MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAANDENGAN MENGGUNAKAN METODE SAS SISWA DI SDN 115 KAB. PINRANG GUSRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) DALAM PENINGKATAN MEMBACA PERMULAAN DI KELAS I SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE SAS DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL ANALISIS SINTESIS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR SISWA KELAS I SD NEGERI GEMBONGAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA DI KELAS ISDN 52 MATTIRO SOMPE KABUPATEN PINRANG SITTI NORMAH

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS I SDN 88 PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE SAS PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

Eva Renlia, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS PENDEK DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SDN 03 SEDAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 JURNAL SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

Meningkatkan Kemampuan Menyimak melalui Media Boneka Tangan pada Siswa Kelas II SDN Nogosari 04 Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

Joyful Learning Journal

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI 033 KAMPAR TIMUR

NASKAH PUBLIKASI Skripsi Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

Abstract. Keywords : Science, Learning Outcomes, Graphics Card.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN KARTU KATA BERGAMBAR

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

SILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK

Meningkatkan Hasil Belajar Bercerita Melalui Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Dukuhmencek 01 Sukorambi Jember

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III SDN 3 MATARAM

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS I DENGAN METODE ABJAD DAN KARTU GAMBAR DI SDN 06 NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

AMINAH Teacher at Primary School Petompon 2, Semarang

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE SAS DI KELAS I SD NEGERI 03 KERANGAN PURUN KECAMATAN SAYAN ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

Oleh: Ari Herliyanto, Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

PENGGUNAAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK)

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA ANAK AUTIS KELAS TK B DI SLB CITRA MULIA MANDIRI

TAHUN AJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.

Evi Sumarni 1, Rachmat Sahputra 2, Burhan 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA PUISI MELALUI METODE DEMONSTRASI IMPROVE LEARNING OUTCOMES THROUGH DEMONSTRATION METHOD RECITED POETRY

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY

MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA PADA SISWA TK B BAHRUL ULUM LAMONGAN

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DRTA DI KELAS V SDN O7 IKUR KOTO KECAMATAN KOTO TANGAH

PENINGKATAN BELAJAR MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENGGUNAAN CONTOH DAN MEDIA BUKU TULIS HALUS

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

Peningkatan Ketrampilan Memahami Cerita Rakyat 840

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN 1 KOPANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI.

(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V DENGAN MEDIA GRAFIS KARTU DI SDN 01 LASUNG BATU PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN

Kata Kunci : Strategi Sustained Silent Reading (SSR), membaca pemahaman, dan hasil belajar. Abstract

PENERAPAN STRATEGI PARAFRASE TERARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SINGKAT SISWA KELAS IV SD NEGERI 014 SILIKUAN HULU KECAMATAN UKUI

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Keyword:Bermain Peran, Keterampilan Berbicara.

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Nagari et al., Penerapan Metode Course Review Horay... 1

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Gallery Walk, proses belajar, hasil belajar.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

Pendahuluan. Rahmawati et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar... 1

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF PADA SISWA MTs KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

oleh: Edy Budi Santosa 2 Abstract

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

Penerapan Teknik Modelling dan Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Senam Aerobik dan Senam Lantai

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAANDENGAN MENGGUNAKAN METODE SAS SISWA DI SDN 1 KAB. PINRANG GUSRI Tenaga Edukatif di KabupatenPinrang Email: Gusri@yahoo.co.id Abstract This study entitled Improving Literacy Starters with Method Using SAS students of SD Negeri PangsidSidenrengRappang. The initial idea of this study because of the low ability to read the beginning of the students, especially the students are not able to read combining letters into words, words into sentences and students are not able to read aloud. The problem of this study is (a) How is improved reading skills using SAS starters graders ISDN 1 Kab. Pinrang? (B) How is the increased ability to read the beginning of the first grade students of SDN 1 Kab.Pinrang. This research is a class act who repeated cycle / cycle, that includes planning, implementation, observation, and ferleksi. This research data is data activity and student learning outcomes Early reading. Data obtained by observation and tests. The results showed that there was a significant increase, either in the activity of teachers and students at the beginning of the reading activities. The improvement can be seen in every cycle. Cycle one qualifying Less (K), two qualifying cycles Fair (C), a cycle of three qualifiers Good (B). Keywords: Literacy, SAS Method Abstrak Penelitian ini berjudul Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dengan Menggunakan Metode SAS siswa SD Negeri Pangsid Kabupaten Sidenreng Rappang. Ide awal penelitian ini karena rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa khususnya siswa tidak mampu membaca menggabungkan huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat dan siswa tidak mampu membaca nyaring. Masalah penelitian ini adalah (a) Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS siswa kelas ISDN 1 Kab. Pinrang? (b) Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN 1 Kab. Pinrang. Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas yang berdaur ulang/siklus, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan ferleksi. Data penelitian ini adalah data aktivitas dan hasil belajar siswa membaca permulaan. Data diperoleh dengan observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan yang berarti, baik pada aktivitas guru maupun siswa pada aktivitas membaca permulaan. Peningkatan itu dapat dilihat pada setiap siklus. Siklus satu kualifikasi (K), Siklus dua kualifikasi (C), Siklus tiga kualifikasi (B). Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Metode SAS Pendahuluan Membina kemampuan membaca siswa di SD diperlukan pembelajaran secara sistematis dan bertahap. Tahap pembelajaran membaca dimulai di kelas-kelas awal, yaitu kelas I dan kelas II di sebut membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas tinggi yaitu kelas III sampai kelas VI disebut membaca lanjut atau membaca pemahaman (Syafi ie: 1999). Hal ini juga terungkap dalam GBPP tentang pentingnya pembelajaran membaca secara bertahap, yaitu membaca permulaan di kelas rendah yang bertujuan agar siswa dapat mengenal sistem tulisan dan terampil membaca, dan pemahaman yang dilakukan pada kelas tinggi yang bertujuan agar siswa mampu memahami isi bacaan yang disampaikan oleh penulis. (Depdiknas, 2006). [ 31 ]

Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 20 Sedangkan hasil observasi terhadap siswa kelas I SDN 1 Kab. Pinrang, terungkap: (1) siswa tidak mengenal huruf-huruf dalam kalimat (2) siswa tidak lancar membaca, (3) untuk melafalkan kata yang banyak hurufnya, siswa lambat melafalkannya, (4) untuk menghubungkan kata-kata dalam membaca sebuah kalimat siswa masih tersendat-sendat, (5) siswa tidak mampu membaca dengan suara nyaring dan (6) siswa tidak mampu membaca menggunakan lafal dan intonasi yang baik dan benar. Selain dari data hasil observasi, yang dilakukan, peneliti juga memperoleh data hasil tes kemampuan membaca siswa, dari hasil tes membaca siswa tersebut diperoleh data bahwa: (1) siswa tidak lancar membaca, (2) siswa tidak mampu membaca dengan suara nyaring, dan (3) siswa tidak mampu membaca menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa yaitu menggunakan metode SAS (Struktur Analisis Sintesis), Menurut Akhadiah (1998: 45) metode SAS adalah metode pengajaran membaca dengan pendekatan cerita yang disertai dengan sebuah gambar. Apabila dilihat dari arti kata-kata yang terkandung di dalamnya struktural artinya susunan, analitik berarti pemisahan atau penguraian, dan sintesis berarti paduan atau kesatuan. Jadi struktural analitik sinteksis merupakan metode pengajaran membaca dengan cara menguraikan sebuah kalimat yang diambil dari sebuah cerita menjadi kata-kata, suku kata, kata dan menjadi kalimat. Sehingga siswa mudah membaca. Keberadaan metode SAS sebagai sarana belajar dalam pembelajaran membaca, sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Melalui penggunaan metode SAS (Struktur Analisis Sintesis) dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran membaca di sekolah dasar dapat meningkatkan kemampuan sebagaimana karakteristik siswa sekolah dasar sangat tertarik dengan sesuatu hal yang dilihat dengan menimbulkan kesan bermakna dalam diri individu siswa. Berdasarkan harapan dan kenyataan tersebut di atas, maka peneliti bersama guru sepakat melakukan tindakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dengan Menggunakan Metode SAS Siswa Kelas I SDN 1 Kab. Pinrang. Berdasakan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka secara umum masalah penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN 1 Kab. Pinrangrendah. Masalah khusus adalah sebagai berikut : Bagaimana peningkatan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS tanpa menggunakan buku siswa kelas kelas I SDN 1 Kab. Pinrang. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS dengan menggunakan buku siswa kelas kelas I SDN 1 Kab. Pinrang? Pembahasan Sumber data yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Siswa kelas kelas I SDN 1 Kab. Pinrangyang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 9 orang siswa pria dan 13 orang siswa wanita, dan terdaftar pada semester genap. Adapun data yang dikumpulkan dari siswa dalam penelitian ini adalah : (1) hasil kemampuan membaca permulaan tanpa buku dan dengan buku, tes setiap akhir tindakan pada setiap siklus. Tes berupa membaca yaitu membaca nyaring dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat, (2) Hasil pengamatan dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa. Untuk pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes membaca dan observasi selama proses pembelajaran berlansung. Dua teknik diuraikan sebagai berikut: [ 32 ]

Gusri Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dengan Menggunakan Metode SAS... 1. Tes Tes dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi guna mengetahui kemampuan membaca siswa dengan bersuara nyaring dan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran, bertujuan untuk mengetahui kelancaran dan suara anak membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. kemampuan membaca yang dimiliki siswa dalam membaca permulaan yaitu membaca nyaring dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Pada akhir tiap tindakan, pada akhir tiap selesai melakukan serangkaian tindakan (tes akhir) bertujuan untuk melihat peningkatan siswa mengikuti pembelajaran membaca permulaan. 2. Observasi Observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan tindakan yang telah disusun serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Hasil Penelitian Siklus I Aktivitas guru pada siklus I berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam melakukan aktivitas dan hasil belajar membaca permulaan. Pada siklus I diharapkan siswa mampu melakukan butir indikator yang telah di tetapkan. Data aktivitas siswa membaca permulaan pada siklus I tahap membaca tanpa buku dan membaca dengan buku. dapat di lihat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 1 Aktivitas Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus I Tahap Membaca Permulaan Siklus Pertama A. Tahap Membaca Tanpa Buku Mampu membaca gambar Mampu membaca gambar yang di lengkapi dengan kartu kalimat Mampu membaca kalimat tanpa gambar mampu membaca kalimat yang diuiraikan dari kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf 13 12 59,09% 54,54% 50,00% 50,00% B. Tahap Membaca Dengan Buku Membaca dengan suara nyaring Mampu membaca kalimat dengan memperhatikan lafal dan 12 54,54% 50,00% Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa data aktivitas siswa membaca permulaan tahap tanpa buku dari 22 siswa pada siklus I menunjukkan bahwa hanya 13 orang (59,09%) mampu membaca gambar, 12 orang (54,54%) yang lancar membaca kalimat yang di lengkapi dengan gambar, orang (50,50%) yang mampu membaca kalimat tanpa dilengkapi dengan gambar dan orang (50,00.%) siswa yang mampu membaca kalimat yang diuiraikan dari kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf. Hal ini disebabkan karena guru tidak menguasai langkah-langkah pembelajaran dan tidak mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik. Aktivitas membaca dengan buku menunjukkan bahwa 12 orang (54,54%) mampu membaca dengan suara yang nyaring dan orang (50,00%) yang dapat membaca kalimat dengan memperhatikan pelafalan dan intonasi yang baik. Berdasarkan data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar [ 33 ]

Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 20 membaca permulaan yang terdiri atas membaca tanpa buku dan membaca dengan buku, rata-rata di kategorikan kurang (K) hal ini di sebabkan karena guru kurang menguasai rencana pembelajaran serta belum mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik. Sehingga sebagian indikator yang di tetapkan tidak dilakukan oleh siswa dan mengakibatkan siswa kurang aktif mengikuti proses pembelajaran. Data hasil belajar siswa membaca permulaan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus I Kemampuan Membaca Permulaan Siswa lancar membaca Siswa yang mampu membaca dengan suara nyaring Siswa yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Siklus Pertama 12 (54,54 %) (50,00 %) (50,50 %) Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa data hasil siklus I membaca permulaan siswa menunjukkan bahwa hanya 12 orang (54,54 %) yang dapat membaca lancar, orang (50,00 %) siswa yang mampu membaca dengan suara nyaring dan orang (50,00 %) siswa yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Berdasarkan data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil belajar membaca permulaan siklus I dikategorikan kurang (K) hal ini disebabkan guru belum mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik, dalam pelaksanaan belajar mengajar guru belum menguasai langkahlangkah pembelajaran sesuai dengan tahap dalam metode SAS. Siklus II Aktivitas guru pada siklus II berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam melakukan aktivitas dan hasil belajar membaca permulaan. Pada siklus II diharapkan siswa mampu melakukan butir indikator yang telah ditetapkan. Data aktivitas siswa membaca permulaan pada siklus II tahap membaca tanpa buku dan membaca dengan buku. dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus II Tahap Membaca Permulaan A. Tahap Membaca Tanpa Buku Lancar mengungkapkan kata-kata sendiri Membuat kalimat secara lisan sesuai isi gambar Mampu membaca gambar Mampu membaca gambar yang di lengkapi dengan kartu kalimat Mampu membaca kalimat yang diuraikan dari huruf, menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat B. Tahap Membaca Dengan Buku Mampu memahami cara membaca pola kalimat dengan lafal dan Mampu membaca kalimat Mampu membaca kalimat dengan memperhatikan lafal dan Siklus Kedua 16 72,72% 68,% 68,% 68,% 68,% 68,% 68,% 68,% [ 34 ]

Gusri Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dengan Menggunakan Metode SAS... Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa data aktivitas siswa membaca permulaan tahap tanpa buku dari 22 siswa pada siklus II menunjukkan bahwa hanya 16 orang (72,72%) yang lancar mengungkapkan katakata sendiri, orang (68,%) mampu membaca kalimat secara lisan, orang (68,%) mampu membaca gambar, orang (68,%) yang lancar membaca kalimat yang dilengkapi dengan gambar, dan orang (68,%) siswa yang dapat membaca kalimat yang dirangkaikan dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Dari 7 butir indikator yang diharapkan, hanya 5 butir indikator yang dapat dilakukan siswa. Dua butir indikator yang tidak dilakukan yaitu membaca kartu kalimat yang tidak di lengkapi dengan gambar yaitu gambar bola, merangkaikan kalimat menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi huruf. Hal ini disebabkan karena guru tidak mengimplementasikan rencana pembelajaran serta guru tidak menguasai langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan. Data hasil belajar siswa membaca permulaan siklus II dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus II Hasil Membaca Permulaan Siswa lancar membaca Siswa yang mampu membaca dengan suara nyaring Siswa yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Siklus Kedua 68,% 68,% 68,% Tabel diatas menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa membaca permulaan siklus II menunjukkan bahwa hanya orang (68, %) siswa yang lancar membaca, orang (68, %) siswa yang mampu membaca dengan suara nyaring dan orang (68, %) siswa yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Berdasarkan data pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa membaca permulaan siklus II, mengalami peningkatan yang berarti dari kualifikasi kurang (K) menjadi kualifikasi cukup (C) hal ini disebabkan karena dari sebagian indikator yang tidak dilaksanakan di siklus I guru sudah melaksanakan dan mengimplementasikan di siklus II. Tetapi belum mencapai target yang ditetapkan. Siklus III Aktivitas guru pada siklus III berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam melakukan aktivitas dan hasil belajar membaca permulaan. Pada siklus III diharapkan siswa mampu melakukan butir indikator yang telah di tetapkan. Data aktivitas membaca permulaan siswa pada siklus III tahap membaca tanpa buku dan membaca dengan buku dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: [ 35 ]

Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 20 Tabel 5. Aktivitas Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus III Tahap Membaca Permulaan A. Tahap Membaca Tanpa Buku Lancar mengungkapkan kata-kata sendiri Membuat kalimat secara lisan sesuai isi gambar Mampu membaca gambar Mampu membaca gambar yang dilengkapi dengan kartu kalimat Mampu membaca kalimat tanpa gambar Mampu membaca kalimat yang diuraikan dari kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf Mampu membaca kalimat yang diuraikan dari huruf, menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. B. Tahap Membaca Dengan Buku Mampu memahami cara membaca pola kalimat dengan lafal dan Mampu membaca kalimat Mampu membaca kalimat dengan memperhatikan lafal dan Siklus Ketiga 19 19 19 20 86,36% 86,36% 86,36% 90,90% Sangat Sangat Sangat Sangat Tabel diatas menunjukkan bahwa data aktivitas membaca permulaan tahap tanpa buku dari 22 siswa pada siklus III menunjukkan bahwa hanya 19 orang (86,36%) yang lancar mengungkapkan kata-kata sendiri, 19 orang (86,36%) mampu membaca kalimat secara lisan, 19 orang (86,36%) mampu membaca gambar, 20 orang (90,90%) yang lancar membaca kalimat yang dilengkapi dengan gambar, orang () yang mampu membaca kalimat tanpa dilengkapi dengan gambar, orang () siswa yang mampu membaca kalimat yang diuraikan dari kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf, dan orang () siswa yang dapat membaca kalimat yang dirangkaikan dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Tahap membaca dengan buku menunjukkan bahwa orang (81,81.%) mampu memahami cara membaca pola kalimat dengan lafal dan, orang () mampu membaca kalimat dan orang () yang dapat membaca kalimat dengan memperhatikan pelafalan dan intonasi yang tepat. Data hasil belajar siswa membaca permulaan siklus III dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Membaca Permulaan Siklus III Hasil Membaca Permulaan Siswa lancar membaca Siswa yang mampu membaca dengan suara nyaring Siswa yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Siklus Ketiga 19 86,36 % 81,81 % Sangat [ 36 ]

Gusri Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dengan Menggunakan Metode SAS... Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa membaca permulaan siklus III menunjukkan bahwa hanya 19 orang (86,36 %) siswa yang lancar membaca, orang (81,81 %) siswa yang mampu membaca dengan suara nyaring dan orang (81,81 %) siswa yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Berdasarkan data pada siklus III dapat disimpulkan bahwa hasil tes akhir tindakan siklus III belajar membaca permulaan, mengalami peningkatan yang berarti dari kualifikasi kurang (K) pada siklus I, menjadi kualifikasi (C) pada siklus II dan mencapai kualifikasi (B) pada siklus III. Hal ini disebabkan karena guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik, walaupun masih ada satu indikator yang belum dilaksanakan guru tetapi siswa sudah mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu melewati target yang diinginkan. Setelah keseluruhan pembelajaran dilaksanakan, guru melakukan tes akhir semua tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan membaca permulaan. (Tes akhir lampiran 2) Berdasarkan tes akhir diperoleh data 19 siswa (86,36%) yang lancar membaca, siswa (81,81 %) yang mampu membaca dengan suara nyaring dan siswa (81,81 %) yang mampu membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Melalui hasil observasi dan tes belajar membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS, siswa mengalami perkembangan yang berarti, dilihat dari data awal prapenelitian sebelum tindakan hasil kemampuan membaca permulaan dengan data hasil akhir penelitian pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS mengalami peningkatan yang sangat berarti yaitu dari kualifikasi Sangat (SK) menjadi Kualifikasi (B). Hal ini disebabkan karena dalam kegaiatan pembelajaran, siswa selalu diaktifkan dalam proses pembelajaran membaca, dimana anak dibimbing untuk mengenal huruf-huruf yang ada dalam bacaan, serta dilatih membaca dengan menggunakan suara nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. Anak juga merasa tidak bosan karena dalam pembelajaran membaca permulaan, bahan bacaan yang digunakan yaitu dari bahasa anak itu sendiri, diambil dari pengalaman mereka dengan memperlihatkan media-media yang digunakan yaitu gambar bola, gambar mobil, dan gambar rumah. Sehingga mereka selalu aktif dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan analisis dan refleksi diatas dan mengacu kepada kriteria sukses yang ditetapkan, maka disimpulkan bahwa pembelajaran untuk tindakan siklus III, sudah mengalami peningkatan yang berarti dari kualifikasi (C) menjadi kualifikasi (B). Sudah berhasil dikarenakan keberhasilan siswa selama proses dan hasil sudah sesuai yang diharapkan peneliti yaitu apabila secara keseluruhan siswa mencapai tingkat penguasaan 75%. Pada tindakan siklus III ini pencapaian siswa selama proses mencapai 84,09%, dan pada hasil mencapai 83,33%, sedangkan pada tes akhir yang diberikan guru setelah keseluruhan tindakan dilaksanakan siswa memperoleh nilai rata-rata mencapai 83,33%, (Lampiran 2) maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran untuk tindakan siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari kualifikasi (K) pada siklus I, menjadi kualifikasi (C) pada siklus II dan mencapai kualifikasi (B) pada siklus III. Pembahasan Hasil penelitian yang terdiri atas aktivitas siswa dan hasil belajar membaca permulaan melalui dua tahapan, yaitu tahap membaca tanpa buku, dan tahap membaca dengan buku pada siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karena belum sejalan dengan teori-teori pembelajaran membaca yang terdiri atas tahapan membaca [ 37 ]

Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 2, Desember 20 permulaan, membaca tanpa buku dan membaca dengan buku. Pada tahap pertama membaca permulaan adalah tahap membaca tanpa buku yang terdiri atas merekam bahasa anak, menampilkan gambar sambil bercerita, membaca gambar, membaca gambar dengan kartu kalimat, proses struktural dan proses analitik. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa yaitu dengan menggunakan metode SAS (Sturuktural Analisis Sintesis) Menurut Akhadiah (1998/1999: 45) metode SAS adalah metode pengajaran membaca dengan pendekatan cerita yang disertai dengan sebuah gambar apabila dilihat dari arti katakata yang terkandung di dalamnya struktural artinya susunan, analitik berarti pemisahan atau penguraian dan sintesis berarti paduan atau kesatuan. Jadi sturuktural analisis sintetis merupakan metode pelajaran membaca dengan cara menguaraikan sebuah kalimat yang diambil dari sebuah cerita menjadi katakata, suku kata, kata dan menjadi kalimat. Keberhasilan siklus ketiga mencapai kualifikasi (B) karena pada kegiatan yang terakhir dalam kegiatan membaca tahap tanpa buku siswa mampu membaca kalimat yang diuraikan, dari kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan suku kata menjadi huruf. Sehingga memudahkan siswa dalam kegiatan membaca, Keberadaan metode SAS sebagai sarana belajar dalam pembelajaran membaca, sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam kegiatan membaca permulaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Supardi dkk (1992: 299) mengatakan bahwa metode SAS adalah metode yang menampilkan struktur kalimat secara utuh, lalu kalimat utuh itu di analisa dan pada akhirnya di kembalikan pada bentuk semula. Sejalan dengan teori Gestalt, bahwa bagianbagian itu mempunyai arti bila ditinjau dari keseluruhan. Oleh karena itu setiap individu dalam memandang sesuatu dimulai dari secara keseluruhan, baru kemudian pada bagianbagian, dan akhirnya secara keseluruhan lagi. Keberhasilan tindakan dari siklus ke siklus karena siswa telah memahami jenis hurufhruf, yaitu siswa telah mampu membaca kalimat yang diuraikan menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf sehingga kembali kebentuk semula yaitu kalimat yang utuh.. Keberhasilan PTK dari siklus ke siklus karena siswa telah memahami tahap membaca tanpa buku, yaitu pada tahap ini siswa sudah mengenal huruf-huruf yang digunakan dalam kalimat yang di baca Kemampuan siswa pada tahap membaca permulaan sejalan dengan pendapat (Syafi e 1999) menyatakan bahwa, tahap pembelajaran membaca dimulai di kelas-kelas awal yaitu kelas I dan kelas II. Hal ini juga terungkap dalam GBPP tentang pentingnya pembelajaran membaca secara bertahap, yaitu membaca permulaan di kelas rendah yang bertujuan agar siswa dapat mengenal sistem tulisan dan terampil membaca. Pada siklus pertama sampai siklus ketiga PTK ini, siswa telah melakukan kegiatan tahap membaca dengan menggunakan buku dengan kualifikasi Sangat (B), karena siswa telah memahami tahapan ini, yaitu merupakan tahapan penyempurnaan yang telah dihasilkan. Kegiatan membaca dengan buku yaitu guru memberikan contoh membaca kalimat dengan menggunakan lafal dan intonasi yang baik dan benar. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa mampu memahami cara membaca pola kalimat yang baik dan benar, guru bersama siswa membaca teks bacaan dengan suara yang nyaring, kemudian melatih siswa membaca setiap baris kalimat secara bergantian dengan menggunakan lafal dan intonasi yang baik dan benar. Pada tahap revisi atau perbaikan siswa telah melakukan kegiatan membaca. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah kegiatan pada tahap membaca dengan buku, yaitu (1) guru memberikan contoh cara membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang baik dan benar, (2) Guru bersama siswa [ 38 ]

Gusri Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dengan Menggunakan Metode SAS... membaca teks bacaan dengan suara nyaring, (3) Siswa membaca setiap baris kalimat secara bergantian, (4) Bila dinilai anak belum mampu mengenal huruf pergunakan kembali kartukartu kalimat, kata dan huruf yang pernah dipakai dalam kegiatan membaca tahap tanpa buku Momo dalam Zuchdi (1997: 55). Keberhasilan tindakan pembelajaran membaca permulaan dari siklus ke siklus disebabkan oleh kemampuan siswa mengenal huruf-huruf dalam kalimat dengan baik. Yaitu adanya kelompok-kelompok kalimat yang diuraikan menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf sehingga kembali kebentuk semula yaitu kalimat yang utuh. Hasil membaca permulaan siswa sudah sejalan dengan teori membaca permulaan dengan menggunakan buku yaitu siswa sudah memahami cara membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang baik dan benar, siswa dapat membaca dengan nyaring, mampu membaca setiap baris kalimat serta siswa sudah mampu membaca kalimat dengan memperhatikan pelafalan dan intonasi yang tepat. Simpulan Penggunaan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) dalam pembelajaran membaca dapat meningkatkan proses belajar membaca permulaan siswa kelas I SDN 1 Kab. Pinrang. Hal ini terbukti adanya perkembangan kemampuan belajar siswa dari siklus pertama dengan kualifikasi (K) menjadi kualifikasi (C) pada siklus kedua. Demikian juga dari siklus II menjadi kualifikasi (B) pada siklus ketiga. Proses pembelajaran membaca permulaan dari aspek guru dan siswa dapat dicapai karena dari satu siklus ke siklus berikut terus diadakan refleksi dan perbaikan dengan melalui kolaborasi yang baik dengan Tim yaitu guru kelas I SDN 1 Kab. Pinrang. Hasil ini dapat dicapai karena adanya kerja sama dengan Tim PTK dalam merancang, melaksanakan, mengobservasi dan merefleksi secara berdaur ulang selama tiga siklus. Hasil membaca permulaan siswa kelas I SDN 1 Kab. Pinrangterus mengalami perkembangan dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Hasil yang dicapai adalah siklus pertama adalah kualifikasi (K) pada siklus kedua hasil yang dicapai adalah kualifikasi (C) sebagian besar siswa dapat melakukan instruksi guru baik pada tahap membaca tanpa buku mapun pada tahap membaca dengan buku. Pada siklus ketiga menunjukkan peningkatan yang berarti, yaitu dari siklus kedua kualifikasi (C) menjadi (B). Hal ini dapat dicapai karena secara terus menerus diberikan bimbingan secara intensif. Daftar Pustaka Akhadiah S, 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Depdikbud Budiasih Dkk, 1996.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud Moleong, L. J, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roslan Karya Puspita Linda dkk, 2000. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Bandung : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PJS. Direktur Ketenagaan Poerwardarminta, W.J.S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Said, 1992. Teori Linguistik. UNM : Makassar Soedarso, 1983. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia Subana, M. Tanpa Tahun. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia Supardi, 1992. Tahapan Membaca Permulaan. Jakarta : Depdikbud Syafi ie, Iman. 1999. Pengajaran Membaca di Kelas Awal Sekolah Dasar. Malang; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [ 39 ]