Tujuan merupakan pernyataan perilaku atau arah program dan manajemen.

dokumen-dokumen yang mirip
Pendekatan Peka Konflik (Conflict Sensitive Approach) Pendekatan Pembangunan Peka Konflik (Conflict Sensitive Development) Pengarusutamaan Perdamaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KERJA RENCANA REVIEW T A H U N

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2011 TANGGAL 6 JUNI LATAR BELAKANG

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II RENCANA STRATEGIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Bab I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

Kabupaten Lamongan Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan otonomi daerah telah berlangsung. dasawarsa sejak pemberlakuan otonomi daerah di tahun 1999.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

B A B P E N D A H U L U A N

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

a. Perencanaan strategis merupakan proses sistematis yang dilakukan oleh kelompok, komunitas, organisasi, dan pemangku kpentingan lain dalam menetapkan komitmen dan prioritas terhadap perubahan penting masyarakat kedepan. b. Strategi merupakan arah atau pendekatan terpadu yang diambil oleh pemangku kepentingan dalam mengupayakan penyelesaian konflik dan menanggapi lingkungan. c. Program merupakan serangkaian aktivitas, pelaku dan pendukung lainnya yang diarahkan dalam upaya menyelesaikan masalah dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan pernyataan perilaku atau arah program dan manajemen. Sasaran merupakan hasil yang terukur dan tepat untuk mendukung penyelesaian masalah/konflik dan pencapaian tujuan. Aktivitas merupakan serangkaian kegiatan yang ditetapkan dengan mengoptimalkan sumber daya untuk menyelesaikan masalah dalam rangka pencapaian tujuan.

Suatu kerangka kerja dan rencana pembangunan komprehensif (RPJM/RKP/Renstra/ Renja) yang dihasilkan dari proses perencanaan partisipatif melalui forum musyawarah (Musrenbang) dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan memperkuat tatanan kehidupan (nilai-nilai, sosial, budaya). Indikasi kebutuhan penyelesaian masalah atau konflik dalam pelaksanaan program pembangunan. Suatu dokumen rencana pembangunan yang menjadi fungsi pemerintahan yang merefleksikan visi, misi, dan program/kegiatan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu (20 tahun, 5 tahun, 1tahun) yang telah mengindikasikan strategi program dan pengelolaan konflik sebagai bagian integral dari fungsi pelayanan kepada masyarakat

Undang-Undang No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) Undang-Undang No 17/2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 dst

Keterpaduan: mendorong pemahaman tentang analisis konteks secara komprehensif berdasarkan prespektif kebutuhan masyarakat, lintas sektor dan lintas wilayah. Inklusif: Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan yang relevan untuk mengidentifikasi masalah dan aspirasinya, menunjukkan posisi, merumuskan peranan dan kontribusinya. Peningkatan kapasitas; Program yang dilaksanakan sebagai respon terhadap kebutuhan peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan sesuai dengan tupoksinya. Keselarasan antarsektor; Mengintegrasikan kebutuhan seluruh program sektoral dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan. Keselaranan antarwilayah; Optimalisasi pemanfaatan fungsi ruang, struktur pemerintahan daerah (desa, kecamatan, kabupaten, propinsi) dan pengelolaan sumber daya secara terkendali tanpa mengganggu lingkungan Harmonisasi pemangku kepentingan; Program harus menegaskan peran masingmasing pemangku kepentingan secara terkoordinasi efektif untuk mencapai tujuan dan mempermudah penyelesaian masalah atau konflik.

Kebutuhan pengembangan kapasitas SDM /organisasi /pemerintahan dalam mengantisipasi perubahan dan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program strategis dalam kerangka pengarusutamaan perdamaian. Alat manajemen organisasi dalam rangka prevention dan mitigasi konflik dalam menjalan fungsi pelayanan publik. Respon terhadap dinamika perubahan masyarakat. Optimalisasi sumberdaya yang menjadi kewenangan pemrintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam membangun hamonisasi antarpemangku kepentingan.

Orientasi Perencanaan. Pembentukan Tim Penyusun. Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Perencanaan Pengumpulan data/informasi kondisi pelayanan dasar (pendidikan/kesehatan) Penyusunan profil pelayanan pendidikan dan kesehatan serta prediksi jangka menengah Tupoksi unit pelayanan di desa/kecamatan/kabupaten Perumusan Visi dan Misi Review Perencanaan periode lalu Identifikasi capaian keberhasilan dan permasalahan Perumusan program strategis Pembahasan dalam forum Musrenbang Penyusunan dokumen perencanaan (RPJM/RKP/ Renstra/Renja) Penyusunan rancangan akhir dokumen perencanaan Penyusunan Naskah Akademis Peraturan daerah

Melibatkan sejumlah proses yang mendukung, membangun dan memelihara prinsip-prinsip serta praktek ang disepakati dan saling menguntungkan pihak-pihak yang bersengketa/konflik Suatu komitmen dan tindakan yang dibangun secara bersama dalam menangani masalah yang dihadapi untuk memperoleh pola penyelesaian langsung terkait dengan peran dan fungsi-fungsi masing-masing pihak.

Memberikan alternatif solusi dari kebuntuan dengan membangun distribusi pengelolaan dan peran masingmasing pihak. Mempercepat proses pengenalan terhadap akar konflik, potensi dan model pengelolaan yang dapat dilakukan. Mengoptimalkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam menentukan kesepakatan penyelesaian yang dapat diterima semua pihak. Mengurangi dampak dari pola penyelesaian konflik yang membutuhkan waktu dan sumber daya yang besar.

Kebijakan program dan proyek pembangunan dapat menjadi sumber konflik, meskipun untuk tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan Kebutuhan penyelesaian konflik secara partisipatif dan inklusif. Membangun proses dan prosedur kerja pembangunan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. Proses perubahan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang selalu tidak seimbang sehingga membutuhkan mekanisme penyesuaian dan adaptasi untuk mencapai tujuan. Melibatkan berbagai pihak dan kepentingan dalam pengelolaan pembangunan.

Perkembangan teknologi baru yang memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap interaksi antarkelompok. Komersialisasi dan eksploitasi sumber daya yang dimiliki suatu daerah tidak sebanding dengan kebutuhan pembangunan sehingga dibutuhkan metode atau cara untuk mengendalikannya. Urbanisasi yang tinggi akibat tuntutan ekonomi. Pasar bebas menyebabkan persaingan tidak sehat. Mekanisme pengambilan keputusan yang membutuhkan keterlibatan berbagai pihak dan ragam kepentingan. Mekanisme penyelesaian masalah yang mampu mengantisipasi perubahan sosial, transisi dan ragam kultural.

Kompetisi: Tindakan yang dilakukan untuk memperoleh keputusan yang cepat dari kepentingan salah satu pihak yang sangat vital. Menghindar: Tindakan yang diambil untuk memberikan ruang sementara bagi para pihak dalam mendinginkan ketegangan. Akomodasi: Tindakan yang dilakukan untuk memberikan kesempatan terhadap pihak lain yang lebih besar dengan tujuan menjalin hubungan baik. Kompromi: Tindakan yang dilakukan pada saat kedua belah pihak merasa persoalan yang diperselisihkan memiliki kepentingan yang sama dengan tetap menjaga hubungan baik yang lebih utama. Kolaborasi: Tindakan yang diambil kedua belah pihak untuk membangun situasi menang-menang dan saling menguntungkan.