BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah /

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika. Farida Nurhasanah 2011

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1

UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Pertemuan 1 dan 2

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

a. Kedua lembaga sama-sama menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan b. Kedua lembaga mementingkan suksesnya pembelajaran dengan bukti

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Pengembangan Silabus

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYUSUN KTSP DOKUMEN I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PERENCANAAN PEMBELAJARAN KIMIA (KI502) Diperiksa Oleh : Dr. H. Wahyu Sopandi, M.A. (Ketua Program Studi Pend. Kimia)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut.

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

LAPORAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nurdaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulin Ni mah, 2014 Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMINAR ANAK USIA DINI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Vira Ismis Kairat

Kisi Dokumen Tentang Penyusunan Silabus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PEMBAHASAN

Transkripsi:

113 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan temuan penelitian. Seperti yang ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang telah diperoleh baik melalui observasi, dokumentasi dan interview. Adapun pembahasannya sesuai dengan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Sidoarjo Perencanaan kurikulum merupakan proses yang penting dalam setiap instansi pendidikan. Dimana di dalam perencanaan ini ditentukan tujuan dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaan kurikulum pendidikan agama Islam kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Sidoarjo secara umum sama dengan institusi pendidikan yang lain, atau bahkan dengan kelas regular di SMA Negeri 1 ini. Perencanaan ini dimulai dengan penyusunan, antara lain: Kalender Pendidikan, kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

114 Rincian Pekan Efektif (RPE), rincian pekan efektif merupakan penghitungan jumlah keseluruhan dari pekan atau pertemuan dari pembelajaran selama setahun. Rincian pekan efektif ini juga memuat jumlah pekan efektif, efektif fakultatif, dan pekan tidak efektif dalam satu tahun ajaran pendidikan. Rincian pekan efektif ini merupakan penghitungan jumlah dari kalender pendidikan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah sebelumnya. Program tahunan (PROTA), program tahunan merupakan pemetaan secara umum tentang standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dan alokasi waktu dalam setiap pertemuan. Begitu juga dengan program Semester yang muatannya hampir sama dengan program tahuan namun lebih rinci dalam pengalokasian waktu jam tatap muka dan waktu dalam pertemuan dalam satu semester, dan juga disebutkan indikator dari masingmasing standar kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang dalam program tahuan dan program semester ini sudah sesuai dengan apa yang telah di tentukan oleh BNSP. Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD), analisis SK dan KD merupakan pemetaan terhadap ranah pencapaian kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Ranah pencapaian dalam kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tersebut merupakan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

115 Silabus, silabus merupakan pengembangan dari materi yang telah dipetakan yang terdiri dari indikator, metode pembelajaran, sumber belajar dan alokasi waktu. Dari hasil analisis penelitian terhadap silabus, antara SK, KD dalam standar isi ini sesuai dengan materi pelajaran yang tercantum dalam silabus. SK, KD dan materi pelajaran juga sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian juga sesuai dengan materi pelajaran. Materi pelajaran, kegiatan belajar sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Juga materi pelajaran sesuai dengan sumber belajar atau pedoman yang digunakan sebagai materi pelajaran. Untuk lebih jelasnya penjabaran dijelaskan dalam tabel berikut ini. Tabel 5.1 Keterkaitan Antar Kompenen Silabus ASPEK INDIKATOR KEADAAN Ya Tidak Keterkaitan antar a. Adanya kesesuaian antara SK, KD dalam komponen silabus standar isi dengan materi pelajaran b. Adanya keseesuaian antara SK dan KD dalam standar isi, materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran c. Adanya kesesuaian antara materi dan kegiatan pembelajaran dengan penilaian d. Adanya kesesuaian antara materi dan

116 kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu e. Adanya kesesuaian antara materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran dengan sumber belajar Dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), merupakan pengembangan dari silabus yang berisi proses pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut yang dimulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana keterkaitan antar komponen rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga silabus. Tabel 5.2 Keterkaitan Antar Kompenen RPP dan Silabus ASPEK INDIKATOR KEADAAN Ya Tidak Keterkaitan antar a. Kesesuaian SK, KD dengan indikator komponen RPP dan silabus b. Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran c. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi d. Keluasan dan kedalaman materi

117 disesuaikan dengan karakteristik peserta didik e. Keluasan dan kedalaman materi memungkinkan dicapai dalam waktu yang disediakan f. Kesesuaian metode dengan tujuan dan materi pembelajaran g. Kesesuain kegiatan dengan metode pembelajaran h. Kesesuaian penilaian dengan tujuan pembelajaran i. Kesesuaian buku ajar dengan materi pelajaran j. Kesesuaian antara komponen RPP yang disusun dengan komponen yang ada di silabus Secara umum perencanan kurikulum di kelas akselerasi sama dengan perencanaan kurikulum di kelas reguler. Perbedaannya dengan kelas regular sebenarnya hanya terletak pada pengaturan dan pengorganisasian waktu jarak tempuh untuk menyelesaikan materi yang ada dalam kurikulum saja.

118 Kelas akselerasi merupakan kelas percepatan, dimana peserta didiknya mempunya kecerdasan intelektual di atas rata-rata. Jadi sangat memungkinkan menyelesaikan materi yang seharusnya diselesaikan dalam kelas reguler dalam tiga tahun, dapat diselesaikan hanya dalam waktu dua tahun di kelas akselerasi. B. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Sidoarjo Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam berdasar pada perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi ini paling tidak dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Adapun dalam tahap pendahuluan, guru sebagai implementer kurikulum telah menyiapkan peserta didik secara psikis maupun fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya kepada materi yang dipelajari juga diberikan kepada peserta didik. Di awal kegiatan pembelajaran guru sudah menyampaikan dan menjelaskan tujuan, kompetensi dasar (KD) dan indikator yang harus dicapai oleh peserta didik, sehingga peserta didik memahami pentingnya materi yang akan diberikan oleh guru. Dalam kegiatan inti, peserta didik banyak terlibat untuk mencari informasi tentang tema materi yang akan dipelajari. Tidak hanya satu media,

119 dan sumber belajar yang dipakai namun ada beberapa. Disamping mediamedia visual, seperti buku, papan tulis, juga menggunakan media audio visual, karena di tiap-tiap kelas yang ada di SMA Negeri 1 ini setiap kelas dilengkapi dengan LCD proyektor dan didukung dengan koneksi internet yang memadai, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Terjadi interaksi yang baik tidak hanya antar peserta didik, namun juga antara peserta didik dengan guru. Proses ini terjadi karena peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Aktifitas menulis, membaca dan berdiskusi yang bermakna terjadi dalam pembelajaran di kelas, oleh karena adanya tugas-tugas yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Strategi pembeajaran yang sering dipakai dalam kelas adalah strategi contextual teaching and learning (CTL) dan problem solving. Jadi strategi pembelajaran tersebut yang banyak mengharuskan peserta didik untuk aktif menulis, membaca dan berdiskusi. Disamping itu, guru juga memberikan umpan bali positif dan penguatanpenguatan kepada peserta didik. Di samping itu, belajar mandiri juga tak luput dari arahan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Di dalam kegiatan penutup, ada refleksi terhadap materi pelajaran tang telah disampaikan. Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan juga dilakukan secara konsisten dan terprogram. Dan juga, di

120 akhir pembelajaran guru tak lupa untuk menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dari data yang diperoleh dari lapangan bahwa, untuk evaluasi mata pelajaran pendidikan agama Islam pada program akselerasi di SMA Negeri 1 Sidoarjo, sama dengan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran pada umumnya. Evaluasi mata pelajaran pendidikan agama Islam dilakukan untuk mengetahui ketercapaian materi yang telah disampaikan. Dari data yang diperoleh, ada beberapa hal yang diperhatikan guru mata pelajaran dalam melaksanakan evaluasi meliputi : 1. Penilaian kognitif yang meliputi 3 hal yaitu, a. Penilaian proses, penilaian proses kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menilai keaktifan siswa dalam bertanya, dalam mengutarakan pendapatnya atau tidak, apakah siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau tidak, sehingga setiap pertemuan ada nilai proses pembelajaran. Dan juga penilaian tersebut diambil setiap aktifitas dari diskusi. b. Penilaian tugas, penilaian tugas ini bersifat individu dan kelompok. Penilaian individu atau personal biasanya diambil dari tugas Pekerjaan Rumah (PR), resum, dan lain-lain. Dan penilaian kelompok diambil dari tugas makalah, dan hasil dari presentasi yang berbentuk data dalam power point.

121 c. Ulangan, ulangan ini biasanya berupa ulangan harian dilakukan apabila beberapa KD (kompetensi dasar) dianggap selesai. 2. Penilaian psikomotor Pada penilaian psikomotor, guru pendidikan agama Islam (PAI) menilai dari praktek siswa. Dalam menilai aspek ini tidak semua materi terdapat nilai psikomotor, karena dalam pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) tidak semua di praktekkan tetapi ada yang harus benarbenar di pahami. 3. Penilaian Afektif Penilaian afektif adalah bagaimana sikap peserta didik, khususnya perilaku yang positif atau akhlak yang baik sebagai siswa. C. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Sidoarjo Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Sidoarjo adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum ini kemudian dikembangkan sesuai dengan kebijakan sekolah. Namun pada intinya pengembangan kurikulum ini tetap mengacu pada standar isi yang telah ditetapkan secara nasional oleh pemerintah. Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah, sekolah mengharapkan agar peserta didik mempunyai keimanan, ketaqwaan kepada Allah, serta selalu mengikuti perkembangan zaman dalam hal ilmu pengetahuan dan

122 teknologi, dan memiliki etika sosial yang baik. Maka hal ini sangat sesuai dengan tujuan dari pendidikan agama Islam di SMA itu sendiri. Pendidikan agama Islam dimahsudkan untuk membentuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sejalan dengan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan dalam hal ini SMA Negeri 1 ini yang berhubungan dengan tujuan pendidikan agama Islam sendiri yaitu SMANISDA unggul dalam IMTAQ, IPTEK, dan budaya damai. Dalam misi ataupun dalam indikator tujuan sekolah hal ini juga sangat berkaitan. Artinya ada keterkaitan dan kesesuaian antara tujuan pendidikan agama Islam dengan tujuan satuan pendidikan atau sekolah. Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Sidoarjo ini berdesain Subject Centered. Yaitu merupakan suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar. Dan biasanya mencerminkan kegiatan pembelajaran yang didekte oleh karakteristik, prosedur, dan struktur konseptual mata pelajaran, serta kaitannya dengan disiplin ilmu. Desain ini berbeda dengan desain learned centered yang menekankan pada peserta didik atau problem centered yang menekankan pada permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Subject centered design ini ditunjukkan dengan adanya perumusan kurikulum yang

123 tidak melibatkan peserta didik dalam hal ini. Berbeda dengan learned design yang melibatkan peserta didik dalam perumusannya. Model pengembangan kurikulum di kelas akselerasi ini adalah grass roots model, atau bottom up, yaitu model pengembangan kurikulum dari bawah atau dari pihak sekolah. Bukan dari pihak pemegang kebijakan. Memang pemerintah telah membuat standar isi dan standar nasional pendidikan, namun hal itu hanya sebagai pedoman pengembangan atau rujukan saja, pengembangan secara penuh wewenangnya terletak pada sekolah atau dalam hal ini guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Model pengembangan kurikulum grass roots model, atau bottom up ini berbeda dengan administrative model yaitu model pengembangan kurikulum dari atas. Seperti yang telah dideskripsikan pada poin A di atas, bahwa sekolah atau dalam hal ini guru mengembangkan kurikulum, dengan merencanakan dan merumuskan perangkat pembelajaran hampir secara keseluruhan.