Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

dokumen-dokumen yang mirip
Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Arah Pengembangan Sanitasi

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB II PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

1. Sub Sektor Air Limbah

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB II. sektor sanitasi

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

B A B I P E N D A H U L U A N

DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

BAB.3 Kerangka Pembangunan Sanitasi

Transkripsi:

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, visi dan misi pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah yang terpilih dalam Pemilhan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Visi dan misi ini dijadikan dasar utama penyusunan kebijakan umum pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah karena telah disetujui oleh mayoritas masyarakat Kota Padang yang dibuktikan oleh hasil pemungutan suara dalam pemilukada tahun 2014 yang lalu. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip pembangunan dalam era demokratisasi dan otonomi yaitu seluruh kebijakan pembangunan daerah harus sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat daerah secara keseluruhan. Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dan telah dilantik pada tanggal 13 Mei 2014 adalah sebagai berikut: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya Misi pada dasarnya adalah merupakan upaya umum yang akan dilakukan untuk dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Misi ini selanjutnya akan dijadikan sebagai dasar perumusan strategi, kebijakan dan program pembangunan daerah yang akan dilakukan selama periode perencanaan. Untuk mewujudkan Visi Kota Padang, maka misi atau upaya umum yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang beriman, kreatif dan berdaya saing; 2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera; 3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan; 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan; 5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan menghargai kearifan lokal; 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani. Berdasarkan visi dan misi jangka menengah sebagaimana dijabarkan di atas, maka tujuan pembangunan Kota Padang dalam periode 2014-2019 adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya Kota Padang sebagai sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata untuk Provinsi Sumatera Barat khususnya dan Wilayah Sumatera Bagian Tengah umumnya; 2. Tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, profesional dan melayani melalui penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance) 3. Terwujudnya masyarakat kota yang sejahtera, religius dan berbudaya; 4. Terjaganya kualitas lingkungan hidup melalui penanggulangan resiko bencana dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

Berdasarkan Visi, Misi dan tujuan pembangunan Kota Padang yang tertuang dalam RPJMD Kota Padang Tahun 2014-2019 tersebut, Visi dan Misi Sanitasi Kota Padang kemudian didasari pada pemikiran serta penjabaran Visi dan Misi Kota Padang guna keselarasan perencanaan dan pembangunan sehingga tahapan pelaksanaan pembangunan sanitasi dapat terealisasi secara konsisten maka dapat ditarik benang merah untuk visi sanitasi Kota Padang adalah: Mewujudkan Kota Padang yang aman, bersih, bersahabat serta menghargai kearifan lokal sedangkan misi Kota Padang dalam bidang Sanitasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel Visi dan Misi Sanitasi Kota Padang Visi Kota Padang Misi Kota Padang Visi Sanitasi Kota Padang Misi Sanitasi Kota Padang Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya 1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang beriman, kreatif dan berdaya saing; 2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera; 3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan; 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan; Mewujudkan Kota Padang yang aman, bersih, bersahabat serta menghargai kearifan lokal Misi Air Limbah Domestik: 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kerjasama pihak swasta untuk dapat terpadu dalam pengelolaan air limbah domestik. 5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan menghargai kearifan lokal; 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani. Misi Persampahan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan 2. Meningkatkan pembinaan dan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan hidup bersih. Misi Drainase 121

Visi Kota Padang Misi Kota Padang Visi Sanitasi Kota Padang Misi Sanitasi Kota Padang Perkotaan Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem drainase yang terpadu dan berwawasan lingkungan Meningkatkan sosialisasi dan peran serta masyarakat dalam optimalisasi drainase perkotaan. 122

3.2. Pentahapan pengembangan sanitasi 3.2 1 Tahapan pengembangan sanitasi Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi Kota Padang sebagaimana yang telah disepakati, maka disusun Strategi layanan sanitasi Kota Padang untuk lima tahun kedepan. Strategi yang disusun oleh Pokja Sanitasi Kota padang tidak terlepas dari Visi dan Misi Sanitasi Kota Padang yang disepakati bersama-sama. Selanjutnya penyusunan Strategi Sanitasi Kota Padang ini didasarkan pada isu-isu utama/strategis yang dihadapi pada saat ini. Strategi yang digagas kemudian dituangkan dalam bentuk rangkaian tahapan pembangunan sanitasi secara sistematis sehingga menjawab permasalahan sanitasi yang terjadi di masyarakat. Untuk melakukan pentahapan pengembangan sanitasi, terlebih dahulu dilakukan analisa dengan menggunakan instrumen yang sudah ditentukan dari Pokja AMPL Nasional yaitu instrument profil sanitasi. Analisa tersebut menggunakan data mengenai kondisi extrim / daerah genangan rob, kondisi CBD saat ini dan akan datang (sesuai RTRW), prioritas berdasarkan tingkat area beresiko, tingkat layanan sanitasi, fungsi perkotaan, luas wilayah terbangun dan estimasi kepadatan penduduk 5 th kedepan. Hasil input data pada Instrumen profil sanitasi ini kemudian telah dapat diketahui sistem dan zona sanitasi setiap kelurahan di Kota Padang. Air Limbah Domestik Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Di dalam SSK Kota Padang ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: - data kondisi ekstrem, - wilayah CBD (Center of Business Development) saat ini dan mendatang berdasarkan RTRW, - prioritas berdasarkan tingkat area beresiko resiko 3 dan 4 dan kondisi air tanah, - tingkat layanan sanitasi (air limbah), - kepadatan penduduk, - klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan). Berdasarkan kriteria tersebut melalui instrument profil sanitasi dihasilkan pengelolaan air limbah dalam perencanaan pengembangan sistem di Kota Padang untuk Pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah dalam perencanaan jangka menengah (5 tahun). Dimana pengelolaan air limbah domestik Kota Padang direncanakan dilakukan dengan 3 (tiga) sistem yaitu: Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site sistem); Sistem Pengelolaan air limbah secara komunal Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat kepadatan sedang (off site kepadatan sedang) Dari sistem pengelolaan air limbah tersebut selanjutnya dapat dibuatkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem, Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kota Padang, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site sistem). 123

Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on-site maupun off-site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/ Center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Dari sistem pengelolaan air limbah tersebut selanjutnya dapat dibuatkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem, Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kota Padang, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off-site system). Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on-site maupun off-site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/ Center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1. merupakan area dengan tingkat resiko yang kecil yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan pilihan sanitasi setempat dengan skala rumah tangga (household based). Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup 7 Kelurahan di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Bungus Teluk Kabung dengan kelurahan antara lain Kelurahan Teluk Kabung Selatan, Teluk Kabung Tengah, dan Kelurahan Bungus Timur, kecamatan Lubuk Kilangan dengan kelurahan Tarantang dan Beringin, Kecamatan Pauh dengan kelurahan Lambung Bukit dan Kecamatan Koto Tangah dengan kelurahan Koto Pulai. Dalam peta zonasi sub-sektor air limbah diberi warna Biru. Zona 2. merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan perubahan perilaku dilakukan dengan program-program pemicuan (CLTS) dan oleh karena merupakan daerah padat penduduk maka pemilihan sistemnya adalah sistem komunal. Zona ini mencakup 84 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan yaitu kecamatan Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji, Pauh, dan Kecamatan Koto Tangah. Dalam peta zonasi sub-sektor air limbah ini diberi warna hijau. Zona 3. merupakan area dengan tingkat resiko tinggi yang dapat diatasi dalam jangka panjang dengan perubahan perilaku dilakukan dengan program-program pemicuan (CLTS) dan oleh karena merupakan daerah pada penduduk kawasan padat maka pemilihan sistemnya adalah sistem off-site kepadatan sedang. Zona ini mencakup 13 kelurahan yang tersebar di 6 kecamatan yaitu Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Utara, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah. Peta Zona Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Dari gambar 3.1. dapat diketahui bahwa sebagian besar zona dan sistem air limbah didominasi sistem komunal (84 kelurahan) yang tersebar di hampir semua kecamatan kecuali Kecamatan Lubuk Kilangan. Sedangkan untuk sistem off-site kepadatan sedang di 6 kecamatan kota yaitu Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Utara, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah 124

Gambar 3-1 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik 125

Tabel 3-1 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Padang No Sistem Cakupan layanan eksisting* (%) Jangka pendek Target cakupan layanan* (%) Jangka menengah Jangka panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perkotaan A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)** 5,49% 3% 0% 0% B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite) 1 Cubluk dan sejenisnya***. 64,97% 61% 30% 5% 2 Tangki septik 26,45% 36% 70% 95% C Sistem Komunal 1 MCK/MCK++ 1,26% 0% 0% 0% 2 IPAL komunal 0% 0% 0% 0% 3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0% D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site) 0% 0% 0% 0% Subtotal 100% 100% 100% 100% B Wilayah Pedesaan Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite) 1 Cubluk dan sejenisnya***. 52,93% 25% 0% 0% 2 Tangki septik 67% 69% 75% 50% C Sistem Komunal 1 MCK/MCK++ 3% 3% 3% % 2 IPAL komunal 0% 3% 10% 0% 3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0% D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site) 0% 0% 0% 50% Subtotal 100% 100% 100% 100% 126

Persampahan KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pengelolaan persampahan pada setiap kelurahan mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Di dalam SSK Kota Padang ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem persampahan. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: Tabel 3-2 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota No Sistem Cakupan layanan eksisting (1) (%) Jangka pendek Cakupan layanan (%) Jangka menengah (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perkotaan A Prosentase sampah yang terangkut 50% 55% 75% 100% 1 Penanganan langsung (direct) (2) 10% 10% 15% 25% 2 Penanganan tidak langsung (indirect) (3) 40% 45% 60% 75% B C Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani (5) 3R 50% 45% 25% 0 Jangka panjang Wilayah Perdesaan A Prosentase sampah yang terangkut 50% 55% 75% 100% 1 Penanganan langsung (direct) (2) 10% 10% 15% 25% 2 Penanganan tidak langsung (indirect) (3) 40% 45% 60% 75% B C Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani (5) 3R 50% 45% 25% 0 Keterangan: 1) Cakupan layanan dapat didekati dengan prosentase sampah yang terkumpul dan terangkut atau jumlah penduduk yang mendapatkan layanan dibagi total penduduk administratif. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silakan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi. 2) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA. 3) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk. 4) Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan tidak langsung tidak tersedia, maka silakan langsung diisikan di baris prosentase sampah terangkut (yang seharusnya adalah penjumlahan dari penanganan langsung dan tidak langsung). 5) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan. 127

Gambar 3-2 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan persampahan. 128

Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan persampahan (apakah pengelolaan pada sumber atau pengurangan volume sampah ke TPA) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/ Center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1. merupakan area dengan tingkat resiko yang kecil yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan pilihan program 3R skala rumah tangga. Zona ini mencakup 7 Kelurahan di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji, Pauh dan Koto Tangah. dengan kelurahan sebanyak 67 Kelurahan. Dalam peta zonasi sub-sektor persampahan diberi warna hijau. Zona 2. merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dengan perubahan perilaku dilakukan dengan program-program pengelolaan sampah secara mandiri berbasis masyarakat (TPST 3R oleh KSM) 31 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan yaitu kecamatan Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji, Pauh dan Koto Tangah. Dalam peta zonasi sub-sektor persampahan ini diberi warna kuning. Zona 3. merupakan area dengan tingkat resiko tinggi yang dapat diatasi dalam jangka panjang dengan pengelolaan persampahan berbasis institusi dan kelembagaan Pemerintah Kota Padang. Zona ini mencakup 6 kelurahan di kecamatan Bungus Teluk Kabung yaitu Kelurahan Teluk Kabung Selatan, Bungus Selatan, Teluk Kabung Tengah, Teluk Kabung Utara, Bungus Timur dan Bungus Barat. Peta Zona Sanitasi Pengelolaan Persampahan Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 3.1. 129

Drainase Perkotaan Pengelolaan drainase pada setiap kelurahan mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Di dalam SSK Kota Padang ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas penanganan drainase lingkungan. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: Tabel 3-3 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten/Kota No Titik Genangan di Area Permukiman Luas genangan eksisting di Area Permukiman (ha) Jangka pendek Pengurangan luas genangan (ha) Jangka menengah Jangka panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 Kelurahan Sungai Sapih 61,84 49 19 0 2 Kelurahan Kampung Jao 56,83 45 17 0 3 Kelurahan Rawang 5,06 0 0 0 4 Kelurahan Ujung Gurun 2,80 0 0 0 5 Kelurahan Purus 1,49 0 0 0 6 Kelurahan Padang Pasir 0,62 0 0 0 Total 128,64 94 36 0 Cara Pengisian tabel: Kolom (b): Diisi nama lokasi genangan. Kolom (c) : Diisi dengan luas genangan eksisting. Isikan seperti data yang telah dimasukan di dalam Instrumen Profil Sanitasi. Kolom (d): Diisi dengan target wilayah genangan jangka pendek (1 2 tahun) Kolom (e): Diisi dengan target wilayah genangan jangka menengah (5 tahun) Kolom (f): Diisi dengan target wilayah genangan jangka panjang (10-15 tahun) 130

Gambar 3-3 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan 131

3.2.2 Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi yang terdiri komponen air limbah domestic, persampahan dan drainase lingkungan ditampilkan dalam tabel 3.5. sebagai berikut : Tabel 3.5. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Tujuan Sasaran Data Dasar Air Limbah Domestik Terpenuhinya pelayanan pengelolaan air limbah domestik permukiman Kota Padang secara komprehensif 1. Tersedianya Akses dan kinerja pelayanan air limbah domestic yang layak (on-site maupun offsite) bagi masyarakat kota Padang 100% pada tahun 2019. Sudah Masterplan limbah perkotaan 2013 ada air wilayah tahun Persampahan Terpenuhinya pelayanan pengelolaan persampahan Kota Padang yang berwawasan lingkungan Drainase Lingkungan 2. Adanya peningkatan pendanaan sektor air limbah domestik baik dari sumber APBD Kota Padang secara signifikan pada periode 2017 s/d 2020 3. Terlayaninya cakupan pelayanan air limbah domestik kota Padang. 4. Berlakunya peraturan air limbah domestic pada tahun 2019 5. Menurunnya angka BABS masyarakat secara signifikan pada tahun 2019. 1. Terlaksananya pelayanan pengelolaan persampahan bagi seluruh masyarakat kota Padang. 2. Diterapkan teknologi sederhana dan tepat guna untuk Jumlah timbulan sampah ke TPA berkurang sebesar 50% pada tahun 2019 Kepemilikan tangki septic 26,45% (Study EHRA 2015) Pengelolaan sampah 42,2% (terangkut & didaur ulang) (Study EHRA 2015) Meningkatkan fungsi drainase serta antisipasi banjir dan genangan 1. Tercapainya penurunan tingkat pencemaran udara dan air. 2. Terwujudnya Pengelolaan Luas genangan saat 132

Tujuan Sasaran Data Dasar Drainase Perkotaan yang berkualitas 3. Meningkatnya fungsi drainase secara signifikan pada tahun 2019. Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kab. Padang 2015 ini 315,5 Ha (2014) 133

3.2.3 Skenario pencapaian sasaran Skenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana peningkatan akses untuk setiap tahun selama 5 tahun ditampilkan pada tabel 3.6. sebagai berikut : Dari tabel 3.6 dapat diketahui bahwa sasaran sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase) diskenariokan akan tercapai 100% pada tahun 2020. Tabel 3-4 Skenario pencapaian sasaran Komponen 1. Air limbah domestik (Bebas BABS) 2. Persampahan Tahun 2010 2015 2016 2017 2018 2019 2020 N/A 92,68% 94,14% 95,60% 97,07% 98,54% 100% a. Diangkut ke TPA 41,5% 42,2% 44% 45,5% 47% 48,5% 50% b. Pengolahan 3R 7,8% 12,5% 20% 27,5% 35% 42,5% 50% Drainase genangan/ banjir) (bebas Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kab. Padang 2015 N/A 81,5% 85,2% 88,9% 92,6% 96,3% 100% 134

3.3. Kemampuan pendanaan sanitasi daerah Sub bab ini berisi hasil pemutakhiran atas hasil perhitungan kemampuan pendanaan sanitasi untuk lima (5) tahun kedepan. Bagian ini akan menjadi dasar dalam penetapan skenario pembangunan sanitasi yang hasilnya akan menjadi bagian dari Bab 4 dan Bab 5. Secara spesifik, informasi ini perlu dituangkan dalam bentuk tabel (minimum) berikut ini: Tabel 3-5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/kota untuk Sanitasi No Realisasi Anggaran (milyar rupiah) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 1.040 1.236 1.475 1.71 4 1.91 3 Rata2 pertum -buhan 218,25 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 117 149 189 238 315 49,5 a.1. Pajak daerah 78 102 128 165 194 29 1 a.1. Retribusi daerah 22 23 30 39 55 8,25 2 a.1. Hasil pengolahan kekayaan daerah 5,3 8 8 8 10 1,175 3 yang dipisahkan a.1. Lain-lain pendapatan daerah yang sah 12 15 22 25 54 10,5 4 1.14 1.18 a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 741 828 1.058 110,25 2 2 a.2. Dana bagi hasil 65 63 122 58 64-0,25 1 a.2. 1.00 1.06 Dana alokasi umum 632 711 872 107,25 2 3 1 a.2. Dana alokasi khusus 44 53 64 82 57 3,25 3 a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 182 258 228 333 416 58,5 a.3. Hibah 8 3,5 0,5 0,8 5,5-0,625 1 a.3. Dana darurat 2,2 0 0 0 0-0,55 2 a.3. Dana bagi hasil pajak dari provinsi 46 63 52 63 74 7 3 kepada kab./kota a.3. Dana penyesuaian dan dana otonomi 79 176 174 264 323 61 4 khusus a.3. Bantuan keuangan dari 22 15 0,4 5,6 13-2,25 5 provinsi/pemerintah daerah lainnya 1.61 1.79 B Belanja (b1 + b.2) 1.100 1.180 1.400 173,5 9 4 1.02 1.09 b.1 Belanja Tidak Langsung 803 824 949 74 4 9 b.1. 1.05 Belanja pegawai 720 768 902 968 83,25 1 3 b.1. Bunga 0 0 0 0 0 0 2 b.1. Subsidi 0 0 0 0 0 0 3 135

b.1. 4 Hibah 25 39 40 40 38 3,25 b.1. 5 Bantuan sosial 13 16 5,2 13 5,6-1,85 b.1. 6 Belanja bagi hasil 0 0 0 0 0 0 b.1. 7 Bantuan keuangan 39 747 816 767 756 179,25 b.1. 8 Belanja tidak terduga 5,2 758 882 2,1 1,6-0,9 b.2 Belanja Langsung 297 356 452 596 695 99,5 b.2. 1 Belanja pegawai 32 39 41 58 57 6,25 b.2. 2 Belanja barang dan jasa 130 177 191 248 365 58,75 b.2. 3 Belanja modal 134 140 220 289 273 34,75 0 C Pembiayaan 107 42 89 133 210 25,75 Surplus/Defisit Anggaran -60 56 76 95 119 44,75 0 136