II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sudiono (2001: 52), lelang adalah penjualan dihadapan orang banyak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, manusia hidup di atas tanah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 8 -

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 13.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG

Prosedur standar pelaksanaan lelang dibagi menjadi 3 (tiga) tahap sebagai berikut:

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 306/KMK.01/2002 TENTANG BALAI LELANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

c. Pihak yang Dilayani/Stakeholder: Pemohon Lelang/Penjual.

STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD OPERATING PROCEDURE) LAYANAN UNGGULAN BIDANG KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG KEMENTERIAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

I. PENDAHULUAN. memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah, lebih dari itu tanah juga

KEPUTUSAN KEPALA BADAN URUSAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA NOMOR 42/PN/2000 TAHUN 2000 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN LELANG

LAMPIRAN I. Persetujuan Permohonan Izin. Melaksanakan Penelitian Di. KPKNL Medan

2018, No Penjualan Langsung Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Benda Sita Eksekusi dan untuk mendukung optimalisasi penerimaan negar

PEJABAT LELANG TERANCAM HUKUMAN 5 TAHUN PENJARA.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93 /PMK.06/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93 /PMK.06/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peran dan fungsi lembaga perbankan. Lembaga ini secara profesional

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta Lela

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93/PMK.06/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Indonesia Nomor 4313); 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia seba

Imma Indra Dewi Windajani

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 11.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

Sejarah Lelang. DTSS Pejabat Lelang I Lelang menurut sejarahnya berasal dari bahasa Latin

BAB V PENUTUP. mahasiswa yang nantinya akan terjun kedalam dunia kerja, karena Praktik. atau pekerjaan yang penulis lakukan, seperti :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 175/PMK.06 /2010 TENTANG PEJABAT LELANG KELAS II DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang Kelas II (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor


Pengumuman Lelang Eksekusi Hak Tangungan PT. Bank Mandiri

KEPUTUSAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 304/KMK.01/2002 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 175/PMK.06 /2010 TENTANG PEJABAT LELANG KELAS II

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Piutang Negara. Pengurusan. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik dan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SEHUBUNGAN DENGAN LUAPAN LUMPUR SIDOARJO

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rachmadi Usman, Hukum Lelang, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hlm.15 Ibid.

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan tanda.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 174/PMK.06/2010 TENTANG PEJABAT LELANG KELAS I

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

BAB V PENUTUP. yang berikutnya yang mendapatkan hak dalam perkawinan poligami. Suami yang

PERLAWANAN TERHADAP EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DAN PENGOSONGAN OBJEK LELANG OLEH : H. DJAFNI DJAMAL, SH., MH. HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada Kantor Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lex Et Societatis Vol. V/No. 10/Des/2017

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENGATURAN DAN PELAYANAN PEMERIKSAAN (PENGECEKAN) SERTIPIKAT DASAR HUKUM PERSYARATAN BIAYA WAKTU KETERANGAN

1 of 6 18/12/ :54

BAB II LANDASAN TEORI

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DI PENGADILAN AGAMA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ttd. JOYO WINOTO, Ph.D. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ttd. JOYO WINOTO, Ph.

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

Direktorat lelang - DJKN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

2016, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Pasal 64D ayat (4) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yaitu sejak tahun 1908 pada saat Vendu Reglement diumumkan dalam

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.06/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128/PMK.

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN RUMAH NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 47/Menhut-II/2009 TENTANG

menegaskan bahwa tugas penuntut umum adalah jaksa. 2

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No c. bahwa guna memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan Pencegahan dalam rangka pengurusan Piutang Negara dan tidak dilaksanakannya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KABUPATEN BANDUNG

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. Mengingat : Peraturan...

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyalurkan kredit secara lancar kepada masyarakat. Mengingat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.04/2011 TENTANG PEMBERIAN PREMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.04/2011 TENTANG PEMBERIAN PREMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 ten

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lelang Menurut Sudiono (2001: 52), lelang adalah penjualan dihadapan orang banyak dengan tawaran yang tertinggi, dan dipimpin oleh Pejabat Lelang. Melelangkan dan memperlelangkan adalah aktivitas menjual dengan jalan lelang, memberikan barang untuk dijual dengan jalan lelang dan memborongkan pekerjaan. Pengertian ini mengandung makna bahwa lelang tidak dibatasi pada penjualan barang-barang saja, tetapi meliputi juga pemboronganpekerjaan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lelang adalah penjualan suatu barang/benda, baik bergerak atau tidak bergerak yang diadakan di muka umum dengan penawaran harga yang makin meningkat atau menurun untuk mencapai dan menyetujui harga yang diinginkan. Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan No.40/PMK.07/2006, pengertian lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Dalam penjualan barang secara lelang ini terdapat aspek-aspek positif, yaitu:

10 a. Apek kompetitif, yaitu dalam pelaksanaan lelang ini terjadi suatu persaingan bebas dalam hal pengajuan penawaran; b. Aspek built in control, yaitu adanya pengawasan langsung oleh masyarakat atau publik; c. Aspek obyektivitas, yaitu bahwa pelaksanaan lelang ini dipimpin oleh seorang Pejabat lelang yang tidak memihak. B. Jenis-Jenis Lelang Menurut Pasal 29 dan 30 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang dimaksud dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) adalah suatu instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada dan bertanggungjawab langsung kepada Kantor Wilayah KPKNL mempunyai tugas untuk melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang Pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh KPKNL bertujuan untuk mengurusi dan menyelesaikan piutang negara baik itu melalui penjualan secara lelang maupun penyelesaian diluar lelang. KPKNL yang sangat besar pengaruhnya dalam pencapaian target pelaksanaan lelang dan berpengaruh pula dalam pencapaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Lelang yang dilaksanakan oleh KPKNL berarti suatu penjualan yang merupakan sarana perdagangan barang yang dijual melalui atau dihadapan Pejabat Lelang.

11 Setiap pelaksanaan lelang dikenakan Bea Lelang sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Adapun Jenis-jenis lelang yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 40/PMK.07/2006 Tanggal 30 Mei 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang yang dilaksanakan khususnya oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara (KPKNL), yaitu: a. Lelang Eksekusi Lelang eksekusi adalah lelang yang dilakukan untuk melaksanakan putusan/ penetapan pengadilan atau dokumen-dokumen lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau yang dipersamakan dengan itu, dalam rangka membantu penegakan hukum, antara lain:lelang eksekusi PUPN, Lelang Eksekusi Pengadilan negeri, Lelang Eksekusi Pajak, Lelang Eksekusi Fiducia, Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang Eksekusi Barang Sitaan pasal 45 KUHAP, Lelang Eksekusi, barang temuan, Lelang Eksekusi barang rampasan, Lelang Eksekusi barang yang dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, dan lelang Eksekusi Gadai. b. Lelang Non Eksekusi Wajib Lelang non eksekusi wajib adalah lelang yang dilaksanakan untuk untuk melaksanakan penjualan barang milik negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah atau barang-barang milik BUMN/D yang oleh Peraturan Perundang-undangan diharuskan penjualannya secara lelang, termasuk kayu dan hasil hutan dari tangan pertama.

12 c. Lelang Non Eksekusi Sukarela Lelang non eksekusi sukarela adalah lelang yang dilaksanakan untuk melaksanakan penjualan barang milik perorangan, kelompok masyarakat atau badan swasta yang dilelang secara sukarela oleh pemiliknya, termasuk BUMN/D berbentuk persero. C. Prosedur Lelang Lelang dapat dilakukan dengan dua prosedur, yaitu sebagai berikut: 1) Lelang terbuka, yaitu lelang yang dilaksanakan dengan cara penawaran langsung oleh peserta lelang dengan sistem harga naik-naik, di mana penawaran pertama dilemparkan oleh juru lelang dengan standar harga limit dan pemenangnya adalah penawaran harga yang tertinggi. Biasanya yang umum diketahui oleh masyarakat awam adalah lelang yang dilaksanakan dengan cara seperti ini. 2) Lelang tertutup, yaitu lelang yang dilaksanakan dengan cara penawaran dari para peserta lelang dimasukkan ke dalam amplop tertutup dan diserahkan langsung kepada juru lelang pada saat lelang berlangsung. Setelah semua panawaran disetor, maka juru lelang akan membuka amplop tersebut satu persatu di hadapan para peserta lelang dam langsung dibacakan. Pemenangnya adalah penawaran harga yang tertinggi.

13 D. Faktor-Faktor Peningkatan Kualitas Lelang Pelaksanaan lelang perlu ditingkatkan kualitasnya dengan memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut: 1. Faktor internal Faktor internal adalah factor yang berasal dari dalam pelaksana lelang, yaitu sebagai berikut: a) Aspek administrasi, perlu ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi dalam meneliti setiap dokumen permohonan lelang yang masuk dari Pemohon lelang apakah telah sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Undang-undang atau tidak. Selain itu dalam penatausahaan administrasi surat-surat dan Pelaporan Lelang di KPKNL harus sesuai dan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor: PER-06/KN/2009 tanggal 27 Oktober 2009 tentang Pedoman Administrasi Perkantoran dan Pelaporan Lelang oleh KPKNL. b) Aspek SDM, perlu ditingkatkan kemampuan dan ketrampilan terhadap pegawai yang bekerja khususnya pada bagian lelang, antara lain dengan selalu menekankan prinsip teliti dan hati-hati serta mengikut sertakan pegawai dalam seminar-seminar, workshop, kursus-kursus, maupun pelatihan-pelatihan teknis baik itu yang diselenggarakan oleh BPLK maupun oleh swasta/lembaga-lembaga lain. Perlu adanya sanksi yang tegas terhadap pegawai yang dalam menjalankan tugasnya dalam bidang lelang melakukan suatu tindakan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Khusus untuk Pejabat Lelang dalam

14 menjalankan tugasnya agar selalu berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 41/PMK.07/2006 Tanggal 30 Mei 2006 tentang Pejabat Lelang Kelas I. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari dalam pelaksana lelang, yaitu membuat para stakeholder/pemohon lelang dan pembeli lelang yakin bahwa lelang yang dilaksanakan oleh KPKNL adalah lelang yang efektif, murah, transparan, aman, sesuai dengan keinginan pembeli dan mengandung kepastian hukum. E. Peralihan Hak Milik Tanah Melalui Lelang Menurut Boedi Harsono (1999), hak milik merupakan hak yang paling sempurna di atas hak-hak atas tanah lainnya Hal ini dikarenakan hak milik tersebut merupakan hak turun temurun, terkuat dan terpenuh. Pengertian sebagai hak turun-temurun adalah bahwa hak milik tersebut dapat diwariskan kepada ahli waris, apabila pemiliknya meninggal dunia. Pengertian terkuat adalah bahwa hak milik tersebut tidak mempunyai jangka waktu dalam penggunaanya dan merupakan hak yang terkuat karena terdaftar dan kepada orang yang mempunyai hak milik atas tanah tersebut diberi tanda bukti hak berupa sertifikat tanah. Sedangkan pengertian terpenuh maksudnya bahwa hak milik tersebut dalam peruntukannya tidak terbatas, akan tetapi dibatasi oleh kepentingan masyarakat dan orang lain dan juga hak milik tersebut memberikan wewenang yang luas dan paling luas dalam peruntukan dan penggunaanya dibandingkan dengan hak-hak yang lain.

15 Hak milik atas tanah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Hak terkuat, terpenuh dan bersifat turun temurun. 2) Dapat beralih dan dialihkan pada pihak lain. 3) Hanya Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia yang ditetapkan pemerintah Indonesia yang dapat menjadi pemegang hak milik. Hak milik tidak dapat dipunyai oleh orang asing dan pemindahan hak milik pada orang asing dilarang. 4) Hak milik mempunyi fungsi sosial. 5) Penggunaan tanah hak milik oleh orang orang yang bukan pemiliknya dibatasi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah. 6) Hak milik dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak tanggungan. 7) Bagi semua Warga Negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk memiliki tanah hak milik tanpa memandang jenis kelamin dan ras. F. Proses dan Persyaratan Lelang Proses lelang tanah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut: 1. Proses Lelang Sendiri Melalui Balai Lelang Proses lelang langsung ini hanya dapat dilaksanakan jika tidak ada kemungkinan bantahan dari pemilik asset (bisa rumah atau barang), dan barang yang akan dilelang tersebut sudah dikuasai oleh pemohon lelang (tidak perlu ada pengosongan lagi) atau dengan kata lain masuk dalam kategori lelang secara sukarela. Untuk proses lelang tersebut, pemohon lelang dapat mengajukan permohonan lelang pada Balai Lelang Swasta atau Pemerintah. Namun, jika melalui Balai lelang swasta, harus mendapat bantuan dari Kantor

16 Lelang Negara, selaku pelaksana (juru lelang). Jadi balai lelang swasta tersebut hanya membantu untuk mempersiapkan dokumen-dokumennya. Pada permohonan lelangnya, pihak pemohon harus melampirkan: a) Surat permohonan lelang b) Surat-surat somasi yang dilaksanakan secara pribadi sebanyak 3 kali berturut-turut c) Akta Pengakuan Hutang dan/atau Perjanjian kredit dan Pengikatan jaminan (bentuknya berupa Akta Pemberian Hak Tanggungan dan Sertifikat Hak Tanggungan SHT). Apabila tidak ada SHT, lelang tidak boleh dilakukan tanpa melalui gugatan terlebih dahulu. d) Data jaminan/barang yang akan lelang (fotokopi sertifikat, PBB 5 tahun terakhir, IMB dan lain-lain) e) Data pemilik jaminan/barang yang akan dilelang (fotokopi KTP, kartu keluarga dan akta nikah) f) Surat Pernyataan dari pemohon lelang (kreditur) yang menyatakan bahwa Kreditur melepaskan pihak Kantor Lelang atau Balai Lelang dari segala tuntutan yang mungkin timbul di kemudian hari. Setelah seluruh data tersebut lengkap, maka dimintakan jadwal lelang, dan selanjutnya pengumuman lelang di surat kabar selama 2 kali dengan jangka waktu masing-masing 15 (lima belas) hari (terhitung dari tanggal pengumuman pertama sampai dengan hari pelaksanaan lelang). Setelah proses pengumuman tersebut dilaksanakan, maka lelang tersebut dapat dilangsungkan.

17 Pemenang Lelang akan mendapatkan akta Risalah Lelang setelah membayarkan harga jaminan/barang yang dilelang serta pembayaran atas pajak penghasilan (PPh) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). 2. Proses Lelang Melalui Penetapan Pengadilan Proses lelang melalui pengadilan ini dilakukan apabila jaminan/barang yang akan dilelang tersebut masih dalam kondisi: a) Masih dikuasai oleh pemilik jaminan/pemilik barang (belum dikosongkan) b) Adanya indikasi perlawanan dari pemilik jaminan/pemilik barang Proses pelaksanaan lelang melalui pengadilan dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: a) Kreditur selaku Pemohon lelang mengajukan permohonan lelang kepada Ketua Pengadilan Negeri di wilayah kedudukan kreditur atau di tempat yang sudah ditentukan di dalam akta Perjanjian Kredit atau akta Pengakuan Hutangnya. Jika permohonan lelang disetujui dan karenanya keluar penetapan lelangnya, maka Prosesnya akan dilanjutkan dengan permohonan sita jaminan b) Setelah keluarnya Penetapan Lelang, dilanjutkan dengan permohonan Sita Jaminan. Jika Penetapan Sita sudah keluar, dilanjutkan dgn penyitaan objek lelang kmdn didaftarkan di kantorbpn. Setelah itu PN mengajukan permohonan SKPT. c) Setelah keluarnya SKPT tersebut, maka Pengadilan Negeri mengajukan permohonan untuk dapat dilaksanakannya Taksasi. Pada proses taksasi ini,

18 yang melakukannya adalah pihak dari kelurahan dan pihak dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), untuk dapat ditetapkannya berapa nilai atau harga wajar atas jaminan/barang yang akan dilelang. Setelah didapatkannya harga, maka Kepala Pengadilan akan menetapkan harga limit terendah atas jaminan/barang yang akan dilelang tersebut. d) Setelah adanya penetapan harga Limit, Pengadilan Negeri mengajukan permohonan untuk penjadwalan lelang di Kantor Lelang Negara. e) Setelah mendapatkan jadwal lelang, barulah dilaksanakan pengumuman untuk pelaksanaan lelang melalui iklan di surat kabar nasional selama 2 (dua) kali dengan jarak masing-masing 15 (limabelas) hari sampai pada hari pelaksanaan lelang. f) Dalam pelaksanaan pembelian secara lelang, calon pembeli harus menaruh deposit sejumlah uang yang disyaratkan minimal 1 hari sebelum pelaksanaan lelang. Kemudian melakukan penawaran. Calon pembeli yang melakukan penawaran tertinggi yang akan dinyatakan sebagai pemenang lelang dan berhak untuk memiliki tanah dan bangunan tersebut sesuai harga yang telah ditentukan. g) Setelah dibayarkan harga yang ditetapkan, diikuti dengan pembayaran pajak penghasilan (pph) dan Bea Perolehan Hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), maka pembeli tersebut akan memperoleh akta Risalah Lelang, yang dibuat oleh Pejabat Lelang. h) Akta Risalah lelang ini sama fungsinya dengan akta Jual Beli yang biasa dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) pada proses jual beli biasa.

19 i) Setelah ada pemenang lelang atas objek lelang, maka pemenang lelang/pembeli tersebut dapat mengajukan permohonan pengosongan kepada Ketua Pengadilan Negeri dilanjutkan dengan proses pengosongan atas jaminan/barang dimaksud dengan perintah dari Pengadilan G. Prosedur Peralihan Hak Milik Tanah Melalui Lelang Peralihan hak milik tanah salah satunya dilakukan melalui lelang. Proses lelang dilakukan yaitu calon pembeli harus menaruh deposit sejumlah uang yang disyaratkan minimal 1 hari sebelum pelaksanaan lelang. Kemudian melakukan penawaran. Calon pembeli yang melakukan penawaran tertinggi yang akan dinyatakan sebagai pemenang lelang dan berhak untuk memiliki tanah dan bangunan tersebut sesuai harga yang telah ditentukan. Setelah dibayarkan harga yang ditetapkan, diikuti dengan pembayaran pajak penghasilan (pph) dan Bea Perolehan Hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), maka pembeli tersebut akan memperoleh akta Risalah Lelang, yang dibuat oleh Pejabat Lelang. Akta Risalah lelang ini sama fungsinya dengan akta Jual Beli yang biasa dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) pada proses jual beli biasa. Setelah ada pemenang lelang atas objek lelang, maka pemenang lelang/pembeli tersebut dapat mengajukan permohonan pengosongan kepada Ketua Pengadilan Negeri dilanjutkan dengan pengosongan atas jaminan/barang dengan perintah dari Pengadilan. Prosedur balik nama atas sertifikat yang diperoleh secara lelang dilaksanakan di Kantor Pertanahan setempat, pemenang lelang harus melampirkan: 1) Surat permohonan untuk balik nama sertifikat 2) Kutipan Risalah Lelang

20 3) Sertifikat asli atas tanah dan bangunan dimaksud Apabila sertifikat asli tidak diserahkan, harus ada keterangan Kepala Kantor Lelang mengenai las an tidak diserahkannya sertifikat dimaksud, yaitu: (a) Untuk lelang non eksekusi: diproses sertifikat pengganti sebagaimana sertifikat hilang. Pengumuman satu kali selama satu bulan di media cetak (b) Untuk lelang eksekusi: diterbitkan STP pengganti dengan Nomor hak baru, nomor hak lama dimatikan. Hal penerbitan sertifikat pengganti tersebut diumumkan di media massa dengan biaya pemohon. 4) Identitas diri pemenang lelang dan atau kuasanya (fotokopi): (a) Perorangan: KTP dan KK yang masih berlaku (dilegalisir oleh pejabat yang berwenang) (b) Badan Hukum: akta pendirian dan pengesahan Badan Hukum (dilegalisir oleh pejabat yang berwenang). 5) Surat kuasa, jika permohonannya dikuasakan 6) Bukti pelunasan harga pembelian. 7) Bukti pembayaran SSB (bea perolehan hak atas tanah dan bangunan). 8) Bukti pembayaran SSP (pajak penghasilan) final/catatan hasil lelang. 9) Sertifikat Hak Tanggungan (jika tanah tersebut dibebani Hak Tanggungan). 10) Surat Roya, yaitu surat pernyataan dari Kreditur pemegang Hak Tanggungan dimaksud, yang menyatakan melepaskan tanah dan bangunan tersebut dari Hak Tanggungan untuk jumlah yang melebihi dari hasil lelang. 11) Risalah Lelang harus memuat keterangan Roya atau pengangkatan sita. (Sumber: Prosedur Balik Nama Atas Sertifikat yang Diperoleh Secara Lelang. Badan Pertanahan Nasional. Jakarta. 2005).