Tata cara penomoran Standar Nasional Indonesia dan Dokumen Teknis

dokumen-dokumen yang mirip
2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 199 T

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

PSN 03.1:2007. Pedoman Standardisasi Nasional

ADOPSI STANDAR AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIAL MENJADI STANDAR NASIONAL INDONESIA

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 1999,

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

Pengembangan Standar Nasional Indonesia

KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA

Pengelolaan panitia teknis perumusan Standar Nasional Indonesia

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

Pedoman KAN Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

Tahapan dan Proses Perumusan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Agens Pengendali Hayati (APH)

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

PSN PSN. Pedoman Standardisasi Nasional. Tenaga Ahli Standardisasi untuk Pengendali Mutu Perumusan SNI. Badan Standardisasi Nasional

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA

PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA

Penilaian kesesuaian Fundamental sertifikasi produk

Pedoman Panitia Teknik Survei dan Pemetaan (Pedoman Pantek 211S) oleh: Tim Penyusun Pedoman Pantek 211S

TINJAUAN PUSTAKA. atau hasil kegiatan yang dirumuskan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak

REVISI PERKA BSN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN SNI. Jakarta, 19 September 2017 Pusat Perumusan Standar - BSN

Penilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG PRODUK UNGGULAN DAERAH SULAWESI SELATAN

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Komite Akreditasi Nasional

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1

PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA. Surabaya, 20 Oktober 2016

Tuna dalam kemasan kaleng

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR

SSN) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 85/KEP/BSN/4/2013

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Penilaian kesesuaian Pedoman pelaksanaan sertifikasi produk oleh pihak ketiga

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

PENGGUNAAN STANDAR, PEDOMAN DAN MANUAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

PENGEMBANGAN SNI DALAM MENDUKUNG SMART CITY DI INDONESIA. Makassar, 24 Oktober 2017 Badan Standardisasi Nasional

Penulisan Standar Nasional Indonesia

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

Kertas Cara uji ketahanan sobek Metode Elmendorf

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

SNI PANGAN SEKARANG INI A BASRAH ENIE

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)

PSN. Jajak Pendapat dan Pemungutan Suara dalam Rangka Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pedoman Standardisasi Nasional

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL PRIORITAS TAHUN 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 KEDEPUTIAN BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja

2011, No Pedoman Standardisasi Nasional tentang panduan keberterimaan regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian untuk produk pe

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG

Skema sertifikasi produk

3.1 opasitas perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG

Spesifikasi komposter rumah tangga individual dan komunal

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Pengembangan SNI. Y Kristianto Widiwardono Pusat Perumusan Standar-BSN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

SNI Standar Nasional Indonesia

PANDUAN PENGENDALIAN DOKUMEN KEBIJAKAN DAN SOP

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KOMITE TEKNIS PERUMUSAN STANDAR NASIONAL INDONESIA MESIN LISTRIK

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KOMITE TEKNIS PERUMUSAN STANDAR NASIONAL INDONESIA INSULASI LISTRIK

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

BSISO BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 219/KEP/BSN/9/2016 TENTANG

Katup tabung baja LPG

2017, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pem

REKOMENDASI TEMU KOMITE TEKNIS 2017

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

Pupuk kalium klorida

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Transkripsi:

Pedoman Standardisasi Nasional Tata cara penomoran Standar Nasional Indonesia dan Dokumen Teknis Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Kata pengantar...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Struktur dan tata cara penomoran... 2 3.1 Struktur penomoran... 2 3.2 Tata cara penomoran... 2 Bibliografi... 8 i

Kata pengantar Pedoman ini merupakan acuan pemberian nomor mulai dari penomoran dokumen Rancangan Standar NasionaI Indonesia (RSNI) hingga menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI), atau Dokumen Teknis (DT) dengan tujuan agar penomoran dokumen tersebut dilakukan secara konsisten. Pedoman digunakan untuk identifikasi dokumen yang dipublikasikan oleh BSN. Penyusunan pedoman ini mengacu pada beberapa pasal dan lampiran dari ISO/IEC Guide 21-1:2005 (E), Regional or national adoption of International Standards and other International Deliverables Part 1: Adoption of International Standards. Pedoman ini disusun oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sesuai dengan ketentuan yang diberikan dalam PSN 08:2007 yang mengacu pada ISO/IEC Directives, Part 2. ii

Tata cara penomoran Standar Nasional Indonesia dan Dokumen Teknis 1 Ruang lingkup Pedoman ini menguraikan cara pemberian nomor sejak Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) sampai ditetapkan menjadi SNI atau Dokumen Teknis (DT), namun tidak termasuk penomoran Pedoman Standardisasi Nasional (PSN). 2 Istilah dan definisi Untuk keperluan penyusunan pedoman ini, istilah dan definisi yang digunakan di bawah ini mengadaptasi ISO/IEC Guide 2:2004 yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 2.1 standar dokumen yang ditetapkan melalui konsensus dan disahkan oleh badan yang berwenang serta berisikan peraturan, pedoman, karakterisik kegiatan atau hasilnya, untuk pemakaian umum dan pemakaian berulang. Standar ditujukan untuk mencapai tingkat keteraturan optimum dalam konteks tertentu CATATAN Standar harus berlandaskan pada hasil terpadu dari ilmu pengetahuan, teknologi dan pengalaman serta ditujukan untuk meningkatkan manfaat bagi masyarakat secara optimum. [ISO/IEC Guide 2:2004, definisi 3.2] 2.2 Standar Nasional Indonesia (SNI) standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional 2.3 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) rumusan SNI yang disusun oleh Panitia Teknis atau subpanitia teknis secara konsensus 2.4 Dokumen Teknis (DT) RSNI4 yang tidak mencapai konsensus untuk ditetapkan menjadi SNI, tetapi disahkan oleh BSN atas usulan panitia teknis terkait dan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk pihak-pihak yang berkepentingan CATATAN Dokumen Teknis juga dapat dihasilkan untuk keadaan mendesak, dan dijelaskan dalam pedoman lain. 2.5 amandemen modifikasi, penambahan atau penghapusan bagian tertentu dari isi standar CATATAN terpisah. Hasil amandemen standar disajikan dengan menerbitkan lembaran amandemen secara 1 dari 8

2.6 revisi semua perubahan yang diperlukan pada substansi dan penyajian normatif CATATAN Hasil revisi disajikan berupa terbitan edisi baru standar tersebut. 2.7 adopsi publikasi SNI berdasarkan standar ISO/IEC yang relevan, memiliki kesamaan status sebagai dokumen normatif nasional, dengan mengidentifikasikan setiap penyimpangan dari standar ISO/IEC yang ada (PSN 03) CATATAN Diadaptasi dari ISO/IEC Guide 2:2004, definisi 10.1. 3 Struktur dan tata cara penomoran 3.1 Struktur penomoran 3.1.1 Struktur penomoran SNI terdiri atas serangkaian kode dengan arti tertentu yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor bagian dan nomor seksi serta tahun penetapan. 3.1.1.1 Kode SNI menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah Standar Nasional Indonesia. 3.1.1.2 Nomor unik merupakan identifikasi dari suatu standar tertentu yang jumlah digitnya sesuai kebutuhan, minimal 4 digit dan dapat diawali dengan angka nol (0), kecuali untuk SNI adopsi identik, kode nomor unik sama dengan nomor standar yang diadopsi. 3.1.1.3 Nomor bagian merupakan identifikasi yang menunjukkan nomor urut bagian dari suatu standar yang mempunyai bagian. 3.1.1.4 Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukkan nomor urut seksi dari suatu standar bagian tertentu. 3.1.1.5 Tahun penetapan sebanyak 4 digit menyatakan tahun standar tersebut ditetapkan oleh BSN. 3.2 Tata cara penomoran 3.2.1 Penomoran RSNI Identifikasi untuk dokumen RSNI (RSNI3 atau RSNI4) dinyatakan dengan: RSNI<n>spasi<XXXX>titik dua<yyyy> RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia; n tahap RSNI (3 atau 4); XXXX nomor unik sesuai nomor SNI yang akan ditetapkan; YYYY tahun pengusulan (untuk tahap jajak pendapat atau pemungutan suara). CONTOH 1 RSNI3 7276:2007, Tangki air plastik PE (polietilena) silinder vertikal. 2 dari 8

CONTOH 2 RSNI4 2190.1:2007, Syarat-syarat umum konstruksi lift penumpang yang dijalankan dengan transmisi hidrolis. CONTOH 3 RSNI3 7117.3.1:2006, Emisi gas buang Sumber tidak bergerak- Bagian 3: Oksidaoksida sulfur (SO x ) - Seksi 1: Cara uji dengan metode turbidimetri menggunakan spektrofotometer. CONTOH 4 CONTOH 5 klasifikasi. RSNI3 ISO 14031:2007, Manajemen lingkungan Evaluasi kinerja lingkungan. RSNI3 IEC 60405:2007 Instrumentasi nuklir Persyaratan konstruksional dan Nomor RSNI akan tetap dipakai sebagai nomor unik dari SNI yang akan ditetapkan oleh BSN, namun nomor RSNI tidak akan dipergunakan lagi apabila RSNI tersebut tidak ditetapkan sebagai SNI. 3.2.2 Penomoran SNI Cara menuliskan penomoran memperhatikan penggunaan tanda baca yang tepat sebagai pembatas masing-masing kode. Tanda titik (.) dituliskan di antara kode nomor unik dengan nomor bagian atau nomor seksi, titik dua (:) dituliskan di antara kode nomor unik atau nomor bagian atau nomor seksi dengan tahun penetapan. 3.2.2.1 SNI tunggal Penomoran SNI tunggal dinyatakan sebagai berikut: SNIspasi<XXXX>titik dua<yyyy> XXXX nomor unik (dari RSNI terkait); YYYY tahun penetapan SNI. CONTOH 1 CONTOH 2 SNI 7232:2006, Bentuk baku konstruksi pukat hela ikan. SNI 7208:2006, Jenis sifat dan kegunaan rotan. 3.2.2.2 SNI yang mempunyai bagian Penomoran SNI yang mempunyai bagian dinyatakan sebagai berikut: SNIspasi<XXXX>titik<xx>titik dua<yyyy> XXXX nomor unik (dari RSNI terkait); xx nomor bagian (tidak diawali dengan angka 0); YYYY tahun penetapan SNI. CONTOH 1 SNI 7259.1:2006, Ikan kakap utuh segar Bagian 1: Spesifikasi. CONTOH 2 SNI 6989.7:2004, Air dan air limbah - Bagian 7: Cara uji seng (Zn) dengan Spektrofotometer Serapan atom (SSA)-nyala. CATATAN 1 Pada halaman sampul depan SNI sesuai PSN 03.1 pasal 8.3, setelah judul SNI diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. 3 dari 8

SNI 6989.7:2004, Air dan air limbah - Bagian 7: Cara uji seng (Zn) dengan Spektrofotometer Serapan atom (SSA)-nyala (ISO 8288:1996, Water quality Determination of cobalt, nickel, copper, zinc, cadmium and lead Flame atomic absorption spectrometric methods,neq) CATATAN 2 Pada senarai, katalog dan media publikasi lainnya sesuai PSN 03.1 pasal 8.4 diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. SNI 6989.7:2004, Air dan air limbah - Bagian 7: Cara uji seng (Zn) dengan Spektrofotometer Serapan atom (SSA)-nyala (ISO 8288:1996,NEQ) CATATAN 3 Indikasi tingkat kesetaraan tidak sama/ekivalen dijelaskan pada kata pengantar sesuai PSN 03.1 Lampiran D. CATATAN 4 SNI ini tidak sama/ekivalen dengan ISO 8288:1996, Water quality Determination of cobalt, nickel, copper, zinc, cadmium and lead Flame atomic absorption spectrometric methods. 3.2.2.3 SNI yang mempunyai seksi Identifikasi SNI yang mempunyai seksi dinyatakan sebagai berikut: SNIspasi<XXXX>-<xx>titik< x 1 x 1 >titik dua<yyyy> XXXX nomor unik (dari RSNI terkait); xx nomor bagian (tidak diawali dengan angka 0); x 1 x 1 nomor seksi (tidak diawali dengan angka 0); YYYY tahun penetapan SNI. CONTOH SNI 7117.3.1:2006, Emisi gas buang Sumber tidak bergerak- Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO x ) - Seksi 1: Cara uji dengan metode turbidimetri menggunakan spektrofotometer. 3.2.3 Penomoran SNI hasil adopsi 3.2.3.1 Penomoran SNI hasil adopsi identik Penomoran SNI yang merupakan adopsi identik dari standar yang diterbitkan oleh lembaga standar lain yaitu: SNIspasi<A>spasi<B>titik dua<yyyy> A identitas lembaga standar yang diadopsi (ISO, IEC atau standar lain); B nomor unik standar yang diadopsi; YYYY tahun penetapan SNI; CONTOH 1 SNI ISO 9004:2005 CATATAN 1 Pada halaman sampul depan SNI sesuai PSN 03.1 pasal 8.3, setelah judul SNI diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. Sistem manajemen mutu Panduan untuk perbaikan kinerja (ISO 9004:2000,IDT) CATATAN 2 Pada senarai, katalog dan media publikasi lainnya sesuai PSN 03.1 pasal 8.4 diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. 4 dari 8

SNI ISO 9004:2005, Sistem manajemen mutu Panduan untuk perbaikan kinerja (ISO 2004:2000,IDT) CATATAN 3 Indikasi tingkat kesetaraan identik dijelaskan pada kata pengantar sesuai PSN 03.1 Lampiran D. CATATAN 4 SNI ini identik dengan ISO 9004:2000, Quality management system Guidelines for performance improvement. CONTOH 2 SNI IEC 60068-1:2004 CATATAN 1 Pada halaman sampul depan SNI sesuai PSN 03.1 pasal 8.3, setelah judul SNI diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. Pengujian Lingkungan Bagian 1: Pengertian Umum dan Pedoman (IEC 60068-1:1990,IDT) CATATAN 2 Pada senarai, katalog dan media publikasi lainnya sesuai PSN 03.1 pasal 8.4 diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. SNI IEC 60068-1:2004, Pengujian lingkungan Bagian 1: Pengertian umum dan pedoman (IEC 60068-1:1990,IDT) CATATAN 3 Indikasi tingkat kesetaraan identik dijelaskan pada kata pengantar sesuai PSN 03.1 Lampiran D. CATATAN 4 guidance. SNI ini identik dengan IEC 60068-1:1990, Environmental testing Part 1: General and CATATAN 5 Penomoran SNI hasil adopsi identik dari ISO atau IEC ini berlaku juga untuk SNI hasil adopsi identik dari publikasi lain yang dikeluarkan oleh ISO atau IEC yaitu Technical Specification (TS), Publicly Available Specification (PAS), Technical Report (TR), Guide, Technological Trend Assessment (TTA), Industrial Technical Agreement (ITA), International Workshop Agreement (IWA). 3.2.3.2 SNI hasil adopsi modifikasi Penomoran SNI yang merupakan adopsi modifikasi dari standar yang diterbitkan oleh lembaga standar lain yaitu: SNIspasi<B>titik dua<yyyy> B nomor unik SNI; YYYY tahun penetapan SNI; CONTOH 1 SNI 2765:1995 CATATAN 1 Pada halaman sampul depan SNI sesuai PSN 03.1 pasal 8.3, setelah judul SNI diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. Current transformers (IEC 60185:1987,MOD) CATATAN 2 Pada senarai, katalog dan media publikasi lainnya sesuai PSN 03.1 pasal 8.4 diberikan indikasi tingkat kesetaraan sebagai berikut. SNI 2765:1995, Current transformers (IEC 60185:1987,MOD) CATATAN 3 Indikasi tingkat kesetaraan modifikasi dijelaskan pada kata pengantar sesuai PSN 03.1 Lampiran D. 5 dari 8

CATATAN 4 SNI ini merupakan modifikasi dari IEC 60185:1987, Current transformers. 3.2.3.3 Penomoran SNI amandemen Penomoran amandemen suatu SNI tertentu dinyatakan dengan keterangan sebagai berikut: <Nomor SNI>garis miringamd<n>titik dua<yyyy> Nomor SNI Amd n YYYY nomor Standar Nasional Indonesia yang diamandemen; amandemen; nomor amandemen ke n kali; tahun penetapan amandemen. CONTOH SNI 2388:2006/Amd1:2007, Minyak pala. CATATAN 1 Apabila amandemen telah dilaksanakan 2 kali maka perubahan berikutnya harus dilaksanakan melalui revisi standar. CATATAN 2 Identifikasi ini dituliskan pada kulit depan halaman luar dari SNI amandemen. 3.2.3.4 Penomoran SNI revisi Penomoran SNI revisi dinyatakan dengan keterangan sebagai berikut: <SNI>spasi<XXXX>titik dua<y 1 Y 1 Y 1 Y 1 > XXXX nomor unik SNI yang direvisi; Y 1 Y 1 Y 1 Y 1 tahun penetapan SNI revisi. CONTOH SNI 7890:2007 merupakan revisi dari SNI 7890:2003. CATATAN 1 Dalam hal adanya perubahan nomor unik SNI yang direvisi, perlu dijelaskan dalam kata pengantar dokumen SNI. CATATAN 2 Nomor unik tidak digunakan lagi apabila SNI diabolisi. 3.2.3.5 Penomoran untuk SNI yang tetap (berdasarkan hasil kaji ulang) Untuk penomoran SNI yang masih tetap (tidak direvisi), maka pada sampul depan dokumen SNI ditambahkan tulisan edisi dan dijelaskan di bagian Prakata bahwa SNI tersebut masih dapat digunakan oleh pengguna terkait setelah dilakukan kaji ulang. Tahun penetapan SNI tidak berubah dengan tujuan agar dapat dibedakan dengan penomoran untuk SNI revisi. Misalnya: <SNI>spasi<XXXX>titik dua< YYYY> Edisi ke-(angka) XXXX nomor unik SNI yang dikaji ulang; YYYY tahun penetapan SNI yang dikaji. 6 dari 8

CONTOH SNI 7890:2003 Edisi ke-1 (merupakan hasil kaji ulang pertama untuk SNI 7890:2003). CATATAN 1 Pernyataan SNI yang tetap berdasarkan hasil kaji ulang, perlu dijelaskan dalam kata pengantar dalam dokumen SNI. 3.2.4 Tata cara penomoran DT Penomoran DT dinyatakan dengan keterangan sebagai berikut: DTspasi<XXXX>titik dua<yyyy> DT Dokumen Teknis; XXXX nomor urut; YYYY tahun penetapan DT. CONTOH 1 DT 0001:2006, Bioetanol. CATATAN 1 Apabila DT merupakan usulan RSNI baru, maka diberikan nomor urut baru. CATATAN 2 Apabila DT merupakan usulan RSNI hasil revisi, maka tetap diberikan nomor urut baru namun pada halaman sampul depan DT, setelah judul DT diberikan informasi keterangan sebagai berikut. Tabung baja LPG (revisi SNI 19-1452-2006) 7 dari 8

Bibliografi ISO/IEC Guide 2:2004, Standardization and related activities-general vocabulary. ISO/IEC Guide 21-1:2005, Regional or national adoption of International Standards and other International Deliverables Part 1: Adoption of International Standards. ISO/IEC Guide 21-2:2005, Regional or national adoption of International Standards and other International Deliverables Part 2: Adoption of International Deliverables other than International Standards. ISO, International Classification for Standards, sixth edition, 2005. 8 dari 8