PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Inpres No. 1 Tahun 2002 Tentang Peningkatan Langkah Komprehensif Dalam Rangka Percepatan Penyelesaian Masalah Aceh

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF PENANGANAN MASALAH POSO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF DALAM RANGKA PENYELESAIAN MASALAH ACEH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

sasaran dalam rangka penanggulangan kemiskinan tahun 2009, dengan ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG TIM NASIONAL PERSIAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SOSIALISASI KEBIJAKAN PENYESUAIAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF DALAM RANGKA PENYELESAIAN MASALAH ACEH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG UTUSAN KHUSUS PRESIDEN, STAF KHUSUS PRESIDEN, DAN STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. PASAL DEMI PASAL Pasal l Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SATINAN. Menteri Koordinator Bidang politik, Hukum, dan. Dalam rangka percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana

I. Permasalahan yang Dihadapi

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG STAF KHUSUS PRESIDEN DAN STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG UTUSAN KHUSUS PRESIDEN, STAF KHUSUS PRESIDEN, DAN STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN NELAYAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Transkripsi:

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEGIATAN TANGGAP DARURAT DAN PERENCANAAN SERTA PERSIAPAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN GELOMBANG TSUNAMI DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN PROVINSI SUMATERA UTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan penanggulangan bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara, dengan ini menginstruksikan : Kepada : 1. Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; 4. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 5. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Menteri Dalam Negeri; 7. Menteri Keuangan; 8. Menteri Pekerjaan Umum; 9. Menteri Pendidikan Nasional; 10. Menteri Sosial; 11. Menteri Kesehatan; 12. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 13. Menteri Luar Negeri; 14. Menteri

- 2-14. Menteri Negara Lingkungan Hidup; 15. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 17. Kepala Badan Pertanahan Nasional; 18. Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; dan 19. Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Untuk : PERTAMA : 1. Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi agar : a. meningkatkan efektifitas dan melaksanakan langkah-langkah koordinasi dalam rangka percepatan kegiatan tanggap darurat, dengan sasaran pada akhir Maret 2005 pekerjaan utama dalam kegiatan tanggap darurat telah dapat diselesaikan; dan b. menyiapkan prakondisi untuk mulai dilaksanakannya kegiatan rehabilitasi dan kegiatan rekonstruksi, setelah kegiatan utama tanggap darurat telah dapat dilaksanakan. 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian segera mengkoordinasikan penyiapan rencana induk kegiatan rehabilitasi dengan sasaran pulihnya standar pelayanan minimum dan kegiatan rekonstruksi dengan sasaran terbangunnya kembali seluruh sistem sosial dan ekonomi di daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara yang terkena dampak bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami, dengan melibatkan menteri-menteri terkait, Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara serta tokoh-tokoh masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara. 3. Menteri

- 3-3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat segera mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pemulihan seluruh sistem sosial dan ekonomi, khususnya terbangunnya kembali sarana pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan, serta kegiatan lainnya yang menjadi lingkup tugas pokok dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, termasuk dalam rangka memberikan dukungan bagi penanganan pengungsi pada daerah relokasi di daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara yang terkena dampak bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami. 4. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam rangka kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara yang terkena dampak bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami, segera mengkoordinasikan pemulihan pemerintahan, keamanan, ketertiban masyarakat, dan penyelesaian permasalahan hukum, serta kegiatan lainnya yang menjadi lingkup tugas pokok dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. 5. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional segera melaksanakan : a. koordinasi pelaksanaan dalam pembuatan rencana induk rehabilitasi dan rekonstruksi, meliputi kebijakan pokok, rencana aksi, organisasi pelaksana, kerangka waktu, penggunaan sumber daya dan anggaran, serta kerjasama dengan pihak internasional maupun unsur dalam negeri; b. penyusunan organisasi pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam harus tetap sesuai dan sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang...

- 4 - tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya, langkah-langkah penyelesaian konflik, serta melibatkan jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan masyarakat; dan c. penyelesaian penyusunan rencana induk kegiatan rehabilitasi dan kegiatan rekonstruksi dimaksud pada medio Maret 2005. 6. Menteri Dalam Negeri segera mengkoordinasikan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan bersama dengan instansi yang terkait untuk memulihkan organisasi pemerintah daerah, melaksanakan pelayanan umum, menyelenggarakan pendataan ulang penduduk, dan melakukan penilaian kondisi kelembagaan pemerintahan di daerah yang terkena bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara. 7. Menteri Keuangan segera melakukan : a. pengelolaan keuangan, penyediaan pendanaan dan pengendalian anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang terkena bencana tersebut, baik dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, maupun lembaga donor multilateral dan bilateral. b. pengumpulan informasi tentang pemanfaatan dana-dana yang berasal dari dunia usaha dan masyarakat bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 8. Menteri...

- 5-8. Menteri Pekerjaan Umum segera mengkoordinasikan penyiapan dan pembuatan rencana tata ruang wilayah pada daerah bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara, dengan memperhatikan masukan dari instansi terkait, pemerintah daerah dan masyarakat serta mengambil langkahlangkah yang diperlukan dalam rangka pemulihan dan pembangunan kembali infrastruktur regional dan lokal. 9. Menteri Pendidikan Nasional segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pemulihan penyelenggaraan pendidikan termasuk diantaranya perbaikan atau pembangunan kembali fasilitas pendidikan serta penerapan perlakuan khusus pendidikan pada daerah bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara. 10. Menteri Sosial segera merumuskan dan mengambil langkahlangkah yang diperlukan dalam rangka penanganan pengungsi pada daerah bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara pasca bencana. 11. Menteri Kesehatan segera mengambil langkah-langkah koordinasi dalam rangka pemulihan sarana dan prasarana kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi korban bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum kesehatan. 12. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia segera mengkoordinasikan: a. pengkajian dan percepatan penyelesaian permasalahan hukum yang timbul akibat bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara, antara lain hak-hak keperdataan; dan b. penyiapan...

- 6 - b. penyiapan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang mengenai penanggulangan bencana nasional dan penanganan daerah bencana, yang sekaligus menjadi dasar hukum bagi kemungkinan pembentukan lembaga khusus yang bertugas menangani rehabilitasi dan rekonstruksi di daerah bencana pasca bencana. 13. Menteri Luar Negeri segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjalin dan melakukan komunikasi dengan masyarakat internasional dalam rangka pengakhiran kegiatan tanggap darurat, dan persiapan kegiatan rehabilitasi dan kegiatan rekonstruksi. 14. Menteri Negara Lingkungan Hidup memberikan rekomendasi dari aspek lingkungan hidup dalam setiap tahap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara. 15. Panglima Tentara Nasional Indonesia tetap mendukung tanggap darurat dan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada daerah bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara, disamping tugas dan kewajiban dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia segera melakukan langkah-langkah komprehensif untuk pemulihan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka penegakan hukum pada daerah bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara. 17. Kepala

- 7-17. Kepala Badan Pertanahan Nasional segera mengambil langkahlangkah koordinasi dengan menteri-menteri terkait, Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara serta tokoh-tokoh masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara dengan menyediakan data dan informasi pertanahan antara lain peta status pemilikan tanah, peta penggunaan tanah serta melakukan langkahlangkah pemulihan hak-hak atas tanah yang optimal bagi korban bencana di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 18. Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara segera mengkoordinasikan pelaksanaan rencana induk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan sasaran pulihnya kegiatan pemerintahan daerah, pelayanan umum, kegiatan ekonomi dan sosial di daerah masing-masing sesuai dengan rencana induk yang telah disepakati bersama antara pemerintah baik pusat, daerah dan masyarakat. KEDUA KETIGA : Dalam melaksanakan Instruksi Presiden ini, para pejabat sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA angka 2 sampai dengan angka 18 memperhatikan rencana induk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang disusun oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA angka 5. : Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang terkena bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. KEEMPAT : Agar melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Presiden. Instruksi...

- 8 - Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 2 Maret 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. Dr. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO