Oleh : DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN REGULASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS 2015 DAN PERSIAPAN PROGRAM PAMSIMAS 2016

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Di Daerah Tertinggal

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015

PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAN BPBD MELALUI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBENCANAAN

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lokakarya Kerjasama Antar Daerah: Sinkronisasi RTRWD dan SPN Antar Daerah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN PENYULUH PERIKANAN DI DAERAH

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SKEMA KELEMBAGAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI TINGKAT TAPAK TERKAIT DENGAN SATLINMAS DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

Tugas, Wewenang, Kewajiban, dan Hak Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Darah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

INSPEKTORAT KHUSUS INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Inti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Oleh : DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI PADA ACARA INTERNATIONAL BUSINESS INTEGRITY CONFERENCE 2016 JAKARTA 2016

Arah Kebijakan dan Strategi dalam RPJMN 2015-2019 Arah Kebijakan Perbaikan kualitas pelayanan publik yang semakin merata agar mampu mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan daya saing daerah. Meningkatnya Belanja Pembangunan untuk menjamin ketersediaan kuantitas dan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat. Strategi Penyusunan revisi panduan dan regulasi terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM), Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), dan Inovasi Daerah untuk percepatan implementasi di daerah; Peningkatan jumlah daerah yang mengimplementasikan SPM, PTSP, dan Inovasi Daerah dengan baik; dan Penerapan Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu (PATEN) Peningkatan proporsi belanja modal; Pengurangan rasio belanja pegawai terhadap total belanja; (Revisi : Struktur Kelembagaan) dan Pengembangan variasi pendanaan untuk belanja infrastruktur di daerah, antara lain melalui skema hibah, pinjaman, dan skema obligasi

RENSTRA KEMENDAGRI TERKAIT PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2015-2019 Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah, melalui strategi: a. Perumusan dan Penerapan kebijakan pelayanan publik di daerah; b. Penguatan kelembagaan PTSP di Daerah; c. Peningkatan kualitas dan cakupan daerah yg menerapkan PATEN; d. Peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan Satpol PP & Sat Linmas, serta aparat & kelembagaan pencegahan penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran, termasuk penyediaan layanan dasarnya sesuai SPM;

Untuk mendorong peningkatan pelayanan publik bidang perizinan dan nonperizinan di daerah, dibentuk Unit PTSP sesuai Pasal 350 UU 23/2014

Pemda wajib menjamin terselenggaranya pelayanan publik berdasarkan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. URUSAN PEMERINTAHAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN GUB, BUP DAN WALIKOTA PTSP PROV, KAB/KOTA Komitmen Gub, Bup dan Walikota merupakan kunci keberhasilan terselenggaranya pendelegasian seluruh kewenangan perizinan dan nonperizinan kepada PTSP

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat) CONCURRENT (Urusan bersama Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota) URUSAN PEMERINTAHAN UMUM - PERTAHANAN - KEAMANAN - MONETER - YUSTISI - POLITIK LUAR NEGERI - AGAMA WAJIB/ OBLIGATORY PELAYANAN DASAR pendidikan; kesehatan; PU & penataan ruang; perumahan Rakyat dan kawasan permukiman; Trantib umum, dan Linmas, Sosial (dilaksanakan dengan SPM) NON PELAYANAN DASAR tenaga kerja; pemberdayaan perempuan & anak, pangan; Pertanahan; Lingkungan Hidup; Dukcapil, PMD, penduduk dan KB, perhubungan, kominfo, Koperasi UKM, Penanaman Modal, PORA, statistik, sandi, Budaya, perpustakaan, & arsip PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan) Kelautan & perikanan, Pariwisata, Pertanian, Kehutanan, ESDM, Perdagangan, perindustrian dan Transmigrasi Wawasan Kebangsaan; Ketahanan Sosial; Pengamalan pancasila Persatuan dan Kesatuan; Penanganan Konflik Sosial; Koordinasi Pelaksanaan Tugas Antar Instansi di Provinsi/Kab/Kota; Pengembangan Kehidupan Demokrasi; Pelaksanaan semua urusan pemerintahan yang bukan kewenangan Daerah & tidak Ditangani oleh Instansi Vertikal

2. Pasal 345 (Manajemen Pelayanan) Pemda wajib membangun manajemen pelayanan publik. Meliputi: 1. pelaksanaan pelayanan, 2. pengelolaan pengaduan masyarakat, 3. pengelolaan informasi, 4. pengawasan internal, 5. penyuluhan kepada masyarakat, 6. pelayanan konsultasi dan 7. pelayanan publik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemda dapat membentuk forum komunikasi antara Pemda dengan masyarakat dan pemangku kepentingan terkait (pengusaha/tokoh masyarakat). Peranserta Masyarakat & Pihak Swasta

Pemda wajib mengumumkan informasi pelayanan publik yg dituangkan dalam maklumat pelayanan publik kepada masyarakat melalui media (cetak dan elektronik) dan tempat yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Maklumat pelayanan publik Pemerintah Daerah kepada masyarakat, memuat: 1. jenis pelayanan yang disediakan; 2. syarat, prosedur, biaya dan waktu; 3. hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dan warga masyarakat; dan 4. satuan kerja atau unit kerja penanggungjawab penyelenggaraan pelayanan.

Daerah dapat melakukan penyederhanaan jenis dan prosedur pelayanan publik untuk meningkatkan mutu pelayanan dan daya saing Daerah. Yang dimaksud dengan penyederhanaan jenis pelayanan publik adalah menggabungkan beberapa jenis pelayanan publik yang diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan menjadi 1 (satu) jenis pelayanan yang di dalamnya menampung/memuat substansi pelayanan yang digabungkan Yang dimaksud dengan penyederhanaan prosedur pelayanan publik adalah mengurangi dan/atau mengintegrasikan persyaratan atau langkah-langkah pemberian layanan, sehingga mempermudah proses pemberian layanan kepada masyarakat. dapat memanfaatkan teknologi informasi dan

KDH wajib memberikan pelayanan perizinan dengan membentuk Unit PTSP sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pembentukan PTSP diharapkan dapat meminimalisir pungli. Penyelenggaraan PTSP masih terkendala pada terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM, dukungan APBD, dan sulitnya menggunakan pihak ketiga (bank swasta) untuk membantu pembangunan dan pengembangan sistem pelayanan secara online) Sesuai Pasal 17 dan Pasal 39 PP 18/2016 ttg Perangkat Daerah, bahwa: Fungsi PTSP dilekatkan dengan fungsi Penanaman Modal yang diwadahi dalam Dinas Penanaman Modal dan PTSP. Besaran Organisasi PTSP mengikuti besaran dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan di Bidang Penanaman Modal. Pelimpahan kewenangan pelayanan perizinan dan non perizinan kepada unit pelayanan terpadu satu pintu ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu, dapat dibentuk tim teknis sesuai kebutuhan

6. Pasal 352 (Evaluasi Kinerja) Menteri melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemda provinsi. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemda kabupaten/kota Evaluasi yang dilakukan oleh Menteri dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat merupakan bagian dari evaluasi penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Tidak mengumumkan informasi tentang pelayanan publik (Pasal 348): Sanksi Administratif (teguran) 2x berturut-turut teguran tidak dilaksanakan: KDH ikut program pembinaan khusus

Tidak memberikan pelayanan perizinan (Pasal 350): Sanksi Administratif (teguran) 2x berturut-turut teguran tidak dilaksanakan : Menteri mengambil alih pemberian izin yang menjadi kewenangan gubernur; dan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mengambil alih pemberian izin yang menjadi kewenangan bupati/wali kota. KDH yg tidak memberikan pelayanan perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan apabila pelanggarannya bersifat pidana.

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA BERDASARKAN UU NO 23 THN 2014 Pasal 67 Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi: a. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan negara kesatuan republik indonesia; b. Menaati seluruh ketentuan peraturan perundangundangan; c. Mengembangkan kehidupan demokrasi; d. Menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; e. Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik; f. Melaksanakan program strategis nasional; dan g. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah. Penjelasan Pasal 67 Huruf f Yang dimaksud dengan program strategis nasional dalam ketentuan ini adalah program yang ditetapkan Presiden sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pasal 68 lanjutan..,kewajiban KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA BERDASARKAN UU NO 23 THN 2014 ( 1 ) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang tidak melaksanakan program strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf f dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota. (2) Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan. (3) Dalam hal kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah telah selesai menjalani pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan diberhentikan sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN KONKUREN menetapkan NSPK, yaitu berupa ketentuan Per-UU yg ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (yg dilaksanakan oleh K/L) sebagai pedoman dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yg menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan yang menjadi kewenangan Daerah. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yg menjadi kewenangan Daerah. K/L HARUS MENJAMIN TERSEDIANYA NSPK DAN BINWAS KEPADA DAERAH

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMRTHN KONKUREN Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan wajib berpedoman pada NSPK yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Dalam hal kebijakan Daerah yang dibuat tidak mempedomani NSPK, Pemerintah/Pemprov membatalkan kebijakan Daerah.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI UU No 23 Thn 2014 ttg Pemerintahan Daerah BAB XVIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 373 (1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi. (2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota. (3) Pembinaan dan pengawasansebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri PEMBINAAN TEKNIS OLEH MENTERI TERKAIT

Landasan Hukum PTSP 3. PERATURAN

Perpres 97/2014 tentang Penyelenggaraan PTSP (1) PTSP : Pelayanan secara terintegrasi dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu Menempatkan seluruh pelayanan perizinan dan nonperizinan SKPD dalam satu tempat di PTSP; Pelayanan dimulai dari penerimaan berkas sampai dengan terbitnya dokumen dalam satu tempat. PTSP Pemohon datang Ke Satu Tempat, Pelayanan bisa lebih Cepat dan Lebih Murah Tim Teknis Meja Penerimaan BACK OFFICE ----------------------------------- FRONT OFFICE Pemohon

Perpres 97/2014 tentang Penyelenggaraan PTSP (2) Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat, memperpendek proses pelayanan, mewujudkan pelayanan yg cepat, mudah, murah, transparan, pasti & terjangkau. Tujuan Prinsip Keterpaduan, ekonomis, koordinasi, pendelegasian kewenangan, akuntabilitas, aksesbilitas Syarat Ruang Lingkup Kelembagaan, Pendelegasian, SDM, dan Sarpras Perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan pemerintah dan pemda

ARAHAN Bapak PRESIDEN Dalam Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Kinerja dan Pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada tanggal 23 Agustus 2016, antara lain: 1. Kinerja PTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota ditingkatkan; 2. Mendorong para Gubernur, Bupati/Walikota untuk melakukan percepatan pendelegasian wewenang perizinan kepada BPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pembinaan Sumber Daya Manusia dan percepatan pembangunan sistem perizinan online; 3. Menetapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang perizinan yang dijadikan pedoman oleh BPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk pelayanan publik dan penugasan pegawai yang ditempatkan di BPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota

Maklumat pelayanan publik Pemerintah Daerah kepada masyarakat (Psl. 347 UU 23/2014), memuat: 1. jenis pelayanan yang disediakan; 2. syarat, prosedur, biaya dan waktu; 3. hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dan warga masyarakat; dan 4. satuan kerja atau unit kerja penanggungjawab penyelenggaraan pelayanan. Maklumat Pelayanan publik merupakan salah satu wujud transparansi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah di bidang pelayanan publik Inovasi dalam rangka peningkatan kinerja, efektivitas, efisien dan perbaikan kualitas layanan.

UPAYA YANG SEDANG DAN AKAN DILAKUKAN OLEH KEMENDAGRI 1. Sejalan dengan ketentuan Pasal 350 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014, akan segera disusun Permendagri tentang Pedoman Penyelenggaraan PTSP Daerah yang akan menggantikan Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 2. Revisi Permendagri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu agar sejalan dengan amanat PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (tahap finalisasi). 3. Kebijakan penganggaran untuk PTSP yang dituangkan dalam Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD T.A 2017. 4. Konsolidasi dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang membidangi NSPK perizinan dan nonperizinan Sesuai tugas dan fungsi Kemendagri yang dituangkan dalam renstra 2015-2019, kami telah dan akan melanjutkan program/kegiatan: 1. Pembinaan di daerah tertinggal dalam percepatan penerapan menuju PTSP prima; 2. Pembinaan di daerah yang memiliki PTSP yang prima;dan 3. Dekonsentrasi peningkatan kualitas kelembagaan infrastruktur dan manajemen pelayanan melalui PTSP.

UPAYA YANG SEDANG DAN AKAN DILAKUKAN 1. Penataan Pedoman Pelayanan: - Revisi Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan PTSP. 2. Penataan Kelembagaan: - Revisi Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu sesuai PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. 3. Aspek Penganggaran: - Kebijakan penganggaran untuk PTSP yang dituangkan dalam Permendagri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD T.A 2017. 4. Piloting Project model pelayanan Online - Prov. Jabar, Kota Bogor, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, dan Kab. Badung. 5. Mendorong Inovasi pelayanan untuk perbaikan kualitas pelayanan.

KABUPATEN YG BELUM MEMBENTUK PTSP 1. Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara; 2. Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara; 3. Kabupaten Membramo Raya, Provinsi Papua; 4. Kabupaten Membramo Tengah, Provinsi Papua; 5. Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua; 6. Kabupaten Waropen, Provinsi Papua; 7. Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat; 8. Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat; 9. Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat; dan 10. Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat

Sekian dan Terima Kasih 37