Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan. Drs. Mardiya

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA BULAN DESEMBER 2012 Wates, 17 Desember 2012

KERANGKA ACUAN PERINGATAN HARI IBU KE 86 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

SAMBUTAN PADA UPACARA BENDERA DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI IBU KE-89 TAHUN 2017

MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Atas nama Pimpinan LIPI, saya mengucapkan selamat memperingati Hari Ibu kepada Keluarga Besar LIPI yang berada di berbagai wilayah.

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 APRIL 2013 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO 17 April 2013

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A UPACARA PERINGATAN HARI IBU KE 87 TAHUN 2015 TINGKAT KABUPATEN KEBUMEN. Selasa, 22 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014

KISI UAS PPKN 20 Desember 2014

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA PERINGATAN HARI IBU KE- 87 TAHUN 2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

perrncarar* Hlfir"ffi,Bf,Tirffi 8 rahrrn 2,,16

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PLEASE BE PATIENT!!!

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2015

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2017

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam menciptakan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBUKAAN UUD 1945 (Kuliah-8) 1

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2017

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Transkripsi:

Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan Drs. Mardiya Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-82 tahun ini yang secara nasional jatuh pada hari Rabu, 22 Desember 2010 akan sangat layak bila kita manfaatkan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan serta pembinaan karakter dan pekerti bangsa bagi kaum perempuan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuannya tidak lain adalah agar kita tetap memiliki jiwa dan semangat juang untuk mencapai kehidupan yang terhormat dan bermartabat tanpa bias gender. Oleh karenanya wajar bila pemerintah mengharapkan agar berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka memeriahkan PHI 2010 ini baik di tingkat pusat dan daerah, secara langsung maupun tidak langsung dapat semakin mengobarkan langkah kaum perempuan dalam perjuangannya menuju cita-cita. Paling tidak, ada dua alasan mendasar mengapa PHI 2010 perlu dimaknai sebagai momentum yang tepat untuk melanjutkan perjuangan kaum perempuan. Pertama, berbeda dengan Mother s Day yang dirayakan oleh Amerika, Kanada dan negeri Barat lainnya setiap hari Minggu di minggu kedua bulan Mei, Hari Ibu di Indonesia tidak hanya diperingati untuk menghargai jasa perempuan dalam konteks keluarga, melainkan dalam kerangka yang lebih menyeluruh yakni perempuan sebagai pejuang dalam merebut, menegakkan kemerdekaan serta warga negara yang akan terus mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan nasional. Oleh karena itu, peringatan Hari Ibu di negara kita selain dimaksudkan untuk mengingatkan pada seluruh rakyat Indonesia akan makna Hari Ibu sebagai kebangkitan dan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan bangsa, juga untuk terus mengobarkan api semangat kaum perempuan agar senantiasa tebal tekadnya gua melanjutkan perjuangannya mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 1

Semangat perjuangan kaum perempuan ini secara gamblang telah dimanifestasikan dalam bentuk lambang Hari Ibu yang berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang menggambarkan kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; kesucian, kekuatan dan pengorbanan ibu, serta kesadaran kaum perempuan untuk menggalang kesatuan, persatuan dan keikhlasan berdarma bakti dalam pembangunan bangsa dan negara kita tercinta ini. Kedua, kaum perempuan (baca: ibu) sejak awal berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 telah terlibat langsung sebagai penggerak dan motivator kebangkitan nasional, seiring dengan terbentuknya bagian perempuan di Bandung yang menerbitkan Majalah Dwi Mingguan Putri Hindia. Bahkan bila dirunut lebih jauh, organisasi perempuan yang berkecimpung dibidang pendidikan, telah berdiri lebih awal dengan nama Sekolah Kautamaan Istri pada tahun 1904 di Bandung. Organisasi perempuan lainnya muncul pada tahun 1911 dengan nama Kerajinan Amai Setia, yang mendidik perempuan belajar membaca dan menulis dengan huruf latin serta membuat kerajinan tangan. Selain itu, pada tahun 1912, muncul perusahaan koran Soenting Malajoe di Bukittinggi yang ditangani oleh Rangkayo Rohana Kudus yang sepenuhnya dikendalikan dan dikelola oleh perempuan. Koran ini menyerukan keinginan kaum perempuan pada masa itu untuk memperoleh kesamaan hak (emansipasi) dan kemerdekaan Indonesia. Pergerakan kaum perempuan ini semakin marak dengan berdiriya Puteri Mardika di Jakarta yang mendorong dan membimbing kaum perempuan Indonesia untuk dapat menyuarakan pendapatnya, memperbaiki status perempuan dan menyediakan pendidikan bagi perempuan dan laki-laki. Hal tersebut membuktikan bahwa kaum perempuan di bumi Nusantara ini, sejak awal telah gigih mendorong kebangkitan nasional, yang puncaknya terjadi pada saat diselenggarakannya Kongres Organisasi Perempuan pertama di Yogyakarta tahun 1908 yang pesertanya tidak kurang dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Pulau Jawa dan Sumatera.. 2

Atas dasar kedua alasan tersebut, maka maksud penyelenggaraan PHI 2010 sekurangkurangnya adalah agar seluruh Warga Negara Indonesia, laki-laki dan perempuan terutama generasi muda, baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri, senantiasa mengenang dan menyegarkan kembali ingatannya tentang perjuangan dan kebangkitan kaum perempuan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kebangkitan bangsa kita dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Termasuk di sini, mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh lapisan masyarakat, agar tekad dan keyakinannya semakin tebal yang dapat dijadikan modal dasar untuk melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan maupun pembangunan serta untuk mewujudkan perdamaian yang dilandasi semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai salah satu bentuk pengamalan Pancasila. Maksud lainnya adalah untuk meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap keluhuran kodrat, harkat, martabat serta kedudukan kaum perempuan dalam upaya menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga maupun masyarakat melalui peningkatan kualitas peran sertanya baik peran pribadi mandiri maupun organisasinya dalam berbagai aktivitas pembangunan. Sementara tujuannya secara umum adalah meningkatkan kiprah perempuan Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional yang berkelanjutan guna tercapainya tujuan pembanguan nasional dan pembangunan milenium (MDGs) serta terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG). Sedangkan secara khusus tujuannya paling tidak mencakup enam hal, yaitu: (1) Membangun karakter moral dan pekerti bangsa menuju Indonesia yang adil, demokratis, aman dan damai serta sejahtera, (2) Meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dan pembangunan guna mewujudkan KKG, (3) Mendorong peningkatan keterwakilan politik perempuan minimal 30 persen dan pengambilan keputusan publik dalam Pemilu 2009, (4) Menghapus dan melindungi perempuan dari segala bentuk kekerasan termasuk perdagangan 3

orang terutama perempuan dan anak, (5) Mendorong terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (6) Meningkatkan peran serta instansi pemerintah, non pemerintah, masyarakat, swasta dan dunia usaha dalam memacu produktivitas ekonomi perempuan guna menanggulangi kemiskinan. Dengan demikian, PHI 2010 selain dapat kita maknai sebagai momentum untuk mengenang kembali perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah meretas jalan panjang dalam mewujudkan peran dan kedudukannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga menjadi momentum yang tepat untuk merenungkan kembali tentang apa yang telah dikerjakan/dicapai dan apa yang belum dikerjakan oleh kaum perempuan Indonesia untuk kepentingan kaum perempuan itu sendiri disatu sisi maupun kepentingan bangsa dan negara disisi lainnya. Disamping itu juga menjadi saat yang tepat untuk memberikan kesempatan pada segenap komponen masyarakat untuk mengoreksi kekurangan dan kelemahan kaum perempuan di negeri kita dalam memperjuangkan peran dan kedudukannya di kancah kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi sesungguhnya perjuangan meningkatkan peran dan kedudukan kaum perempuan tersebut masih panjang, sehingga keberhasilan yang telah dicapai selama ini barulah langkah awal menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur. Disinilah perlunya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, terus berupaya mengobarkan semangat kaum perempuan di negeri kita agar tetap bergairah berjuang dalam mewujudkan cita-citanya, sebagaimana telah dirintis oleh para pejuang perempuan Indonesia dimasa lalu. Bukan hanya oleh mereka yang terlibat dalam Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta pada tanggal 22 25 Desember 1908 yang kemudian hari pertama peyelenggaraan kongres tersebut diputuskan sebagai Hari Ibu melalui Keppres No 316 Tahun 1959, tetapi juga oleh para peserta kongres-kongres perempuan selanjutnya. Termasuk di sini adalah cita-cita 4

yang diimpikan oleh para pahlawan perempuan abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Itu semua perlu kita lakukan, karena kaum perempuan Indonesia tidak boleh lemah sedikitpun dalam menghadapi tantangan hidup, apapun resiko dan pengorbanannya. Lebih-lebih kita telah semakin sadar, bahwa peran kaum perempuan di masa kini dalam konteks pembangunan nasional semakin tidak dapat diabaikan, bahkan menjadi kunci strategi dalam penentuan masa depan dunia. Dengan demikian, kelemahan kaum perempuan yang nota bene adalah kaum ibu secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi awal petaka negeri ini. Bukan hanya dari sisi moralitas dan pekerti bangsa yang terus merosot, tetapi juga akan terjadi kerusakan tatanan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi pemicu timbulnya ketidakadilan dan hilangnya kehidupan yang demokratis, aman dan sejahtera. Drs. Marduya Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan B dan Kesehatan Reproduksi BPMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo. 5