BAB I. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan. demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan,

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Analisa yuridis..., Yayan Hernayanto, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang dilingkupi oleh aspek hukum, tehnis dan ekonomi. 1 Badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Amanat, Anisitus, 1996, Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertumbuh pesat. Menurut Peneliti terbukti dengan sangat banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum. Prinsip dari negara hukum tersebut antara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1.

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, Jakarta, 2000 hal 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan

III. METODE PENELITIAN. dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan tujuan pendirian dari Perseroan Terbatas, tujuan filosofis

BAB I PENDAHULUAN. negara dari segala ketidaknyamanan warga negaranya. Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM)

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

TINJAUAN YURIDIS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS JOHN EDONG / D

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris sebagai pejabat umum. Notaris sebagai

BAB I PENDAHULUAN. struktur organisasi negara, termasuk bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan notaris..., E. Paramitha Sapardan, FH UI, hlm. 1. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang -

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi. Hukum Kepailitan. Bogor: Ghalia Indonesia, Jawab Pendiri Perseroan Terbatas. Jakarta: Ghalia Indonesia,2002.

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad, Hukum Perikatan. Bandung: Alumni. Ali, Moch. Chidir, Achmad Samsudin, Mashudi, Pengertian-Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan, berkelanjutan, kemandirian serta menjaga keseimbangan,kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pembangunan perekonomian nasonal perlu didukung oleh suatu undang undang yang mengatur tentang perseroan terbatas yang menjadi iklim dunia usaha yang kondusif. Perseroan terbatas disingkat PT dulu lebih terkenal dengan nama N.V (Naamloze Vennotschap) yang artinya suatu bentuk usaha yang di tahun-tahun akhir banyak dipakai pedagang-pedagang, pengusaha-pengusaha dan sebagainya untuk mencapai maksud dan tujuannya dalam lapangan indrustri, perdagangan dan sebagainya. 1 Di dalam masyarakat, orang banyak menggunakan istilah PT untuk menyebut perseroan terbatas dimana istilah perseroan sendiri menunjuk pada cara penentuan modal sedangkan istilah terbatas menunjuk pada batas tanggung jawab sekutu dimana modal perusahaan yang dibagi atas saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham hanya terbatas pada jumlah saham yang dibagi atas saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham hanya terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. 2 Perseroan terbatas merupakan lembaga ekonomi yang memiliki tingkat fleksibilitas tinggi. Lembaga ini dapat mewadahi aktivitas ekonomi yang memiliki bentangan kompleksitas dari yang sangat sederhana (melibatkan sedikit orang), sampai bentangan 1 Rochmat Soemitro, 1933, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan Dan Wakaf, Bandung: PT. Eresco, hal 2. 2 Abdul Kadir Muhammad, 1991, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hal 68. 1

2 kompleksitas yang sangat tinggi (melibatkan ribuan atau bahkan ratusan ribu orang). Oleh karenanya, PT menjadi wadah untuk melakukan aktifitas ekonomi paling banyak dipergunakan oleh pelaku ekonomi ketimbang bentuk usaha yang lain. 3 Dilihat dari jumlahnya, Perseroan Terbatas merupakan pilihan bentuk usaha yang paling sering dipilih sehingga, jumlah perseroan terbatas jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bentuk usaha berbadan hukum lainnya. Perseroan terbatas hampir dikatakan memiliki cakupan usaha yang tidak terbatas. Sepanjang suatu bidang usaha tidak bersifat tertutup untuk diusahakan secara komersial, dan juga perseroan terbatas merupakan bentuk usaha yang ada dan dapat diakses oleh masyarakat, maka perseroan terbatas menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin menjalankan perusahaan. 4 Pada tanggal 16 Agustus 2007 peraturan yang mengatur Perseroan terbatas (PT) telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dimana undang undang ini merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995. 5 Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas telah diakomodasi berbagai ketentuan mengenai perseroan, baik berupa penambahan ketentuan baru, perbaikan penyempurnaan, maupun, mempertahankan ketentuan lama yang dinilai masih relevan. Untuk lebih memperjelas hakikat perseroan, di dalam Undang-Undang ini ditegaskan bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. 6 3 Tri Budiyono, 2011, Hukum Perusahaan, Salatiga: Griya Media, hal 5. 4 Ibid, hal 6. 5 Rudhi Prasetya, 2011, Teori Dan Praktik Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, hal 1. 6 Kansil dan Cristine, 2009, Seluk Beluk Perseroan Terbatas, Jakarta: Rineka Cipta, hal 23.

3 Sebagai badan hukum baru, perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dari saham mempunyai konsekuensi yaitu merupakan lembaga yang mandiri pendukung hak dan kewajiban yang dapat melakukan perbuatan hukum baik didalam maupun diluar pengadilan serta mempunyai harta yang terpisah dari para pengurusnya maupun para pendirinya. 7 Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang PT. No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dijelaskan bahwa : Perseroan terbatas didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia ketentuan ini harus terus berlaku selama perseroan masih berdiri dan setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor: 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dijelaskan bahwa: Notaris adalah penjabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Akta yang dibuat oleh notaris dapat merupakan suatu akta yang memuat relaas atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh pembuat akta itu, yakni notaris sendiri, di dalam menjalankan jabatannya sebagai notaris. Akta yang dibuat sedemikian dan yang memuat uraian dari apa yang dilihat dan disaksikan serta dialaminya itu dinamakan akta yang dibuat oleh (door) notaris (sebagai penjabat umum). 8 7 Agus Budiarto, 2002, Kedudukan Hukum Dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 15. 8 Lumbang Tobing, 1999, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta: Erlangga, hal 51.

4 Dalam proses pembuatan akta PT, sebelumnya perseroan terbatas tersebut harus didirikan melalui suatu perjanjian tertulis antara para pihak dengan pendiri yang dituangkan dalam akta otentik yang dibuat dihadapan notaris. Tanpa adanya akta notaris maka pendirian PT tersebut tidak sah, karena kedudukan akta notaris merupakan syarat untuk berdirinya suatu PT selain sebagai alat bukti. 9 Perjanjian pendirian perseroan terbatas yang dilakukan oleh para pendiri tersebut dituangkan dalam suatu akta notaris yang disebut akta pendirian ini pada dasarnya mengatur berbagai macam hak hak dan kewajiban para pihak pendiri perseroan dan mengelola serta menjalankan perseroan terbatas tersebut. 10 Akta akta pendirian memuat apa yang dinamakan statuten atau yang disebut dengan anggaran dasar dari perseroan terbatas, maka yang diserahkan kepada departemen kehakiman untuk diteliti ialah praktis rancangan statuten ini sudah dibikin oleh seorang notaris. Dengan demikian akta pendirian dengan statuten ini baru dibikin secara resmi oleh notaris apabila sudah ada persetujuan dari departemen kehakiman dan pengesahan menteri kehakiman. 11 Menurut ketentuan Undang-Undang untuk sahnya pendirian suatu PT maka akta pendirian/naskah dari akta pendiriannya mendapatkan pengesahan dari menteri kehakiman. 12 Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan penyusunannya dalam skripsi dengan judul TINJAUAN TENTANG 9 Kansil dan Cristine, Op.Cit., hal 6. 10 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, 1999, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal 11. 11 Wirjono Prodjodikoro, 1985, Hukum Perkumpulan Perseroan Dan Koperasi Di indonesia, Jakarta: Dian Rakyat, hal 59. 12 Sutantya Rahardja Hadhikusuma, 1991, Pengertian pokok Hukum Perusahaan, Jakarta: Rajawali Pers, hal 43.

5 PELAKSANAAN PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN UU PT. No 40 Tahun 2007 (Studi Pada Kantor Notaris Di Surakarta). B. Pembatasan Masalah Pembatasan dimaksudkan untuk mempertegas dan mempersempit ruang lingkup masalah yang akan dibahas, sehingga lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan sesungguhnya. Dalam penelitian ini akan difokuskan kepada pelaksanaan pendirian perseroan terbatas berdasarkan UU PT No. 40 Tahun 2007 pada kantor Notaris di Surakarta, yang dalam hal ini akan mengadakan penilitian di 2 kantor Notaris yaitu: 1. Dewi Patra, S.H. 2. Toto Susmonohadi, S.H.,M.H. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan perumusan masalah seorang peneliti telah mengidentifikasi persoalan yang diteliti sehingga sasaran yang hendak dicapai menjadi jelas, terarah dan dapat dicapai sasaran yang diinginkan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat penulis rumusan sebagai berikut: 1. Syarat-syarat apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pendirian PT berdasarkan UU PT. No 40 Tahun 2007? 2. Bagaimana isi dan bentuk akta pendirian PT berdasarkan UU PT. No 40 Tahun 2007?

6 3. Permasalahan-permasalahan apa saja yang dihadapi oleh Notaris dalam pendirian/pembuatan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) menurut UU PT. No 40 Tahun 2007? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui Syarat-syarat apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pendirian PT berdasarkan UU PT. No 40 Tahun 2007. b. Untuk mengetahui isi dan bentuk akta pendirian PT berdasarkan UU PT.No 40 Tahun 2007. c. Untuk mengetahui Permasalahan-permasalahan apa saja yang dihadapi oleh Notaris dalam pendirian/pembuatan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) menurut UU PT. No 40 Tahun 2007? 2. Tujuan Subjektif a. Memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan skripsi ini. b. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan dalam bidang penelitian hukum. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan diperoleh penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Untuk menambah literatur di bidang ilmu hukum.

7 b. Untuk menambah wawasan ilmiah yang dapat digunakan dalam penulisan ilmiah di bidang ilmu hukum. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memperoleh data guna dianalisis agar dapat menjawab rumusan masalah yang penulis kemukakan. b. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta memberikan sumbangan pemikiran mengenai cara penyelesaiannya. F. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulan data dan/atau informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. 13 Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. Sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yeng bertentangan dalam suatu kerangka tertentu. 14 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis empiris yang diteliti, pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer lapangan, atau terhadap masyarakat yang menekankan pada aspek hukum peraturan undang-undang. 13 Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, hal 77. 14 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, hal 42.

8 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif, penelitian deskriptif adalah penelitian untuk memperoleh gambaran tentang suatu keadaan pada suatu waktu tertentu/perkembangan tentang sesuatu. 15 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di 2 Kantor Notaris yaitu: 1. Dewi Patra, S.H. 2. Toto Susmonohadi, S.H.,M.H. 4. Jenis Data Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan sumber data sebagai berikut: a. Data Primer Data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan sejumlah keterangan melalui wawancara secara terarah dan sistematis dengan pihak pihak yang dipandang mengetahui serta memahami tentang objek yang diteliti. b. Data sekunder 1) Bahan hukum primer meliputi: a) UU PT.No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. b) UU No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. 2) Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder, meliputi literatur literatur yang berkaitan dengan pelaksanaan perseroan terbatas. 3) Bahan hukum tersier 15 Supranto, 2003, Metode Penelitian Hukum Dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta, hal 14.

9 Adalah bahan hukum yang mendukung hukum primer dan bahan hukum sekunder, diantaranya berupa bahan dari media, internet, kamus, dan lain sebagainya. 5. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan Metode ini merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dari literatur dan peraturan perundang-undangan, serta buku-buku yang ada kaitannya secara langsung maupun tidak langsung dengan objek yang diteliti. Cara ini dimaksudkan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat atau temuan yang dihubungkan erat dengan pokok permasalahan. b. Study lapangan Metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data primer, yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan menganalisa berbagai data sekunder dan data primer yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti. c. Wawancara Wawancara metode pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi hasil wawancara tertuang dalam daftar pertanyaan dan pewancara menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada yang diwawancarai untuk menjawab menggali jawaban lebih dalam dan mencatat jawaban yang diwawancarai. 16 Dalam hal ini penulis akan mengadakan wawancara dengan: 16 M. Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal 108.

10 1. Dewi Patra, S.H. 2. Toto Susmonohadi, S.H.,M.H. d. Kuesioner Pengumpulan data melalui metode koesioner, dapat dilakukan oleh peneliti dengan cara: 1. Kuesioner dikirim langsung kepada responden melalui pos dengan harapan setelah diisi, dijawab, dikirim kembali kepada peneliti. 2. Kuesioner diserahkan kepada responden dengan cara menandatangani masingmasing responden agar mengisinya. 17 6. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. 18 Sebelum data itu dianalisis terlebih dahulu dilakukan dengan Editing dimana editing ini untuk memeriksa/meneliti data yang telah diperoleh untuk menjamin apakah sudah dipertanggung jawabkan sesuai dengan kenyataan. 19 Setelah data terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan pengamatan. 20 17 Bambang Waluyo, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, hal 54. 18 Patton, 1980, http://cuplis.net/2009/04/07/data-dan-analisis-data/ di akses pada hari Rabu tanggal 11 April 2012 pukul 22.30 WIB. 19 Roni Hanitjo Soemitro, 1998, Metode Penelitian Dan Juri Metri, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 64. 20 Bambang Waluyo, Op.Cit., hal 78.

11 G. Sistematika Skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi penulisan hukum ini dapat dibagi menjadi 4 (empat) bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perseroan Terbatas (PT) 1. Pengertian PT 2. Macam-Macam PT 3. Modal PT 4. Organ-Organ PT B. Tinjauan Umum Tentang Tata Cara Pendirian PT Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas 1. Pengertian Pendirian PT 2. Pendirian PT Berdasarkan Perjanjian 3. Tata Cara Mendirikan PT C. Tinjauan Umum Mengenai Akta Notaris 1. Pengertian Notaris

12 2. Pengertian Akta Notaris 3. Macam-Macam Akta Notaris 4. Bagian-Bagian Akta Notaris BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian & Pembahasan 1. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pelaksanaan pendirian PT berdasarkan UU PT. No 40 Tahun 2007 2. Isi dan bentuk akta pendirian PT berdasarkan UU PT. No 40 Tahun 2007 3. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Notaris dalam pendirian/pembuatan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) menurut UU PT. No 40 Tahun 2007 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN