BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB II KERJA SAMA (SYIRKAH) DAN JUAL BELI. atau percampuran. Maksud percampuran disini ialah seseorang. berbeda pendapat sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Transkripsi:

50 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO Dalam menjalankan muamalah, manusia tidak terikat dan bebas melakukan apapun selama tidak ada nash-nash yang melarang dan mencegah perbuatan yang mereka lakukan, demikian halnya dengan masalah kerja sama dan jual beli. Praktik jual beli ikan tangkapan nelayan oleh pemilik perahu di Desa Segoro Tambak sudah lama dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat nelayan di Segoro Tambak. Pada bab ini penulis akan menganalisis dalam pandangan hukum Islam terhadap Jual Beli Ikan Tangkapan Nelayan Oleh Pemilik Perahu di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Proses Pelaksanaan Praktik Hubungan Kerja sama Antara Pemilik Perahu Dengan Nelayan di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo Dalam perjanjian kerja sama, yang menjadi subyek (pelaku) adalah pemilik perahu dan nelayan. Dalam hukum Islam syarat kedua belah pihak dalam melakukan akad adalah: 1. Sesuatu yang berhubungan dengan semua bentuk syirkah baik dengan harta maupun dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat, yaitu: 50

51 a. Yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah harus dapat diterima sebagai perwakilan, berdasarkan hasil penelitian dilapangan benda itu berupa perahu begitu juga dapat diterima atau dimanfaatkan oleh para nelayan untuk menangkap ikan di laut. b. Yang berkenaan dengan keuntungan, yaitu pembagian keuntungan harus jelas dan dapat diketahui dua pihak, misalnya setengah, sepertiga dan yang lainnya. Dalam permasalahan ini tidak ada pembagian keuntungan akan tetapi nelayan dan pemilik perahu sama-sama mendapatkan keuntungan yang berupa dari pihak nelayan mendapatkan modal perahu untuk menagkap ikan sedangkan pemilik perahu mendapatkan keuntungan penjualan ikan hasil tagkapan nelayan. Dapat disimpulkan bahwa dalam benda yang diakadkan dan pembagian keuntungan antara pemilik perahu dengan nelayan tidak ada hal yang menyimpang dengan hukum Islam, maka dalam persyaratan ini diperbolehkan. 2. Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mal (harta) dalam hal ini terdapat dua perkara yang harus dipenuhi yaitu: a. Bahwa modal yang dijadikan objek akad syirkah adalah alat pembayaran (nuqud), seperti Junaih, Riyal, Rupiah. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan para nelayan pekerja berkontribusi

52 sebesar Rp.10.000,- sedangkan nelayan pemilik perahu berkontribusi perahu untuk berangkat melaut. b. Yang dijadikan modal (harta pokok) ada ketika akad syirkah dilakukan, baik jumlahnya sama maupun berbeda. Dalam penelitian ini harta yang dijadikan modal antara nelayan pemilik perahu dengan nelayan pekerja jelas berbeda, nelayan pekerja berkontribusi sebesar Rp.10.000,- sedangkan nelayan pemilik perahu berkontribusi perahu untuk berangkat melaut. Dapat disimpulkan bahwa dalam harta yang dijadikan modal antara pemilik perahu dengan nelayan sama-sama memberikan modal tetapi modal pemilik perahu yang lebih besar. Dengan modal yang berbeda ini diperbolehkan karena antara kedua belah pihak sudah bersepakat. Dijelaskan pula oleh Abdurrahman al-jaziri bahwa rukun syirkah ada tiga yaitu: 1. Dua orang atau lebih yang berakad, harus memiliki kecakapan (ahliah) melakukan tasharruf (pengelolaan harta). Berdasarkan penelitian yang ditemukan penulis kedua pihak nelayan dan pemilik perahu telah memenuhi ketentuan rukun keduanya berakal sehat dan baligh. 2. Shighat (Ijab dan kabul), secara tidak langsung nelayan dan pemilik perahu mengucapkan ijab kabul dengan kesepakatannya untuk bekerja sama untuk saling mendapatkan keuntungan.

53 3. Objek akad syirkah baik harta maupun kerja, berdasarkan penelitian penulis kedua belah pihak atau pemilik perahu dengan nelayan samasama mencampurkan harta dan pekerjaan mereka nelayan berkontibusi sebesar Rp.10.000,- sedangkan pemilik perahu dengan kontribusi perahu sebagai kendaraan mereka. Dalam analisa syarat dan rukun diatas, hubungan kerja antara pemilik perahu dengan nelayan pekerja tidak ditemukan adanya penyimpangan dalam hokum Islam, maka dianggap sah atau diperbolehkan. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Proses Pelaksanaan Jual Beli Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Oleh Pemilik Perahu 1. Penyerahan dan jual beli ikan hasil tangkapan nelayan Ikan hasil tangkapan nelayan ini harus dijual kepada pemilik perahu dengan alasan karena para nelayan sudah menyewa perahu miliknya. Dalam proses penyerahan jual beli ikan hasil tangkapan para nelayan ini semua ikan hasil tangkapan harus dijual kepada pemilik perahu dan harganya ditentukan oleh pemilik perahu. Dalam jual beli seperti ini para nelayan tidak mempunyai kebebasan untuk menjual ikan hasil tangkapannya kepada orang lain, sehingga sebagian besar nelayan merasa di rugikan. Padahal penulis amati bahwa hal itu wajar karena kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Nelayan diberikan modal perahu dengan kontribusi yang murah dan nelayan pun tidak akan bisa berangkat menangkap ikan di laut jika tidak ada perahu

54 sebagai alat kendaraan, begitu juga dengan pemilik perahu yang sudah tentu tidak akan ada ikan yang dijual jika tidak ada nelayan yang pergi menangkap ikan di laut. Dan mengenai patokan harga oleh pemilik perahu di bawah standar harga dipasar pada umumnya adalah juga tidak semenamena, tidak termasuk mementingkan pihak pembeli, karena pemilik perahu menjadi agen yang bisa menjual barangnya lagi kepada pihak lain sesuai harga di pasaran guna mendapat keuntungan yang sewajarnya. Dalam pandangan hukum Islam jual beli dikategorikan shahih apabila dilakukan oleh orang yang baligh, berakal, dapat memilih, dan mampu ber-tasharruf secara bebas dan baik. Sedangkan mereka yang dipandang tidak sahih jual belinya adalah berikut ini: a. Jual beli orang gila b. Jual beli anak kecil c. Jual beli orang buta d. Jual beli terpaksa e. Jual beli fudhul f. Jual beli orang yang terhalang g. Jual beli malja Dapat di simpulkan bahwa praktik jual beli yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati adalah tidak bertentangan dengan syariat hukum Islam dan jual belinya dianggap sah. Hal ini juga sesuai dengan perintah Alloh swt yang berbunyi:

55 ) الماي دة (٢: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah : 2) 1 Hal ini adalah anjuran untuk saling tolong menolong dalam hal kebajikan. Termasuk saling tolong menolong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk kelangsungan hidup. 2. Memeriksa ikan hasil tangkapan nelayan Dalam memeriksa ikan hasil tangkapan nelayan ini pemilik perahu memeriksa kondisi ikan hasil tangkapan nelayan yang masih berada didalam jaring (tempat penyimpanan ikan). Hal itu bertujuan untuk memastikan kualitas dari kondisi ikan, dari jenisnya, ukuran besar kecilnya dan kesegaran ikannya. Dalam memeriksa ikan hasil tangkapan nelayan ini adalah sesuai dengan ketentuan hukum Islam agar diantara kedua belah pihak tidak ada yang di rugikan. firman Allah SWT yang berbunyi: 1 Departemen RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 106

56 Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli 2 (QS. Al-Baqarah 282) Berdasarkan penelitian yang dilakukakan oleh penulis bahwa proses jual beli dengan cara memeriksa barang atau ikan yang akan di beli seperti yang telah di praktikan oleh sebagian masyarakat Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati adalah tidak bertentangan dengan syariat hukum Islam dan dianggap sah. 3. Menentukan harga Berdasarkan data pada bab sebelumnya, bahwa dalam masalah harga penjual dan pembeli tidak melakukan tawar-menawar. Akan tetapi penjual menyerahkan harga sepenuhnya kepada pembeli, karena terikat syarat ketika terjadinya akad hendak berangkat melaut bersama. Harga yang dipatok oleh pembeli (pemilik perahu) lebih rendah dari harga pasaran pada umumnya. Dalam sejarah Islam, masalah pematokan harga muncul pada masa Rasulullah SAW. Sesuai dengan hadis beliau yang berbunyi: ع ن ا ن س, ق ال : ق ا ل الن ا س : ي ا ر س و ل االله, غ لا الس ع ر ف س ع ر ل ن ا, ف ق ال ر س و ل االله ص ل ي االله ع ل ي ه و س ل م : ا ن االله ه و الم س ع ر, ا ل ق اب ض الب اس ط الر ز اق, و أ ني لا ر ج و أ ن أ ل ق ي االله و ل ي س ا ح د م ن ك م ب ط ال ب ني بم ظ ل م ة م ن د م و لا م ال. و أ خ ر ج ه التر م ذ ى و أ ب ن م اج ه, و ق ال التر م ذ ى ) ح س ن ص ح ي ح ( Dari Anas R.A. dia berkata: pernah orang-orang berkata: Wahai Rasulullah harga menanjak, karena itu, tentukanlah harga untuk kami, maka Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah itulah yang menentukan harga, yang menahan, yang membentangkan lagi yang maha pemberi rizqi. 2 Departemen RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 48

57 Dan sesungguhnya aku berharap menghadap Allah, sedang diantara kamu tak seorangpun yang menuntutku karena suatu kezaliman, baik darah ataupun harta benda. ( Hadis ini dikeluarkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah) 3. Para Ulama fiqih mengambil istinbath dari hadis ini bahwa haramnya intervensi penguasa dalam menetukan harga, karena hal ini dianggap sebagai kezaliman. Manusia bebas menggunakan hartanya. Membatasi mereka berati menafikan kebebasan. 4 Dari kutipan hadis diatas, Ibnu qudamah juga memberikan alasan tidak diperkenankan adanya pengaturan harga. Pertama, Rasulullah SAW. Tidak pernah menetapkan harga, meskipun penduduk menginginkannya. Bila hal itu dibolehkan maka pastilah Rasulullah akan melaksanakannya. Kedua, menetapkan harga adalah suatu ketidakadilan (zalim) yang dilarang. Karena hal ini melibatkan milik seseorang, dan setiap orang memiliki hak untuk menjual dengan harga berapapun, asal ia bersepakat dengan pembelinya. Menurut sejumlah ahli fiqih, menetapkan harga itu ada yang bersifat zalim dan terlarang, dan ada pula yang bijaksana dan halal. Oleh karena itu, jika penetapan harga mengandung unsur-unsur kezaliman dan pemaksaan yang tidak betul ialah dengan menetapkan suatu harga yang tidak dapat diterima atau melarang yang oleh Allah dibenarkan, maka jelaslah bahwa penetapan harga semacam itu hukumnya haram. Jika penetapan harga itu 3 Dr. Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Alih Bahasa H. Mu ammal Hamidy ( Surabaya, PT Bina Ilmu, 2003) 354 4 Sayyid sabiq, Fikih Sunnah jilid 12, 9

58 penuh dengan keadilan, misalnya dipaksanya mereka untuk menunaikan kewajibannya membayar harga mitsli (harga yang normal yang berlaku pada waktu itu) harga ini dipandang halal, bahkan hukumnya wajib. 5 Dalam masalah harga, Islam memberikan kebebasan dan menyerahkan persoalan ini kepada pelakunya (penjual dan pembeli), tanpa merugikan salah satu pihak. Adapun penentuan harga ikan dalam jual beli yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati ini dilandasi alasan bahwa nelayan juga merasa membutuhkan perahu untuk berangkat melaut, sedangkan pemilik perahu juga membutuhkan hasil tangkapan nelayan. Alasan kedua adalah nelayan diberikan tumpangan perahu dengan kontribusi yang sangat murah, hanya Rp. 10.000 sebagai ganti bahan bakar perahu. Jadi antara kedua belah pihak saling membutuhkan. Hal ini dilandasi firman Allah dalam al-qur an surat al-maidah ayat 2: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan 5 Dr. Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Alih Bahasa H. Mu ammal Hamidy ( Surabaya, PT Bina Ilmu, 2003)355

59 bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. (QS. Al-Maidah : 2) Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dilapangan bahwa proses penentuan harga yang lebih rendah dari pada harga dipasaran pada umumnya seperti yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati ini adalah diperbolehkan dalam Islam karena termasuk penentuan harga kategori yang bijaksana dan halal, tidak ada unsur kezaliman. Bijaksana dalam arti si pemilik perahu dan nelayan sama-sama membutuhkan, sama-sama saling menolong, dan sama-sama mendapatkan keuntungan. 4. Pembayaran Cara melakukan pembayaran dalam praktik jual beli yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati ini adalah menggunakan dua sistem yaitu pembayaran secara langsung tunai dan tidak tunai. Pembayaran secara tunai yaitu pembayaran yang dilakukan setelah ikan hasil tangkapan nelayan itu ditimbang dan pembayarannya diberikan setelah menjumlah semua hasil tangkapan nelayan. sedangkan pembayaran secara tidak tunai yaitu pembayaran yang dilakukan beberapa hari atau keesokan harinya setelah ikan hasil tangkapannya ditimbang dan dijumlah semua hasil tangkapan nelayan. terkadang pemilik perahu memberi separuh jumlah hasil tangkapannya dan sisanya keesokan harinya setelah pemilik perahu menjual ikannya.

60 Pembayaran dengan sistem tidak tunai ini diperbolehkan, dengan syarat waktu pembayaran harus jelas. Ini sesuai dengan pendapat ulama fiqih yang mengemukakan syarat-syarat sebagai berikut: a. Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya b. Boleh diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum, seperti pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila harga barang itu dibayar kemudian (berutang), maka waktu pembayarannya harus jelas c. Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan barang (almuqayadhah), maka barang yang dijadikan nilai tukar barang bukan barang yang diharamkan syara. Islam memerintahkan adanya ketatalaksanaan (administrasi) niaga yang baik guna mewujudkan kelancaran dalam hubungan dagang, sebagaimana disyaratkan Allah SWT. apabila dilakukan perikatan, perjanjian jual beli tidak tunai maka hendaklah dilakukan penulisan. Dalam firman Alllah yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan

61 hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya (QS. Al-Baqarah : 282) 6 Jadi jelaslah dengan adanya tulisan dapat dijadikan alat bukti jika terjadi penipuan dikemudian hari, karena tidak mustahil salah satu pihak akan khilaf, ragu-ragu atau lupa. Oleh karena itu Allah menandaskan hikmah penulisan dalam perikatan. Sesuai dengan firman Allah SWT: Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. 7 (QS. Al-Baqarah :282) Penulisan dan persaksian dalam Islam merupakan sistem mekanisme administrasi bermuamalah secara umum. Dalam jual beli, Islam juga menganjurkan dalam pelaksanaan tergantung pada kesepakatan bersama, artinya kedua belah pihak saling merelakan, tidak ada yang merasa dirugikan. 6 Departemen RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 48 7 Ibid. 48

62 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pembayaran dalam jual beli yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati ini adalah sesuai dengan syariat hukum Islam. Dalam pandangan penulis, bahwa kasus akad dalam hubungan kerja yang terjadi antara pemilik perahu dengan nelayan di Desa Segoro Tambak mulai dari pemberangkatan untuk melaut bersama sampai penjualan hasil nelayan kepada pemilik perahu adalah dapat dikategorikan sebagai syirkah abdan. Karena tujuan utama dari akad hubungan kerja antara pemilik perahu dengan nelayan ini adalah mencari keuntungan dengan modal bersama. Nelayan berkontribusi uang 10.000 dan hasil ikan tangkapannya, sedangkan pemilik perahu bermodal perahu sebagai alat transportasi untuk menangkap ikan dilaut. Kedua belah pihak sama-sama mengeluarkan kontribusi dalam kerja sama.