Seminar Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Oleh Pemda 24 Oktober 2002

dokumen-dokumen yang mirip
Lokakarya Bangun Agenda Bersama III di Tanjung Nanga, April 2002

Kunjungan ke Desa-Desa di Hulu Sungai Malinau November Desember 2002

Koordinasi Antar Pihak: Desa Mandiri, Tata Ruang dan Pelestarian Hutan

HASIL PENELITIAN PEMETAAN PARTISIPATIF

Pelatihan Penyusunan Peraturan Desa di Bidang Tata Ruang

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Pelatihan Legislative Drafting di Malinau Februari 2003

Kabar dari Lokakarya Membangun Agenda Bersama II Setulang, 4-6 Desember 2000

Dana Reboisasi: Pengertian dan pelaksanaannya

Bagaimana Kemiskinan di Malinau bisa dipantau?

Warta Kebijakan. Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan masih belum berkembang secara mantap, kritis dan rawan dalam ketertiban

Governance Brief. Bagaimana masyarakat dapat dilibatkan dalam perencanaan tata ruang kabupaten? Penglaman dari Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 25 TAHUN 2006 T E N T A N G PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

Warta Kebijakan. Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang. Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

C e n t e r f o r I n t e r n a t i o n a l F o r e s t r y R e s e a r c h. Governance Brief

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan sebagai proses yang panjang dan kompleks, merupakan sebuah

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 5 TAHUN 2000 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

32

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

Governance Brief. Dampak Kebijakan IPPK dan IUPHHK Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Malinau

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN BALAI

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Njau Anau Miriam van Heist Ramses Iwan Godwin Limberg Made Sudana Eva Wollenberg

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-

Hutan Kita, Keputusan Kita Sebuah survei mengenai prinsip-prinsip untuk pengambilan keputusan di Malinau

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

SAMBUTAN KEPALA DESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 7 TAHUN 2009

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jl. KH. Wahid Hasyim No. 49 Telp Fax

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Pesta Seni Budaya: Leten Bangen di Sengayan 7 12 Juli 2003

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang KKL

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Transkripsi:

Seminar Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Oleh Pemda 24 Oktober 2002 Kabar dari Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Tim Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 11, Maret 2003 Surat kabar ini sebenarnya mau disebarkan pada akhir tahun 2002. Mengingat bahwa informasi kali ini berkaitan dengan salah satu program inti Pemerintah Kabupaten yaitu Gerakan Pembangunan Desa Mandiri (GerBang DeMa) kami punya keinginan untuk membuat surat kabar bersama. Namun karena ada beberapa halangan akhirnya keinginan ini belum dapat tercapai. Tapi karena program GerBang Dema merupakan salah satu topik yang akan dibahas pada lokakarya Bangun Agenda Bersama IV di Setarap / Punan Setarap pada tanggal 27 Maret 2003 kami ingin menyebarkan informasi awal sebagai bahan persiapan untuk lokakarya nanti. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selama ini menjadi penggerak untuk pengmebangan gagasan GerBang DeMa sudah mengatakan bahwa setelah seminar sehari pada bulan Oktober 2002 ada banyak masukan baik dari masyarakat maupun dari instansi sehingga gagasan masih dikembangkan. Kepala Dinas PMD juga sudah menyampaikan kesediaannya untuk hadir pada lokakarya di desa Setarap / Punan Setarap nanti untuk memberikan informasi terbaru tentang tujuan dan pelaksanaan program GerBang Dema. Selamat membaca dan semoga informasi ini membantu untuk persiapan lokakarya nanti.

Balai Pertemuan Umum Malinau terlihat penuh berdesakan tanggal 24 Oktober, karena rupanya banyak orang mengikuti sebuah acara di sana. Ternyata di samping kegiatan Irau ada seminar sehari tentang Gerakan Pembangunan Desa Mandiri yang diprakarsai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dan dihadiri oleh sekitar 205 peserta yang sebagian besar merupakan wakil-wakil masyarakat dari sembilan kecamatan se- Kabupaten Malinau. Di sini kami melapor secara kilas materi yang dibahas dan tanggapan dari peserta seminar. Seminar dimulai dengan pemaparan makalah berjudul Pedoman Umum dan Strategi Gerakan Pembangunan Desa Mandiri oleh Bpk. Manulang (staf Dinas PMD). Setelah makalah disampaikan ada pembahasan oleh tiga orang, yaitu Bpk. Bupati, Bpk. Ketua DPRD dan Bpk. Agus Irawan (Staf Ahli Pembangunan). Pada sesi berikutnya para peserta, terutama dari masyarakat, diberi kesempatan untuk menyampaikan tanggapan yang dipandu oleh Bpk. Martin Labo, wakil ketua DPRD. Dalam sesi tanggapan, staf dari beberapa instansi mengucapkan terima kasih dan salut pada dinas PMD yang menjadi pelopor dalam menyelenggarakan seminar tentang strategi Gerakan Pembangunan Desa Mandiri. Patut CIFOR menyampaikan ucapan selamat kepada dinas PMD untuk mulai mendorong partisipasi masyarakat untuk memperkaya proses yang diharapkan senantiasa akan memberi banyak manfaat bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dari kehadiran Bpk. Bupati, Sekretaris Daerah, Ketua DPRD dan beberapa pejabat lain dapat disimpulkan seluruh PemKab menganggap acara ini penting. Suatu hal yang masih jarang dilihat adalah keikutsertaan masyarakat untuk memberikan masukan dalam pengembangan program instansi pemerintah. Kehadiran wakil-wakil dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Malinau bisa karena memilih waktu yang tepat, pada saat banyak warga berada di Malinau untuk menghadiri acara-acara Irau. 2

Visi dan Misi program Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Sebagai landasan seminar ini dan dasar program Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dijelaskan visi dan misi Kabupaten Malinau secara umum dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa. VISI KABUPATEN MALINAU Terwujudnya pengembangan SDM yang berkualitas, pembangunan sektor pertanian, infrastruktur, perdagangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan melalui Gerakan Pembangunan Desa Mandiri (Gerbang Dema) MISI KABUPATEN MALINAU Meningkatkan Sumber Daya Manusia Mengoptimalkan fungsi-fungsi pemerintah Mengembangkan pertanian dalam arti luas Meningkatkan pembangunan infrastruktur, prasarana dan sarana. Menciptakan suasana kondusif VISI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Terwujudnya kemandirian desa yang sejahtera dan berkeadilan dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku utama seluruh proses pengelolaan pembangunan. MISI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Mengembangkan kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berperan aktif dalam proses pembangunan sehingga secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri melalui: Meningkatkan sumber daya dan mengoptimalkan fungsi-fungsi pemerintah daerah Meningkatkan lembaga pemberdayaan masyarakat Mengoptimalkan pengembangan lembaga adat Meningkatkan pengembangan sumberdaya manusia masyarakat Meningkatkan koordinasi / sinkronisasi perencanaan program-program di bidang pemberdayaan masyarakat desa Mengembangkan pembinaan Teknologi Tepat Guna 3

Konsep Wilayah Pengembangan dan Sasaran Mengingat bahwa wilayah Kabupaten Malinau sangat luas dengan keadaan yang berbeda-beda, maka perencanaan program pembangunan Kabupaten Malinau dibagi menjadi tiga wilayah pengembangan, yaitu: 1. Wilayah I (dekat perkotaan), meliputi Kecamatan Malinau Kota, Malinau Utara, Malinau Selatan, Malinau Barat 2. Wilayah II (tengah) meliputi Kecamatan Mentarang dan Pujungan 3. Wilayah III (perbatasan), meliputi Kecamatan Kayan Hilir, Kayan Hulu dan Sungai Boh. Program Dinas PMD untuk lima tahun mendatang direncanakan akan dilaksanakan di ketiga wilayah pengembangan (I, II, dan III), namun tidak selalu dalam tahun yang sama. Titik berat program dalam lima tahun mendatang adalah pada peningkatan sumberdaya manusia dan pengembangan kelembagaan masyarakat, pemanfaatan Teknologi Tepat Guna, pengembangan usaha masyarakat dan pembangunan prasarana dan sarana desa. Bpk. Manulang juga menyebut bahwa sebaiknya kegiatan dimulai dengan skala kecil kemudian kalau sudah berhasil diterapkan di skala yang lebih luas. Gabungan Desa Untuk memudahkan pelayanan dan jangkauan untuk mendukung tercapai desa mandiri Bpk. Manulang menyebut perlu dipikirkan penggabungan desa-desa. Di makalahnya dicantumkan sebuah tabel dengan usulan penetapan desa gabungan berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh Pemda. Dia menambah bahwa penggabungan harus sesuai dengan aspirasi dan kehendak masyarakat. Pertanyaan Masyarakat Pada sesi tanggapan moderator mengutamakan masukan dari masyarakat. Wakil-wakil masyarakat punya banyak tanggapan berkaitan dengan penggabungan desa. Secara umum mereka masih kurang yakin penggabungan bisa dilaksanakan, bahkan ada masyarakat yang sama sekali tidak menyetujuinya. Menurut hemat mereka untuk mewujud desa mandiri setiap desa perlu ruang gerak, sehingga apabila dilakukan penggabungan ruang gerak malah semakin sempit. 4

Ada wakil masyarakat yang mengusul agar pelaksanaan program tidak dimulai dari daerah perkotaan (Wilayah I), tapi agar daerah terpencil (Wilayah III) diutamakan, karena menurut mereka daerah terpencil akan semakin tertinggal. Tindak lanjut Dinas PMD akan menyempurnakan makalah ini bersama dengan instansi terkait untuk dijadikan pedoman program kerja lima tahun. Program ini baru akan dimulai pada tahun 2003. Diharapkan masyarakat akan tetap berperan aktif mulai dari kehadiran dalam seminar dan selanjutnya di masing-masing desa. Dalam pembicaraan antara Dinas PMD dengan Tim Pengelolaan Hutan Bersama CIFOR disepakati bahwa untuk Lokakarya Bangun Agenda Bersama 4 tahun 2003 Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dipakai sebagai tema. Apabila ada pertanyaan atau masukan tentang program ini dapat disampaikan kepada dinas PMD. CIFOR bisa dihubungi di lapangan di Desa Long Loreh dan Stasiun Seturan. Atau di Bogor: Atau lewat surat: Jl. CIFOR, Situgede CIFOR Sindang Barang PO Box 6596 JKPWB Bogor 16680 Jakarta 10065 Telp. (0251) 622-622 Fax. (0251) 622-100 E-mail: cifor@cgiar.org 5