I. PENDAHULUAN Sebagai warga masyarakat, kita semua merasa perlu untuk memperbaiki kondisi Garut saat ini. Kondisi ekonomi masyarakat yang masih

dokumen-dokumen yang mirip
IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PROVINSI JAWA TENGAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

ANGGARAN DASAR POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) PEMBUKAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

POSDAYA BERSERI DUSUN I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 26 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TOLITOLI PERIODE LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 MUKADIMAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

1 ( atau

H. AZWIR, S.Sos AMRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 22 Tahun 2006 Serie : E Nomor : 15 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pasal 1 ayat (h) Undang-undang RI Nomor Tahun 1999 tentang pemerintah

BAB III VISI MISI PEMBANGUNAN DAERAH

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Sebagai warga masyarakat, kita semua merasa perlu untuk memperbaiki kondisi Garut saat ini. Kondisi ekonomi masyarakat yang masih melemah, pelayanan kesehatan masyarakat yang belum optimal, kesempatan dan lapangan kerja yang sulit, banyaknya peristiwa yang menandakan ketidak harmonisan nilai-nilai sosial budaya. Dan yang paling memprihatinkan lagi adalah merosotnya nilai-nilai moral dan etika, sebagai dasar utama kehidupan masyarakat yang bermartabat. Untuk memperbaiki kondisi Garut saat ini salah satunya perlu ditingkatkannya kepedulian pemerintah kabupaten kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi krisis kepemimpinan. Sesungguhnya, sebagai pengemban amanat rakyat, segala kemampuan dan dedikasi dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, sudah seharusnya diabdikan sepenuhnya dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena pada hakekatnya, pemimpin adalah pelayan yang harus melayani dan juga teladan yang harus menjadi panutan bagi rakyat dalam setiap sikap dan perilakunya. Kalaulah kita perhatiakn secara seksama dan bijak sebenarnya banyak anak bangsa yang potensial, baik di dalam PEMERINTAHAN maupun di berbagai lapisan MASYARAKAT, yang memiliki kesanggupan, kemauan serta kepedulian terhadap masalah tersebut, yang sebenarnya, merupakan dasar utama sebagai pelopor dan agen untuk melakukan terobosan pembaharuan dan perubahan kearah yang lebih baik. Selanjutnya, luas wilayah Garut yang memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, serta sumber daya manusia sebagai dasar penyelenggaraan pembangunan, jika dikelola dengan baik dan benar, akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, bahkan mampu menjadikan Kabupaten Garut menjadi salah satu kabupaten termaju dan terdepan dalam tatanan masyarakat dan pemerintahan di negeri ini. Untuk mewujudkan Kabupaten menjadi salah satu kabupaten termaju dan terdepan, tentunya harus ditunjang oleh berbagai aspek, diantaranya adalah kepemimpinan yang berani dan bersih, kompak dan harmonis; birokrat dan aparatur pemerintahan yang profesional; serta semangat kebersamaan dari semua elemen masyarakat.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, dengan nawaitu Bismillahi tawakaltu alallah, demi kebaikan dan kemajuan, kami mantap untuk mencalonkan diri menjadi Bupati Garut Periode 2014-2019. VISI : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Transparan dan Independent serta mendukung program masyarakat dalam menjalankan wirausaha. MISI : 1. Meningkatkan nilai-nilai keagamaan, moral dan etika di tengah masyarakat dan pemerintahan. 2. Membangun Pemerintahan yang Demokratis, Proporsional dan Transparan. 3. Meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat dengan mendorong wirausaha masyarakat. II. MOTTO SEHATI UNTUK MENGABDI SEHATI : Kita satu visi dan satu misi dengan berangkat dari hati nurani untuk bersama-sama membangun Garut. Perjuangan yang didasarkan atas hati adalah perjuangan yang dilandasi oleh nilai-nilai suci yang semata-mata demi kepentingan

UNTUK MENGABDI rakyat banyak, bukan kepentingan pribadi atau golongan. Perjuangan yang didasarkan atas hati adalah perjuangan profetis para nabi dalam merealisasikan amanah Ilahi. : Membangun Garut ke depan adalah mengabdi dan melayani yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang penuh (sense of responsibility). Bukan didasari oleh kepentingan jangka pendek, tetapi kepentingan bersama yang jauh ke depan. Kita mengabdi sebagai manifestasi dari amanat kekhalifahan kita untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Garut. A. Meningkatkan nilai-nilai keagamaan, moral dan etika ditengah masyarakat dan pemerintahan. Kerukunan umat beragama merupakan salah satu agenda strategis sebagai fondasi ideal meletakkan segenap upaya bersama dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Tanpa kerukunan yang terjalin baik maka berbagai program pembangunan bangsa akan menemui jalan buntu. Pada tataran inilah kerukunan umat beragama harus diupayakan bersama oleh segenap elemen warga Garut yang sadar akan pentingya pembagunan karakter budaya untuk hidup rukun. Salah satu agenda keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama dewasa ini dan ke depan adalah mengembangkan sikap dan perilaku sosial yang mendukung bagi pemaknaan keharmonisan kehidupan umat beragama dalam koridor integrasi dan kebersamaan masyarakat Garut yang dicita-citakan bersama. Sikap dan perilaku sosial tadi haruslah dibangun dan dikembangkan atas dasar paradigma kerukunan umat beragama dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam tataran praksis, membangun keharmonisan kehidupan umat beragama tidak lepas dari pemaknaan terhadap pluralitas dan unitas warga Garut sebagai bangsa Indonesia. Menyadari akan hal tersebut, maka kami akan melakukan berbagai program kegiatan demi terwujudnya kerukunan dan keharmonisan kehidupan umat beragama, di antaranya: 1. Inovasi dan pemantapan program keharmonisan umat yang beragam melalui seminar, workshop dll. Penyusunan konsep dan implementasinya akan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di berbagai daerah yang ada di wilayah Garut. 2. Mengupayakan terbentuknya tenaga fungsional pemandu harmonisasi umat yang nantinya bisa bekerja sama dengan kementrian Agama kabupaten Garut. 3. Menggali berbagai kearifan lokal sebagai penopang harmonisasi. Keharmonisan umat beragama yang dibangun antar berbagai kelompok salah satunya terwujud karena adanya kearifan lokal di masing-masing daerah di kabupaten Garut. 4. Aktif berkonsultasi dengan FKUB. FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) di Kabupaten yang memiliki peran strategis untuk mengharmoniskan umat beragama sekaligus untuk memberdayakan umat beragama. B. Membangun Pemerintahan yang Demokratis, Proporsional dan Transparan. Sesuai dengan Ketentuan UUD 45 dan PANCASILA, sebagai Dasar Negara dan Pemerintahan Republik Indonesia, bahwa Pemerintahan Negara menganut sistim Demokrasi berdasar Pancasila, yaitu sistem pemerintahan yang demokratis dengan berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam sistem Demokrasi Pancasila, kedaulatan tertinggi ada di tangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya berdasarkan Ketentuan Undang - Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Selanjutnya, struktur kekuasaan dalam pemerintahan, meliputi : Kekuasaan Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Lembaga Yudikatif. Lembaga eksekutif adalah Lembaga Kekuasaan Pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan Pemerintahan. Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat yang membidangi masalah Rancangan dan Pembuatan Undang Undang. Tugas ini dijalankan - dalam kedudukan dan kesetaraan - bersama sama dengan pemerintah. Di samping itu, Lembaga ini juga mempunyai kewenangan untuk mengawasi Pemerintah dalam menyelenggarakan roda Pemerintahan. Kemudian, bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum, bukan berdasarkan kekuasaan belaka. Maka sebagai perwujudan kekuasaan di Bidang Peradilan atau Yudisial, dilaksanakan oleh Mahkamah Agung, yang merupakan Lembaga Struktural Kekuasaan Kehakiman. Dan juga, dengan adanya Lembaga Mahkamah Konstitusi yang mempunyai Kewenangan Uji materiil terhadap ketentuan Undang Undang serta Peraturan Pelaksanaan lainnya. Sehubungan dengan hal itu, bahwa Kabupaten Garut merupakan bagian dari Negara, tunduk sepenuhnya kepada Ketentuan Hukum yang berlaku di dalam Wilayah dan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Wilayah Kabupaten Garut, dengan seimbang serta berkeadilan, akan dilaksanakan langkah langkah perbaikan dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu melalui penempatan tatanan aturan serta pelaksanaan kekuasaan pemerintah dengan TRANSPARAN, agar KEPENTINGAN masyarakat

terlindungi dari adanya penyalahgunaan kekuasaan yang selama ini sering terjadi di hampir semua lembaga pemerintah. Di sisi lain, ketidakberdayaan masyarakat menghadapi perilaku pejabat publik yang tidak AMANAH, yang tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat, dengan menyalahgunakan kedudukan dan kekuasaannya, sebagai pengemban amanat rakyat. Karena pada hakekatnya, semua orang, bai sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat memiliki kedudukan yang setara, serta berkedudukan sama dihadapan hukum. Dalam upaya menegban AMANAH itulah, maka sikap TEGAS menjadi sebuah keniscayaan dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis, proporsional, dan profesional. Dengan pertimbangan tersebut, sebagai PAYUNG HUKUM, atas DASAR kebebasan berkumpul, berserikat dan berpendapat dimuka umum, yang di lindungi dan di jamin sepenuhnya oleh Ketentuan pasal 28 Undang Undang Dasar 1945, perlu kiranya dibentuk sebuah LEMBAGA yang bisa mewadahi peran serta masyarakat secara menyeluruh, yang bersifat langsung dan mandiri, di luar kekuasaan Pemerintah setempat. Lembaga yang di maksud mempunyai fungsi untuk MEMBANTU dan mengawasi pelaksanaan perwujudan pembangunan, penyelenggaraaan negara dan pemerintahan. Termasuk di dalamnya, mengawasi Lembaga-Lembaga Pemerintah agar terwujud pemerintahan yang BERSIH dan BERWIBAWA serta KONSISTEN terhadap semua ketentuan hukum yang berlaku. Lembaga tersebut, di samping mempunyai fungsi mengawasi pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang dan penyelenggaraan pemerintahan, juga mempunyai fungsi KHUSUS lainnya, yaitu untuk MEWADAHI bebagai permasalahan dari masyarakat dalam hal pelaksanaan pemerintahan di semua tingkatan, darii mulai tingkat desa, kecamatan sampai tingkat kabupaten. Setiap permasalahan akan diupayakan untuk

DISELESAIKAN melalui Lembaga yang MEMILIKI kewenangan terhadap masalah tersebut. Artinya semua Permasalahan yang timbul, akan diselesaikan BERDASARKAN sistem HUKUM yang berlaku, dengan PENGAWALAN serta PENGAWASAN dari lembaga ini. Dengan demikian, LEMBAGA ini sebagai Lembaga Pelayanan dan Pengabdian Kepada Masyarakat, di samping mempunyai fungsi MEMBANTU melayani Kepentingan MASYARAKAT dalam Permasalahan yang menyangkut Pelaksanaan Pemerintahan, sekaligus MEMBANTU PEMERINTAH dalam upaya mewujudkan PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA serta KONSISTEN terhadap semua ketentuan hukum yang berlaku. Lembaga Pelayanan dan Pengabdian ini, akan diupayakan dan dibentuk di setiap tingkat pemerintahan di Kabupaten Garut dengan kepengurusan dari setiap elemen yang bisa mewakili masyarakat: kalangan akademisi, kalangan profesional, tokoh masyarakat, yang tidak terikat oleh status kedinasan atau status pegawai negeri. Selanjutnya, menyangkut syarat syarat, jumlah keanggotaan, fungsi, tugas, hak dan kewajiban, sumber dana anggaran, serta bagian atau bidang organisasi, akan diatur kemudian dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LEMBAGA ini, yang akan di sesuaikan berdasarkan pertimbangan kebutuhan dalam praktek pelayanan kepada masyarakat. Demikian juga, dalam upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan, dengan seimbang serta berkeadilan bagi seluruh Masyarakat di Wilayah Kabupaten Garut, akan dilakukan langkah langkah perbaikan di berbagai bidang, - secara bertahap dan menyeluruh - yang di sesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan Masyarakat dan Pemerintah.

Dalam bidang pemerintahan, beberapa program yang akan kami realisasikan, antara lain : 1. Penerapan sistem dan mekanisme tata aturan dalam kewenangan birokrasi Pemerintahan, yang lebih di sederhanakan. Hal ini, bertujuan agar Pemerintah mampu memberikan Peningkatan Pelayanan serta kemudahan kepada Masyarakat, dalam hal menguruskan segala kepentingannya yang berhubungan dengan kewenangan Pemerintah. Sehingga, hal tersebut akan mendorong terwujudnya Efisisensi dan Efektifitas waktu dan pembiayaan yang selama ini membebani masyarakat. 2. Penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan atau dana resmi yang bersumber dari Anggaran non APBD. Dalam hal tersebut, semua penyelenggaraan Dana Anggaran, yang meliputi: Pengalokasian Dana Anggaran, Jenis Pekerjaan, Rencana, sertaproses Pengadaan Barang dan Jasa; Semua aspek yang berhubungan dengan Kegiatan Pembangunan serta Pengembangan Sarana dan Prasarana di berbagai bidang Pemerintahan, ataupun Sarana Kepentingan Umum lainnya, akan dilakukan secara Tertib, Transfaran dan Terbuka, dengan meningkatkan fungsi PENGAWASAN dari dalam maupun dari luar Pemerintahan. Sehingga hal ini diharapkan mampu menciptakan kebersamaan antara Masyarakat dan Pemerintah, dalam upaya mewujudkan HASIL Pembangunan di berbagai bidang, dengan sebaik baiknya bagi kepentingan Masyarakat. 3. Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan Pelayanan dan Pengabdian Pemerintah kepada Masyarakat, akan diprioritaskan pelaksanaan penerimaan Dana Anggaran sesuai dengan pengalokasian serta jumlah Dana Anggaran, yang merupakan Hak Mutlak bagi Masyarakat. Dengan Pengawalan dan Pengawasan yang lebih Transfaran serta Terbuka

kepada umum, agar dapat diterima SEUTUHNYA, tanpa adanya pemotongan biaya apapun yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, dan tidak dibenarkan dihadapan hukum. Dana Anggaran yang dimaksud adalah berupa :Semua perolehan Dana Anggaran yang akan diterima oleh Masyarakat, baik yang telah tersedia di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD), ataupun dana yang bersumber dari anggaran non APBD. 4. Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang mengutamakan kepentingan Masyarakat, akan dilakukan efisiensi dan efektifitas dalam PENGGUNAAN DANA ANGGARAN, di seluruh Struktur Kelembagaan Pemerintah. Yang mana, perolehan HASIL efisiensi dan efektifitas tersebut, sebagai selisih kelebihan anggaran akan dimanfaatkan sepenuhnya dan sebesar besarnya untuk kepentingan pembangunan kesejahteraan masyarakat. C. Meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat dengan mendorong wirausaha masyarakat. Dengan terciptanya suasana yang lebih aman, nyaman dan tertib, serta dengan menerapkan sistem dan mekanisme tatanan peraturan yang memberi KEMUDAHAN kepada masyarakat. Dan kemudian, hal ini diharapkan akan mengundang minat INVESTOR di berbagai bidang usaha-baik investor yang berasal dari dalam maupun dari luar daerah untuk mengembangkan usahanya di Wilayah Kabupaten Garut. Sehingga hal ini akan mampu menciptakan kesempatan dan lapangan kerja bagi masyarakat, sekaligus dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintahan Kabupaten Garut.

Namun demikian, dengan kehadiran para investor tersebut, pemerintah harus mempertimbangkan kemampuan Analisa Masalah dan Dampak Lingkungan sekitar, agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan, yang dapat merusak tatanan nilai nilai yang bertumbuh dan berkembang di masyarakat. Hal ini merupakan BAHAN PERTIMBANGAN YANG MENDASAR, agar kehadiran para investor dengan segala kegiatan usahanya, menjadi selaras dengan pemeliharaan nilai nilai agama, sosial dan budaya serta lingkungan alam. Selanjutnya, dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah diharapkan dapat menjembatani segala kemampuan yang ada di masyarakat, sebagai Sumber Daya Manusia dengan semua potensi Sumber Daya Alam, sehingga hal tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk semua kegiatan usaha ekonomi Masyarakat maupun Pemerintah. Dengan terus menerus serta berkesinambungan, untuk dimanfaatkan dengan sebaik baiknyadan sebesar besarnya bagi kepentingan Masyarakat. Segabai salah satu langkah awal, dengan dasar Pelaksanaan PEMERINTAHAN yang lebih TERTIB dan TERATUR. Pemerintah bersama dengan Perwakilan dari berbagai komponen Masyarakat, termasuk Perwakilan kalangan Akademisi, serta Para Ahli diberbagai Bidang Pembangunan yang terkait, untuk melakukan Permusyawarahan secara BERTAHAP dan TERBUKA, disesuaikan dengan PRIORITAS kegiatan usaha di bidang atau sub. bidang ekonomi. Dengan TUJUAN memperoleh gambaran, kesimpulan dan keputusan bersama dalam melakukan langkah dan tindakan, sebagai UPAYA BERSAMA untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini diharapkan akan mampu mendorong peningkatan berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat umum serta kegiatan usaha ekonomi Pemerintah, diantaranya melalui Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah.

Untuk merealisasikan misi tersebut, maka kami akan memberikan dukungan penuh dan memfasilitasi kreatifitas wirausaha masyarakat secara baik perorangan maupun kolektif. Dalam,mewujudkan hal tersebut, kami akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mensosialisasikan dengan pihak-pihak terkait 2. Mempromosikan dan melakukan standarisasi produk 3. Mendorong investasi lokal ang berbasis kerjsama dengan investor nasional bahkan internasional 4. Setiap produk lokal bisa bersaing di pasar nasional dan pasar internasional III. PENUTUP Demikian uraian visi, misi, dan program yang akan kami laksanakan apabila terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kab. Garut Periode 2014 2019. Konsep ini tentunya terbuka bagi adanya perbaikan, penambahan dan penyempunaan kembali apabila ada hal-hal yang dipandang perlu dan urgen untuk kepentingan pembangunan yang berpihak pada rakyat banyak. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberi jalan, petunjuk dan hidayah serta magfirah bagi kita semua. Amien. GARUT, 10 JUNI 2013 CALON WAKIL BUPATI CALON BUPATI H. DADAN RAMDANI, ST. H.YAMIN SUPRIATNA