BAB V P E N U T U P. Berdasarkan uraia uraian dalam bab sebelumnya, Sebagai bab penutup dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dimana manusia cenderung untuk saling mengungguli dalam banyak hal. Dari banyaknya

HUKUM MONOPOLI & PERSAINGAN USAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

BPK DAN KPPU MENYEPAKATI KERJASAMA DALAM PENANGANAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT [LN 1999/33, TLN 3817]

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

Ethics in Market Competition. Mery Citra.S,SE.,MSi Business Ethics #7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Pedoman Pasal 50 huruf d Tentang Pengecualian terhadap Perjanjian dalam Rangka Keagenan

Terobosan Peningkatan Kapasitas Nasional dalam Industri Hulu Migas ditinjau dari Perspektif Persaingan Usaha

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

I. PENDAHULUAN. kemajuan pembangunan ekonomi. Kemajuan pembangunan ekonomi dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari keuntungan, Namun untuk mencegah terjadinya persaingan. tidak sehat dalam dunia penerbangan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB 4 PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UU 5/1999, LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Membahas isu persaingan usaha rasanya tak lengkap tanpa merger,

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara, setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif. Hal ini karena media

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan

Adapun...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

BAB IV KETENTUAN PENGECUALIAN PASAL 50 HURUF a UU NOMOR 5 TAHUN 1999 DALAM KAITANNYA DENGAN MONOPOLI ATAS ESSENTIAL FACILITY

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Produsen

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu benda atau hak kepada benda atau hak lainnya. Secara umum dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan salah satu bentuk perbuatan yang dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

BAB 3 STUDI KASUS MASYARAKAT PERS DAN PENYIARAN INDONESIA (MPPI) VS PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK (MNC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB III ANALISIS PUTUSAN KPPU NOMOR 08/KPPU-M/2012 TERKAIT UNSUR-UNSUR DUGAAN TERHADAP PELANGGARAN PASAL 29 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN. 50 Huruf a. Ketentuan Pasal. dalam Persaingan Usaha. Pedoman Pasal Tentang

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.05/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGELOLA STATUTER PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

Draft DRAFT PEDOMAN PASAL 50 H TENTANG PENGECUALIAN USAHA KECIL UU NO. 5/1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo

MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. di luar perusahaan, antara lain melalui Penggabungan (merger), Pengambilalihan

MATRIKS HARMONISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

I.PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar dalam perekonomian nasional Indonesia. 1 Dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menjadi langkah baru bagi

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011

NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Persaingan Usaha. unggul dari orang lain dengan tujuan yang sama (Kamus Besar Bahasa Indonesia.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi Indonesia diarahkan kepada. dengan amanat dan cita-cita Pancasila dan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Etika Jurnalistik dan UU Pers

I. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI NO. 89/2009. Tentang Pengaturan Monopoli Badan Usaha Milik Negara

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

I. PENDAHULUAN. segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha yaitu mencakup hal-hal

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

HUKUM ACARA PERSAINGAN USAHA

Membangun Karakter Bangsa Melalui Ideologi Pancasila Guna Mewujudkan Lembaga Peradilan Yang Profesional, Berintegritas dan Bernurani

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL. Dalam dunia usaha sekarang ini sesungguhnya banyak ditemukan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

Transkripsi:

BAB V P E N U T U P Berdasarkan uraia uraian dalam bab sebelumnya, Sebagai bab penutup dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Pengambilalihan koran Berita Kota oleh manajemen Koran Warta Kota dengan cara membeli merek koran Berita Kota, menurut Penulis dilakukan oleh konglomerasi pers Kompas Gramedia Group melalui anak perusahaannya PT Metrogema Media Nusantara, sebagai langka yang dilakukan dalam rangka mensiasati sekaligus menghindari Pasal 28 (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi...pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.... Namun, Penulis berkesimpulan, tindakan yang diambil anak perusahaan Kompas Gramedia Group tersebut, tidak dapat terhindar dari dugaan adanya pelanggaran dari Bab IV Pasal 17 ayat 2 butir yang berbunnyi Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas pasar produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 apabilal...(c) satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50 % (lima puluh persen) pangsa satu jenus barang atau jasa tertentu,. Pasal lain yang dilanggar dalam UU yang sama 95

adalah Pasal 25 ayat 1 yang berbunyi: Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk...(c) menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar yang bersangkutan, Sedangkan ayat 2 nya berbunyi,... Pelaku usaha memiliki posisi dominan sebagaimana dimaksud ayat (1) apabila : (a) satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50 % (lima puluh persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu, Strategi bisnis maupun tindakan hukum yang diambil pengelola Koran Warta Kota, perusahaan pers PT Metrogema Media Nusantara tersebut membahayakan iklim persaingan usaha khususnya persaingan usaha di bidang industri pers atau media massa cetak di wilayah Jakarta dan sekitarrnya. Perusahaan pers yang dikelola pemilik modal yang besar seperti Kompas Gramedia Group dapat dengan mudah mengambil alih atau menutup koran yang dikelola perusahaan pers kecil, yang memiliki prospek sangat baik namun membahayakan prospek bisnis koran atau media cetak lain yang dikelola perusahaan pers besar seperti Kompas Gramedia. Sebaliknya jika ada kelompok masyarakat bermodal pas-pasan namun berhasil mengelola media cetak secara baik dan memiliki prospek yang baik, akan dengan mudah dihentikan atau diambil alih oleh perusahaan pengelola pers yang menjadi pesaing media cetak tadi. Hal ini berdampak, akan sulit kelompok masyarakat lain khususnya pemilik modal kecil bersaing dan mengelola media massa, karena pasar maupun industri media massanya sudah dikuasai kelompok 96

pemodal besar yang tidak memberikan kesempatan sedikitpun bagi kelompok masyarakat lain bersaing secara sehat di industri pers.. 2. Pengambilalihan Koran Berita Kota oleh Manajemen Warta Kota dengan cara membeli merek Koran Berita kota tanpa membeli perusahaan pengelolanya, PT Pena Mas Pewarta, sekaligus tanpa mengalihkan karyawan dan wartawan Berita Kota yang lama menjadi karyawan dan Wartawan Berita Kota yang baru yang dikelolla Koran Warta Kota, merugikan sebagian karyawan dan wartawan Berita Kota yang dikelola PT Pena Mas Pewarta. Sebagian besar karyawan PT Pena Mas Pewarta baik yang bekerja sebagai wartawan maupun non wartawan kehilangan mata pencaharian atau pekerjaannya. Sebab Koran tempat mereka bekerja, harus kehilangan mereknya dan otomatis ditutup. Namun demikian, Manajemen PT Metrogema Media Nusantara, perusahaan pengelola Koran Warta Kota yang melakukan tindakan bisnis melakukan pembelian merek, telah memberikan kesempatan kepada Karyawan PT Pena Mas Pewarta, untuk mengikuti proses rekrutmen pegawai khususnya rekrutmen wartawan yang diadakan PT Metrogema Media Nusantara dengan kualifikasi atau persyaratan yang ditentukan kelompok Kompas Gramedia Group maupun manajemen warta Kota. Selain itu, Manajemen Warta Kota juga sudah meminta sekaligus mengingatkan pemilik Koran Warta Kota untuk membayar hak-hak karyawan Berita Kota yang lama yang akan diberhentikan karena Koran Berita Kotanya ditutup dan beralih pengelola. Dengan demikian, Meskipun pembelian merek Koran Berita Kota telah merugikan wartawan maupun karyawan Berita Kota, mengingat manajemen Warta Kota, melakukan 97

transaksi pembelian merek Koran Berita Kota, bukan perusahaan pengelola koran Berita Kota, maka manajemen Warta Kota atau PT Metrogemagema Media Nusantara tidak memiliki kewajiban untuk mempekerjakan kembali karyawan Berita Kota yang lama taua membayar semua yang menjadi hak-hak dari wartawan dan karyawan tersebut. Penulis berkesimpulan, manajemen PT Metrogema Media Nusantara tidak melakukan pelanggaran atas Undangundang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 3. Selama ini manajemen Kompas Gramedia Group selalu menekankan kejujuran dan profesionalitas kepada para wartawannya. Dengan cara melarang wartawan media massa yang dikelolanya untuk menerima apalagi meminta imbalan baik materi maupun non materi kepada nara sumbernya. Selain itu, wartawan media massa yang berada di bawah pengelolaan Kompas Gramedia Group dituntut bersikap profesional dan independent atau tidak bersifat partisan, sekaligus harus selalu melakukan penulisan dengan cara coverboth side. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No.40 tahun 1999 tentang Pers. Karena itu, dari hasil penelitian ini, penulis melihat apa yang dilakukan manajemen Warta Kota dalam melakukan pengambilalihan Koran Berita Kota, tidak melanggar Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers tersebut. Sebab Undang-undang tersebut tidak menyinggung tata cara pembelian maupun pengambilalihan suatu media, maupun perusahaan media massa. B. Saran 1. Saat ini terjadi persaingan usaha yang tidak sehat di sektor bisnis perusahaan pers. Perusahaan pers yang besar seperti Kompas Gramedia 98

dan Jawa Pos Group, dalam masyarakat pasar yang sama dan segmen yang sama dapat memiliki beberapa media massa seperti majalah dan tabloid yang sama. Sebagai contoh di pasar Koran Kota untuk masyarakat dengan kategori status sosial ekonomi yang sama, suatu perusahaan pers bisa memiliki lebih dari satu media massa cetak yang sama. Hal ini menutup kesempatan atau peluang masyarakat yang akan membuka usaha atau partisipasi di bidang penerbit pers. Masyarakat yang memiliki modal kecil akan selalu kalah dalam bersaing dengan pers yang sudah ada yang dimonopoli atau dimiliki oleh konglomerasi pers besar tersebut. Sebaliknya, masyarakat juga dirugikan jika sebagian besar pers baik koran, majalah maupun tabloid hanya dikuasai satu atau beberapa kelompok usaha pers saja. Akibatnya persaingan maupun perlombaan untuk menyajikan informasi yang akurat, kritis, dan mendalam menjadi kurang..longgarnya iklim persaingan bisnis pers yang tidak sehat yang menyebabkan munculnya kepemilikan tunggal dari suatu konglomerasi pers dari media-media massa yang beredar di suatu daerah atau di suatu kelompok pembaca tertentu saat ini karena belum diatur secara baik oleh undang-undang persaingan tidak sehat atau Undang-undang No 5 tahun 1999 maupun undang-undang No. 40 tahun 1999 tentang pers. Akibatnya, konglomerasi pers yang besar masih menguasai persaingan bisnis ini. Untuk itu, kedepan, Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU) yang telah dibentuk pemerintah sebagai lembaga independent, sesuai dengan amanat Pasal 30 hingga 37 Undang-undang No 5 Tahun 1999 yang bertugas mengawasi peraingan usaha, harusnya dapat bekerja dengan lebih 99

baik dan lebih keras lagi, mengawasi persaingan bisnis dan usaha di industri pers. Sehinggai praktek monopoli atau oligopoli dan peraingan bisnis tidak sehat dapat dicegah. Bahkan bila perlu diambil tindakan tegas terhadap perusahaan pers yang melanggar Undang-undang No 5 Tahun 1999 tersebut. Meskipun setelah melakukan tugasnya itu, KPPU akan mendapatkan balasan berupa pemberitaan buruk dari media massa yang dikelola peruahaan pers besar yang diberikan sangsi atau tindakan hukum KPPU tadi. 2. Sebagai konglomerasi pers yang sudah besar dan disegani serta sudah lama berkecimpung di industri dan bisnis pers, Kompas Gramedia beserta anak perusahaannya maupun konglomerasi pers Jawa Pos Group seharusnya memberikan kesempatan kepada masyarakat khususnya dari kalangan pemodal menengah dan kecil untuk bersama-sama aktif dan berpartisipasi dalam bisnis dan pengelolaan pers. Bahkan Kompas Gramedia harusnya dapat menjadi bapak asuh dari perusahaan pers yang kecil atau yang dikelola oleh pemilik modal kelas menengah dan kecil bahkan koperasi. Sehingga perusahaan pers kecil maupun media massa yang dikelolanya dapat berkembang menjadi besar dan eksis di masyarakat sekaligus menjadi mitra dalam persaingan yang sehat bagi media-media yang dikelola oleh jajaran perusahaan pers Kompas Gramedia. Selain itu, apabila, kelompok masyarakat usaha kecil dan menengah beserta koperasi dilibatkan dalam usaha penerbitan pers yang baik, akurat dan bertanggungjawab serta menjunjung tinggi etika, hal ini dapat merangsang minat baca di kalangan masyarakat sekaligus juga membantu upaya 100

mencerdaskan kehidupan bangsa. Selama ini hal tersebut belum dilakukan baik oleh Kompas Gramedia maupun pihak Jawa Pos Group. Untuk itu, hal ini harus diatur oleh pemerintah dalam undang-undang baik undang-undang baru maupun undang-undang perubahan dari undangundang yang sudah ada,. 3. Saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan pers yang bermodal kecil yang tidak masuk dalam kelompok perusahaan atau konglomerasi pers yang besar, belum menjalankan sistem manajemen yang baik, transparant atau akuntabel. Sehingga peristiwa penggelapan dana keuntungan perusahaan oleh beberapa pimpinan perusahaan dan redaksi masih terjadi. Hal ini selain dapat merugikan para pemiliknya juga merugikan karyawan dan wartawan yang sudah bekerja secara baik. Akibat lainnya adalah perusahaan pers tersebut menjadi sulit berkembang. Keuntungan yang berhasil diraihnya bukan digunakan untuk mengembangkan perusahaan dan mensejahterakan karyawannya. Tapi digunakan untuk memperkaya para pimpinan perusahaan dan pimpinan redaksinya semata. Untuk itu, tidak ada salahnya pemerintah apakah melalui Kementerian Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Republik Indonesia maupun melalui Kementerian Informasi dan Komunikasi dapat membantu manajemen perusahaan perusahaan pers yang mandiri untuk memiliki manajemen usaha yang lebih baik, namun tidak melakukan intervensi atas kebijakan redaksionalnya. Penulis yakin, apabila saran ini dapat diikuti oleh pengambil keputusan di negeri ini selain memberikan kesempatan usaha kepada semua pelaku usaha di 101

untuk berpatisipasi di industri pers, juga akan menciptakan iklim industri dan sistem pers yang sehat dan berkualitas. Pada akhirnya dapat semakin memajukan ekonomi dan demokratisasi di negara yang kita cintai. ***** 102