BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pada akhirnya mempengaruhi prestasi anak didik. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

kedalam bentuk nilai maupun sebuah pernyataan. Tabel 1.1 Tuntas Persentase (orang) % % % %

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan perwujudan diri individu. Tidak seorang pun manusia yang

PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.belajar ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. dalamnya memuat tentang Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara. Hal demikian dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dan perkembangan suatu negara sangat bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara, karena anak-anak yang cerdas sebagai bibit unggul diharapkan kelak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam suatu proses belajar mengajar. Keluhan-keluhan tentang sulitnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Trianto, 2010:171). Tujuan utama dari pendidikan IPS adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran menurut Sardiman (2007: 59) dapat diartikan, Suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing, membentuk dan membina anak agar menjadi manusia yang berkualitas. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan penciptaan yang lain. Pendidikan pertama kali didapatkan dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan dalam prakteknya terwujud dalam bentuk lembaga pendidikan, baik secara formal maupun informal. Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi dewasa yang mampu hidup mandiri. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi untuk menyalurkan pengetahuan kepada siswa melalui proses belajar mengajar serta mempersiapkan siswa semaksimal mungkin dalam mengatasi masalahmasalah atau perkembangan zaman dan juga menciptakan siswa yang berprestasi. Pada umumnya proses belajar seseorang dapat dikatakan berhasil apabila prestasi belajarnya dapat melewati standar nilai yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan nilai tersebut, guru harus menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan 1

2 efesien. Tetapi selain peran guru, keberhasilan mencapai prestasi belajar yang tinggi juga tergantung dari faktor individu itu sendiri dan faktor keluarga. Manajemen waktu juga memiliki andil yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan adanya kemampuan siswa dalam mengelola waktu yang baik maka siswa dapat mendisiplinkan diri, merencanakan, menyiapkan dan menilai setiap langkah kegiatan yang akan dilaksanakan. Jika sudah menguasai kemampuan ini, setiap kegiatan menjadi terencana, tugas akan terselesaikan tepat waktu karena siswa mampu membagi waktu belajar di rumah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada sehingga tidak akan ada lagi waktu yang terbuang percuma karena setiap kegiatan sudah terjadwal dengan baik. Tetapi hal tersebut masih jauh dari kenyataan, masih banyak siswa yang tidak mampu mengelola waktunya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti dari wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa siswa dan guru bidang studi ekonomi di SMA Swasta Kartika I-2 Medan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap beberapa siswa tersebut didapat fakta bahwa masih banyak siswa yang membiarkan waktu tersebut berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu kegiatan yang penting dikerjakan. Siswa lebih memilih menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang seperti bercanda dengan teman sebangku pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, bermain ponsel saat proses pembelajaran bahkan masih banyak siswa yang mengerjakan tugas rumah di sekolah, keluar kelas disaat proses pembelajaran berlangsung dengan berbagai alasan bahkan untuk menyusun roster ke sekolah masih banyak yang menyusunnya di pagi hari dengan keadaan terburu-buru sehingga tidak menutup

3 kemungkinan salah dalam mengambil buku yang sesuai dengan jadwal pelajaran. Hal ini menjelaskan kurangnya penguasaan waktu dan minat belajar siswa di rumah, mereka beranggapan ketika jam belajar sudah berakhir di sekolah maka tugas mereka untuk belajar telah selesai pada hal mereka juga perlu belajar di rumah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah seperti mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru, mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian sekolah. Untuk menghadapi masalah tersebut maka diperlukan kelengkapan fasilitas belajar di rumah agar siswa termotivasi untuk belajar di rumah serta mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah. Pemanfaatan fasilitas di rumah dapat mendukung atau membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar di rumah sehingga akan dapat menumbuhkan minat atau memotivasi siswa agar belajarnya lebih baik dan dapat membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Hamdani (2013:140) bahwa Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah motivasi sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah fasilitas belajar. Ketersedian fasilitas belajar yang harus dimiliki siswa di rumah seperti: ruang tempat belajar, alat-alat pelajaran, alat penerangan pelajaran, suasana tempat belajar serta penggunaan fasilitas belajar yang telah ada dan lain-lain. Walaupun demikian fasilitas belajar sebagai alat bantu dalam proses belajar tidak bisa menggantikan peran guru sepenuhnya. Guru juga mempunyai peranan penting dalam mengarahkan siswa untuk menggunakan dan memanfaatkan fasilitas belajar di rumah, bagaimana cara membagi waktu

4 belajar dengan baik sehingga setiap siswa yang belajar akan dengan cepat menguasai bahan pelajaran yang dipelajarinya. Siswa yang mampu memanfaatkan fasilitas belajar dan membagi waktu belajarnya dengan baik akan lebih bersemangat untuk belajar karena dia sudah termotivasi untuk mendapatkan prestasi belajar yang maksimal. Namun kenyataannya, berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan beberapa guru di SMA Swasta Kartika I-2 Medan, masih banyak siswa yang belum mampu memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di rumah mereka. Hal ini dilihat guru melalui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang masih tergolong rendah selain itu terbukti masih banyak siswa yang mengerjakan tugas rumah di sekolah. Mereka menganggap bahwa fasilitas belajar hanya ada di sekolah saja, padahal fasilitas belajar di rumah dimiliki semua siswa tetapi mereka kurang memanfaatkan fasilitas belajar yang tersedia di rumahnya. Fasilitas belajar di rumah hanya dijadikan pajangan dan terkadang dipergunakan hanya saat ada tugas atau pada saat menghadapi ujian saja, hal inilah yang menyebabkan siswa tersebut mendapatkan hasil yang kurang optimal, terutama pada pelajaran ekonomi. Rendahnya prestasi belajar kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi dapat dilihat dari nilai siswa yang kurang memuaskan. Data yang diperoleh dari SMA Swasta Kartika I-2 Medan yang menunjukkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran ekonomi yaitu 82. Berikut adalah data mengenai nilai-nilai siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan pada mata pelajaran ekonomi.

5 Tabel 1.1 Persentase Kelulusan Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Kelas Jumlah Siswa Mencapai KKM Presentase Siswa Belum Mencapai KKM XI IPS 1 38 Orang 61% (23 Orang) 39% (15 Orang) XI IPS 2 40 Orang 58% (23 Orang) 42% (17 Orang) XI IPS 3 40 Orang 58% (23 Orang) 42% (17 Orang) KKM 82 Jumlah 118 Orang 58% (69 Orang) 42% (49 Orang) Sumber : Data Guru Ekonomi Kelas XI IPS SMA Swasta Kartika1-2 Medan Berdasarkan tabel di atas telihat ketuntasan siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan masih rendah, hal ini terbukti dari persentase ketuntasan yang hanya sebesar 58% atau berjumlah 69 orang siswa dari jumlah keseluruhan 118 orang siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan. Hal ini membuktikan bahwa prestasi belajar yang baik masih jauh dari yang diharapkan, karena dari total 118 orang jumlah siswa kelas XI IPS masih banyak terdapat siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minumum (KKM) yaitu sekitar 42% atau berjumlah 49 orang siswa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Manajemen Waktu Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam memanajemen waktu belajarnya? 2. Bagaimana pemanfaatan fasilitas belajar siswa di rumah? 3. Bagaimana pengaruh kemampuan manajemen waktu belajar siswa terhadap prestasi belajarnya? 4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar siswa di rumah terhadap prestasi belajarnya? 5. Bagaimana pengaruh manajemen waktu belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari perluasan mengenai masalah, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Masalah yang diteliti adalah manajemen waktu belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah. 2. Prestasi belajar siswa yang diteliti adalah prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

7 1.4.Rumusan Masalah adalah: Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini 1. Apakah ada pengaruh manajemen waktu belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016? 3. Apakah ada pengaruh manajemen waktu belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016? 1.5.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh manajemen waktu belajar mata pelajaran ekonomi terhadap prestasi belajar siswa XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar di rumah pada mata pelajaran ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016.

8 3. Untuk mengetahui pengaruh manajemen waktu belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah mata pelajaran ekonomi terhadap perstasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2015/2016. 1.6.Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk memperluas wawasan mengenai manajemen waktu belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah. 2. Sebagai bahan masukan bagi siswa bahwa manajemen waktu dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah dapat mendukung prestasi belajar serta meningkatkan mutu pendidikan di SMA Swata Kartika I-2 Medan. 3. Sebagai bahan masukan bagi sekolah yang menyangkut guru mengenai manajemen waktu belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di rumah. 4. Sebagai bahan referensi maupun bandingan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam melakukan penelitian selanjutnya.