PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP

dokumen-dokumen yang mirip
SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

HAK KREDITUR ATAS PENJUALAN BARANG GADAI

UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK BISNIS ANTARA BIRO PERJALANAN WISATA GOH DENGAN JAYAKARTA HOTEL DI LEGIAN

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

Key Words: Indications, Practice of Dumping, Laws

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 2 PENGERTIAN JUAL BELI PERUSAHAAN

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN. Karakteristik Pengadilan Negeri. Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi 11/8/2014

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN ISI BEDING JUAL BELI LOKO 11/8/2014. Ps BW:

ARBITRASE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Firda Zulfa Fahriani

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN

STIE DEWANTARA Sengketa Bisnis & Penyelesaiannya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB III HUTANG PIUTANG SUAMI ATAU ISTRI TANPA SEPENGETAHUAN PASANGANNYA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERAN PENGADILAN NIAGA SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

Lex et Societatis, Vol. III/No. 5/Juni/2015

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB IV ANALISIS KOMPARASI OVERMACHT DALAM PERJANJIAN MUDHARABAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.04/2014 TENTANG

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT)

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

KEKUATAN MENGIKAT RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

2 tersebut dapat dipakai dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan atau dapat dimiliki oleh pembeli. Pengelolah pusat perbelanjaan menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. yaitu Verbintenis untuk perikatan, dan Overeenkomst untuk perjanjian.

TANGGUNG JAWAB DISTRIBUTOR DALAM CACAT PRODUK PADA TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI FACEBOOK

HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

TINJAUAN TENTANG DASAR HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

Transkripsi:

PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP oleh Angela Paramitha Sasongko I Made Pujawan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Dalam transaksi perdagangan internasional dapat timbul suatu perselisihan yang bisa berkembang menjadi sebuah sengketa. Hal ini dapat menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan para pihak, padahal kemungkinan terjadinya perselisihan dalam perdagangan internasional sangat besar karena proses penyerahan dan penerimaan barang sering dilakukan di negara yang berlainan. Salah satu kategorinya adalah syarat Free On Board (FOB). Tulisan ini menjelaskan apakah importir bertanggung jawab atas kerugian yang ditanggung eksportir apabila terjadi FOB Trap. Disamping itu, tulisan ini juga menjelaskan tentang langkah hukum apa yang dapat ditempuh eksportir atas kerugian yang diderita akibat FOB Trap. Kata Kunci: Pertanggungjawaban, Importir Eksportir, Free On Board Trap ABSTRACT In international trade transactions may arise a dispute that could develop into a legal dispute. This can cause unwanted loss of the parties, whereas the likelihood of disputes in international trade is very large because of the delivery and receipt of goods often carried out in different countries. One category is a condition Free On Board (FOB). This paper describes whether the importer is responsible for the losses incurred by exporters in case of FOB Trap. In addition, this paper also describes what legal steps can be taken by exporters for losses suffered due to FOB Trap. Key Words: Accountability, Importers Exporters, Free On Board Trap I. PENDAHULUAN Perekonomian dan liberalisasi perdagangan serta investasi dunia telah dan akan terus mewarnai kepentingan ekonomi Indonesia. Hal ini merupakan suatu peluang bagi pengusaha nasional terutama sektor industri kecil untuk dapat masuk di pasar internasional, sekaligus merupakan tantangan agar dapat menyesuaikan diri dengan hukum dan kebiasaan dalam perdagangan internasional agar mampu bersaing dengan 1

2 negara lain. Oleh karena itu, untuk dapat menembus pasar internasional maka suatu komoditas harus memiliki keunggulan agar mempunyai daya saing yang kuat. Keunggulan suatu komoditas dapat disebabkan karena faktor alam (keunggulan mutlak) dan karena efektifitas produksi yang dapat menekan biaya produksi (keunggulan perbandingan biaya). 1 Dari segi legal, transaksi perdagangan internasional berarti suatu transaksi yang melibatkan kepentingan lebih dari satu hukum nasional. Dalam Incoterms 2000 terdapat 13 syarat yang dikategorikan ke dalam empat kelompok. Syarat-syarat yang paling sering digunakan dalam praktek perdagangan internasional adalah Free On Board (FOB), Cost and Freight (CFR), dan Cost Insurance and Freight (CIF). Pada syarat Free On Board, eksportir hanya bertanggung jawab atas resiko dan biaya yang timbul sampai barang berada di atas dek kapal, namun kewenangan untuk menyediakan atau mencarikan kapal pada importir. Adanya kewenangan ini sering dijadikan alat bagi importir untuk membatalkan kontrak secara sepihak dengan cara menunda atau bahkan tidak mencarikan kapal pengangkut sampai Letter of Credit menjadi kadaluwarsa yang mengakibatkan penjual (eksportir) mengalami kerugian. Kejadian ini sering disebut dengan perangkap Free On Board atau lebih dikenal dengan FOB trap. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodelogi dan sistematis. Metodelogi berarti menggunakan metode-metode yang bersifat ilmiah sedangkan sistematis berarti sesuai pedoman/aturan penelitian yang berlaku untuk karya ilmiah. 2 Jenis penelitian yang dilakukan adalah berdasarkan atas penelitian yang bersifat yuridis normatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan undangundang (statute approach) yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut dengan menggunakan pendekatan fakta (fact approach) dengan mengumpulkan bahan-bahan hukum berupa buku-buku hukum dan literatur-literatur 1 Amir M.S., 1980, Teknik Perdagangan Luar Negeri, Cet. II, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, h.1. 2 Sutrisno Hadi, 2002, Metodologi Research, Sinar Grafika, Jakarta, h.4.

3 yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Teknik analisis dalam tulisan ini menggunakan teknik deskripsi yang disusun secara sistematis dilakukan analisis secara deskriptif analisis. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Tanggung Jawab Importir Atas Kerugian Eksportir Akibat FOB Trap Kesepakatan perdagangan internasional menimbulkan suatu hubungan hukum antara para pihak, hubungan hukum ini ialah hubungan hukum jual beli. Hubungan hukum jual beli merupakan suatu hubungan hukum timbal balik yaitu hubungan hukum yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak, hubungan ini disebut hubungan hukum karena hak atas si berpiutang itu dijamin oleh hukum. 3 FOB Trap mengakibatkan kerugian pada eksportir karena tidak dapat dilanjutkannya perdagangan yang disepakati karena tidak adanya kapal pengangkut barang yang harus disediakan oleh importir. Kerugian menurut Pasal 1239 KUHPerdata diperinci ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai biaya (konsten), kerugian dalam arti sempit (sehaden) dan bunga (interesten). Dalam penggunaan syarat FOB, kewajiban menyediakan kapal pengangkut adalah merupakan prestasi yang harus dipenuhi oleh importir. Adapun prestasi itu harus tertentu atau dapat ditentukan, tak dapat orang diwajibkan untuk sesuatu yang isinya tidak diketahui dan juga tidak dapat ditetapkan. 4 Tanggung jawab importir untuk memberi ganti rugi kepada eksportir dibatasi pada ada atau tidaknya keadaan memaksa yang menyebabkan tidak tersedianya kapal pengangkut. Berdasarkan Pasal 1244 KUHPerdata dinyatakan jika ada alasan untuk itu, si berhutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga. Bila ia tidak membuktikan bahwa hal tidak dilaksanakan atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perjanjian itu disebabkan karena suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, ke semuanya itu pun jika itikad buruk tidak ada pada pihaknya. Kemudian Pasal 1245 KUHPerdata menyatakan bahwa tidaklah biaya, 3 Subekti, 1996, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, h.1. 4 HFA Vollmar, 1980, Inleiding Nederlands Burgelijk Recht, khususnya Verbintenissenrecht (Hukum Perutangan), terjemahan Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, bagian A, Seksi Hukum Perdata FH UGM, Yogyakarta, h.4.

4 rugi dan bunga harus digantinya, apabila karena keadaan memaksa atau karena suatu kejadian yang tak disengaja, si berutang berhalangan memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau karena hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan terlarang. Jadi, untuk dapat dikatakan suatu keadaan memaksa, yaitu selain keadaan itu memaksa dan di luar kekuasaannya, keadaan yang telah timbul itu juga harus berupa keadaan yang tidak yang tidak dapat diketahui pada waktu perjanjian itu dibuat. 5 Dalam praktek di Indonesia biasanya para pihak menghendaki agar kebijakan pemerintahan digolongkan ke dalam pengertian keadaan memaksa di samping peristiwa acts of god seperti bencana alam, sedangkan pengusaha asing menghindari dimasukkannya perubahan kebijakan pemerintah sebagai keadaan memaksa. 6 2.2.2 Langkah Hukum Yang Dapat Ditempuh Eksportir Untuk Meminta Pertanggungjawaban Importir Atas Kerugian Yang Dideritanya Pada dasarnya kewenangan memutus sengketa adalah pada pengadilan. Namun demikian masih dimungkinkan adanya penyelesaian di luar pengadilan melalui forum perdamaian. Adapun dasar penyelesaian di luar jalur peradilan umum adalah UU No.14 Tahun 1970 jo UU No.4 Tahun 2004 tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman yang memperbolehkan penyelesaian perkara di luar pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui wasit (arbiter). Landasan hukum lain juga terdapat dalam UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Penyelesaian secara non litigasi yang dapat ditempuh dalam kasus FOB Trap antara lain Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Arbitrase. Sedangkan penyelesaian secara litigasi adalah menggunakan jalur pengadilan, dimana pengadilan merupakan refleksi dari jurisdiksi judikatif suatu negara berdaulat. Segala peristiwa hukum, termasuk sengketa kontrak yang terjadi di wilayah suatu negara pada prinsipnya berada di bawah yurisdiksi negara itu. 7 III. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: h.12. 5 Huala Adolf, 2007, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, PT Refika Aditama, Bandung, 6 Ibid, h.92. 7 Ibid, h. 173.

5 1. Berdasarkan hukum perdata Indonesia maka importir bertanggung jawab atas kerugian yang ditanggung eksportir akibat terjadinya FOB Trap sepanjang tidak adanya unsur keadaan memaksa. 2. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh eksportir terhadap importir adalah dengan mengajukan gugatan melalui jalur peradilan yaitu di pengadilan negeri atau peradilan asing. Sengeketa dapat juga diselesaikan di luar jalur peradilan melalui forum negosiasi, mediasi, konsiliasi atau arbitrase. DAFTAR PUSTAKA Amir M.S., 1980, Teknik Perdagangan Luar Negeri, Cet. II, Bhratara Karya Aksara, Jakarta. HFA Vollmar, 1980, Inleiding Nederlands Burgelijk Recht, khususnya Verbintenissenrecht (Hukum Perutangan), terjemahan Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, bagian A, Seksi Hukum Perdata FH UGM, Yogyakarta. Huala Adolf, 2007, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, PT Refika Aditama, Bandung. Subekti, 1996, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta Sutrisno Hadi, 2002, Metodologi Research, Sinar Grafika, Jakarta Peraturan Perundang-Undangan: Incoterms 2000, International Commercial Chamber Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa