INERSIA Vol. V No. 1, Maret 2013 Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB IV METODE PENELITIAN

UPAYA PENANGANAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DI TANJUNG SELOR, KALIMANTAN UTARA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA BANDUNG KELURAHAN NYENGSERET

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH KOTA GORONTALO. Heryati Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR KEKUMUHAN PEMUKIMAN DI KELURAHAN CALACA KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB IV METODE PENELITIAN

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN...

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. semarang utara yang memiliki luas Ha. Kecamatan ini

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA JAMBI IDENTIFICATION OF SLUMS AREA IN THE CENTER OF JAMBI CITY

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH TEPIAN SUNGAI KECAMATAN KOLAKA, SULAWESI TENGGARA

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tentang genangan atau banjir sudah sangat umum terjadi di kawasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air

STRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan Afif Bizrie Mardhanie Staff Pengajar Politeknik Negeri Samarinda Jurusan teknik Sipil fifa_yudhistira@yahoo.com ABSTRAK Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, dimaksudkan agar lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan permukimanadalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan penghidupan (UU No 4/1992). Kawasan permukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain; letaknya tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan bangunan tinggi, luas lahan terbatas, rawan penyakit sosial dan lingkungan, kualitas bangunan rendah, prasarana lingkungan tidak sehat, persampahan membahayakan penghuninya (Budiharjo;1997). Wilayah administratif Kecamatan Tanjung Selor terdiri 3 (tiga) Kelurahan yaitu : Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur. Dengan 6 desa,seperti: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak. Jumlah penduduk Kec. Tanjung Selor tahun 2011adalah 39.439 Jiwa, dengan 9.271 KK.Tingkat kepadatan 25,54 jiwa/km². Maksud Penelitian: melakukan pemetaan kawasan kumuh Kota Tanjung Selor Kabupaten Bulungan. Tujuan Penelitian: tersedianya Program Perencanaan dan Penataan Pemukiman Kumuh Kecamatan Tanjung Selor; tersedianya acuan operasional pembangunan, rehabilitasi permukiman sesuai hasil Penelitian. Sasaran Penelitian:tercapainya peningkatan kualitas lingkungan melalui Program Penataan Pemukiman kumuh Kota Tanjung Selor. Adapun komponen yang dinilai adalah; 1. Komponen Fisik; 2. Komponen Sanitasi Lingkungan; 3. Komponen Sosial Kependudukan; 4. Komponen Sosial Budaya; 5. Komponen Ekonomi. Berdasarkan hasil analisis penelitian dan penentuan kawasan Kumuh Kecamatan Tanjung Selor dapat disimpulkan sbb: 1. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hilir, nilai kekumuhan 1,9 termasuk kategori Kumuh; 2. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hulu, nilai kekumuhan 2,7 (Kumuh Ringan); 3. Desa Apung, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan); 4. Desa Tengkapak, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan); 5. Desa Gunung Sari, nilai kekumuhan 3,4 (Hampir Kumuh); 6. Desa Bumi Rahayu, nilai kekumuhan 3,7 (Hampir Kumuh); 7. Desa Gunung Seriang, nilai kekumuhan 3,9 (Hampir Kumuh); 8. Desa Jelarai Selor, nilai kekumuhan 4,1 dan (Tidak Kumuh); 9. Kelurahan Tanjung Selor Timur, nilai kekumuhan 4,4 (Tidak Kumuh). Kata kunci: Perumahan; Permukiman; Lokasi kawasan kumuh; ISSN: 1829-6025 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, kurang terarah dan terencana, serta kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi, sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai Kawasan Kumuh. Kawasan kumuh meskipun tidak dikendaki namun harus diakui bahwa keberadaannya dalam perkembangan wilayah dan kota sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, dalam rangka meminimalisir munculnya kawasan kumuh, maka perlu dilakukan upaya-upaya secara komprehensif yang menyangkut berbagai aspek yang mampu menghambat timbulnya kawasan kumuh tersebut. Deskripsi Wilayah Penelitian Luas Kecamatan Tanjung Selor adalah seluas ± 1.277,81 km², Kecamatan Tanjung Selor juga sebagai Ibukota Kabupaten Bulungan.Pemerintahan Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3 (tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan yaitu : Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur. Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak. Gambar 1. Peta Kecamatan Tanjung Selor Jumlah penduduk yang mendiami wilayah Kecamatan Tanjung Selor tahun 2011 berjumlah 39.439 Jiwa, dengan 9.271 KK, meliputi jumlah laki-laki 21.008 jiwa dan perempuan 18.431 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 25,54 jiwa/km² dan tingkat rata-rata Penduduk/ keluarga 4.25 jiwa. Berikut hasil survai lapangan tentang kondisi lingkungan di Kecamatan Tanjung Selor Gambar 2.Foto Salah satu RTH di kelurahan Tanjung Selor Hilir Gambar 3.Foto Ruang Terbuka Hijau (RTH) di pesisir sungai Kayan Jl. Jend. Sudirman ISSN: 1829-6025 2

Gambar 4. Foto Saluran drainase yang tidak terawat di Jl. Sutoyo Gambar 5. Foto situasi dan kondisi lingkungan di Permukiman Muallaf yang cukup bersih Gambar 6. Foto situasi dan kondisi drainase di Permukiman Muallaf yang kurang terawat Gambar 7. Foto situasi dan kondisi permukiman penduduk di Desa Bumi Rahayu ISSN: 1829-6025 3

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Permukiman Kumuh Kawasan permukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain; berada pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi dalam luas lahan yang terbatas, rawan penyakit sosial dan penyakit lingkungan serta adanya kualitas bangunan yang sangat rendah, prasarana lingkungan kurang memadai seperti saluran drainase, prasarana persampahan yang membahayakan penghuninya (Budiharjo;1997). Dimensi Permukiman Kumuh Permukiman kumuh terdiri dari beberapa aspek yaitu; tanah/alam, perumahan, komunitas, sarana dan prasarana dasar yang terjalin dalam satu kesatuan sistem sosial, ekonomi dan budaya, baik dalam ekosistem lingkungan kumuh maupun pada ekositem kota. (Suparno, 2006). Tipologi Permukiman Kumuh Ada 7 (tujuh) tipologi permukiman kumuh (Ditjen Perumahan dan permukiman; 2002) yakni; 1.Permukiman kumuh nelayan, 2.Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial, ekonomi, 3.Permukiman kumuh di pusat kota, 4.Permukiman kumuh di pinggiran kota, 5.Permukiman kumuh daerah pasang surut, 6.Permukiman kumuh daerah rawan bencana, dan 7.Permukiman kumuh di tepi sungai. No Parameter I Komponen Fisik Metodologi Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi penelitian pada beberapa permukian yang teridentifikasi kumuh. Penelitian dimulai dengan tahap persiapan, observasi lapangan, pengambilan data, baik sekunder maupun primer, setelah itu dilakukan analisis untuk menentukan kategori tingkat kekumuhan, yakni; a.tidak kumuh, b.hampir kumuh, c.kumuh ringan, d.kumuh sedang dan e.kumuh berat. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan angka kuantitatif sebagai acuan penilaian.parameter yang digunakan dalam penilaian menggunakan standar Dirjen Cipta Karya Tahun 2006 yakni: 1. Komponen fisik, 2. komponen sosial, 3. komponen budaya, 4. komponen ekonomi, dan 5. komponen sanitasi lingkungan. Materi Penelitian Parameter Penilaian Kawasan Kumuh Dalam melakukan penilaian terhadap kawasan kumuh terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan yang didasarkan pada beberapa komponen yaitu komponen fisik, komponen sanitasi lingkungan; komponen sosial kependudukan; komponen sosial budaya, dan komponen ekonomi. Tabel 1. Parameter dan Indikator Penilaian Kondisi Lingkungan Indikator Penilaian (dalam kurung=nilai Bobot) 1 Kondisi Rumah Baik (5) Hampir Baik 4) Cukup Baik (3) Buruk (2) Semi 2 Jenis Rumah Permanen (4) Permanen (3) Temporer (2) Hampir 3 Kepadatan Bangunan Rendah (5) Sedang (4) Tinggi (3) Tinggi (2) Hampir 4 KDB Rendah (5) Sedang (4) Tinggi (3) Tinggi (2) II Komponen Sosial Kurang 1 Pendidikan Baik (5) Baik (4) Cukup (3) (2) 2 Kesehatan Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) Tinggi (1) Tinggi (1) Kurang (1) ISSN: 1829-6025 4

III Komponen Budaya 1 Kebiasaan Penduduk Ramah lingkungan (5) Sedang (4) Cukup (3) Kurang (2) 2 Adat Istiadat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) IV Komponen Ekonomi Pendapatan Rendah 1 Keluarga/bulan Tinggi (5) Tinggi (4) Sedang (3) (2) Hampir Baik Cukup Baik 2 Status pekerjaan Baik (5) (4) (3) Buruk (2) V Komponen Sanitasi Lingkungan Air Bersih (dari 1 sungai) Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) 2 MCK (septik Tank) Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) 3 Sampah Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) Air Limbah Ke 4 Pekarangan Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) 5 Drainase Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) 6 Jalan Lingkungan Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Buruk (2) Rendah 7 Frekuensi Banjir (5) Rendah (4) Sedang (3) Tinggi (2) Penerangan dan 8 Komunikasi Baik (5) Sedang (4) Cukup (3) Kurang(2) Ruang Terbuka 9 Hijau Baik (5) Cukup (3) Kurang (1) (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2006) Kriteria Penilaian Kawasan Kumuh Dari penjelasan-penjelasan diatas, kemudian dilakukan penentuan status kawasan kumuh berdasarkan tingkat kekumuhan. Dalam hal ini, status kawasan kumuh dibagi dalam 5 kelas, yaitu : Ko = Tidak kumuh (indeks >4), K1 = Hampir kumuh ( indeks 3-3,9), K2 = Kumuh ringan (indeks 2 2,9), K3 = Kumuh (Kumuh sedang) ( indeks 1-1,9), K4 = kumuh berat (indeks 0 0,9). (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2006) PELAKSANAAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan kompilasi data sekunder dari berbagai sumber, terutama dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulungan untuk mendapatkan data eksisting gambaran wilayah Kabupaten Bulungan pada umumnya dan Kecamatan Tanjung Selor pada khususnya. ISSN: 1829-6025 5 Kurang (1) Rendah(1) Tinggi (1) Kurang (1) Data juga diambil dari beberapa sumber yang dapat mendukung kelengkapan data seperti informasi-informasi pembangunan dari pemerintah, terutama dari Kantor Bappeda Kabupaten Bulungan yang dapat memberikan informasi tentang pembangunan dan rencana program pembangunan serta permasalahan yang ada di Kabupaten Bulungan dan Kecamatan Tanjung Selor. Data lain yang sangat penting adalah dengan memahami acuan yang berasal dari perundangan-undangan, peraturan-peraturan, baik peraturan pemerintah maupun peraturan menteri yang masih berlaku saat ini. Selanjutnya Peneliti melakukan survai lapangan untuk mengamati, melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait di kecamatan dan masing-masing kelurahan dan desa untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi wilayah, terutama yang menyangkut dengan kondisi keberadaan kawasan kumuh di Kecamatan Tanjung Selor untuk didapat

gambaran kawasan kumuh Kecamatan Tanjung Selor dan kemudian dilakukan analisis dan pemetaan kawasan tersebut. Gambar 8. Foto Kawasan Kumuh Pujasera Jl. Jend. Sudirman Gambar 9. Foto Permukiman yang kumuh perkotaan di Kawasan Pujasera Gambar 10. Foto Kawasan belakang Pujasera yang terkesan kumuh Gambar 11. Foto Kawasan belakang Pujasera yang terkesan kumuh Gambar 12. Foto Pipa PDAM diatas saluran drainase dilingkungan Permukiman Muallaf ISSN: 1829-6025 6

Gambar 13. Foto Kondisi saluran drainase yang tidak terawat mengakibatkan terlihat kesan kumuh pada lingkungan permukiman Gambar 14. FotoJalan gang dan saluran drainase yang tidak terawat mengakibatkan terlihat kesan kumuh pada lingkungan permukiman Gambar 15. Foto Kondisi dan situasi Permukiman Ex. Pasar Ikan/GangPasar Jl. Semangka Kelurahan Tanjung Selor Hilir Gambar 16. FotoKondisi dan situasi permukiman kumuh Ex. Pasar Ikan/Gang Pasar Jl. Semangka Gambar 17. FotoKondisi dan situasi permukiman kumuh Ex. Pasar Ikan (Gg. Pasar) ISSN: 1829-6025 7

KESIMPULAN Mengacu pada tabel parameter dan indikator penilaian kondisi lingkungan (Ditjen Cipta Karya tahun 2006), maka didapat hasil penilaian akhir dan pemetaan kondisi lingkungan masing-masing Kelurahan dan Desa di Kecamatan Tanjung Selor dapat disimpulkan sbb: 1. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hilir, nilai kekumuhan 1,9 termasuk kategori Kumuh(pusat kota) 2. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hulu, nilai kekumuhan 2,7 kategori Kumuh Ringan (pusat kota) 3. Desa Apung, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan) (pinggir kota) 4. Desa Tengkapak, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan) (pinggir sungai) 5. Desa Gunung Sari, nilai kekumuhan 3,4 (Hampir Kumuh) (pinggir kota) 6. Desa Bumi Rahayu, nilai kekumuhan 3,7 (Hampir Kumuh) (pinggir kota) 7. Desa Gunung Seriang, nilai kekumuhan 3,9 (Hampir Kumuh) (pinggir kota) 8. Desa Jelarai Selor, nilai kekumuhan 4,1 dan (Tidak Kumuh) 9. Kelurahan Tanjung Selor Timur, nilai kekumuhan 4,4 (Tidak Kumuh) DAFTAR PUSTAKA Budihardjo, Eko. (1984), Sejumlah MasalahPermukiman Kota, Alumni, Bandung. Heryati,Identifikasi dan Penanganan Kawasan KumuhKota Gorontalo, Jurnal Ichsan Gorontalo Vol. 3. No.4 (November 2008-Januari 2009). Panduan identifikasi kawasan permukiman kumuh-dijen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2006. Parwoto. (1997), Pembangunan Partisipatif,makalah pada Lokakarya Penerapan StrategyPembangunan Kepmen Permukiman Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001; Pedoman Penetuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum, Pemberdayaan Masyarakat dalampembangunan Perumahan dan Permukiman,15-16 Juli 1997, BKP4N, jakarta. ISSN: 1829-6025 8