PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB IV HASIL PENELITIAN

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENERAPAN STRATEGI ACTION LEARNING

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENDEKATAN ACTIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK DI SMP NEGERI 3 KARANGANYAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

RAHMAT FAUZI NIM. K

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

OLEH : YUNITA NUR INDAH SARI K

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

PENERAPAN METODE PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SISWA SMA KELAS X SKRIPSI OLEH : RUSMITA KURNIATI K

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

Keperluan korespondensi, HP : ,

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI TEAM QUIZ, MEDIA AUDIO VISUAL, DISERTAI MODUL PEMBELAJARAN

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 6 SEMARANG MELALUI MODEL PBL

Jurnal Belajar dalam Pembelajaran Biologi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah

PRATIYAN ISNAENI K

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

Penerapan Experiential Learning

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Transkripsi:

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI OLEH: RETNO WIDIASTUTI NIM. K4306009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ABSTRAK Retno Widiastuti. PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran biologi dengan penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas XI IA2 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 38 orang. Teknik pengumpulkan data yang digunakan meliputi angket, observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran biologi. Peningkatan kemandirian belajar siswa dapat dilihat melalui hasil angket dan observasi. Rata-rata nilai persentase capaian setiap indikator dari angket kemandirian belajar siswa pada pra siklus sebesar 59,86%, pada siklus I sebesar 78,04%, dan pada siklus II sebesar 81,07%. Rata-rata nilai persentase capaian setiap indikator dari observasi kemandirian belajar siswa pada pra siklus adalah 16,16%, pada siklus I sebesar 52,63% dan pada siklus II sebesar 80,45%. Kesimpulannya bahwa penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan dapat dikatakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pengajar bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki peserta didik sejak lahir dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Kendatipun dua unsur itu sama pentingnya, namun ada kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau pengaruh lingkungan saja. Sekolah sebagai pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Pendidikan di sekolah didalamnya terdapat proses belajar-mengajar sehingga senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar,dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Proses interaksi guru dengan siswa, dibutuhkan komponen pendukung yang dalam berlangsungnya proses belajar-mengajar tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sekarang diterapkan menuntut siswa agar mampu mencapai kompetensi dan standar kompetensi yang telah ditetapkan, namun juga harus tetap memperhatikan kondisi satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan, menuntut guru agar mampu menyusun suatu pembelajaran yang menumbuhkan kemandirian

belajar siswa. Menurut Joyoatmojo (2006:16) dikatakan bahwa kemandirian dalam belajar ini merupakan usaha untuk menetapkan sendiri tujuan atau sasaran belajar, usaha mencapainya mencakup pula usaha memilih sendiri sumber belajar dan menggunakan teknik-teknik belajar yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Selama ini kemandirian belajar yang merupakan kemampuan dasar manusia terganggu oleh penyelenggaraan sistem pendidikan formal-tradisional yang bersifat teacher center. Proses pembelajaran dirancang melalui kurikulum yang instruktif, dan guru bertugas sebagai pelaksananya. Akibatnya, kemandirian belajar sebagai kemampuan alamiah manusia berkurang. Kemampuan ini menjadi kemampuan potensial yang harus digali kembali oleh sistem pendidikan formal. Kemandirian belajar siswa dalam konteks sistem pendidikan formal memiliki ciri bahwa kegiatan belajarnya dengan memanfaatkan tempat, buku dan benda disekitarnya sebagai sumber belajar. Siswa akan memanfaatkan orang atau siapa saja yang memiliki keahlian tertentu. Keberanian mengemukakan permasalahan, bertukar pendapat dengan siswa lain juga merupakan ciri kemandirian belajar. Siswa yang memiliki kemandirian tidak cukup hanya dengan mendengar dan menyerap tetapi berbuat. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Biologi kelas XI IA2 yang berjumlah 38 semester ganjil SMA Negeri 3 Surakarta menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum melibatkan kemandirian siswa dalam belajar secara menyeluruh. Hal ini ditunjukan dengan tidak ada siswa yang memanfaatkan tempat atau lingkungan sekitar (0%), artinya tidak ada siswa memanfaatkan perpustakaan ataupun laboratorium. Pemanfaatan sumber belajar terbatas apa yang ada di kelas saja yang mayoritas hand out dan buku sumber yang sama. Sementara itu, untuk menyelesaikan permasalahan memerlukan sumber belajar yang memadai. Siswa yang memanfaatkan benda yang ada disekitamya sebanyak 3 siswa (7,89%). Siswa yang memanfaatkan orang atau siapa saja yang memiliki keahlian tertentu sebanyak 7 siswa (18,42%). Orang yang dimaksud disini merupakan guru ataupun teman yang dianggap sudah menguasai. Siswa yang memanfaatkan buku referensi sebagai sumber belajar sebanyak 17 siswa (42,10%). Sebagian besar dalam sebangku ada satu buku referensi. Siswa yang

tidak cukup hanya mendengar dan menyerap tapi juga berbuat sebanyak 6 siswa (13,15%). Berbuat dalam hal ini menulis catatan penting yang disampaikan guru. Siswa yang bertukar pendapat dengan siswa lain sebanyak 8 siswa (21,05%). Siswa yang berani mengemukakan permasalahan sebanyak 4 siswa (10,52%). Kecenderungan ini disebabkan guru dalam mengajar dengan metode yang kurang bervariasi dan keberadaan hand out yang sudah dimiliki setiap siswa sehingga siswa cenderung mendengarkan saja. Siswa yang masih menunjukan ketidakaktifannya misal melamun, melakukan aktivitas lain di luar aktivitas belajar seperti menggambar, bermain handphone serta berbicara dengan teman. Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, umumnya melibatkan objek-objek nyata dalam kehidupan. Proses pembelajaran Biologi akan lebih bermakna apabila menggunakan objek-objek yang dapat diamati baik melalui gambar ataupun pengamatan secara langsung oleh siswa. Objek-objek yang dapat diamati siswa dalam proses pembelajaran merupakan media pembelajaran. Kegiatan pengamatan oleh siswa memunculkan berbagai fenomena yang menarik perhatian siswa. Fenomena-fenomena yang ditangkap dan diindera oleh siswa dari efek penggunaan media memunculkan keingintahuan tentang halhal yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Salah satu alternatif media yang dapat digunakan adalah media gambar. Suatu penjelasan atau permasalahan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan media gambar sehingga pebelajar lebih mudah memahami apa yang dimaksud. Salah satu model pembelajaran yang bisa dijadikan alternatif guru untuk mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar di kelas XI IA2 adalah Problem Based Learning (PBL) dalam sub pokok bahasan ovulasi, menstruasi, fertilisasi, gestasi, persalinan, dan ASI yang merupakan bagian dari materi sistem reproduksi. Model ini merangsang siswa untuk mengatasi masalah, memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah. Model ini dengan kata lain melatih kemampuan memecahkan masalah melalui langkah-langkah sistematis. Ciri utama model ini adalah pengetahuan dicari dan dibentuk oleh siswa dalam upaya memecahkan contoh-contoh masalah dunia nyata yang dihadapkan kepada

mereka. Penerapan media gambar pada model pembelajaran ini sebagai sumber permasalahan bagi siswa. Masalah yang dihadapi dibahas dalam kelompokkelompok kecil, selanjutnya mereka mencatat apa yang sudah mereka ketahui untuk menjawab masalah dan apa saja yang belum mereka ketahui. Mereka mengumpulkan data dan pengetahuan yang belum mereka ketahui dengan berbagai sumber. Mereka menganalisa seluruh data dan pengetahuan yang terkumpul untuk menjawab masalah. Tugas guru adalah mengamati seluruh proses dan memberikan bantuan bila diperlukan. Penerapan model ini harapannya tidak hanya meningkatkan kemandirian belajar saja tapi juga prestasi belajar. Pembelajaran dengan penggunaan media gambar dalam model Problem Based Learning (PBL) diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran merangsang siswa untuk lebih banyak tahu tentang informasi yang berkaitan dengan gambar. Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran dengan penggunaan media gambar dalam model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran Biologi? 2. Berapa besarkah peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Peningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 2. Besar peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Institusi Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa di SMA Negeri 3 Surakarta. 2. Bagi Guru a. Menambah wawasan tentang model mengajar yang efektif dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran Biologi, khususnya terkait dengan kemandirian belajar siswa. 3. Bagi Siswa a. Meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi. b. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga siswa tidak monoton belajar dengan model konvensional, dan diharapkan hal ini membawa dampak pada peningkatan hasil belajar siswa. 4. Bagi Peneliti Menjadi bahan rujukan untuk tindakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran biologi kelas XI IA2 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. B. Implikasi 1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk: a. Sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut. b. Sumbangan pemikiran bagi guru untuk mengembangkan variasi model pembelajaran. c. Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 3 Surakarta, yaitu kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan dengan penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). C. Saran 1. Bagi Guru a. Pelaksanaan penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem based Learning (PBL) membutuhkan instruksi yang jelas agar siswa dapat membedakannya dengan metode pembelajaran diskusi, oleh sebab itu guru hendaknya memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang

pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif b. Guru hendaknya pandai dalam memancing permasalahan yang akan didiskusikan di kelas. Permasalahan tersebut hendaknya berasal dari masalah nyata yang ada di kehidupan sehari-hari, sehingga sesuai dengan konsep model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) namun juga tidak menutup kemungkinan permasalahan yang bersifat teoritis. c. Guru hendaknya lebih inovatif lagi pada saat memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, misalnya dengan menggunakan model atau alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sehingga diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru dengan seksama agar dapat melaksanakan penerapan media gambar dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan baik. b. Siswa hendaknya tidak tergantung pada materi yang diberikan oleh guru saja, tetapi juga lebih aktif mencari informasi materi dari sumber-sumber lain sehingga akan menambah wawasan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun pada saat presentasi kelompok. d. Memiliki motivasi yang tinggi dan bertanggungjawab sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. e. Mengelola strategi, tempat dan waktu secara lebih baik sehingga proses pembelajarannya menjadi lebih baik. Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi para pendidik.