I. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. manusia. Khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan bangsa dan martabat bangsa melalui potensi. siswa didiknya. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan dan fungsi sentral. Seluruh kegiatan pendidikan berupa bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu negara yang tertinggal mutu pendidikannya, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, karena pendidikan merupakan suatu proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, pendidikan diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan secara khusus dan berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal juga mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan formal. Dalam penjelasan pasal 26 ayat 3 Undang-undang Sistem pendidikan No.20 tahun 2003 yang berbunyi: pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI,SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup program paket A, Paket B, dan Paket C. Program paket C dipadukan dengan berbagai jenis keterampilan yang menjadi pilihan warga belajar, sebagai bekal mencari nafkah dalam kehidupan mendatang.

2 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang lahir dari pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat dalam proses pembangunan pendidikan non formal. Oleh karena itu PKBM diharapkan mampu menumbuhkan masyarakat belajar (learning society), sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kecerdasan masyarakat itu sendiri. Salah satu program yang dilaksanakan oleh PKBM yaitu menyelenggarakan pendidikan non formal. PKBM Taruna Jaya yang beralamat di Jl. Banten Kelurahan Perwata Kecamatan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung menyelenggarakan pendidikan paket C setara SMA sejak tahun 2006. Dalam proses pembelajaran pada pendidikan non formal peserta didik (siswa) disebut dengan warga belajar dan pendidik (guru) disebut dengan istilah tutor. Dari catatan lapangan tahun 2012 di PKBM Taruna Jaya diketahui kondisi awal warga belajar sebagai berikut: Warga belajar memiliki tingkat kemampuan belajar yang bervariasi. Berdasarkan nilai hasil kelulusan di jenjang SLTP, warga belajar kelas X memiliki tingkat kemampuan yang heterogen. Pemahaman konsep matematika warga belajar tehadap materi-materi esensial yang didapat di kelas X semester ganjil atau materi sebelumnya masih sangat kurang, misalnya pemahaman pada konsep bilangan bulat dan oprasi hitung aljabar. Hasil belajar warga belajar umumnya masih rendah, ini terlihat dari hasil ulangan harian tahun pelajaran 2011/2012 hampir 70% warga belajar tidak mencapai kreteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 60.

3 Kondisi warga belajar dalam kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung kurang aktif. Sebagian besar warga belajar hanya memperhatikan penjelasan tutor dan mencatat. Motivasi dan minat belajar terhadap mata pelajaran matematika sangat rendah, matematika dianggap sulit dan tidak menarik. Tinjauan di lapangan yang dilakukan di paket C PKBM Taruna Jaya pada semester genap 2011/2012, sebagai hasil observasi awal kegiatan penelitian didapatkan informasi antara lain: (1) warga belajar yang mengikuti pendidikan paket C setara SMA di PKBM Taruna Jaya Bandar Lampung umumnya berasal dari warga masyarakat usia sekolah yang putus sekolah dikarenakan keterbatasan biaya, dan warga masyarakat usia sekolah yang tidak diterima di sekolah formal. Sehingga dari faktor ekonomi dan kemampuan akademik warga belajar umumnya di bawah rata-rata, (2) rendahnya motivasi belajar sehingga prestasi belajar warga belajar juga rendah, terutama pada mata pelajaran matematika, (3) adanya keberagaman persepsi warga belajar atas pelajaran, karena mereka kurang menyukai pelajaran matematika karena di anggab pelajaran yang sulit, (4) metode dan strategi pembelajaran yang digunakan masih konvensional yaitu pembelajaran didominasi dengan metode ceramah. Tingginya dominasi tutor dalam kegiatan pembelajaran mengakibatkan warga belajar kurang dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal termasuk dalam memahami, menganalisis, dan menyelesaikan soal-soal yang tingkat kesulitan tinggi, warga belajar cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena pembelajaran tutor kurang menarik perhatian, warga belajar

4 cenderung bosan dan mengantuk, sehingga motivasi untuk belajar rendah, sehingga mengakibatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika cenderung rendah. Kekurangtepatan tutor memilih dan menentukan strategi pembelajaran menyebabkan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan tidak efektif dan tidak efisien, Kurangnya tutor memahami karakteristik warga belajar menyebabkan tutor memperlakukan seluruh warga belajar sama tanpa memandang adanya perbedaan pribadi-pribadi warga belajar termasuk perbedaan latar belakang keluarga, budaya, kemampuan pada diri warga belajar. Hal tersebut mengakibatkan warga belajar dalam mempelajari, memahami dan menguasai konsep matematika tidak dapat optimal terutama materi geometri sehingga tingkat prestasi belajar warga belajar rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika di paket C PKBM Taruna Jaya Bandar Lampung dapat dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran matematika hasil ujian semester 1 kelas X tahun pelajaran 2011/2012 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 60 rataratanya masih mencapai 49,17 dengan ketuntasan 43,33% yaitu dengan perincian seperti pada tabel berikut; Tabel 1.1 Nilai Semester Ganjil Kelas X Tahun Pelajaran 2011/2012 No Kelas Nilai Rata-rata Persentase ketuntasan 1 XA 48,62. 42% 2 XB 50,06. 46% 3 XC 48,84. 45% Rata-rata 49,17 43,33% Sumber : Buku nilai Harian Guru

5 Menurut Dimyati (1999:14) faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi menjadi empat yaitu: (1) pihak siswa, yaitu taraf inteligensi, motivasi belajar dan keadaan fisik, (2) faktor guru, yaitu tehnik dan metode mengajar, bahan pelajaran, (3) pihak sekolah sebagai institusi, yaitu sarana dan prasarana belajar, pengelolaan, pimpinan sekolah, dan (4) Faktor situasional, yaitu keadaan waktu, lokasi kegiatan pembelajaran, iklim atau cuaca. Lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar antara lain persepsi, aktivitas belajar, motivasi, minat, kecerdasan intelektual, kreativitas, keadaan lingkungan sosial, kurikulum, sarana, bakat, cara belajar, kecerdasan emosional, kompetensi guru, dan sebagainya. Strategi pembelajaran dalam mata pelajaran matematika yang diterapkan sebagian besar cenderung masih didominasi oleh guru, di mana guru masih dianggab sebagai satu-satunya sumber informasi, sehingga warga belajar lebih bersifat sebagai penerima apa kata guru. Metode ceramah masih merupakan strategi utama dalam pembelajaran. Salah satu faktor yang penyebabnya adalah kurang tepatnya strategi yang digunakan oleh guru matematika, termasuk menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah persepsi warga belajar terhadap pelajaran. Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengorganisasi, dan menginterpretasikan serta menilai stimulus yang ada dalam lingkungan. Dalam hal ini stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang sama terhadap suatu hal, begitulah halnya dalam

6 belajar. Warga belajar akan membuat persepsi sendiri-sendiri terhadap mata pelajaran yang ditangkap oleh pancainderanya. Bagi siwa yang memiliki persepsi positif terhadap pelajaran akan memunculkan reaksi berupak berupa tindakantindakan yang menunjang kearah tercapainya prestasi belajar, seperti melakukan aktifitas - aktifitas belajar sehingga dapat diduga ada hubungan persepsi warga belajar dengan prestasi belajarnya sehingga warga belajar yang mempunyai persepsi positif terhadap pelajaran mempunyai kecenderungan mendapatkan prestasi yang baik pula. Pelajaran matematika berdasarkan hasil wawancara dengan warga belajar masih di memiliki persepsi bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. Materi pelajaran pada mata pelajaran matematika bersifat hirarki artinya seorang warga belajar tidak dapat mempelajari dan memahami konsep abstrak sebelum menguasai yang konkrit, tidak akan mungkin menguasai konsep yang rumit sebelum menguasai konsep yang lebih sederhana. Dengan kata lain kemampuan awal yang dimiliki warga belajar akan berpengaruh pada tingkat berpikir dalam pemahaman konsep selanjutnya (yang lebih bersifat abstrak). Berdasarkan hal ini maka perlu adanya media pembelajaran yang bersifat konkrit (nyata). Keberhasilan kegiatan pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika tingkat penguasaan konsep yang dipelajari sangat tergantung dari penguasaan konsep sebelumnya dan kenyamanan dalam belajar baik suasana lingkungan maupun perasaan peserta warga belajar Kenyataan di lapangan menunjukkan banyak warga belajar mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Upaya

7 mengatasi kenyataan ini, pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan dalam suasana belajar yang menyenangkan. Dewasa ini perkembangan ilmu dan tekonologi begitu pesatnya, laju perkembangan itu demikian luasnya hingga hampir mencakup seluruh kehidupan manusia. Bidang teknologi informasi dan komunikasi inilah yang pada masa sekarang melatarbelakangi perlunya penerapan iptek. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang mencetak kader-kader pembangunan bangsa dituntut dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi saat ini. Tantangan bagi sekolah untuk bisa menciptakan anak-anak didik yang mengenal dan mampu mengatasi ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu teknik untuk mengatasi prestasi yang rendah tersebut maka peran media audiovisual sangat penting khususnya dalam pembelajaran bangun ruang. Alternatif agar pelajaran matematika tidak membosankan salah satunya diperlukan adanya penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan. Komponen ini tidak dapat diabaikan selama proses pembelajaran berlangsung, karena media pembelajaran memiliki peranan penting. Penggunaan media dalam proses pembelajaran haruslah bertujuan agar proses pembelajaran berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu tutor dalam menyampaikan konsep materi pelajaran yang harus dipahami warga belajar, sehingga memudahkan warga belajar untuk dapat memahami atau menguasai konsep yang

8 di sampaikan. Media pendidikan adalah alat, metoda dan tehnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara tutor dan warga belajar dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran yang dapat digunakan sangatlah beragam, oleh karena itu seorang tutor harus dapat menentukan, mencari, menemukan dan memilih media pembelajaran yang tepat dan dapat memudahkan pemahaman konsep yang akan disampaikan, serta dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajatan yang sudah di tentukan. Penggunaan jenis media untuk suatu proses pembelajaran biasanya sudah di tentukan dan tercantum didalam silabus. Pada umumnya penggunaan media pembelajaran sudah diintegrasikan dengan tujuan. Karena fungsi media dalam proses pembelajaran yaitu untuk meningkatkan rangsangan warga belajar, dengan penggunaan media media secara tidak langsung terjadi komunikasi antara warga belajar dengan sumber pesan atau tutor. Media dikatakan berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas dalam diri warga belajar. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran berbasis multimedia dalam hal ini adalah komputer sebagai media audio visual. sampai saat ini media audio visual dengan media komputer masih jarang dipergunakan oleh tutor dalam pelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya tidak adanya sarana yang dapat mendukung, disamping kurangnya pengetahuan tutor itu sendiri tentang penggunan alat komputer atau dengan kata lain kurang kesiapan sumber daya manusia dalam pembelajaran berbasis multimedia.

9 Di samping itu, masalah yang dihadapi bukan hanya masalah rendahnya kompetensi tutor dan juga masalah rendahnya kualitas proses pembelajaran yang berlangsung. Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh peningkatan kemampuan para tutor maupaun media pembelajaran, namun faktor intrnal dan external dari dalam yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar yang berasal dari dalam individu warga belajar itu sendiri seperti motivasi belajarnya. Motivasi merupakan faktor pendorong yang menyebabkan seorang warga belajar menjadi bergairah dan lebih bersemangat melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi warga belajar dalam kegiatan belajar, baik motivasi internal maupun eksternal. Menurut Sardiman (2006: 73) motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam belajar siswa. Rendahnya motivasi maupun minat belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Anggapan bahwa matematika itu sulit membuat warga belajar secara fisokologis sudah tidak berminat untuk mempelajarinya apalagi termotivasi. Dengan demikian motivasi belajar pada diri warga belajar harus ditumbuhkan sehingga warga belajar akan termotivasi untuk terus belajar dengan baik. Motivasi adalah penggerak dalam hati warga belajar agar melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi akan menjadikan warga belajar lebih sungguh-sungguh dalam belajar. Agar warga belajar menjadi tertarik dan menyenangi pelajaran matematika harus dicarikan cara atau metode yang membuat warga belajar termotivasi untuk belajar, diantaranya dengan

10 memanfaatkan media komputer sebagai alat penyajian materi pelajaran yang dikemas melalui media audio visual yang menarik. Selanjutnya dengan pembelajaran berbasis multimedia menggunakan media komputer diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif, menumbuhkan motivasi belajar dan warga belajar akan lebih termotivasi dalam memahami konsep-konsep matematika. Karena pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kecepatan warga belajar masing-masing, dengan multimedia penjelasan dapat diulang-ulang sampai warga belajar menjadi jelas dan mengerti. Bertitik tolak dari masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Persepsi Warga Belajar pada Mata Pelajaran Matematika, Pemanfaatan Media Komputer, dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Matematika di Paket C PKBM Taruna Jaya Kota Bandar lampung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1) Kemampuan akademik warga belajar rata-rata rendah. 2) Persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika masih menganggab sebagai pelajaran yang sulit. 3) Dominasi tutor sangat tinggi dalam kegiatan pembelajaran. 4) Multimedia khususnya komputer belum dimanfaatkan oleh tutor dalam pembelajaran matematika. 5) Motivasi warga belajar untuk belajar matematika masih rendah.

11 6) Kekurangtepatan tutor memperlakukan warga belajar sebagai pribadi-pribadi yang berbeda. 7) Rendahnya kemampuan warga belajar menguasai konsep matematika yang berakibat pada rendahnya prestasi belajar matematika warga belajar di paket C PKBM Taruna Jaya. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar warga belajar seperti tersebut di atas, pada penelitian ini dibatasi hanya pada 3 aspek yaitu; persepsi warga belajar pada mata pelajaran, pemanfaatan media komputer, dan motivasi belajar sebagai variabel bebas serta prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat. Agar penelitian ini tidak menjadi bias dan permasalahan menjadi lebih fokus maka penelitian ini hanya dilakukaan terhadap : 1. Pengaruh persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. 2. Pengaruh pemanfaatan media komputer dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika. 3. Pengaruh motivasi belajar warga belajar terhadap prestasi belajar matematika. 4. Pengaruh persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika, pemanfaatan media komputer, dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika.

12 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika? 2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pemanfaatan media komputer dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika? 3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar warga belajar terhadap prestasi belajar matematika? 4. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika, pemanfaatan media komputer, dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika? 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika (X1), pemanfaatan media komputer (X2), dan motivasi belajar (X3) terhadap prestasi belajar matematika (Y) warga belajar paket C setara SMA di PKBM Taruna Jaya Bandar Lampung. Secara khusus tujuan penelitian ini untuk menganalis dan menemukan pengaruh antara:

13 1. persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika, 2. pemanfaatan media komputer dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika, 3. motivasi belajar warga belajar terhadap prestasi belajar matematika, 4. persepsi warga belajar pada mata pelajaran matematika, pemanfaatan media komputer, dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi pendidikan kawasan pengelolaan dan pemanfaatan dimana multimedia dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang lebih efektif, kreatif dan inovatif dalam pengelolaan pembelajaran. Guru dapat mengetahui bagaimana persepsi warga belajar pada pelajaran matematika dan kesulitan-kesulitan yang terjadi pada warga belajar dalam memahami materi pembelajaran matematika yang bersifat abstrak dengan penggunaan multimedia sehingga dapat dikemas dan disajikan menjadi lebih konkrit, serta penggunaan sarana penunjang misalnya komputer. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk;

14 1. Bagi warga belajar dapat menguasai materi melalui pemanfaatan media komputer sebagai pengalaman baru, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Bagi tutor dapat meningkatkan kompetensinya terutama kompetensi pedagogik, danr dapat mengatasi rendahnya prestasi belajar warga belajar, dengan melakukan proses pembelajaran dengan media komputer. 3. Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan media komputer dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang berguna untuk meningkatkan kemampuan meneliti dan hasilnya menjadi dasar untuk meningkatkan profesionalisme, serta dapat dijadikan bahan rujukan penelitian lebih lanjut atau penelitian lain pada waktu yang akan datang. 4. Bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Taruna Jaya, diharapkan dapat bermanfaat bagi lulusan yang dihasilkan, sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitasnya.