BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fungsi controlling dalam rangka tercapainya kualitas pelayanan. Tinggi rendahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu wadah dimana orang-orang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu usaha, baik yang bergerak di bidang jasa maupun

PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi diperlukan dengan tujuan salah satunya sebagai bentuk penghargaan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan diarahkan kepada pengembangan. SDM yang bermutu tinggi, guna memenuhi kebutuhan dan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. 1 oleh karena itu, kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan kepemimpinan kepala. sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendapat tentang pengertian manajemen, walaupun pada dasarnya mempunyai makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi, yang memfokuskan pada profit (keuntungan) dan komoditas komersial. Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan, yang berarti seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan di Indonesia masih belum menampakkan kemampuan profesional sebagaimana yang diinginkan. Masalah manajemen pendidikan merupakan salah satu masalah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga administrator pendidikan yang profesional. Oleh karena itu, hal penting yang harus dipertimbangkan bagi sebuah institusi pendidikan adalah adanya tenaga administrator pendidikan yang profesional. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan delapan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. 1

2 Standar-standar tersebut di atas, merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan pendidikan. Salah satu standar yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga administrator yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah yaitu Kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi yang memiliki peran penting dalam rangka menjamin mutu pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan. Hal ini diperlukan guna menjaga kinerja tenaga kependidikan khususnya Guru dapat menyelenggarakan pendidikan yang efektif dan efisien. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan Kepala Sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di Sekolah. Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi Sekolah, pembinaan tenaga kependidikan dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas Kepala Sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah menegaskan bahwa seorang Kepala Sekolah harus memiliki ilmu dan kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Kepala Sekolah adalah Guru yang di beri tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah sehingga ia

3 pun harus memiliki kompetensi guru, yaitu kompetensi kepribadian, sosial dan professional. Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan manajerial yang baik dan komitmen tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Dengan memiliki kemampuan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kinerja guru untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian dan kemampuan serta keterampilan untuk memimpin sekolahnya. Kepala Sekolah di angkat sebagai pimpinan tertinggi di Sekolah melalui proses, prosedur dan peraturan yang berlaku. Sebelum pengangkatan, Kepala Sekolah mengikuti pelatihan kompetensi di Balai Diklat Pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola dan memimpin Sekolah. Pelatihan ini merupakan upaya dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah. Setelah mengikuti pelatihan kompetensi ini, diharapkan kemampuan Kepala Sekolah sudah mumpuni, baik sebagai manajer maupun pemimpin Sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer, memiliki kemampuan manajerial yang diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif dan efisien, menciptakan iklim kerja di Sekolah yang kondusif, mengadakan komunikasi yang efektif dengan bawahan dan mengembangkan potensi yang di miliki Sekolah, baik dari Siswa maupun Guru serta dapat mengawasi dan mengendalikan setiap proses yang berlangsung.

4 No Peran Kepala Sekolah sangat penting dalam menunjang kinerja guru. Seperti halnya di wilayah gugus IX dan gugus XII Kecamatan Pacet ini, yang memiliki sembilan sekolah yang terdiri dari SDN Neglasari, SDN Nunuk, SDN Cibodas, SDN Cikatul, SDN Mandalahaji I, SDN Mandalahaji II, SDN Pasirhuni, SDN Cibogo dan SDN Celak. Kepala Sekolah di setiap Sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola dan memimpin demi kemajuan sekolah. Dengan kemampuan itu, diharapkan Kepala Sekolah dapat membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif seperti melakukan penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja guru dilakukan Kepala Sekolah Dasar masingmasing guna mengukur sejauhmana kemampuan guru yang mereka miliki dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini diharapkan akan memberikan perubahan terhadap sekolah dasar yang terdapat di gugus IX dan XII menjadi lebih baik lagi. Nama Sekolah Jml Gur u Keseti aan Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Guru Sekolah Dasar Unsur Penilaian Prest Tanggun Ketaat Kejuju Kerjasa asi g Jawab an ran ma Kerja Prakar sa Kepemi - mpinan Jml Rata/ rata 1 SDN A 4 85 80 80 80 80 80 80-565 80,7 2 SDN B 4 85 75 75 80 80 75 75-545 77,8 3 SDN C 6 85 75 80 75 80 80 75-550 78,6 4 SDN D 4 85 75 80 75 80 75 75-545 77,8 5 SDN E 4 85 75 75 75 80 80 75-545 77,8 6 SDN F 4 85 80 80 75 80 80 80-560 80 7 SDN G 4 85 75 75 75 80 75 80-545 77,8 8 SDN H 5 85 80 75 80 80 80 75-555 79,3 9 SDN I 5 85 80 80 80 80 75 80-555 79,3 Jml 40 765 695 700 695 720 700 695 - Rata/rata 4,4 85 77,2 77,7 77,2 80 77,7 77,2 - Sumber : Data SDN di Gugus IX dan XII Kecamatan Pacet

5 Berdasarkan uraian di atas, penilaian yang dilakukan Kepala Sekolah memiliki nilai yang beragam. Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh beberapa kemungkinan di antaranya yaitu standar penilaian yang diberikan Kepala Sekolah, persepsi Kepala Sekolah, porsi kerja di setiap Sekolah dan kinerja Guru di setiap Sekolah yang berbeda. Selain penilaian kinerja guru, kehadiran guru juga mesti diperhatikan. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas kinerja guru yang positif. Dengan tingkat kehadiran yang baik, memungkinkan Kepala Sekolah dapat membina dan mengawasi Guru lebih mendalam. Tabel 1.2 Absensi Guru Sekolah Dasar No Nama Jml Sekolah Guru Bln Hari Kehadiran Guru/bulan Keterangan Ttl Krj 1 2 3 4 5 6 S I A hdr % 1 SDN A 4 Feb 24 22 24 22 22 4 2 90 93,8 Mar 24 20 22 24 24 3 3 90 93,8 Apr 26 26 22 24 26 0 6 98 94,2 2 SDN B 4 Feb 24 22 24 20 22 2 6 88 91,7 Mar 24 24 23 24 22 3 0 93 96,9 Apr 26 25 22 24 26 2 5 97 93,3 3 SDN C 6 Feb 24 24 24 22 24 24 22 1 3 140 97,2 Mar 24 22 24 24 22 22 24 2 4 138 95,8 Apr 26 25 24 22 26 24 26 6 3 147 94,2 4 SDN D 4 Feb 24 24 24 24 23 1 0 95 98,9 Mar 24 24 22 23 24 2 1 93 96,9 Apr 26 24 24 26 26 2 2 100 96,2 5 SDN E 4 Feb 24 24 24 23 22 3 0 93 96,9 Mar 24 22 24 22 23 2 3 91 94,8 Apr 26 24 23 22 22 1 4 99 95,2 6 SDN F 4 Feb 24 24 24 22 22 0 4 92 95,8 Mar 24 23 23 24 22 2 2 92 95,8 Apr 26 24 24 24 26 2 4 98 94,2 7 SDN G 4 Feb 24 24 24 24 23 1 0 95 98,9 Mar 24 22 24 23 24 3 0 93 96,9 Apr 26 26 24 25 26 2 1 101 97,1

6 No Nama Jml Sekolah Guru Bln Hari Kehadiran Guru/bulan Keterangan Ttl Krj 1 2 3 4 5 6 S I A hdr % 8 SDN H 5 Feb 24 24 24 23 22 24 2 1 117 97,5 Mar 24 23 24 23 24 24 0 2 118 98,3 Apr 26 26 26 25 24 24 2 3 125 96,1 9 SDN I 5 Feb 24 24 24 24 23 23 2 0 118 98,3 Mar 24 23 24 22 24 24 0 3 117 97,5 Apr 26 26 26 24 24 25 2 3 125 96,1 Sumber : Data SDN di Gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Berdasarkan uraian di atas, dapat di lihat bahwa kehadiran guru sekolah dasar terbilang cukup baik. Data ini kalau di lihat lebih seksama lagi, belum adanya konsistensi kehadiran guru tiap bulannya bahkan cenderung mengalami penurunan dari bulan sebelumnya seperti yang terjadi pada bulan februari dan maret di SDN C, D, E, G, dan I. Hal ini bisa saja mengganggu stabilitas kinerja guru yang mungkin berimbas terhadap pengajaran terhadap siswa menjadi berkurang. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh dengan menuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Wilayah Gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung

7 1.2 Identifikasi Masalah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang mengacu pada latar belakang penelitian di atas, maka penulis akan membuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah merupakan manajer dan pemimpin Sekolah yang di angkat melalui proses, prosedur dan peraturan yang berlaku. Sebelum pengangkatan dilakukan, Kepala Sekolah diwajibkan mengikuti pelatihan kompetensi yang dilakukan Balai Diklat Pendidikan yang bertujuan meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dalam mengelola dan memimpin Sekolah. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer yang memiliki kemampuan manajerial diharapkan dapat mengelola di sembilan sekolah di wilayah gugus IX dan XI Kecamatan Pacet ini. Kemampuan manajerial di sembilan Sekolah ini berbeda, hal ini bisa di lihat dari penilaian kinerja guru yang dilakukan Kepala Sekolah masingmasing. Kemampuan manajerial ini meliputi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 2. Penilaian kinerja Guru dilakukan oleh setiap Kepala Sekolah masingmasing yang dilakukan secara berkala atau berkesinambungan baik tiap bulan ataupun semester. Berdasarkan latar belakang setiap Kepala Sekolah memiliki penilaian yang berbeda yang mungkin disebabkan oleh standar penilaian Kepala Sekolah, persepsi Kepala Sekolah, porsi kerja dan kinerja guru di setiap Sekolah yang berbeda.

8 3. Kehadiran guru di setiap Sekolah yang belum konsistensi, hal ini dapat di lihat dari kehadiran tiap bulannya yang cenderung mengalami penurunan dari bulan sebelumnya seperti yang terjadi pada bulan februari dan maret di SDN C, D, E, G, dan I. Hal ini bisa berakibat stabilitas kinerja guru jadi terganggu yang berimbas terhadap pengajaran terhadap siswa menjadi berkurang karena jumlah tatap muka dengan guru kurang dari jumlah kehadiran yang seharusnya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan perencanaan terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 2. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan pengorganisasian terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan pelaksanaan terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung?

9 4. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 5. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan perencanaan terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 2. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan pengorganisasian terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 3. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan pelaksanaan terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 4. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja

10 guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 5. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung? 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang penulis lakukan diharapkan akan membawa manfaat dan memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis, sebagai berikut : 1.5.1 Kegunaan Teoritis 1. Untuk menambah wawasan penulis mengenai kemampuan manajerial pada umumnya dan administrasi pendidikan pada khususnya. 2. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmiah mengenai administrasi pendidikan pada jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmiah administrasi pendidikan, khususnya mengenai pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar terhadap kinerja

11 guru sekolah dasar di wilayah gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. 1.5.2 Kegunaan Praktis 1. Untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana dalam program strata satu (S1) pada jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. 2. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan (compare) bagi penelitian sejenis, sehingga aspek-aspek yang belum tergali dapat dikembangkan lebih lanjut dalam administrasi pendidikan pada jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. 3. Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi pembendaharaan ilmu pengetahuan dan perkembangan ilmu serta alat evaluasi mengenai pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dasar terhadap kinerja guru sekolah dasar di wilayah gugus IX dan XII Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. 1.6 Kerangka Berpikir Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha

12 kerja sama demi tercapainya tujuan yang ditentutukan sebelumnya (Siagian, 1980). 1 Sedangkan manajemen dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu sebagai proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan inti dari administrasi karena manajemen sebagai alat pelaksana administrasi. 2 Manajerial berasal dari kata manajer yang berarti pemimpin. Manajer merupakan pemimpin yang melaksanakan tugasnya dalam organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, manajer memerlukan kemampuan manajerial untuk melaksanakan kegiatan organisasinya. Kemampuan manajerial tidak bisa terlepas dari pandai tidaknya seorang manajer menguasai dan mengaplikasikan ilmu manajemen yang benar. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian berdasarkan dari fungsi dasar manajemen. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kast dan Rosenzweig, kemampuan manajerial atau kemampuan memimpin merupakan kemampuan para manajer dalam melaksanakan fungsi dasar manajemen dan kemampuannya mempertahankan keseimbangan dinamis. 1 Ulbert Silalahi, op.cit, Hal : 9 2 Sondang P. Siagian. 2004. Filsafat Administrasi. Bumi Aksara : Jakarta. Hal : 5

13 Menurut George R. Terry merumuskan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kemampuan manajerial memiliki kaitan erat dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam melakukan berbagai kegiatan. Dalam meningkatkan kemampuan manajerial, terdapat beberapa fungsi dasar manajemen yang dikemukakan oleh George R. Terry dan di kutip oleh Hasibuan, yaitu : 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating) 4. Pengawasan (Controlling) 3 Berdasarkan fungsi-fungsi di atas, kemampuan manajerial kepala sekolah dasar dapat berlangsung secara sistematis yang terdiri dari perencanaan, keorganisasian, pelaksanaan atau penggerakan dan pengawasan. Sedangkan kinerja merupakan suatu hal yang individual, karena setiap individu memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan penilaian yang berlaku di organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan masing-masing individu. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. 4 3 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm : 3 4 Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Hlm : 25

14 Selain beberapa pengertian di atas, kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 5 Berdasarkan uraian tersebut di atas, mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat di evaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja karyawan harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai organisasi. Tugas Guru dalam profesinya bahwa guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Sementara itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 ayat 2 dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru juga mempunyai tugas melaksanakan pembimbingan maupun pelatihan bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekitar. Menurut pendapat yang dikemukakan Sutopo yang di kutip oleh Mahkfud 6 dalam tesisnya yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 5 Anwar Prabu Mangkunegara. 2012. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Hlm : 9 6 http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/08710043-m-makhfud.ps di akses pada tanggal 23 maret 2013 jam 04.30

15 1979, tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atau DP3, dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek kinerja sebagai berikut : 1. Kesetiaan 2. Prestasi kerja 3. Tanggung jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7. Prakarsa 8. Kepemimpinan 7 Berdasarkan beberapa indikator permasalahan mengenai pengawasan dan kinerja dapat penulis petakan dalam model kerangka pemikiran menjadi sebagai berikut : Gambar 1.1 Model Kerangka Pemikiran Kemampuan Manajerial X Kinerja Guru Y 1. Perencanaan (X 1 ) 2. Keorganisasian (X 2 ) 3. Pelaksanaan (X 3 ) 4. Pengawasan (X 4 ) G.R. Terry (2012) 1. Prestasi Kerja 2. Tanggung Jawab 3. Ketaatan Sutopo (1999) 7 Sutopo. 1999. Administrasi Manajemen dan Organisasi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. Hlm : 145 (Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979, tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atau DP3)

16 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, menunjukkan hubungan antara kemampuan manajerial Kepala Sekolah sebagai variabel independen (X) yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang berhubungan secara langsung dengan kinerja guru dan berpengaruh terhadap prestasi kerja, tanggung jawab dan ketaatan sebagai variabel dependen (Y). 1.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. 8 Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini adalah: Bentuk hipotesis yang akan penulis ajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis asosatif. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap ruumusan masalah asosiatif yaitu yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan pendapat hipotesis di atas maka penulis mengemukakan operasional sebagai berikut: a. H 0 : ρ = 0 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan perencanaan (X 1 ) terhadap kinerja guru (Y). H a : ρ 0 : ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan perencanaan (X 1 ) terhadap kinerja guru (Y). 8 Prof. Dr. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hlm : 70

17 b. H 0 : ρ = 0 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan pengorganisasian (X 2 ) terhadap kinerja guru (Y). H a : ρ 0 : ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan pengorganisasian (X 2 ) terhadap kinerja guru (Y). c. H 0 : ρ = 0 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan pelaksanaan (X 3 ) terhadap kinerja guru (Y). H a : ρ 0 : ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan pelaksanaan (X 3 ) terhadap kinerja guru (Y). d. H 0 : ρ = 0 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan pengawasan (X 4 ) terhadap kinerja guru (Y). H a : ρ 0 : ada pengaruh yang signifikan dari melaksanakan pengawasan (X 4 ) terhadap kinerja guru (Y). e. H 0 : ρ = 0 : tidak ada hubungan yang signifikan antara melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (X) terhadap kinerja guru (Y). H a : ρ 0 : ada hubungan yang signifikan antara melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (X) terhadap kinerja guru (Y).