KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Powered by TCPDF (

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BANDUNG BARAT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2015 TENTANG PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BIREUEN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 156/KPTS/M/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Transkripsi:

MENTERI PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. Bahwa untuk lebih mengefektifkan fungsi pemulihan darurat prasarana dan sarana pekerjaan umum yang terkena dampak bencana, serta upaya tanggap darurat lainnya sesuai tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum, perlu dilakukan penyempurnaan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 223/KPTS/M/2008 tentang Penetapan Kembali Satuan Tugas Penanggulangan Bencana di Departemen Pekerjaan Umum; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pembentukan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana di Kementerian Pekerjaan Umum; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4824); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan peraturan Presiden Nomor 91 tahun 2011;

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 tahun 2011; 4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode 2009-2014; 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2011; Memperhatikan : Nota Kesepahaman Antara Bandan Nasional. Penanggulangan Bencana Dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Nomor : 85/BNPB/II/2013 dan Nomor : 02/PKS/M/2013 Tentang Penanggulangan Bencana Bidang Pekerjaan Umum. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. KESATU : Menetapkan Kembali Satuan Tugas Penanggulangan Bencana di Kementerian Pekerjaan Umum yang selanjutnya disebut dengan SATGAS PBPU dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Bagan Tatakerja Satgas PBPU Dengan Instansi Terkait pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Keputusan Menteri ini. KEDUA : SATGAS PBPU sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas: a. Pusat Komando; - Ketua, Sekretaris dan anggota, tugas sehari hari dibantu unsur pendukung sesuai lampiran 1 yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Keputusan Menteri ini. b. Pos Komando (Posko); - Dibentuk secara tetap oleh Direktur Jenderal dan berada di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Bina Marga dan Cipta Karya c. Pos Siaga Bencana. - Dibentuk secara tetap oleh Direktur Jenderal, diutamakan pada daerah rawan bencana. - Pada saat terjadi bencana harus segera membentuk Satuan Tugas (SATGAS) Pelaksanaan Penanganan Darurat ditempat kejadian bencana. - Satgas Pelaksana Penanganan Darurat dibentuk oleh Ka Balai/Satker selaku Ketua Pos Siaga Bencana KETIGA : 1. SATGAS PBPU memiliki tugas: a. kesiapsiagaan darurat bencana; - menyelenggarakan koordinasi dengan BNPB pada saat tahap Tanggap Darurat Bencana - melakukan pemantauan dan memberikan masukan kepada setiap unit kerja dan / atau satuan kerja di Kementerian Pekerjaan Umum yang melaksanakan penanggulangan bencana b. melaksanakan tanggap darurat bencana; c. melaksanakan transisi darurat bencana sebelum kegiatan rehabilitasi rekontruksi; dan d. upaya tanggap darurat lainnya yang ditugaskan BNPB kepada Kementerian Pekerjaan Umum. 2. Uraian tugas SATGAS PBPU tercantum dalam Lampiran 2 yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEEMPAT : SATGAS PBPU menyelenggarakan fungsi: 1. Pengendalian kegiatan saat tahap Tanggap Darurat Bencana yang dilaksanakan oleh unit kerja dan / atau satuan kerja di Kementerian PU; 2. Evaluasi hasil laporan penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh unit kerja dan / atau satuan kerja di Kementerian Pekerjaan Umum; 3. Perumusan petunjuk teknis pelaksanaan saat tahap tanggap darurat bencana;

4. Penyediaan informasi mengenai penanggulangan bencana yang menyangkut prasarana dan sarana pekerjaan umum kepada publik; dan 5. Penyampaian laporan pelaksanaan penanggulangan bencana kepada Menteri Pekerjaan Umum. KELIMA : 1. Dalam penyelenggaraan saat tahap Tanggap Darurat Bencana, SATGAS PBPU mempunyai kewajiban berkoordinasi dengan BNPB yang bertindak sebagai Komandan Tanggap Darurat, dengan Dinas yang menangani pekerjaan bidang pekerjaan umum Provinsi, Kabupaten / Kota dan instansi terkait lainnya. 2. Koordinasi dengan BNPB sebagaimana dimaksud pada angka 1, meliputi: a. Perumusan dan penyusunan rencana dan program penanggulangan bencana, khususnya terkait dengan pendataan, pemantauan dan evaluasi, prediksi/perkiraan bencana, penetapan tingkat siaga, peringatan dini, dan penanganan saat tahap tanggap darurat; b. Pelaksanaan komando saat tahap Tanggap Darurat Bencana yang diberikan oleh BNPB secara terencana, terkoordinasi, cepat, tepat, dan dinamis,dan mengusulkan langkah yang diperlukan untuk penanggulangan darurat; dan c. Pemberian informasi kepada wakil Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas pada unsur Pengarah BNPB, kepada Tim Reaksi Cepat BNPB dan kepada Komandan saat tahap Tanggap Darurat BNPB, mengenai rencana dan langkah saat tahap Tanggap Darurat Bencana. 3. Koordinasi dengan Dinas yang menangani bidang pekerjaan umum Provinsi Kabupaten/Kota sebagaiman dimaksud pada angka 1, terdiri atas: a. Kegiatan pada siaga darurat bencana meliputi indikasi kemungkinan bencana, analisis resiko bencana, merencanakan pencegahan bencana, dan mempersiapkan kesiagaan menanggulangi bencana; b. Kegiatan pada saat tahap Tanggap Darurat Bencana yang meliputi pendataan dampak bencana, identifikasi

kebutuhan dukungan dan kegiatan operasional tanggap darurat serta perbaikan darurat prasarana dan sarana yang menjadi tugas Kementerian Pekerjaan Umum; dan c. Kegiatan pada tahap transisi darurat bencana meliputi sinkronisasi data dan informasi kejadian bencana, serta kondisi prasarana dan sarana pekerjaan umum yang terkena dampak bencana. 4. Alur Perintah, Aliran Informasi dan Pelaporan SATGAS PBPU tercantum dalam Lampiran 3 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEENAM : Ketua Pusat Komando diberi kewenangan untuk mengarahkan dan mengendalikan setiap unit kerja dan/atau satuan kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dalam melaksanakan penanggulangan bencana pada saat tahap Tanggap Darurat Bencana. KETUJUH : Para Direktur Jenderal selaku Wakil Ketua merumuskan dan menetapkan pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis penanggulangan saat tahap Tanggap Darurat Bencana di bidang masing-masing. KEDELAPAN : Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat Komando dapat mempekerjakan tenaga profesional dan/atau penyedia jasa sesuai kebutuhan dengan persetujuan dari ketua Pusat Komando, melalui proses pengadaan dan/atau penugasan berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan. KESEMBILAN: 1. Apabila dipandang perlu untuk kelancaran kegiatan saat tahap Tanggap Darurat Bencana, ketua Pusat Komando dapat menunjuk personil Kementerian Pekerjaan Umum sebagai Liasion Officer (LO)/koordinator; 2. Penunjukkan LO/koordinator sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditetapkan oleh Ketua Puskom PBPU dengan surat penugasan sesuai format dalam Lampiran 4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KESEPULUH : Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas SATGAS PBPU di Kementerian Pekerjaan Umum dibebankan kepada Sekretariat Jenderal dan masing-masing Direktorat Jenderal/Badan.

KESEBELAS : 1. Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 223/KPTS/M/2008 tentang Penetapan Kembali Satuan Tugas Penanggulangan Bencana di Departemen Pekerjaan Umum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku 2. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Tembusan disampaikan kepada Yth: 1. Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum; 2. Para Gubernur di seluruh Indonesia; 3. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia; 4. Para Pejabat Eselon II di Kementerian Pekerjaan Umum; 5. Para Kepala Satker Kementerian Pekerjaan Umum di seluruh Indonesia; Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal: 17 Juli 2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM, DJOKO KIRMANTO

LAMPIRAN-1 KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 297/KPTS/M/2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAGAN TATAKERJA SATGAS PBPU DENGAN INSTANSI TERKAIT MENTERI PU SATGAS PBPU PUSAT KOMANDO KETUA : : SEKRETARIS JENDERAL WAKIL KETUA : : 1. 1. DIREKTUR JENDERAL SUMBERDAYA AIR AIR 2. 2. DIREKTUR JENDERAL BINA BINA MARGA 3. 3. DIREKTUR JENDERAL CIPTA CIPTA KARYA KARYA KETUA HARIAN : : STAF AHLI MENTERI PU BIDANG KETERPADUAN BIDANG KETERPADUAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN SEKRETARIS : : KEPALA BIRO PERENCANAAN & KLN WAKI SEKRETARIS : : KEPALA PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK ANGGOTA : : UNSUR PENDUKUNG :: 1. SEKRETARIS DITJEN SUMBERDAYA AIR 2. SEKRETARIS DITJEN BINA MARGA 3. SEKRETARIS DITJEN CIPTA KARYA 4. SEKRETARIS DITJEN PENATAAN RUANG 5. SEKRETARIS BALITBANG 6. KEPALA PUSAT PEMBINAAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI BAPEKON 7. KEPALA PUSAT PENGOLAHAN DATA 8. PARA DIREKTUR YANG MELAKSANAKAN PENANGGULANGANBENCANA SEKRETARIAT POS KOMANDO (POSKO) SDA, BM,CK ( Bila perlu dibantu sekretariat posko ) TIM REAKSI CEPAT (TRC) Unsur Pengarah BNPB KEPALA BNPB KOMANDO TANGGAP DARURAT BNPB BPBD PROVINSI DINAS PROVINSI BPBD KAB/KOTA DINAS KAB/KOTA GUBERNUR BUPATI WALIKOTA L O Apabila terjadi bencana besar Keterangan : POS SIAGA BENCANA BALAI BESAR, BALAI dan SATKER TIM REAKSI CEPAT (TRC) Alur Komando Perintah Tanggap Darurat Pembinaan Administrasi Koordinasi Wilayah Komando Tanggap Darurat Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal: 17 Juli 2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM, DJOKO KIRMANTO

LAMPIRAN-2 KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM URAIAN TUGAS SATGAS PBPU PUSKOM PBPU, UNSUR PENDUKUNG POSKO PBPU DAN KOMANDO BALAI BESAR, BALAI, SATKER DAN PPK I. URAIAN TUGAS SATGAS PBPU PUSAT Pusat Komando merupakan unsur pimpinan yang mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penanggulangan bencana pada kegiatan siaga darurat bencana, pelaksanaan Tanggap Darurat Bencana dan pelaksanaan Transisi Darurat Bencana, memiliki tugas sebagai berikut: 1. Sekretaris Jenderal selaku Ketua membuat kebijakan penanggulangan bencana, meliputi: a. pelaksanaan kesiagaan menghadapi bencana saat siaga darurat bencana; b. pelaksanaan saat tanggap darurat bencana; dan c. Pelaksanaan transisi darurat bencana d. Arahan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahap Pasca Bencana. 2. Para Direktur Jenderal selaku Wakil Ketua : a. Membantu Ketua melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana sesuai bidang tugasnya masing-masing; b. Membentuk dan memfungsikan Pos Komando (Posko) di kantor pusat Direktorat Jenderal secara tetap, sesuai bidang tugas Direktorat Jenderal masing-masing. 3. Staf Ahli Menteri PU I Bidang Keterpaduan Pembangunan selaku Ketua Harian: a. Melaksanakan koordinasi kegiatan penanggulangan bencana; b. Mempersiapkan langkah kegiatan penanggulangan bencana; c. Memantau dan memberikan petunjuk pada kegiatan penanggulangan bencana di lapangan. d. Melaksanakan koordinasi melakukan pemantauan dan memberikan masukan kepada setiap unit kerja dan/atau satuan kerja di Kementerian Pekerjaan Umum kegiatan pada saat tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

4. Kepala Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri selaku Sekretaris : a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana penanganan pada saat tahap Tanggap Darurat Bencana; b. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk kegiatan pada saat tahap Tanggap Darurat Bencana dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahap pasca bencana; dan c. Memimpin Sekretariat Pusat Komando 5. Kepala Komunikasi Publik selaku Wakil Sekretaris : a. Menyiapkan bahan laporan mengenai kegiatan penanggulangan bencana untuk Menteri PU dan para pejabat Kementerian Pekerjaan Umum; dan b. Menyiapkan bahan mengenai penanggulangan bencana yang dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum untuk instansi lain. 6. Para Sekretaris Direktorat Jenderal dan BALITBANG selaku anggota: a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana, program dan anggaran untuk penanggulangan bencana pada bidang masing-masing; b. Menyediakan sumberdaya dan fasilitas yang diperlukan untuk penyelenggaraan Posko c. Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan analisis kejadian bencana, serta dampaknya pada prasarana & sarana; dan d. Memantau dan mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan bencana pada bidang masing-masing. 7. Kepala Pusat Pengolahan Data selaku anggota: a. Menyiapkan dan mengolah data untuk mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana, perkiraan lokasi rawan bencana dengan peta; dan b. Menyelenggarakan sistem informasi untuk memfasilitasi kegiatan komunikasi dan pelaporan penanggulangan bencana. 8. Kepala Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi BAPEKON selaku anggota : a. Memberikan data, masukan dan saran untuk penyelenggaraan konstruksi penanggulangan bencana; dan b. Memberikan masukan dan melakukan pembinaan proses pengadaan barang / jasa yang terkait kegiatan penanggulangan bencana. 9. Para Direktur dalam Direktorat Jenderal selaku anggota : a. Memberikan data, masukan dan saran untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. Melakukan pengendalian pelaksanaan penanggulangan bencana pada bidang/unit kerjanya masing-masing; c. Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan penanggulangan bencana; dan d. Membuat laporan pelaksanaan penanggulangan bencana.

10. Unsur Pendukung Sekretariat Pusat Komando: a. Mengumpulkan dan memantau berita kejadian bencana dan dampaknya dari Pos Komando (Posko) SDA, BM, CK serta melalui website, telpon, facsimile, electric mail (e -mail), short message services (SMS), dan media komunikasi lain yang dapat digunakan; b. Mencatat berita bencana dan dampak bencana yang terjadi secara sistematis; c. Melaporkan hasil pengumpulan dan pemantauan data bencana kepada Pusat Komando; d. Melaksanakan dukungan administrasi dan keuangan untuk pelaksanaan tugas Pusat Komando. 11. Pos Komando (Posko) SDA, BM, CK a. Mempunyai tugas: 1) Mengidentifikasi potensi kejadian bencana dan dampak bencana; 2) Merencanakan dan mempersiapkan langkah kesiapsiagaan dan pelaksanaan tanggap darurat bencana; 3) Menghimpun, mencatat, memantau dan mengevaluasi kejadian bencana serta dampak yang ditimbulkan; 4) Melaporkan kejadian bencana serta dampak yang ditimbulkan, dan merekomendasikan langkah tanggap darurat kepada Pusat Komando; 5) Memantau, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tanggap darurat kepada Pusat Komando; dan 6) Mengkoordinasikan penyiapan dan pengerahan personil beserta perlengkapannya untuk melaksanakan reaksi cepat terhadap kejadian bencana b. Merupakan kelompok kerja yang bersifat tetap berkedudukan di kantor pusat Direktorat Jenderal, yang diselenggarakan oleh masing-masing Direktorat Jenderal dengan pembidangan tugas: 1) Bencana banjir, banjir lahar, letusan gunung berapi, tanah longsor, tanah bergerak dan kekeringan, pada Posko Ditjen Sumber Daya Air; 2) Bencana gempa bumi, gelombang pasang/tsunami, angin topan, kebakaran dan kerusuhan sosial, pada Posko Ditjen Cipta Karya; 3) Bencana yang berdampak pada prasarana Jalan dan jembatan serta tanah longsor pada Posko Ditjen Bina Marga. c. Melaporkan Kejadian bencana dan yang menimpa infastruktur ke PU an yang terdiri dari kerusakan infastruktur tanggung jawab Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

12. Unsur Koordinator Pelaksana Tanggap Darurat / Liaison Officer (LO) : a. Mempunyai Tugas: 1) Mengoordinasikan kegiatan seluruh Unsur Pelaksana SATGAS PBPU; dan 2) Mewakili Pusat Komando dalam hubungan kerja dengan unsur komando tanggap darurat BNPB dan / atau BPBD serta instansi terkait lainnya di wilayah bencana. 13. Pos Siaga Bencana a. Diselenggarakan oleh setiap: 1) Balai Besar/ Balai, Wilayah Sungai; 2) Balai Besar/ Balai, Pelaksanaan Jalan Nasional; 3) Satker di Direktorat Jenderal Cipta Karya. b. Pada saat terjadi bencana harus segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pelaksana Penanganan Darurat di tempat kejadian bencana c. Penyampaian Laporan Kejadian Bencana 1) Pelaporan mengenai kejadian bencana kepada Posko Direktorat Jenderal dengan format A, yang harus disampaikan dalam waktu secepatnya dan tidak melebihi dari 24 jam setelah kejadian bencana, melalui sarana komunikasi dan media elektronik yang tercepat; 2) Pelaporan lanjutan mengenai dampak bencana dengan format B disampaikan secepatnya melalui media elektronik 3) Penyusunan laporan kejadian bencana dan laporan detail kejadian bencana, disusun dalam bentuk format A dan format B d. Dalam melaksanakan tugasnya, Pos Siaga Bencana melakukan koordinasi dengan BPBD, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi, Kabupaten/Kota 14. Tim Reaksi Cepat (TRC) Kementerian PU, mempunyai tugas : a. Melaksanakan gerakan reaksi cepat pada saat awal tanggap darurat b. Melaksanakan pengkajian secara cepat mengenai kejadian dan dampak bencana untuk merekomendasikan langkah tanggap darurat bencana; c. Dalam hal BNPB membentuk TRC, maka TRC Balai Besar/Balai/Satker dapat ditunjuk sebagai anggota TRC BNPB atau mendukung TRC yang dibentuk BNPB; dan d. Melaksanakan pelaporan kejadian bencana. Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal: 17 Juli 2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM, DJOKO KIRMANTO

FORMAT-A LAPORAN KEJADIAN BENCANA Kepada Yth, POSKO PB PU Ditjen. Di Jakarta DIKIRIM SEGERA SETELAH TERJADI BENCANA 1. BENCANA a. Jenis Bencana : b. Waktu Kejadian : c. Tempat Kejadian : LAPORAN KEJADIAN BENCANA 2. KORBAN/KERUSAKAN YANG TELAH TERJADI a. Korban : b. Kerusakan : 3. BAHAYA BENCANA MASIH MENGANCAM a. Permukiman Penduduk : b. Perkotaan : c. Kawasan Industri : d. Sarana/Prasarana : e. Pertanian : 4. PERKIRAAN LAMANYA ANCAMAN BAHAYA : 5. PENANGANAN DARURAT YANG TELAH DILAKUKAN :.., tanggal, bulan, tahun KEPALA BALAI BESAR /BALAI/ SATKER. Nama... Tembusan NIP Sekretariat Satgas PBPU

FORMAT-B Kepada Yth, POSKO PBPU Ditjen Di Jakarta LAPORAN DETIL KEJADIAN BENCANA DIKIRIM SETELAH DIPEROLEH DATA DETIL BENCANA LAPORAN BENCANA 1. BENCANA a. Kejadian 1. Jenis Bencana : 2. Waktu Kejadian : (Hari Tanggal Jam ) 3. Tempat Kejadian : (Desa/ Kelurahan/ Kecamatan/ Kabupaten/ Provinsi b. Perkiraan Dampak Bencana 1. Korban :. Orang (meninggal, luka berat, luka ringan, hilang/hanyut (dengan rincian) 2. Mengungsi : jiwa/ KK (Kepala Keluarga) 3. Kerusakan : Rumah, kantor, fasilitas kesehatan/ pendidikan/umum/ sarana ibadah Jalan, jembatan, tanggul, sawah/lahan pertanian, prasarana SDA, prasarana dan sarana air minum, prasarana dan sarana sanitasi c. Upaya Penanganan Yang Telah Dilakukan Oleh BPBD Provinsi/ Satker PB/ BPBD Kab/Kota, Posko Pelaksanaan Tanggap Darurat PU : d. Sumberdaya Yang Tersedia dilokasi Bencana: e. Kendala / Hambatan: f. Kebutuhan Mendesak: Tembusan Sekretariat Satgas PBPU., tanggal, bulan, tahun KEPALA BALAI BESAR / BALAI / SATKER Nama. NIP Catatan: 1. Format A dan B memuat substansi minimal yang harus dilaporkan, dan dapat dilengkapi dengan data / informasi lain sesuai kondisi yang dihadapi. 2. Laporan Kejadian Bencana (Format A) dikirim sesegera mungkin, melalui sarana komunikasi yang tercepat, seperti: - Electronic Mail ( E-mail) - Fascimile - Short Message Services (SMS) - Atau media telekomunikasi lainnya 3. Laporan Detil Kejadian Bencana (Format B), sedapat mungkin dilampiri - Peta - Data lain yang diperlukan untuk efektifitas tanggap darurat - Gambar 4. Laporan disampaikan pada: - Atasan Langsung - POSKO PBPU Ditjen - Sekretariat SATGAS PBPU

LAMPIRAN-3 KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297/KPTS/M/2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM JALUR PERINTAH, ALIRAN INFORMASI DAN PELAPORAN SATGAS PBPU PUSAT MENTERI PU SATGAS PBPU Sekretariat PUSAT KOMANDO PBPU Pos Komando (Posko) Ditjen Sumber Daya Air Pos Komando (Posko) Ditjen Bina Marga Pos Komando (Posko) Ditjen Cipta Karya Pos Siaga Bencana Balai Besar/ Balai Wilayah Sungai, Pos Siaga Bencana Balai Besar/ Pelaksanaan Jalan Nasional Pos Siaga Bencana Satker Cipta Karya Keterangan : Perintah Informasi Pelaporan Koordinasi MASYARAKAT / MEDIA ELEKTRONIK / DLL Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal: 17 Juli 2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM, DJOKO KIRMANTO

LAMPIRAN-4 KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 297/KPTS/M/2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM FORMAT SURAT PENUGASAN KOORDINATOR SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM SELAKU KETUA SATGAS PBPU SURAT PENUGASAN NOMOR:.../.../.../... Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas tanggap darurat penanggulangan bencana. diperlukan koordinasi diantara unit kerja Kementerian Pekerjaan Umum yang melaksanakan tanggap darurat, dan untuk bertindak sebagai wakil Kementerian Pekerjaan Umum dalam berkoordinasi dengan BNPB dan instansi lain di wilayah bencana; b. bahwa untuk itu perlu ditunjuk petugas Kementerian Pekerjaan Umum guna menyelenggarakan koordinasi sebagaimana dimaksud dengan surat penugasan Ketua SATGAS PBPU Pusat. Dasar : 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/2010 tentang Organsasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; 2. Peraturan menteri Pekerjaan Umum No..../PRT/M/... tentang SATGAS PBPU. MENUGASKAN Nama pejabat yang menerima tugas. Kepada Untuk : 1......; 2....; 3. dan seterusnya. : 1......; 2....; 3. dan seterusnya. Substansi yang ditugaskan Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal:.. Salinan surat penugasan ini disampaikan kepada Yth. 1. Bapak Menteri Pekerjaan Umum 2. Para Pejabat Eselon I. 3. Kepala Biro Perencanaan & KLN 4. Kepala Puskom PU 5. Yang bersangkutan untuk dilaksanakan. SEKRETARIS JENDERAL Selaku KETUA SATGAS PBPU PUSAT Nama.. NIP. Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal: 17 Juli 2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM, DJOKO KIRMANTO