PENGARUH SIKLUS THERMAL PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE SEKAM PADI UNTUK PANEL OTOMOTIF

dokumen-dokumen yang mirip
Rekayasa dan Manufaktur Komposit Sandwich...

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

REKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMIE DENGAN CORE SEKAM PADI

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH BERPENGUAT SERAT KENAF DAN SERAT GELAS DENGAN CORE KAYU PINUS

PENINGKATAN KEKUATAN BENDING PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID DENGAN CORE KAYU PINUS

REKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT KELAPA BERMATRIK EPOXY DAN GYPSUM

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT RANDOM COCONUT FIBER BERMATRIK GYPSUM UNTUK PLAFON GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMALISASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHYDE TERHADAP FRAKSI VOLUM DAN TEBAL CORE

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Djati Hery Setyawan D

KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER

REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT

PENGARUH PERLAKUAN SIZING TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT TUNGGALSERAT ALAM RAMI

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT SERAT KENAF DAN SERAT RAYON BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN IMPAK

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume Serat 20%, 30%, 40%, 50%

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KETEBALAN CORE MELINTANG PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (40%, 50%, 60%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. logam, salah satu material yang banyak dikembangkan saat ini

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan


PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

BAB I PENDAHULUAN. kayu. Selain harganya yang murah, komposit juga memiliki. mempunyai kekuatan yang bisa disesuaikan kebutuhan.

Analisis Sifat Kekuatan Tekan dan Foto Mikro Komposit Urea Formaldehyde Diperkuat Serat Batang Kedelai

ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam dalam bidang industri sangat

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG YANG DISUSUN ASIMETRI [ 45 o / -30 o / 45 o / -30 o ]

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPOSIT CORE HYBRID BERPENGUAT SERBUK KAYU JATI DAN MAHONI BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL GENTENG SEBAGAI FILLER TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KETAHANAN BAKAR MATERIAL KOMPOSIT POLYESTER RESIN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

Transkripsi:

PENGARUH SIKLUS THERMAL PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE SEKAM PADI UNTUK PANEL OTOMOTIF Agus Hariyanto Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 E-mail : agus.hariyanto @ums.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini menyelidiki pengaruh siklus termal terhadap kekuatan bending panel komposit sandwich hasil optimasi penelitian tahun sebelumnya, yaitu tebal core 10 mm dan tebal skin 2 mm dengan V f komposit skin dan core sebesar 40%. Manufaktur core SP-UF dilakukan dengan cetak tekan, sedangkan komposit skin serat rami- UPRs dan komposit sandwich dilakukan juga dengan cetak tekan. Pengujian fisis-mekanis komposit sandwich (bending dan foto makro) dilakukan sebagai tahap optimasi. Komposit sandwich diteliti dengan ketebalan skin 2 mm dan core 10 mm. Perlakuan panel komposit sandwich dengan siklus thermal pada variasi temperatur 75 o C, 125 o C, 175 o C dan jumlah siklus 25x, 75x, dan 125x, serta tanpa perlakuan digunakan sebagai kontrol pengujian untuk mengetahui fenomena sebelum dan sesudah perlakuan. Optimasi komposit sandwich dilakukan dengan pengujian Bending (ASTM C-393) dan foto makro. Hasil pengujian bending pada komposit sandwich yang telah mengalami perlakuan siklus thermal. Secara umum, tegangan bending komposit sandwich mengalami penurunan secara signifikan bersamaan dengan peningkatan temperatur dan siklus. Pada temperatur ruang 35 0 C dengan siklus 0x sebagai pembanding. Pada temperatur ruang 75 0 C dengan siklus 25x; 75x; dan125x berturut-turut mengalami penurunan kekuatan bending. Pada temperatur ruang 125 0 C dengan siklus 25x; 75x; dan125x berturut-turut mengalami kekuatan bending yang fluktuatif. Pada temperatur ruang 175 0 C dengan siklus 25x; 75x; dan125x berturut-turut mengalami penurunan kekuatan bending. bending komposit sandwich mengalami peningkatan secara signifikan bersamaan dengan peningkatan temperatur dan peningkatan siklus. Pengaruh kegagalan delaminasi semakin besar.. Aplikasi dari penelitian ini berupa produk panel sandwich interior/exterior kereta api komersial, mobil/otomotif, kapal, panel rumah/gedung Kata Kunci: komposit sandwich; bending, temperatur; siklus Pendahuluan Penggunaan bahan komposit sebagai alternatif pengganti bahan logam dalam bidang rekayasa sudah semakin meluas, yang tidak hanya sebagai plafon/panel di bidang arsitektur, bangunan gedung dan properti tetapi juga merambah pada bidang lainnya seperti transportasi. Hal ini dikarenakan oleh adanya keuntungan penggunaan bahan komposit seperti konstruksi menjadi lebih ringan, tahan korosi dan kekuatannya dapat didesain sesuai dengan arah pembebanan. Fokus pemilihan bahan yang tepat untuk suatu konstruksi menuntut sebuah kepastian tentang material penyusun yang tepat pula. Tuntutan fungsi panel saat ini tidaklah hanya sebatas kekuatan mekanik saja, tetapi juga sifat fisisnya. Penggunaan kembali serat alam, dipicu oleh adanya regulasi tentang persyaratan habis pakai (end of life) produk komponen properti bagi negara-negara Uni Eropa dan sebagian Asia. Bahkan sejak tahun 2006, negara-negara Uni Eropa telah mendaur ulang 80% komponen properti otomotif, dan akan meningkat menjadi 85% pada tahun 2015. Di Asia khususnya di Jepang, sekitar 88% komponen otomotif telah di daur ulang pada tahun 2005 dan akan meningkat pada tahun 2015 menjadi 95%. Pengembangan teknologi komposit berpenguat serat alam sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menggali potensi local genius yang ada. Hal ini tentu akan mampu meningkatkan pemberdayaan sumber daya alam lokal yang dapat diperbaharui (Jamasri, 2008). Lebih lanjut lagi, perkembangan teknologi komposit pun mengalami perkembangan yang sangat dinamis dan cepat. Saat ini material penguat komposit mengalami pergeseran dari penggunaan serat sintetis menuju serat alam. Hal ini disebabkan oleh adanya efek limbah serat sintetis yang tidak dapat terurai secara alami. Indonesia dengan masyarakat sebagain besar mata pencaharian bertani mampu menghasilkan limbah sekam padi yang sangat melimpah, dari data statistik jumlah limbah sekam padi di Indonesia pada tahun 2007 berkisar 10,28 juta ton. Begitu pula, serat rami (Boehmeria Nivea) juga berlimpah, seperti di daerah Koppontren Darussalam Garut Jawa Barat. Dengan melimpahnya bahan baku tersebut, maka sebagai solusi kreatif adalah dengan memanfaatkan sekam padi menjadi produk core dan serat rami menjadi produk komposit. M-34

Variasi Siklus Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS ISSN 1412-9612 Bahan Dan Metoda Penelitian Bahan utama penelitian adalah serat ramie acak density 1,6 gr/cm 3 dan sekam padi dengan density 0,85 gr/cm 3, resin unsaturated polyester 157 BQTN (UPRs), hardener yang digunakan adalah MEKPO dengan konsentrasi 1% dan urea formaldehide yang digunakan ádalah tipe UF181(UF) dan hardener HU12 dengan konsentrasi 1% dan adhesive epoxy resin dan epoxy hardener dengan rasio 1:1 dengan density 0,5 ml/cm 2. Pembuatan komposit sandwich dilakukan dengan metode cetak tekan hidrolis (press mold) yang dikontrol dengan ketebalan komposit sandwich saat pencetakan. Komposit sandwich tersusun terdiri dari dua skin (komposit) dengan core ditengahnya. Komposit sebagai skin terdiri dari serat rami acak bermatrik polyester. Fraksi volume serat komposit sebagai skin adalah 40% dengan ketebalan skin 2 mm. Core yang digunakan adalah komposit berpenguat sekam padi bermatrik urea formaldehide. Fraksi volume penguat core sebesar 40% dengan ketebalan core 10 mm. Komposit sandwich yang sudah dicetak dipotong-potong menjadi spesimen. Sebelum pengujian bending pada komposit sandwich yang telah mengalami perlakuan siklus thermal. Pada temperatur ruang 35 0 C dengan siklus 0x sebagai pembanding. Pada temperatur ruang 75 0 C dengan siklus 25x; 75x; dan125x. Pada temperatur ruang 125 0 C dengan siklus 25x; 75x; dan125x. Pada temperatur ruang 175 0 C dengan siklus 25x; 75x; dan125x. Pengujian bending dilakukan dengan four point bending method, seperti ditunjukkan pada gambar 1. Spesimen dan metode pengujiannya mengacu pada standar ASTM C 393. Penampang patahan spesimen uji dilakukan foto makro untuk mengidentifikasi pola kegagalannya. L/4 L/2 L/4 d L = Span b c L total Gambar 1. Pengujian bending spesimen. Persamaan yang digunakan untuk menghitung pengujian bending adalah ASTM C-393 : P L M max = (1) 2 4 σ b = max M. z EI E f E c Hasil Dan Pembahasan Analisis Pengaruh Siklus Thermal Pada Kekuatan Bending. (2) 0x Tabel 1. Hasil pengujian bending komposit sandwich dengan pengaruh siklus thermal. Variasi temperatur Sifat T-ruang (~ 31 o C) 75 o C 125 o C 175 o C Mekanis rata- rata- ratamin. maks. min. maks. min. maks. rata rata rata min. maks. 3.5 8.3 6.0 maks. 57.4 128 93.7 21.7 48.6 35.5 ratarata M-35

Tegangan bending (Mpa) Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS ISSN 1412-9612 25x 75x 125x maks. maks. maks. 7.7 9.3 8.7 6.2 10.1 8.4 8.2 9.6 8.8 55.2 55.2 55.2 30.2 91.6 52.5 27.8 38.6 34.2 20.9 20.9 20.9 11.4 34.7 19.9 10.5 14.6 35.5 5.3 10.0 8.1 5.9 12.8 9.8 2.7 11.3 6.6 30.7 40.7 36.5 27.0 47.8 34.6 37.0 37.0 37.0 11.6 15.4 13.8 10.2 18.1 13.1 27.2 27.2 27.2 6.7 11.2 9.2 5.9 12.4 9.1 5.7 11.1 7.8 29.5 33.9 31.4 33.0 55.0 41.7 27.0 27.0 27.0 11.2 12.8 11.9 12.5 20.8 15.8 14.3 14.3 14.3 Secara umum, tegangan bending komposit sandwich mengalami penurunan secara signifikan bersamaan dengan peningkatan temperatur siklus panas, seperti ditunjukkan pada gambar 2 (a) & (b). Hal ini disebabkan karena pengaruh siklus panas menyebabkan sifat penguat serat rami semakin rapuh. Penyebabnya karena terjadi penguapan air terikat di dalam sel selulosa serat melalui bidang kontak antar serat hingga ke permukaan komposit. Penguapan air terikat tersebut menjadi lebih besar karena hilangnya lapisan lignin pada serat rami saat dikenai perlakuan alkali (NaOH), karena perlakuan alkali (NaOH) dapat mengubah topografi penampang serat dan dapat membuat komponen serat hemiselulosa dan lignin menjadi hilang atau terkikis. Indikasi semakin rapuhnya serat seiring dengan bertambah besarnya temperatur siklus panas didukung oleh adanya beberapa fakta, yaitu (1) penurunan kekuatan bending komposit sandwich disetiap peningkatan suhu siklus panas (2) tidak ditemukan kegagalan fiber pull out, ini membuktikan bahwa serat bersifat getas. 40 35 30 25 20 15 Variasi siklus - Tegangan bending 75 C 125 C 175 C 10 5 0 0x 25x 75x 125x Jumlah siklus Gambar 2 (a) : Grafik pengaruh siklus thermal terhadap kekuatan bending komposit sandwich. M-36

Tegangan bending (Mpa) Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS ISSN 1412-9612 40 35 30 25 20 15 Variasi temperatur - Tegangan bending 25x 75x 125x 10 5 0 ~ 31 C 75 C 125 C 175 C Temperatur Gambar 2 (b) : Grafik pengaruh temperature terhadap kekuatan bending komposit sandwich. Siklus panas juga menyebabkan bahan core sekam padi dengan pengikat bahan urea formaldehide mengalami penurunan kekuatan, seperti sifat polimer lainnya salah satu kelemahan bahan polimer adalah tidak tahan panas, hal ini disebabkan apabila temperatur berubah, pergerakan molekul karena peningkatan suhu akan mengubah kumpulan molekul atau struktur molekul tersebut. Selanjutnya karena panas oksigen dan air bersama-sama, memancing reaksi kimia pada molekul-molekul, terjadilah depolimerisasi, oksidasi, hidrolisasi, hal itulah yang akan mempengaruhi kekuatan mekanik bahan polimer (Surdia 2000). Pengaruh banyaknya jumlah siklus terhadap kekuatan bending komposit sandwich yaitu dengan meningkatnya jumlah siklus panas akan mengakibatkan penurunan rata-rata nilai keelastisitasan komposit sandwich, hal ini menunjukkan bahwa komposit sandwich memiliki sifat lebih getas seiring dengan peningkatan jumlah siklus panas. Hubungan antara besarnya kekuatan bending dengan perlakuan variasi jumlah siklus dan variasi temperatur sangatlah erat. Hal ini menunjukkan berlakunya suatu kondisi bahwa perlakuan siklus thermal konstan dengan jumlah siklus tinggi, akan menurunkan kekuatan komposit sandwich, begitu juga sebaliknya perlakuan jumlah siklus konstan pada temperature tinggi juga akan menurunkan kekuatan komposit sandwich. (a) Gambar 3(a) & (b) : Grafik pengaruh siklus thermal terhadap defleksi maksimum komposit sandwich. Pada gambar 3(a)&(b), menunjukkan batas kemampuan komposit sandwich pada defleksi maksimum. Hal ini mengindikasikan bahwa pada temperatur diatas 75 o C defleski yang terjadi rata-rata adalah konstan, yang disebabkan pada suhu tersebut pengikat atau matrik UF maupun resin polyester sudah mengalami distorsi terhadap sifat mekanisnya. 3.2. Analisis Pola Kegagalan Bending Berbagai jenis kegagalan dari hasil pengujian bending yaitu terjadinya retak rambut pada core, patah tunggal dan patas pada berbagai area. (b) M-37

Gambar 4a. Spesimen Kontrol Tanpa Perlakuan Gambar 4b. Siklus thermal 175 o C/125x Gambar 4c.. Siklus thermal 175 o C/75x Gambar 4d. Siklus thermal 175 o C/25x Gambar 4e. Siklus thermal 125 o C/125x Gambar 4f. Siklus thermal 125 o C/75x M-38

Gambar 4g. Siklus thermal 125 o C/25x Gambar 4h. Siklus thermal 75 o C/125x Gambar 4i. Siklus thermal 75 o C/75x Gambar 4j. Siklus thermal 75 o C/25x Dari hasil pengamatan foto makro seperti yang terlihat pada gambar diatas, umumnya awal patahan terjadi pada bagian skin bawah, hal ini disebabkan karena komposit sandwich mendapat tegangan tarik sehingga skin bagian bawah tak mampu menahan beban tarik tersebut. Pada gambar 4 dapat diamati bahwa kegagalan yang terjadi berawal dari bagian skin bawah dan kemudian diikuti kegagalan pada core karena tidak mampu menerima beban geser saat pembebanan bending dilakukan. Pada perlakuan temperatur siklus sebesar 75 O C mengakibatkan ikatan adhesive antara skin dan core menjadi lemah, sehingga ketika pembebanan bending diberikan terjadi kegagalan delaminasi pada spesimen uji. Kegagalan delaminasi pada struktur sandwich diakibatkan oleh ketidaksempurnaan ikatan adhesive antara skin dan core, dalam penelitian ini delaminasi diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah (1) perlakuan variasi suhu siklus yang diberikan, (2) proses permesinan komposit sandwich (pemotongan komposit sandwich) dan (3) kurang ketelitian proses manufaktur cetak tekan secara manual. Suhu siklus panas dapat mengakibatkan rusaknya ikatan adhesive pada komposit sandwich, sehingga ketika pembebanan bending dilakukan terjadi tegangan geser antara permukaan core dan skin, karena rusaknya ikatan adhesive komposit sandwich tidak mampu menahan beban geser sehingga terjadi delaminasi. Faktor berikutnya disebabkan oleh proses permesinan pada komposit yaitu pada tahapan pemotongan spesimen dengan gerinda potong, dapat diamati pada gambar 4. Hal ini diprediksi menjadi penyebab awal terjadinya kegagalan delaminasi karena proses pemotongan komposit sandwich menyebabkan gesekan dan getaran yang berasal dari putaran mata gerinda potong, sehingga mengakibatkan ikatan adhesive antara skin dan core menjadi menurun, terlebih pada bagian sisi samping komposit sandwich yang mengalami gesekan dan kontak langsung dengan mata gerinda, hal ini diperkuat dengan fenomena kegagalan delaminasi yang terjadi pada bagian sisi samping spesimen komposit sandwich saat perlakuan siklus panas berlangsung (sebelum terjadi pembebanan bending). Saat perlakuan siklus panas delaminasi awal tersebut berkembang menjadi semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah siklus dan temperatur siklus panas yang diberikan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh siklus panas mampu menyebabkan tingkat pertumbuhan kegagalan delaminasi semakin besar. Perlakuan M-39

siklus panas juga menyebabkan kekuatan bahan matrik skin yaitu resin unsaturated polyester menurun sehingga menyebabkan keelastisitasan komposit menjadi menurun pula, hal ini akan menyebabkan patah getas pada spesimen uji setelah dikenai beban bending. Perlakuan siklus panas juga menyebabkan rusaknya ikatan bahan penyusun core yaitu antara urea formaldehyde dengan sekam padi. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses manufaktur panel komposit sandwich yang telah dilakukan berdasarkan hasil optimasi yaitu tebal core 10 mm dan tebal skin 2 mm dengan V f komposit skin dan core sebesar 40%. 2. Tegangan bending komposit sandwich mengalami penurunan secara signifikan bersamaan dengan temperatur dan peningkatan siklus 3. bending komposit sandwich mengalami peningkatan secara signifikan bersamaan dengan peningkatan temperatur dan peningkatan siklus 4. Pengaruh peningkatan temperatur dan peningkatan siklus mampu menyebabkan tingkat pertumbuhan kegagalan delaminasi semakin besar. Notasi Persamaan E c : modulus bending composite E f : modulus bending fiber E: modulus bending I: momen inersia (mm 4 ) L: panjang span (mm) M max : momen bending maximum(n-mm) M: momen bending (N-mm) P: beban bending(n) z: Jarak 0,5 tinggi skin terhadap titik acuan sumbu netral (mm) : tegangan bending maximum b max Daftar Pustaka Allen, H.G., (1969), Analysis and Design of Structural Sandwich Panels, Pergamon press. Anonim, (1994). Annual Book of Standards, Section 15, C 393-94, Standard Test Methods for Flexural Properties of Sandwich Constructions", ASTM. Anonim. (2003). DIAB Sandwich Handbook http://www.diabgroup.com, (3 Sptember 2008, jam 15.30 WIB) Anonim, (2001), Technical data Sheet, Jakarta: PT Justus Sakti Raya Corporation. Eichorn, S.J., Zafeiropoulus, C.A.B.N., Ansel, L.Y.M.M.P., Entwistle, K.M., Escamilla, P.J.H.F.G.C., Groom,L, Hill, M.H.C., Rials, T.G. and Wild, P.M., (2001), Review Current International Research into Cellulosic Fibers and Composites, Journal of Materials Science, Vol. 36, pp. 2107-2131 Hara, et all, 1986), Utilization of Agrowastes for Buildinng Materials, International Research and Development Cooperation Division, AIST, MITI, Japan. Jamasri, (2008), Prospek Pengembangan Komposit Serat Alam Di Indonesia, Pengukuhan Jabatan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Guru besar, Rahmarestia, dkk., (2006). Analisis Penggunaan Sumber Energi Biomassa di Bidang Pertanian Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, litbang, deptan, Jakarta. M-40