui Dinas Pendidikan Gugus SLB; 13) mencetak daftar kolektif hasil ujian nasional (DKHUN) persekolah yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi; 14) pendampingan ujian nasional yang dilaksanakan satuan pendidikan persekolah untuk sekolah penyelenggara laya nan pendididkan inklusif madrasah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan atau Gugus untuk SLB; 15) mengisi SKHUN untuk setiap peserta UN; 16) mendistribusikan SKHUN ke Gugus; 17) mengevaluasi penyelenggaraan UN di wilayahnya; 18) menerapkan prinsip kejujuran, objektivitas, dan akuntabilitas pada semua proses di atas; 19) membuat laporan pelaksanaan UN Tingkat Provinsi untuk disampaikan kepada Penyelenggara UN Tingkat Pusat yang berisi tentang persiapan,pelaksanaan, dan evaluasi UN dan dilengkapi dengan: (a) surat keputusan Penyelenggara UN Tingkat Provinsi; (b) data peserta UN; (c) data sekolah/madrasah penyelenggara UN; (d) laporan kelulusan satuan pendidikan. 2. Penyelenggara Tingkat Gugus Penyelenggara tingkat Gugus ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Tugas dan tanggung jawab Penyelenggara Tingkat Gugus meliputi : a. Mengkoordinasikan, merencanakan, dan mensosialisasikan pelaksanaan ujian yang jujur di wilayah kerja gugus; b. Mendata dan menetapkan sekolah penyelenggara ujian dan sekolah/ madrasah yang menggabung sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; 8

c. Mendata dan menetapkan calon peserta ujian; d. Mendistribusikan Permen, SKL, dan POS UN/US ke sekolah penyelenggara ujian; e. Merencanakan dan menyusun daftar pengawas ujian di tingkat gugus; f. Mengirimkan LJUN ke Penyelenggara Tingkat Provinsi; g. Melakukan pemeriksaan lembar jawaban US sesuai ketentuan dari panitia Tingkat Provinsi; h. Menerima DKHUN dan SKHUN dari Penyelenggara Tingkat Propinsi dan mengirimkannya ke sekolah penyelenggara ujian; i. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan ujian di sekolah; j. Merencanakan penyelenggaraan ujian di gugus dan sekolah; k. Menerima Permen, SKL dan POS UN/US serta melakukan sosialisasi kepada sekolah; l. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan ujian kepada sekolah, siswa dan orang tua; m. Mengambil bahan UN di tempat yang sudah ditetapkan oleh Penyelenggara Tingkat Provinsi; n. Memeriksa dan memastikan amplop naskah UN dalam keadaan tertutup; o. Menjaga kerahasiaan dan keamanan bahan ujian; p. Melaksanakan ujian sesuai dengan tata tertib; q. Menjaga keamanan pelaksanaan ujian di sekolah ; r. Memeriksa dan memastikan amplop LJUN dalam keadaan tertutup dengan disegel/dilem dan telah ditandatangani oleh pengawas ruang UN, serta dibubuhi stempel sekolah penyelenggara UN; s. Menerbitkan, menandatangani dan membagikan SKHUN kepada peserta ujian; t. Menerbitkan, menandatangani dan membagikan ijazah kepada peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan; u. Menyampaikan laporan penyelenggaraan ujian kepada penyelenggara tingkat gugus melalui kecamatan. v. Membuat laporan pelaksanaan ujian Gugus SLB dan menyampaikannya ke Penyelenggara Tingkat Provinsi 3. Penyelenggara Tingkat Sekolah Penyelenggara tingkat sekolah ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari unsur-unsur kepala sekolah dan guru-guru dari sekolah pelaksana dan sekolah lain yang bergabung. Tugas dan tanggung jawab penyelenggara tingkat sekolah meliputi penyelenggaran Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US), sebagai 9

berikut: a. Penyelenggaraan Ujian Nasional 1) Merencanakan penyelenggaraan ujian di sekolah; 2) Menerima SKL dan melakukan sosialisasi kepada guru dan peserta ujian; 3) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan ujian kepada siswa dan orang tua; 4) Melakukan latihan pengisian Lembar Jawaban UN kepada calon peserta ujian; 5) Mengambil bahan UN di tempat yang sudah ditetapkan oleh penyelenggara tingkat Gugus; 6) Memeriksa dan memastikan amplop naskah UN dalam keadaan tertutup; 7) Menjaga kerahasiaan dan keamanan bahan UN; 8) Melaksanakan ujian sesuai dengan tata tertib; 9) Menjaga keamanan penyelenggaraan ujian; 10) Memeriksa dan memastikan amplop LJUN dalam keadaan tertutup dengan disegel dan telah ditandatangani oleh pengawas ruang UN, serta dibubuhi stempel sekolah penyelenggara UN; 11) Mengumpulkan bahan UN serta mengirimkannya ke penyelenggara tingkat gugus; 12) Menerima DKHUN dari Penyelenggara Gugus; 13) Menerbitkan, menandatangani dan membagikan SKHUN kepada peserta ujian; 14) Menyampaikan laporan penyelenggaraan ujian kepada penyelenggara tingkat gugus. b. Penyelenggaraan Ujian Sekolah Berkenaan dengan pelaksanaan Ujian Sekolah (US) Pelaksana Tingkat Sekolah yang memenuhi syarat memiliki tugas dan tanggung jawab : 1) Menyusun perangkat soal US (Tertulis dan Kinerja) meliputi SKL, Kisi-kisi dan naskah soal ternasuk kunci jawaban serta pedoman penilaiannya, berdasarkan standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik; 2) Menggandakan naskah soal dan perangkat lain yang diperlukan seperti lembar jawaban, daftar hadir dan berita acara; 3) Melaksanakan pengawasan US di Sekolah; 4) Memeriksa hasil pekerjaan peserta US berdasarkan pedoman penilaian dan membuat Daftar Nilai Hasil Ujian Sekolah. 5) Mengolah nilai akhir Ujian Sekolah dan Ujian Nasional untuk menentukan kelulusan sesuai Permendikbud Nomor 97 tahun 2013; 10

6) Menerima dan mengisi ijazah peserta UN/US serta mendistribusikannya kepada yang berhak sesuai jadwal. 7) Menyampaikan laporan pelaksanaan ujian sekolah kepada panitia tingkat provinsi melalui panitia tingkat Gugus. III. BAHAN UJIAN a. Mata Pelajaran yang Diujikan Mata pelajaran yang diujikan meliputi seluruh mata pelajaran yang diajarkan sampai dengan kelas XII untuk SMALB, sesuai dengan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah. Ujian dilaksanakan secara tertulis dan/atau kinerja sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) untuk SMALB adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris. Seluruh mata pelajaran diujikan dalam Ujian Sekolah (US), termasuk yang diujian-nasionalkan. dan ujian kinerja pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Inggris dan IPA. Bentuk soal untuk masing-masing mata pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut: Daftar Mata Pelajaran UN/US SMALB Tahun Pelajaran 2014/2015 1. SMALB A, B, D, E 1. RUANG LINGKUP BENTUK SOAL ALOKASI Jawaban Kinerja* Jumlah PG WAKTU*** singkat * soal Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 40 5 10 55 120 MENIT 2. Pendidikan 40 5-45 120 MENIT Kewargaannegaraan 3. Bahasa Indonesia (UN & 50 - - 50 120 MENIT US) 4. Matematika (UN & US) 40-40 120 MENIT 5. I P A 40 - - 40 120 MENIT 6. I P S 35 5-40 120 MENIT 7. Bahasa Inggris (UN & US) 50 - - 50 120 MENIT 8. Seni Budaya 30 5 15 50 120 MENIT 11

1. RUANG LINGKUP BENTUK SOAL ALOKASI Jawaban Kinerja* Jumlah PG WAKTU*** singkat * soal 9. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga dan Kesehatan 30 5 15 50 120 MENIT 10. Keterampilan Vokasional - - (sesuai dg KTSP) a.... 15 15 120 MENIT b.... c.... Muatan Lokal 1. Wajib a. Bahasa dan Sastra Sunda 35 5 10 50 120 MENIT b. Pendidikan Lingkugan 35 5 10 50 120 MENIT Hidup 2. Pilihan - - - - 120 MENIT a. 35 5 5 45 120 MENIT Catatan : * Pada PG Terdiri dari 5 Pilihan **Pelaksanaan Ujian Kinerja waktunya terpisah *** Alokasi waktu di sini hanya untuk teori/ tertulis, kecuali vokasional hanya untuk kinerja 3. SMALB C,C1, D1, dan lainnya BENTUK SOAL ALOKASI NO. RUANG LINGKUP Isian Kiner Jumlah PG WAKTU Singkat ja Soal A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 10 10 10+ 120 Menit 2. Pendidikan Kewargaannegaraan 10-10 120 Menit 3. Bahasa Indonesia 10 10 10+ 120 Menit 4. Matematika 10-10 120 Menit 5. I P A 10-10 120 Menit 12

6. I P S 10-10 120 Menit 7. Seni Budaya - 10 10+ 120 Menit 8. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga dan Kesehatan - 10 10 120 Menit 9. Bahasa Inggris 10 10 10+ 120 Menit 10. Keterampilan Vokasional (jumlah mata pelajaran yang diujikan sesuai kurikulum SMALB masing-masing) - 10 10 120 Menit B. Muatan Lokal 1. Wajib a. Bahasa dan Sastra Sunda 10 5 10+ 120 Menit b. Pendidikan Lingkugan Hidup 5 5+ 120 Menit 2. Pilihan a. - - b. Penilaian Mata Pelajaran Muatan Lokal Penilaian mata pelajaran muatan lokal pilihan dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas sekolah ditentukan oleh sekolah masing-masing. Penilaian dapat dilakukan melalui ujian kinerja dan/atau tertulis, atau melalui penilaian akhir dengan mempertimbangkan hasilhasil penilaian oleh pendidik sesuai karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. c. Penilaian Program Khusus Penilaian mata program khusus dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas sekolah ditentukan oleh sekolah masing-masing. Penilaian dapat dilakukan melalui ujian kinerja dan/atau tertulis, atau melalui penilaian akhir dengan mempertimbangkan hasil-hasil penilaian oleh pendidik sesuai karakteristik program khusus yang bersangkutan. d. Penyiapan Bahan Ujian Nasional (UN) 1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional Tahun 2014/2015 ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dan dimuat dalam lampiran Permendikbud 13

2. Penyusunan Naskah Soal Penyusunan naskah soal UN dilakukan oleh penyelenggara tingkat pusat. Naskah soal setiap mata pelajaran dibuat dalam beberapa paket, dengan jumlah butir soal dan alokasi waktu sebagai berikut: Jumlah Butir Soal dan Alokasi Waktu UN SMALB Tahun Pelajaran 2014/2015 No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu 1. Bahasa Indonesia 50 120 menit 2. Matematika 40 120 menit 3. Bahasa Inggris 50 120 menit Naskah soal Ujian Nasional dibuat dalam bentuk master copy, yang dikirimkan langsung dan diserahterimakan oleh Penyelenggara Pusat kepada Penyelenggara Provinsi, untuk digandakan oleh Penyelenggara Provinsi. 3. Penggandaan dan Pendistribusian Bahan UN a. Penyelenggara Provinsi menetapkan perusahaan percetakan yang ditugaskan untuk menggandakan bahan UN, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Perusahaan percetakan menggandakan bahan UN sesuai jumlah dan spesifikasi yang ditentukan oleh Penyelenggara Provinsi. c. Ruang lingkup pekerjaan pencetakan bahan UN mencakup: 1) pencetakan bahan UN yang terdiri naskah soal, lembar jawaban, daftar hadir dan berita acara pelaksanaan UN; 2) pencetakan amplop naskah soal dan amplop LJUN; 3) pengamplopan bahan UN; 4) pengepakan dan pengiriman bahan UN dan LJUN pada Penyelenggara UN Gugus. d. Hasil cetakan dimasukkan ke dalam amplop dengan prosedur sebagai berikut: 1) Amplop naskah soal terdiri dari amplop besar (AB) berisi 10 naskah soal dan amplop kecil (AK) berisi 6 naskah soal; a) setiap AB berisi 5 naskah soal Paket A dan 5 naskah soal Paket B masingmasing paket dimasukan kedalam sampul; b) setiap AK berisi 3 naskah soal Paket A dan 3 naskah soal Paket B masing- 14

masing paket dimasukan kedalam sampul; 2) Amplop lembar jawaban teridiri dari amplop besar (AB) berisi 10 LJUN dan amplop kecil (AK) berisi 6 LJUN. Selain berisi LJUN, setiap amplop baik AB maupun AK diisi pula dengan blanko daftar hadir dan berita acara pelaksanaan UN masing-masing sebanyak 3 lembar; 3) Amplop naskah soal dan amplop LJUN cadangan dikemas dalam amplop kecil (AK). Jumlah amplop cadangan disiapkan dengan perhitungan setiap SMALBpenyelenggara yang mempunyai kurang dari 10 ruang UN diberi 1 AK cadangan, sedangan yang memiliki 10 ruang UN atau lebih diberi 2 AK. 4) Amplop naskah soal dan amplop LJUN ditutup rapat/dilem kemudian dimasukkan ke dalam dus dan dipak. 5) Pengamplopan dan pengepakan bahan UN Utama dan UN Susulan dibuat secara terpisah dan masing-masing diberi kode tersendiri. e. Perusahaan percetakan bersama dengan Penyelenggara UN Tingkat Provinsi, disaksikan oleh aparat keamanan dan TPI Tingkat Provinsi segera melakukan pemusnahan bahan UN yang tidak diperlukan atau rusak disertai dengan berita acara pemusnahan; f. Perusahaan percetakan menyimpan film/plate cetak yang telah digunakan di tempat yang aman, kemudian bersama Penyelenggara UN Tingkat Provinsi memusnahkan film/plate tersebut sebulan setelah pelaksanaan UN dengan berita acara pemusnahan; g. Naskah bahan UN yang telah dicetak dan dipak sesuai kebutuhan disimpan dalam gudang yang aman dan dijaga aparat keamanan selama bahan tersebut belum dikirimkan ke panitia UN Tingkat gugus ; h. Bahan UN didistribusikan oleh perusahaan percetakan ke panitia gugus secara serentak pada H-2 atau H-1, di titik bongkar yang ditentukan oleh panitia UN Pusat/Provinsi. i. Panitia Gugus menerima, memeriksa dan menghitung jumlah naskah soal yang diterima, serta menandatangani berita acara serah terima. j. Panitia Gugus mendistribusikan naskah soal UN ke sekolah penyelengara setiap hari, sesuai dengan jadwal UN dengan disertai berita acara serah terima. j. Pengamanan naskah UN : 1) Selama naskah soal belum dipergunakan/didistribusikan harus disimpan dalam ruangan yang aman, terkunci dan dijaga oleh petugas piket. 2) Kegiatan pengamanan dilakukan melalui koordinasi dengan aparat keamanan setempat. 15

e. Penyiapan Bahan Ujian Sekolah (US) 1. Penyusunan Spesifikasi Soal/Kisi-kisi Spesifikasi soal atau kisi-kisi Ujian Sekolah disusun oleh masing-masing sekolah/ madrasah sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Spesifikasi soal ujian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mengacu pada SKL mata pelajaran yang tertuang dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan bagi SLB A, B. D. dan E sementara SKL bagi Peserta Didik Tunagrahita sedang dan ringan, Tunadaksa berat, Tunaganda, Autis dsb mengacu pada SKL yang dibuat oleh sekolah/satuan Pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan dan spesifikasi soal untuk mata pelajaran Muatan Lokal atau mata pelajaran lain yang merupakan ciri khas sekolah, dirumuskan oleh sekolah yang bersangkutan, sedangkan bagi peserta didik Tunanetra, Tunarungu-wicara, Tunadaksa ringan, dan Tunasosial mengacu pada SKL yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. 2. Jumlah Soal dan Alokasi Waktu Jumlah soal dan alokasi waku ujian sekolah diatur oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan sekolah penyelenggara ujian dapat menyesuaikannya dengan kondisi peserta didik. Jumlah dan bentuk penilaian dapat dilihat pada butir penjelasan mata pelajaran yang diujikan (lihat hal.8 s.d. 11 juklak ini) 3. Penyusunan Naskah Soal a) Penyusunan naskah soal dan perangkatnya dilakukan oleh tim penyusun dari sekolah penyelenggara atau kelompok sekolah, berdasarkan kurikulum yang digunakan. b) Tim Penyusun perangkat naskah soal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1). Memahami kondisi peserta didik pada kelas yang akan diuji 2).menguasai materi pelajaran yang akan diujikan; 3).mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam penyusunan naskah soal, diutamakan bagi guru yang sudah dilatih di bidang penilaian pendidikan; 4).memiliki sikap dan perilaku jujur, bertanggung jawab, teliti, tekun, dan dapat memegang teguh kerahasiaan. c) Penyiapan bahan ujian sekolah meliputi : (1) penyusunan kisi-kisi, (2) penyiapan naskah soal ujian (penulisan, penelaahan, dan perakitan soal, (3) penyiapan master copy, dan (4) penggandaan bahan ujian. 16

d) Perangkat naskah soal terdiri dari : (1) naskah soal, (2) kunci jawaban, (3) lembar jawaban, (4) pedoman penilaian, dan (5) blanko daftar nilai, daftar hadir dan berita acara. e) Naskah soal yang disiapkan meliputi naskah soal untuk ujian utama dan ujian susulan. f) Naskah soal diketik dengan tipe huruf Times New Roman ukuran font 12 (standar) 4. Penggandaan Naskah Soal a. Naskah soal digandakan dengan ukuran kertas A4 dan jenis kertas HVO/HVS 70 gram atau CD 48,8, atau dalam tulisan Braille dengan HVS 200 gram. b. Naskah soal dimasukkan ke dalam sampul/amplop yang telah disiapkan dengan ketentuan: 1) Sampul/amplop soal dibuat dari kertas sampul yang tidak mudah rusak/robek dengan ukuran yang mencukupi untuk diisi oleh 10 eksemplar soal. 2) Pada sampul soal diberi label : Mata Pelajaran Hari/tanggal pelaksanaan ujian sekolah (sesuai Jadwal) Jam ke Waktu yang disediakan Nomor Ruang Isi :. Exp. Naskah soal. Lembar Jawaban 2 (dua) lembar Berita Acara Penyelenggaraan 2 (dua) lembar Daftar Hadir 2 (dua) lembar Daftar Nilai 3) Jumlah lembar soal dan lembar jawaban per mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam sampul disesuaikan dengan jumlah peserta setiap ruang. Sampul Besar berisi 9 exp. lembar soal dan 9 lembar jawaban Sampul Kecil berisi 6 exp. lembar soal dan 6 lembar jawaban Pada ujian sekolah jumlah setiap sampul adalah jumlah peserta ujian plus 1 exp lembar soal maupun jawaban. 4) Lembar soal kinerja dan petunjuk penilaiannnya dimasukkan pada sampul tersendiri sesuai keperluan. 5) Kunci jawaban dimasukkan kedalam sampul terpisah, disimpan oleh Kepala Sekolah dan diserahkan kepada tim pemeriksa pada saat pemeriksaan. 17

6) Penyampulan untuk ujian susulan dibuat terpisah. 7) Naskah soal disimpan dengan memperhatikan faktor keamanan dan kerahasiaan. IV. PELAKSANAAN UJIAN f. Waktu Pelaksanaan Ujian 1. Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMALB a) POS Ujian Nasional (UN) untuk satuan pendidikan SMALB ditetapkan berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor :.. b) Pelaksanaan Ujian Sekolah Tulis Utama mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris SMALB C,C 1,D 1 dst dilaksanakan bersamaan dengan UN untuk SMALB A,B,D, E. c) Ujian Sekolah Tulis dilaksanakan sebelum Ujian Nasional Jadwal secara rinci diatur oleh masing-masing sekolah penyelenggara. Namun demikian sebagai acuan, dapat digunakan jadwal sebagai berikut: Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMALB NO. HARI DAN TANGGAL WAKTU MATA PELAJARAN 1. US Tulis Utama : Senin, 02 Maret 2015 2. US Tulis utama : Selasa, 03 Maret 2015 3. US Tulis Utama : Rabu, 04 Maret 2015 4. US Tulis Utama : Kamis, 05 Maret 2015 5. US Tulis Utama : Jum at, 06 Maret 2015 6. US Tulis Utama : Sabtu, 07 Maret 2015 7. 8. US Tulis Susulan : Senin Tgl 09 s.d Sabtu Tgl 14 Maret 2015 Kinerja Utama : Senin, 18 08.00 09.30 Pendidikan Agama 10.00 11.30 P Kewarganegaraan 08.00 10.00 Bhs Indonesia* 10.30 12.00 IPA 08.00 10.00 IPS 10.30 12.00 Bahasa Sunda 08.00 10.00 Matematika* 10.30 12.00 Penjaskesor 07.30 09.00 Bhs Inggris* 09.30 11.00 Seni Budaya 08.00 10.00 TIK/ 10.30 12.00 Pendidikan Lingkungan Hidup idem Sesuai MP yang harus diikuti 08.00 09.30 Vokasional 10.00 11.30 Vokasional

NO. HARI DAN TANGGAL WAKTU MATA PELAJARAN 9. 10. US Kinerja Utama: Selasa, US Kinerja Utama selanjutnya sesuai mata pelajaran di SLB masing-masing UJIAN NASIONAL SMALB 08.00 09.30 Vokasional 10.00 11.30 Vokasional 1 UN Utama Senin : 13 April 2015 UN Susulan 07.30 09.30 Bahasa Indonesia Senin : 20 April 2015 2 UN Utama Selasa : 14 April 2015 UN Susulan 07.30 09.30 Matematika Selasa : 21 April 2015 3 UN Utama Rabu : 15 April 2015 UN Susulan Rabu : 22 April 2015 07.30 09.30 Bahasa Inggris *Untuk SMALB A,B,D, dan E MP yg diujiannasionalkan dilaksanakan pada US juga d) Ujian Kinerja non mata pelajaran vokasional dilaksanakan perkiraan di bulan April 2015 dengan jadwal dibuat oleh sekolah penyelenggara. e) Ujian Sekolah Susulan dilaksanakan seminggu setelah US Utama dengan jadwal Mata Pelajaran sesuai Ujian Sekolah Utama. 2. Ruang Pelaksanaan Ujian Sekolah pelaksana ujian menyiapkan ruang pelaksanaan UN/US dengan ketentuan sebagai berikut: a) Menggunakan ruang kelas yang bersih, aman dan memadai. b) Setiap ruang ditempati paling banyak 8 orang peserta, dan 2 pengawas. c) Setiap meja diberi nomor peserta ujian. d) Setiap ruang ujian disediakan denah tempat duduk peserta ujian. e) Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi ujian agar dikeluarkan dari ruang ujian. f) Tempat duduk peserta UN diatur sebagai berikut: 1) satu bangku untuk satu orang peserta ujian 2) jarak antara meja yang satu dengan yang lain disusun dengan mempertimbangkan jarak antara peserta yang satu dengan peserta yang lain minimal 1 (satu) meter. 19

3) Penempatan peserta ujian disesuaikan dengan urutan nomor peserta, seperti pada contoh denah ruang ujian di bawah ini. Gambar : Contoh denah ruang ujian Pengawas 1 5 2 3 6 7 4 8 g. Sistem Pengawasan Ujian Tiap satu satuan pendidikan penyelenggara UN diawasi oleh pengawas ruang ujian dan seorang pengawas satuan pendidikan yang berasal dari sekolah laindengan kewenangan: Mengawasi pelaksanaan UN di satuan pendidikan Memiliki wewenang memasuki ruang ujian apabila disinyalir terjadi penyimpangan pelaksanaan POS UN 1. Pengawasan Ujian Nasional a) Penyelenggara UN Tingkat Gugus menetapkan Pengawas Ruang UN di tingkat sekolah atas usul dari sekolah penyelenggara; b) Pengawas UN harus menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi Pengawas Ruang UN sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus hadir 30 menit sebelum ujian dimulai di lokasi sekolah Penyelenggara UN; c) Pengawas Ruang UN tidak diperkenankan untuk membawa alat komunikasi elektronik; d) Tim Pengawas Ruang UN terdiri dari unsur guru yang memiliki sikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggung-jawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan; e) Guru mata pelajaran yang diujikan tidak diperbolehkan berada di lingkungan sekolah saat pelaksanaan UN berlangsung untuk mata pelajaran yang diajarkan; 20

f) penempatan Pengawas Ruang UN dilakukan oleh Penyelenggara UN Tingkat Gugus dengan prinsip sistem silang murni antar sekolah dengan madrasah; antar sekolah dan antar madrasah apabila tidak dimungkinkan; g) Setiap ruangan diawasi oleh dua orang Pengawas Ruang UN; h) Prosedur pengawasan UN dan Tata Tertib Pengawas Ruang UN: (1) Pengawas Ruang UN menerima penjelasan dan pengarahan dari Ketua Penyelenggara UN; (2) Pengawas Ruang UN menerima bahan UN yang berupa Amplop Naskah Soal UN, Naskah Soal UN, LJUN, dan Amplop LJUN; (3) Pengawas Ruang UN masuk ke dalam ruang UN 20 menit sebelum waktu pelaksanaan UN dan memeriksa kesiapan ruang UN; (4) Pengawas Ruang UN mempersilakan peserta UN untuk memasuki ruang UN dan menempati tempat duduk sesuai nomor yang telah ditentukan; (5) Pengawas Ruang UN memeriksa setiap peserta UN untuk tidak membawa tas, buku atau catatan lain, alat komunikasi elektronik, kalkulator dan sebagainya ke dalam ruang UN kecuali alat tulis yang akan dipergunakan; (6) Pengawas Ruang UN membacakan Tata Tertib; (7) Pengawas Ruang UN membagikan LJUN kepada peserta, dan memandu serta memeriksa pengisian identitas peserta UN (nomor ujian, nama, tanggal lahir, dan tanda tangan); kode mata pelajaran dan kode paket naskah soal UN sebelum waktu UN dimulai. Pengawas UN mengingatkan peserta UN agar terlebih dahulu membaca petunjuk cara menjawab soal dan cara mengisi LJUN; (8) Pengawas Ruang UN mengedarkan Daftar Hadir serta mengecek kesesuaian dengan kartu/tanda peserta sebelum UN dimulai; (9) Setelah seluruh peserta UN selesai mengisi identitas, Pengawas Ruang UN membuka Amplop Soal, memeriksa kelengkapan bahan ujian, dan meyakinkan bahwa amplop tersebut dalam keadaan baik dan tertutup rapat (segel), disaksikan oleh peserta UN; (10) Pengawas Ruang UN setiap hari membagikan Naskah Soal Ujian, sesuai dengan kode paket soal; (11) Pengawas meminta peserta UN untuk menuliskan kode paket soal pada 21

LJUN sesuai dengan naskah soal yang diterima; (12) Naskah soal UN diletakkan di atas meja peserta UN dalam posisi tertutup (terbalik); peserta UN tidak diperkenankan untuk menyentuhnya sampai tanda waktu UN dimulai; (13) Kelebihan naskah soal yang tidak terpakai dimasukkan ke dalam amplop naskah soal dan tetap disimpan di ruang UN; (14) Setelah tanda waktu mengerjakan soal dimulai, Pengawas Ruang UN mempersilahkan peserta UN untuk mengecek kelangkapan naskah soal sebelum mulai mengerjakan; (15) Apabila ditemukan ada naskah soal yang cacat atau rusak, Pengawas Ruang UN wajib menggantinya; (16) Selama UN berlangsung, Pengawas Ruang UN wajib menjaga ketertiban dan ketenangan suasana ruang ujian, memberi peringatan dan sanksi kepada peserta yang melakukan kecurangan, serta melarang orang lain yang tidak berkepentingan memasuki ruang UN; (17) Pengawas Ruang UN dilarang memberi bantuan dalam bentuk apapun kepada peserta berkaitan dengan jawaban soal UN yang diujikan; (18) Lima menit sebelum waktu UN selesai, Pengawas Ruang UN memberi peringatan kepada peserta UN bahwa waktu tinggal lima menit; (19) Setelah waktu UN usai, Pengawas Ruang UN mempersilakan peserta untuk berhenti mengerjakan soal. Peserta UN dipersilakan meninggalkan ruang ujian setelah pengawas menghitung jumlah LJUN sama dengan jumlah peserta UN; (20) Pengawas Ruang UN mengumpulkan dan mengecek kelengkapan LJUN dan lembar soal UN setelah tanda batas waktu mengerjakan soal selesai; (21) Pengawas Ruang UN mengumpulkan LJUN sesuai dengan paket soal dan diurutkan dari nomor peserta terkecil; (22) Pengawas Ruang UN memasukkan seluruh berkas LJUN dan Daftar Hadir ke dalam amplop, ditutup, dilak/segel dan ditandatangani oleh Pengawas Ruang UN di dalam ruang ujian; (23) Pengawas Ruang UN menyerahkan LJUN dan Naskah Soal UN (termasuk yang tidak terpakai) kepada sekolah penyelenggara disertai dengan Berita Acara pelaksanaan UN disaksikan oleh TPI Tingkat sekolah; (24) 22

2. Pengawasan Ujian Sekolah a) Pengawas US adalah unsur guru yang memiliki sikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggung jawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan. b) Pengawasan dilakukan dengan sistem silang antar guru mata pelajaran/kelas. c) Setiap ruang diawasi oleh dua orang pengawas ujian. d) Pada ujian tulis, guru mata pelajaran/kelas tidak diperbolehkan mengawasi pelaksanaan ujian mata pelajaran yang diajarkannya. e) Prosedur pengawasan dan tata tertib pengawas US pada dasarnya sama dengan prosedur pengawasan dan tata tertib pengawas UN. h. Tata Tertib Peserta Ujian 1. Peserta ujian memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni 15 (lima belas) menit sebelum ujian dimulai. 2. Peserta ujian yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti ujian setelah mendapat izin dari ketua Pelaksana Ujian Tingkat Sekolah, tanpa diberi perpanjangan waktu. 3. Peserta ujian dilarang membawa alat komunikasi elektronik, kalkulator, tas, buku, dan catatan dalam bentuk apapun ke dalam ruang ujian. 4. Peserta ujian membawa alat tulis-menulis berupa pensil 2B, penghapus, penggaris, dan bolpoin berwarna hitam/biru dan kartu tanda peserta ujian. 5. Peserta ujian mengisi Daftar Hadir sebelum ujian dimulai. 6. Peserta ujian mulai mengerjakan soal setelah tanda waktu mulai ujian dibunyikan. 7. Peserta ujian mengisi identitas pada lembar jawaban secara lengkap dan benar serta mencantumkan nomor kode soal UN sesuai dengan kode soal UN yang dikerjakannya. 8. Peserta ujian yang memerlukan penjelasan cara pengisian identitas pada Lembar Jawaban dapat bertanya kepada Pengawas Ruang ujian dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu. 9. Selama ujian berlangsung peserta ujian hanya dapat meninggalkan ruangan dengan izin dan Pengawasan dari Pengawas Ruang ujian, dan tidak melakukannya berulang kali. 10. Peserta ujian yang memperoleh Naskah Soal yang cacat atau rusak wajib memberitahukan kepada pengawas ruang ujian. Sambil menunggu penggantian naskah soal, peserta tetap mengerjakan soal yang diterima sebelumnya. 23

11. Peserta ujian yang meninggalkan ruangan setelah membaca soal dan tidak kembali lagi sampai tanda selesai dibunyikan, dinyatakan telah selesai menempuh/ mengikuti ujian pada mata pelajaran yang terkait. 12. Peserta ujian yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu ujian berakhir tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan. 13. Peserta ujian berhenti mengerjakan soal setelah tanda berakhirnya waktu ujian berbunyi. 14. Selama ujian berlangsung, peserta ujian dilarang: a. menanyakan jawaban soal kepada siapa pun; b. bekerjasama dengan peserta lain; c. memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal; d. memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan peserta lain; e. membawa naskah soal ujian dan lembar jawaban keluar dari ruang ujian; f. menggantikan atau digantikan oleh orang lain. 15. Setelah tanda batas waktu dibunyikan dan pengawas telah selesai mengumpulkan serta menghitung bahwa jumlah lembar jawaban sama dengan jumlah peserta ujian, semua peserta ujian dapat meninggalkan ruang ujian dengan tertib dan tenang. V. PEMERIKSAAN HASIL UJIAN A. Pemeriksaan/Penilaian Hasil Ujian Nasional 1. Pengumpulan Hasil UN a. Kepala sekolah penyelenggara mengumpulkan amplop LJUN yang telah disegel oleh Pengawas Ruang UN dan memasukkannya ke dalam amplop besar yang disaksikan oleh TPI Tingkat sekolah. b. Kepala sekolah penyelenggara mengirimkan LJUN ke Penyelenggara UN Tingkat Gugus, disertai dengan berita acara serah terima c. Penyelenggara UN Tingkat Gugus mengirimkan LJUN ke Tim Pengolah Hasil UN Tingkat Provinsi, disertai dengan Berita Acara Serah Terima yang disaksikan oleh TPI Tingkat Provinsi setelah semua mata pelajaran selesai di ujiankan ( hari ke 3 pelaksanaan UN) 24

d. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi memeriksa kesesuaian berkas LJUN dengan peserta UN dari setiap sekolah penyelenggara UN. e. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi mengelompokkan LJUN per mata pelajaran per sekolah penyelenggara UN per Gugus. 2. Pengolahan Hasil UN a. BSNP bersama Puspendik dan Penyelenggara Tingkat Provinsi mengembangkan sistem dan perangkat lunak (software) untuk pendataan calon peserta, pemindaian (scanning) LJUN, analisis, dan pelaporan hasil Ujian. b. Perguruan Tinggi dan Dinas Pendidikan Provinsi memindai SMALB serta mengirimkan hasilnya ke Penyelenggara UN Tingkat Pusat; c. Perguruan tinggi dan Dinas Pendidikan Provinsi melakukan validasi hasil pemindaian seluruh mata pelajaran setiap peserta UN; d. Pengiriman hasil pemindaian ke Penyelenggara UN Tingkat Pusat perkiraan di bulan Mei 2015. e. Penskoran dilakukan apabila seluruh hasil pemindaian telah terkumpul; f. Hasil penskoran didistribusikan ke Penyelenggara UN Tingkat Provinsi disertai berita acara; g. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi mencetak DKHUN; h. DKHUN dikirim ke sekolah/madrasah melalui Penyelenggara Tingkat Gugus disertai dengan berita acara selambat-lambatnya tanggal 18 Mei 2015 untuk SMALB sudah diterima penyelenggara Ujian ; i. Sekolah/madrasah berdasarkan DKHUN mengumumkan Hasil UN; 3. Pemeriksaan/Penilaian Hasil Ujian Sekolah (US) a) Pemeriksaan dan Penilaian Hasil ujian tertulis dan kinerja diperiksa/dikoreksi dan dinilai oleh tim guru/tim guru, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Pemeriksaan ujian tertulis dilakukan di sekolah penyelenggara ujian. (2) Pemeriksaan hasil ujian tertulis dilakukan oleh dua orang korektor, kemudian rata-rata dari keduanya dijadikan nilai akhir. Jika terjadi perbedaan nilai hasil pemeriksaan kedua korektor > 2,00 (untuk rentang nilai 0 10) diperlukan korektor ketiga, dan nilai rata-rata dari ketiganya dijadikan nilai akhir. (3) Penilaian hasil ujian kinerja dilakukan oleh guru/tim guru mata pelajaran yang 25

bersangkutan. (4) Pelaksanaan penilaian hasil ujian dilakukan secara obyektif. b) Daftar Nilai Ujian (1) Daftar nilai hasil ujian diterbitkan oleh sekolah penyelenggara dan ditandatangani oleh kepala sekolah penyelenggara. (2) Daftar nilai hasil ujian diisi oleh sekolah penyelenggara berdasarkan hasil ujian setiap peserta dalam bentuk angka dan huruf dengan rentang nilai 0 10, dengan 2 (dua) desimal di belakang koma. VI. KELULUSAN DAN IJAZAH A. Kelulusan Ujian Nasional SMALB 1. Peserta didik dinyatakan lulus SMALB, apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M. 2. Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh dari: a. gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk SMP/MTs dan SMPLB dengan pembobotan 30% untuk nilai US/M dan 70% untuk nilai rata-rata rapor. b. gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5 d engan pembobotan 30% untuk nilai US/M dan 70% untuk nilai rata-rata rapor. c. gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 1 sampai 5 untuk SMK/MAK dengan pembobotan 30% untuk nilai US/M dan 70% untuk nilai rata-rata rapor. d. Nilai sekolah yang dikirimkan ke Pelaksana UN Tingkat Pusat harus diverifikasi oleh Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Provinsi, dan tidak dapat diubah setelah diterima oleh Pelaksana UN Pusat. 3. Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan NA. 4. Nilai Kompetensi Vokasional adalah: a. gabungan antara nilai Ujian Praktik Vokasional dan nilai 26

Ujian Teori Vokasional dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik Vokasional dan 30% untuk nilai Ujian Teori Vokasional; b. kriteria Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah minimum 6,0; 5. NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 3 diperoleh dari gabungan Nilai S/M dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dengan Nilai UN, dengan pembobotan 40% untuk Nilai S/M dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk Nilai UN. 6. Pembulatan nilai gabungan nilai S/M dan nilai rapor dinyatakan dalam bentuk dua desimal, apabila desimal ketiga 5 maka dibulatkan ke atas. 7. Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu desimal, apabila desimal kedua 5 maka dibulatkan ke atas. 8. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila memiliki rata-rata Nilai Akhir 9. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan sebagaimana dimaksud pada Bab terdahulu. B. Kelulusan Ujian Sekolah SMALB Peserta didik dinyatakan lulus ujian sekolah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. memiliki rata-rata nilai minimal 6,00 baik untuk ujian tulis maupun ujian kinerja; b. mencapai nilai batas lulus (KKM) untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan yang ditentukan oleh sekolah penyelenggara ujian. C. Kelulusan dari Satuan Pendidikan Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikanberdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 27

2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ; 3. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan 4. lulus Ujian Nasional D. Pengumuman Kelulusan dari Satuan Pendidikan Pengumuman kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan untuk SMALB tanggal 18 Mei 2015 dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. F. Penerbitan Ijazah 1. Peserta ujian yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan berhak memperoleh ijazah. 2. Blanko ijazah bersifat nasional dan disediakan oleh pemerintah. 3. Penyelenggara Gugus SLB menerima Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) dan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang telah diisi oleh Penyelenggara Tingkat Provinsi. 4. Penyelenggara Gugus SLB/Kandepag mendistribusikan blangko ijazah ke sekolah penyelenggara berdasarkan hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Sekolah penyelenggara ujian menerima blangko ijazah dan memeriksa keabsahan serta jumlahnya dengan disertai berita acara serah terima. 5. Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah dicantumkan dalam ijazah. 6. Sekolah yang tidak menjadi penyelenggara ujian, menyerahkan hasil penilaian oleh pendidik dari satuan pendidikan yang bersangkutan kepada sekolah penyelenggara ujian. 7. Penerbitan ijazah diatur oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. VII. BIAYA PENYELENGGARAAN UJIAN A. Komponen biaya untuk penyelenggaraan UN yang meliputi biaya penyelenggaraan di Tingkat Provinsi, Gugus, dan Sekolah. B. Biaya penyelenggara UN menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 28

C. Biaya penyelenggaraan UN di Tingkat Pusat mencakup komponen-komponen sebagai berikut: 1. Penyiapan bahan ujian; 2. Sosialisasi UN ke daerah; 3. Penggandaan Master Copy bahan UN, serta pengirimannya ke provinsi; 4. Pemantauan kesiapan pelaksanaan UN; 5. Rapat koordinasi dan sosialisasi kebijakan UN; 6. Operasional penyelenggara UN; 7. Pemantauan pelaksanaan UN; 8. Penskoran hasil UN; 9. Analisis hasil UN, pelaporan, dan penyusunan rekomendasi; 10. Publikasi hasil UN; 11. Pencetakan blanko SKHUN; 12. Tim Pemantau Independen. D. Biaya penyelenggaraan UN di Tingkat Provinsi mencakup komponenkomponen sebagai berikut: 1. Pencetakan naskah soal dan pendistribusian ke gugus; 2. Pencetakan dan pendistribusian blanko pendataan calon peserta UN ke Gugus; 3. Pengelolaan data peserta UN; 4. Penerbitan kartu peserta UN; 5. Penggandaan, penyampulan, pengepakan dan pendistribusian bahan UN ke Gugus; 6. Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait di provinsi yang bersangkutan dalam rangka persiapan pelaksanaan UN; 7. Operasional penyelenggara UN; 1. Pemindaian LJUN; 2. Pencetakan dan pendistribusian DNHUN ke sekolah penyelenggara melalui Penyelenggara UN Tingkat Gugus; 3. Pengisian dan pendistribusian SKHUN ke sekolah penyelenggara melalui Penyelenggara UN Tingkat Gugus; 4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN; 5. Penyusunan dan pengiriman laporan UN; 6. Tim Pemantau Independen. 29