PERBEDAAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 0 6 BULAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI KELURAHAN LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Watik Ariyanti*) Puji Lestari, S. Kep., M. Kes., (Epid)**) Dewi Puspita, S.Kp.,M.Sc**) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Pola pemberian ASI ini merupakan model keteraturan ibu dalam memberikan ASI, salah satu faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI adalah pengetahuan. Salah satu factor peningkatan pengetahuan dengan pendidikan kesehatan.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah tentang ASI Eksklusif di Kel.Langensari Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Penelitian ini menggunakan metode praeksperimen. Jenis penelitian ini one group pretest posttest design. Populasi penelitian adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan di Kel.Langensari sebanyak 52, sampel yang diambil sebanyak 34 menggunakan purposive sampling, dengan memberikan kuesioner. Analisa data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pola pemberian ASI pretest sebagian besar kategori cukup sebanyak 17 responden (50,0 %), sedangkan pola pemberian ASI posttest sebagian besar kategori baik sebanyak 18 responden(52,9 %). Ada perbedaan yang signifikan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sebelum dan sesudah tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang(p-value 0,000 < ɑ (0,05)). Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan informasi tentang ASI Eksklusif terutama pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan. Kata kunci : Pola Pemberian ASI, Pendidikan Kesehatan. Kepustakaan : 22 (1997-2013)
ABSTRACT Breastfeeding pattern is a regular schedule of giving breast milk. One of the factors that influence breastfeeding patterns is knowledge. One factor to increase knowledge is health education. The purpose of this study was to determine The difference of brestfeeding pattern of having 0 6 old bebies and after the health education about breast milk (ASI) in the Langensari Village Ungaran Semarang Regency. This study used a pre-experimental method. The type of research was one group pretest posttest design. The study population was all mothers having 0-6 months old babies in Langensari who were 52, of them were 34 taken as the samples by using purposive sampling, by giving questionnaires. Data analysis of used the Wilcoxon test. The results showed a that breastfeeding pattern of pretest was mostly in sufficient category of 17 respondents (50.0%), while the pattern of breastfeeding of posttest was mostly in good category of 18 respondents (52.9%). There was significant difference the difference of brestfeeding pattern of having 0 6 old bebies and after the health education about breast milk (ASI) in the Langensari Village Ungaran Semarang Regency (p-value 0.000 <ɑ (0.05)). It is expected that health workers always provide information about exclusive breastfeeding, especially in women who have 0-6 months old babies. Keywords: Breastfeeding Pattern, Health Education. Bibliographies: 22 (1997-2013) PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (Depkes,2012). Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur 2 tahun (Purwanti, 2004). Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi usia 0-6 bulan, pada tahun 2009 yaitu (61,3%) kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi (61,5%). Berdasarkan data Depkes Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 25,6% telah terjadi penurunan pemberian ASI secara Eksklusif dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 45,18%. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat ASI, pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dan kurangnya memperhatikan dalam pola pemberian ASI. Fenomena yang terjadi di masyarakat bahwa ibu - ibu tidak memberikan ASI secara Eksklusif tetapi lebih memilih memberikan susu formula atau makanan tambahan pada bayi sebelum berumur 6 bulan. Alasannya masih banyak ibu - ibu yang belum mengetahui manfaat pemberian ASI secara Eksklusif. Ibu ibu juga menganggap bahwa dengan memberikan makanan tambahan akan memenuhi kebutuhan gizi bayi dan bayi tidak akan merasa kelaparan. Selain itu juga ibu memberikan ASI kepada bayinya
masih dijadwal dan dibatasi, karena puting susu ibu sering lecet jadi bayi lebih sering diberikan susu formula dan makanan tambahan. Hal ini berbahaya dilihat dari sistem pencernaan bayi belum sanggup mencerna atau menghancurkan makanan secara sempurna (Sunar, 2009). Pola pemberian ASI ini merupakan model kebiasaan ibu menyusui dalam memberikan ASI dengan menggunakan teknik / cara menyusui yang benar, waktu menyusui yang tidak dibatasi, lama menyusui yang tidak dibatasi, dan frekuensi yang tidak perlu dijadwal. Pola pemberian ASI akan mempengaruhi dalam pemberian ASI secara Eksklusif. Serta sebaiknya jangan memberikan makanan / minuman tambahan selain ASI sebelum bayi berumur 6 bulan, karena dapat membahayakan kesehatan bayi dan menganggu keberhasilan dalam pemberian ASI secara Eksklusif (Depkes, 2012). Pengetahuan salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Terbentuknya suatu pengetahuan baru dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan kemudian pengetahuan baru akan membentuk sikap dan akan mempengaruhi perilaku seseorang ( Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk penelitian perbedaan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui perbedaan pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. b. Mengetahui perbedaan pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. c. Mengetahui perbedaan pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. A. Rancangan Penelitian 1. Jenis penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen Design dengan rancangan penelitian one group pretest posttest design. Jenis rancangan ini peneliti memberikan pretest dahulu sebelum diberikan pendidikan kesehatan kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan dilakukan posttest. 2. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan yang ada di Kelurahan Langensari sebanyak 52. 3. Sampel Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non random sampling yaitu purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Perhitungan besar sampel hasil dari rumus slovin sebanyak 34 sampel dari 52 populasi ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Adapun sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Responden menetap di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang 2) Responden yang bersedia untuk dijadikan penelitian 3) Responden mempunyai bayi yang sehat 4) Responden dengan keadaan fisik yang sehat b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : Responden yang menolak untuk dijadikan responden B. Teknik Pengumpulan Data a. Lembar Kuesioner Pola Pemberian ASI Pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner/angket. Menurut Notoatmodjo (2010) angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tipe pilihan, dimana hanya meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan.
Kuesioner dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk variabel dependen yaitu pemberian ASI, dimana kuesioner ini terdiri dari 10 pernyataan dengan setiap pernyataan terdiri dari jawaban Ya dan Tidak. Alternatif jawaban untuk pernyataan jika jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0. Pertanyaan dalam bentuk postif pada soal nomor 4, 6, 7, 8 dan pertanyaan dalam bentuk negatif pada soal nomor 1, 2, 3, 5, 9, 10. Pertanyaan dalam bentuk ya atau tidak dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang dianggap benar. Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pemberian ASI sebelum dan sesudah. b. Analisa Bivariat Uji statistik nonparametrik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif maka uji yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik uji wilcoxon, karena data berdistribusi tidak normal. C. Analisa Data a. Analisis Univariat Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2014 Pola Pemberian ASI Frekuensi Persentase (%)
Kurang Cukup Baik 19 11 4 55,9 32,4 11,8 Jumlah 34 100 b. Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2014 Pola Pemberian ASI Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik 5 14 15 14,7 41,2 44,1 Jumlah 34 100 2. Analisa Bivariat Tabel 5.4 Perbedaan Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2014 Variabel Perlakuan N Mean SD Z p-value Pola Pemberian ASI Sebelum Setelah 34 34 4,76 7,68 2,594 2,409-4,726 0,000 Berdasarkan uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung sebesar -4,726 dengan p-value sebesar 0,000. Oleh karena p-value 0,000 < (0,05), maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sebelum dan sesudah tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Perbedaan ini terlihat dari hasil rata-rata skor pola pemberian ASI dimana sebelum sebesar 4,76 meningkat menjadi 7,68 sesudah. B. Pembahasan 1. Analisa Univariat tentang ASI Eksklusif di Kelurahan a. Gambaran pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang umur 0 6 bulan sebelum
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada responden yang diberikan pretest sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif, mendapatkan hasil bahwa pola pemberian ASI kepada bayi masih kurang dan itu terbukti dari hasil perhitungan pretest sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sejumlah 19 (55,9 %) dari 34 responden, kemudian dalam kategori cukup yaitu sejumlah 11 ( 32,4 %) dari 34 responden, dan dalam kategori baik yaitu sejumlah 4 (11,8 %) dari 34 responden. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar pola pemberian ASI dalam kategori kurang sejumlah 19 (55,9) dari 34 responden. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner yang diberikan sebelum memberikan pendidikan kesehatan dan diperkuat dengan jawaban responden. Hasil dari jawaban kuesioner yang mewakili, responden yang menjawab salah tentang memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan pada bayi sebelum berumur 6 bulan sebanyak 18 (94,73 %) dari 19 responden dalam kategori kurang. Memberikan makanan / minuman tambahan pada bayi sebelum berumur 6 bulan, dapat membahayakan kesehatan bayi dan menganggu keberhasilan pemberian ASI secara Eksklusif (Depkes, 2012). Berdasarkan jawaban tersebut pola pemberian ASI dikategorikan kurang, hal ini disebabkan karena ibu ibu ada yang belum mengetahui benar manfaat tentang pemberian ASI secara Eksklusif. Ibu ibu juga menganggap bahwa dengan memberikan makanan tambahan akan memenuhi kebutuhan gizi bayi dan bayi tidak akan merasa kelaparan. Hal ini berbahaya dilihat dari sistem pencernaan bayi yang belum sanggup mencerna dan menghancurkan makanan secara sempurna ( Sunar, 2009). Faktor faktor yang menyebabkan kegagalan pemberian ASI yaitu dari pengetahuan, informasi, pendidikan, budaya, dan pekerjaan.berdasarkan hasil pola pemberian ASI dalam kategori cukup banyak ibu yang belum mengetahui tentang manfaat ASI secara Eksklusif.dikarenakan ibu mempunyai persepsi bahwa bayi diberikan makanan / minuman tambahan bayi merasa tidak akan kelaparan dan akan menambah gizi bayi. Informasi yang keliru tentang ASI menjadi penyebab rendahnya pemberian ASI secara Eksklusif (Notoatmodjo, 2003). b. Gambaran pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sesudah tentang ASI Eksklusif di Kelurahan
Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Sesudah diberikan pendidikan kesehatan kemudian dilakukan pengujian posttest didapatkan hasil pola pemberian ASI sesudah menunjukkan bahwa pola pemberian ASI sesudah diberikan pendidikan kesehatan responden dalam kategori baik sebanyak 15 (44,1 %) dari 34 responden, pola pemberian ASI dalam kategori cukup sebanyak 14 (41,2 %) dari 34 responden dan pola pemberian ASI dalam kategori yang masih kurang sebanyak 5 (14,7 %) dari 34 responden. Berdasarkan hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif, pola pemberian ASI mengalami perubahan. Perubahan tersebut yaitu pola pemberian ASI yang dalam kategori kurang berubah menjadi pola pemberian ASI dalam kategori baik, pola pemberian ASI yang cukup menjadi pola pemberian ASI yang cukup dan ada pola pemberian ASI dalam kategori kurang masih saja tetap dalam kategori kurang. Pola pemberian ASI sebelum adalah sebanyak 19 (55,4 %) dalam kategori kurang dari 34 responden, dan dalam kategori cukup sebanyak 11 (32,4 %) dari 34 responden. Sedangkan pola pemberian ASI sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 15 (44,1 %) dalam kategori baik dari 34 responden, pola pemberian ASI dalam kategori cukup sebanyak 14 (41,7 %) dari 34 responden dan pola pemberian ASI dalam kategori kurang sebanyak 5 (14,7 %) dari 34 responden. Hal ini juga dapat dilihat dari mean antara mean pretest (4,76 %) dan mean posttest (7,68 %). Berdasarkan hasil penelitian sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pola pemberian ASI mengalami peningkatan dalam hal kategori saja, tetapi dalam pola pemberiannya belum bisa dikatakan meningkat, hal tersebut dikarenakan peningkatan pola pemberian ASI belum mencapai standar 80 % ( Dekpes, 2001), maka dari itu pola pemberian ASI masih dikatakan rendah. Hal tersebut bisa timbul dikarenakan ibu ibu yang sudah tentang ASI Eksklusif ibu menyadari bahwa manfaat ASI itu sangat banyak dan waktu yang dibatasi serta frekuensi yang dijadwal itu tidak baik karena lebih sering menyusui itu bisa membuat bayi bertambah gizinya kemudian yang menyebabkan putting sering lecet ibu bukan dari lama menyusui tetapi dari cara menyusui yang kurang benar. Ibu - ibu juga menyadari bahwa memberikan
makanan atau minuman tambahan itu bisa menyebabkan bayinya mudah terkena penyakit salah satunya gangguan sistem pencernaan. Hal ini berbahaya dilihat dari sistem pencernaan bayi yang belum sanggup mencerna dan menghancurkan makanan secara sempurna ( Sunar, 2009). 2. Analisa Bivariat a. Perbedaan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil dari pretest sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif rata rata pola pemberian ASI sebanyak 4,76 kemudian hasil dari posttest rata rata pola pemberian ASI sebanyak 7,68 menunjukkan terjadinya peningkatan setelah diberikannya pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif. Berdasarkan hasi uji wilcoxon didapatkan bahwa p-value 0,000 < ɑ (0,05) yang artinya bahwa Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Rincian berdasarkan sesudah tentang ASI Eksklusif telah mengalami kenaikan. Pola pemberian ASI yang mengalami kenaikan dari kategori kurang menjadi kategori baik adalah sebanyak 15 (44,1 %) dari 34 responden dan pola pemberian ASI yang masih dalam kategori cukup adalah sebanyak 14 (41,7 %) dari 34 responden. b. Pola pemberian ASI ini sebuah keteraturan ibu menyusui dalam memberikan ASI dengan memperhatikkan cara menyusui yang benar, waktu menyusui yang tidak dibatasi, lama menyusui yang tidak dibatasi, dan frekuensi yang tidak perlu dijadwal. Serta sebaiknya jangan memberikan makanan / minuman tambahan selain ASI sebelum bayi berumur 6 bulan, karena dapat membahayakan kesehatan bayi (Depkes, 2012). Pola pemberian ASI akan mempengaruhi dalam pemberian ASI secara Eksklusif. Perubahan pola pemberian ASI tersebut dapat dilakukan melalui pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri menanamkan pengetahuan, dengan harapan agar pola pemberian ASI tersebut dapat
membentuk sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian Zulaicha Susilaningsih (2013) mengatakan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku mencuci tangan. 3. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dan kelemahan yaitu pada saat penelitian untuk mengukur perubahan pola pemberian ASIdengan menggunakan kuesioner, peneliti tidak meneliti faktor faktor pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan seperti pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ekonomi ibu, dan sosial ibu. C. Kesimpulan 1. Pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada pengukuran pretest paling banyak dalam kategori kurang sebanyak 19 (55,9 %) dari 34 responden. 2. Pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sesudah tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada pengukuran posttest paling banyak dalam dalam kategori baik yaitu 15 (44,1 %) dari 34 responden. 3. Ada perbedaan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dengan menggunakan uji wilcoxon nilai signifikan didapatkan nilai t hitung sebesar -4,726 dengan p-value sebesar 0,000 < (0,05). D. Saran 1. Bagi Perawat atau Tenaga Kesehatan lainnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan yang lainnya dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk kemajuan derajat kesehatan. Agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentinya ASI Eksklusif 2. Bagi Bidan Dapat meningkatkan penyuluhan atau konseling tentang pentingnya ASI eksklusif 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi pada masyarakat terutama pada ibu-ibu mengenai ASI eksklusif dan pentingnya ASI bagi bayi 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman penulis khususnya dalam hal penelitian mengenai perbedaan pola pemberian Air
Susu Ibu (ASI ) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan sebelum dan sesudah di berikan pendidikan kesehatan tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan adanya tindak lanjut penelitian tentang faktor faktor pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ekonomi ibu, dan sosial ibu. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Budiharto. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan. Jakarta : EGC. Cadwell, Karin & Turner, Cindy. (2011). Manajemen Laktasi: Buku Saku. Jakarta: EGC. Depkes Jateng.(2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Depkes, R.I.(2001). Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP - ASI).Jakarta: Depkes RI. Depkes,R.I.(2012). Peraturan Pemerintah Tentang Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta:Depkes RI. Dinkes Semarang.(2012). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Ghoni, A. 2012. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di PerumahanGriya Utama Banjardowo Semarang) Khasanah, N.(2011). ASI atau Susu Formula Ya. Jakarta: Flas Books. Kisworowati. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penyalahgunaan Minuman Keras Dikalangan Remaja Di Kabupaten Grobogan. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kristiyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Yogjakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, S.(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarata: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti,S.H.(2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku untuk Bidan. Jakarta: Trubus. Roesli,U.(2000). ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agrunda. Santoso,S. (2010). Statistik Nonparametrik. Jakarta : Flex Media Komputindo. Soetjiningsih.(1997). ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunar,D.P.(2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: Divapress. Suryoprajogo, N.(2009). Keajaiban Menyusui. Jogjakarta: Candacoret. Yulierti, N.(2010). Keajaiban ASI: Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,dan Kelincahan Si Kecil. Yogjakarta: Andi Offset. Zulaicha, E. S. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Siswa Sekolah Dasar. Surakarta: Muhammadiyah Surakarta Universitas