PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO PADA SAAT MELAKAKUKAN PEKERJAAN DENGAN METODE MANUAL TASKS RISK ASSESSMENT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 7. MANTRA TAMPILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Metode dan Pengukuran Kerja

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Universitas Indonesia

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL SISTEM MANUSIA MESIN

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

RANCANGAN PERBAIKAN MEJA KERJA DENGAN METODE (QEC) DAN ANTROPOMETRI DI PABRIK TAHU SUMEDANG

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

Penilaian Postur Kerja di Area Konstruksi CV. Valasindo dengan Metode Quick Exposure Check

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

Transkripsi:

PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO PADA SAAT MELAKAKUKAN PEKERJAAN DENGAN METODE MANUAL TASKS RISK ASSESSMENT Risma Adelina Simanjuntak 1 1 Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta risma_stak@yahoo.com ABSTRAK Pekerjaan manual khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya dapat menyebabkan problem ergonomi, yang dapat meyebabkan pada pekerja mengalami pada bagian tubuh seperti nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku dan kaki sering disebut Muskuloskeletal Disorder (MSD). Penelitian ini dilakukan pada pekerja pemahat patung yang ada di Desa Temangung, Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Tuntutan pekerjaan membuat para pekerja mengalami kelelahan dan resiko kerja karena postur yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja sehingga akan menggangu konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Penilaian resiko kerja dengan metode Manual Tasks Risk Assessment (MANTRA) denga faktor resiko waktu total pekerjaan, waktu siklus durasi, kekuatan, kecepatan, kekakuan/canggungan postur, dan getaran terhadap bagian tubuh yaitu lengan bawah, punggung, leher/bahu dan pergelangan tangan Berdasarkan penelitian didapatkan pengukuran faktor resiko akibat pengerahan tenaga nilai 5 dan jumlah dari nilai pengerahan tenaga sebesar nilai 8, yang berarti resiko pekerjaan memahat perlu ada perhatian serius dengan mengevaluasi gaya dan kecepatan untuk setiap bagian tubuh yang menunjukkan tinggi resiko cedera akut dan nilai kumulatif resiko dari bagian tubuh (lengan bawah, punggung, leher/bahu dan pergelangan tangan) semuanya lebih besar dari 15 yang berarti perlu atau mengevaluasi resiko cedera yang mungkin dialami oleh pekerja saat melakukan pekerjaannya. Kata kunci : Ergonomi, ManTRA, Muskuloskeletal Disorder, Faktor Resiko PENDAHULUAN Peranan manusia dalam dunia industri sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan pekerjaannya terutama kegiatan yang bersifat manual. Pekerjaan manual khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya dapat menyebabkan problem ergonomi yang sering dijumpai di tempat kerja disebut gangguan muskuloskeletal yang sering disebut Muskuloskeletal Disorder (MSD) atau penegangan otot bagi pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus. Akan sering timbul keluhan MSD pada pekerja adalah nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku dan kaki. Ada 4 faktor yang dapat meningkatkan timbulnya MSD yaitu postur yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja sehingga akan menggangu konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Untuk itu diperlukan analisis faktor faktor resiko kerja manual suatu upaya pencegahan dan minimalisasi timbulnya resiko di lingkungan kerja. Upaya ini dapat diwujudkan melalui metode analisis postur kerja yaitu metode Manual Tasks Risk Assessment (ManTRA) denga memperhatikan faktor resiko Desa Sidoharjo wilayah Desa Temangung, Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah terkenal sebagai dusun pemahat patung batu. Dari dulu sampai sekarang para pekerja masih memahat secara tradisional dan menggunakan material utama batu andesit. Pekerja menggunakan bahan batu andesit, karena pada dasarnya desa Sidoharjo ini letaknya berdekatan dengan sumber bahan baku, sudah sewajarnya banyak memanfaatkan potensi yang ada. Berdasarkan pengamatan awal terlihat, para pemahat kemungkinan berpotensi mengalami cidera kerja dengan faktor-faktor resiko yang bisa menyebabkan cedera otot, nyeri punggung, leher, pergelangan tangan dan sendi. Faktor-faktor resiko ergonomic yang utama dalam pemahat batu adalah (1) sikap tubuh pekerja yang dipaksakan/awkward posture, postur tubuh terlihat tidak netral, bekerja dengan tangan diatas kepala, (2) bekerja dengan punggung/back membungkukkan badan ke depan tanpa variasi dengan waktu yang lama,(3) pengerahan kekuatan /force dengan memegang alat yang A-136

dikombinasikan dengan gerakan repetitif yang cepat yang dilakukan secara berulang-ulang, (4) leher/neck menunduk dan tengadah dengan waktu yang lama. Hal seperti in dapat mengalami cidera,mengurangi kenyamanan pekerja pada saat melaksanakan aktivitasnya, sehingga mempengaruhi tingkat kinerja dari pekerja. Meskipun cidera kerja tidaklah bersifat fatal akibat pekerjaan manual ini, tetapi banyak sekali cedera atau ketegangan otot, terutama pada bagian otot, punggung, kaki, tangan disebabkan aplikasi pekerjaan yang tidak benar dan atau pengerahan tenaga, postur tubuh yang dipaksakan dan repetisi gerakan yang berlebihan untuk waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis postur kerja mengendalikan resiko pada pemahat patung dan diharapkan diperoleh rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan. Sesuai dengan pengertian ergonomi prinsip penting ergomomi yang selalu digunakan adalah prinsip fiting the job to workers ini berarti harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan pekerjaanya. Berdasarkan prinsip tersebut maka sistem kerja dirancang dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pengguna maka diperoleh suatu rancangan sistem kerja yang berada didalam daerah kemampuan manusia. Setiap pekerja tidak sama ukurannya dan setiap orang mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Apabila suatu pekerjaan tidak cocok dengan pekerja, pekerja-pekerja kemungkinan besar terpapar dengan faktor-faktor resiko yang bisa menyebabkan cedera otot, tulang dan sendi. Antara lain faktor-faktor resiko ergonomic yang utama adalah sebagai berikut: Repetition, pekerjaan-pekerjaan atau pergerakan tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang Awkward postures, posisi-posisi tubuh yang dianggap tidak netral atau tidak ideal seperti perputaran (twisting) leher, atau meraih kedepan ( reaching toward) Static forces; mempertahankan suatu posisi dalam jangka waktu yang lama (misalnya duduk yang lama, leher menunduk atau tengadah, atau menjangkau terlalu jauh). Pada saat bekerja perlu diperhatikan postur tubuh dalam keadaan seimbang agar dapat bekerja dengan nyaman dan tahan lama. Pada tabel 1 daftar pertanyaan untuk pekerjaan manual yang mengandung resiko kerja (Tarwaka, 2004). Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan stres pada bagian tubuh tertentu, yang disebut dengan postural stress. Sikap kerja alamiah/postur normal yaitu sikap/postur dalam proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan pada bagian penting tubuh seperti organ tubuh, syaraf, tendon, dan tulang sehingga keadaan menjadi relaks dan tidak menyebabkan keluhan musculoskeletal disorders dan sistem tubuh yang lain. www.ergoinstitute.com Pada tangan dan pergelangan tangan, sikap/postur normal pada bagian tangan dan pergelangan tangan adalah berada dalam keadaan garis lurus dengan jari tengah, tidak miring ataupun mengalami fleksi/ekstensi. Pada punggung, sikap/postur normal dari tulang belakang untuk bagian toraks adalah kiposis dan untuk bagian lumbal adalah lordosis serta tidak miring ke kiri atau ke kanan. Postur tubuh membungkuk tidak boleh lebih dari 20. Pada leher, sikap/posisi normal leher lurus dan tidak miring/memutar ke samping kiri atau kanan. Posisi miring pada leher tidak melebihi 20 sehingga tidak terjadi penekanan pada discus tulang cervical. Pada bahu, sikap/posisi normal pada bahu dalah tidak dalam keadaan mengangkat dan siku berada dekat dengan tubuh sehingga bahu kiri dan kanan dalam keadaan lurus dan proporsional. Manual Tasks Risk Assessment Tool (ManTRA), Mantra dikembangkan oleh Robin Burgess- Limerick, awalnya bertujuan untuk mengevaluasi tempat kerja untuk menilai faktor faktor resiko muskuloskeletal yang berhubungan dengan panduan tugas ditempat kerja, kesehatan dan keselamatan, agar semua pekerja bertanggung jawab untuk manajemen resiko tugas manual. ManTRA merupakan metode yang berguna untuk menilai faktor-faktor resiko yang terjadi pada saat melakukan pekerjaan. Waktu relatif penggunaan empat bagian tubuh yaitu 1) lengan bawah, 2) punggung, 3) leher atau bahu dan 4) lengan, pergelangan tangan atau tangan) dihitung terhadap waktu total pekerjaan dalam satu hari, kemudian juga dilakukan analisis sejauh mana pekerjaan tersebut memiliki karateristik A-137

pengulangan (pengukuran siklus waktu dan durasi ), pengerahan usaha (pengukuran gaya dan kecepatan), kekakuan/canggungan postur, dan getaran. Kemudian membuat semi kuantitatif penilaian dengan skala lima dari lima karateritik tugas untuk daerah tubuh yang berbeda. Skor untuk durasi dan Tabel 1. Daftar Pertanyaan Resiko Kerja No Pertanyaan Postur Kerja 1 Apakah kuat dengan pekerjaan berulang-ulang (membungkuk, memutar dan sebaliknya) 2 Apakah kepala dan leher berulang-ulang untuk waktu yangg lama (membungkuk, menyamping) 3 Apakah pekerjaan dilakukan tanpa dukungan lengah bawah dan siku diatas ketinggian bahu 4 Apakah pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dengan memutar lengah bawah,atau pergelangan tangan menekuk ke samping 5 Apakah pekerjaan dilakukan dengan membungkuk berlebihan dari pergelangan tangan atau memutar pergelangan tangan? 6 Apakah pekerjaan dilakukan dengan berkelanjutan berjongkok atau berlutut? 7 Apakah pekerja yang dibutuhkan untuk duduk atau berdiri terus menerus selama lebih dari 2 jam? Pengulangan dan durasi 8 Apakah pekerjaan melibatkan gerakan berulang atau gerakan serupa, atau tugas dengan tangan / lengan berulang setiap 30 detik atau kurang? 9 Apakah tugas-tugas dalam program rotasi pekerjaan mirip satu sama lain? 10 Apakah istirahat tidak tersedia? 11 Apakah lembur rutin bekerja di tugas yang membutuhkan penanganan manual berat atau pekerjaan berulang-ulang yang melibatkan tungkai atas? Getaran 12 Apakah pekerja terkena getaran seluruh tubuh untuk bagian signifikan dari workshift itu? 13 Adalah getaran dari alat / peralatan ditransmisikan ke tangan operator? Area Kerja 14 Apakah pekerja tidak mampu beroperasi dalam posisi, tegak menghadap ke depan dengan lengan atas dekat dengan objek? 15 Apakah ketinggian kerja atau jangkauan menyebabkan pekerja untuk membungkuk atau melampaui kisaran nyaman? 16 Apakah ada cukup ruang untuk gerakan kerja dan bahan (lutut yang terbatas dan ruang kaki)? 17 Kursi yang dirancang buruk atau buruk disesuaikan, atau merupakan sandaran dengan dukungan lumbar, sandaran tangan atau pijakan kaki yang diperlukan? 18 Apakah alat berat atau peralatan yang digunakan berulang-ulang atau dalam waktu lama? 19 Apakah desain alat menangani membutuhkan pergelangan tangan menjadi bengkok selama penggunaan atau memerlukan pegangan kuat atau lebar? 20 Apakah dimensi alat pegangan tangan tidak cocok dengan baik? Karateristik Beban 21 Apakah ada masalah penanganan beban karena ukuran atau bentuknya? 22 Bisa pegangan di kontainer berukuran lebih baik atau dibentuk untuk berat dan ukuran beban? 23 Apakah ada masalah penanganan beban karena misalnya kondisinya. Adalah beban yang sulit untuk pegangan, rapuh, tidak seimbang, tidak kaku, atau licin? Penanganan beban 24 Apakah penanganan kuat, seperti mengangkat, menurunkan, membawa, dilakukan sering atau untuk jangka waktu yang lama? 25 Apakah alat bantu mekanik tidak tersedia yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah? 26 Apakah beban dibawa jarak jauh atau disimpan sehingga pekerja harus membungkuk atau mencapai tinggi? 27 Apakah beban mendorong / menarik berulang-ulang? Individual factors 28 Apakah pekerja tidak memiliki pengalaman yang cukup, atau tidak pernah dilatih untuk melakukan tugas atau menggunakan peralatan dengan aman? 29 Apakah ada faktor khusus yang mungkin mempengaruhi bagaimana pekerja dapat dengan mudah melakukan pekerjaan (usia, riwayat cedera)? 30 Apakah pekerja baru untuk bekerja atau kembali dari periode rehabilitasi atau ketidak hadiran kerja? 31 Apakah pakaian pekerja mengganggu kinerja tugas? A-138

32 Apakah ada cukup sumber daya untuk memenuhi tenggat waktu atau mengatasi puncak permintaan? 33 Apakah kecepatan kerja dikendalikan oleh mesin atau proses? 34 Apakah perawatan pada alat dan peralatan yang tidak dilakukan atau jatuh di belakang jadwal? waktu siklus yang dikombinasikan untuk memperoleh peringkat resiko pengulangan dan kekuatan dan kecepatan peringkat yang sama dikombinasikan untuk memberikan tenaga peringkat resiko. Peringkat yang dijumlahkan untuk waktu total, kecanggungan dan getaran diasumsikan skala linier dan dengan sama bobot untuk setiap faktor resiko. Nilai tersebut mengidentifikasikan resiko tinggi atau cedera yang kumulatif. METODE Penelitian dolakukan melalui tahapan sebagai berikut 1. Pengukuran total waktu / total time, total waktu merupakan waktu rata-rata yang digunakan dari waktu kerja suatu pekerjaan dilakukan dalam suatu hari tentu 2. Pengukuran faktor resiko yang berulang / repetition, pengulangan dinilai dengan mengevaluasi waktu siklus dan durasi suatu tugas pada setiap bagian tubuh. Waktu siklus merupakan durasi waktu dari suatu tugas yang dikerjakan lebih dari satu kali tanpa adanya gangguan. Durasi adalah waktu dimana tugas yang memiliki siklus berulang dilakukan tanpa satu atau banyak gangguan. Kode durasi akan selalu sama untuk setiap bagian dari tugas tertentu. 3. Pengukuran faktor resiko akibat pengerahan tenaga / force. Faktor resiko pengerahan tenaga dapat dinilai dengan mengevaluasi gaya dan kecepatan untuk setiap bagian tubuh. Sama halnya dengan faktor resiko berulang dengan durasi dan siklus waktu, nilai dari faktor resiko akibat pengerahan tenaga ditentukan dari skor gaya dan kecepatan yan dicantumkan dalam tabel. Gaya merupakan penilaian dari usaha penggunaan otot pada suatu bagian selama pekerjaan dilakukan dengan gaya maksimum yang dapat digunakan oleh seseorang saat bekerja. Pekerjaan yang dilakukan dalam waktu yang singkat dan dengan gaya yang sedang dinilai sama dengan pekerjaan yang dilakukan dalam durasi yang lama dengan gaya yang sedang, karena pengukuran durasi dilakukan secara terpisah. Kecepatan dinilai dari rata-rata keseluruhan gerakan saat melakukan kerja. 4. Pengukuran faktor resiko kekakuan / awkwardness. Kekakuan didefenisikan sebagai derajat deviasi dari tulang sendi. Semakin besar deviasi, semakin besar tingkat bahayanya. Penilaian dilakukan untuk keseluruhan tugas, oleh karena itu harus menampilkan rata-rata dari berbagai posisi tubuh untuk setiap bagian tubuh ketika melakukan pekerjaan. 5. Pengukuran faktor resiko getaran / vibration. Dalam mengevaluasi suatu pekerjaan yang menimbulkan faktor resiko getar harus mempertimbangkan kedua faktor berikut : Keseluruhan tubuh dan getaran bagian tubuh. Getaran pada keseluruhan tubuh akan berdampak pada lengan bawah dan tulang belakang ketika getaran pada bagian tubuh menyerang kaki dan bagian atas. Penilaian dilakukan untuk keseluruhan tugas, oleh karena itu harus ditampilkan durasi rata-rata dan tugas tersebut. 6. Interpretasi Penilaian. Setelah menggabungkan kode kekuatan dan kecepatan untuk mendapatkan peringkat pengerahan tenaga faktor resiko, dan menggabungkan waktu siklus dan durasi untuk mendapatkan resiko pengulangan. Setiap bagian tubuh, skor untuk total waktu, pengulangan, pengerahan tenaga, kekakuan dan getaran dijumlahkan. Jumlah dari skor untuk setiap tubuh disebut resiko kumulatif, dan memiliki rentang antara 5 25, tindakan lebih lanjut perlu dilakukan bila salah satu bagian tubuh memiliki : Nilai faktor resiko untuk pengerahan tenaga sebesar 5 atau Jumlah dari nilai pengerahan tenaga sebesar 8 atau lebih atau Nilai kumulatif resiko dari keseluruhan tubuh sebesar 15 atau lebih Nilai tersebut dapat membantu memprioritaskan tugas untuk penilaian/ pengontrolan yang dianjurkan. Demikian juga skor merefleksikan resiko terbesar sehingga dapat memperhatikan bagian tubuh yang harus diperhatikan dan dikontrol. A-139

Nilai maksimum untuk tenaga bagi tubuh setiap daerah, atau gabungan tenaga yang tinggi dan skor kecanggungan, menunjukkan tinggi resiko cedera akut, sedangkan resiko tinggi cedera kumulatif ditunjukkan oleh adanya faktor resiko untuk wilayah tubuh tertentu. Disarankan ambang batas disediakan untuk membantu pengguna dalam membuat penilaian tentang kebutuhan untuk tindakan. PEMBAHASAN Obyek dalam penelitian ini adalah pekerja pemahat batu (patung ganesha) dengan ukuran batu dimensi besar. Pekerjaan memahat patung dibagi 2 bagian pekerjaan yaitu memahat patung bagian atas dan bagian bawah. Gambar 1. Pekerjaan Memahat Penilaian Faktor Resiko, berdasarkan pengamatan pekerjaan dan daftar pertanyaan dari pemahat didapat data yang digunakan untuk mengevaluasi resiko cedera yang mungkin dialami oleh pekerja saat melakukan pekerjaannya. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan faktor resiko langsung seperti waktu total, waktu siklus, durasi, kecepatan, kekuatan, kecanggungan dan getaran. Berikut mengevaluasi resiko kerja dengan Manual Tasks Assessment (ManTRA) pada saat memahat patung bagian atas. 1. Pengukuran Total Waktu Total waktu mengacu pada total waktu yang akan dihabiskan untuk melakukan pekerjaan dalam setiap hari. Tabel 2. Total Waktu Memahat Waktu 0-2 jam/hari 2-4 jam/hari 4-6 jam/hari 6-8 jam/hari 8-10 jam/hari 2. Pengukuran Faktor Resiko yang Berulang Pengulangan dinilai dengan mengevaluasi waktu siklus dan durasi untuk setiap bagian tubuh. Tabel 3. Durasi Total Memahat Waktu < 10 menit 10-30 menit 30-60 menit 60-120 menit >120menit Durasi A-140

Tabel 4. Waktu Siklus Memahat Waktu >5 menit 1-5 menit 30-60detik 10-30 detik <30 detik Siklus Faktor resiko yang berulang ditentukan dengan mencantumkan skor dari waktu siklus dan durasi pada tabel dibawah ini. Tabel 5.Faktor Resiko yang Berulang Memahat Skor Waktu Siklus Skor Durasi 1 2 3 4 5 1 1 1 2 3 4 2 1 2 3 4 4 3 2 3 4 4 5 4 2 3 4 5 5 5 3 4 5 5 5 3. Pengukuran Faktor Resiko Akibat Pengerahan Tenaga Faktor resiko pengerahan tenga dapat dinilai dengan mengevaluasi gaya dan kecepatan untuk setiap bagian tubuh Tabel 6. Kekuatan Memahat Kekuatan Minimal Kekuatan Rata-rata Kekuatan Maksimal Kekuatan Tabel 7. Kecepatan Memahat Kecepatan Kecepatan Lambat sedang Kecepatan lambat dan postur tidak statis Cepat dan gerakan lambat Cepat, gerakan tersentak Tabel 7. Faktor Resiko Akibat Pengerahan Tenaga Memahat Skor Kecepatan Skor Kekuatan 1 2 3 4 5 1 1 1 2 3 4 2 1 2 3 4 4 3 2 3 4 4 5 4 2 3 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4. Pengukuran Faktor Resiko Kekakuan Semakin besar deviasi, semakin besar pula tingkat bahayanya. Jumlah Kekakuan Postur Netral Tabel 8. Faktor Resiko Kekakuan Penyimpangan Penyimpangan hanya 1 arah lebih dari 1 arah A-141 Berbagai gerakan dan gerakan posture 1 arah Lebih 1 arah 5. Pengukuran Faktor Resiko Getaran Getaran pada keseluruhan tubuh akan berdampak pada lengan bawah dan tulang belakang Tabel 9. Faktor Resiko Getaran Jumlah Tidak ada Minimal Rata-rata Besar Keras Amplitude Getaran

6. Pengukuran Faktor Resiko terhadap Bagian Tubuh Faktor resiko dengan menhubungkan dengan setiap bagian tubuh, skor untuk total waktu, pengulangan, pengerahan tenaga, kekakuan dan getaran dijumlahkan, seperti pada tabel 10 dan 11 Tabel 10. Matrik Skor Manual Tasks Risk Assessment Bagian Atas Patung Faktor Resiko Bagian Tubuh Lengan Bawah Punggung Leher/Bahu Pergelangan Tangan Total time 4 4 4 4 Durasi 4 1 1 5 Waktu siklus 5 4 3 3 Kekuatan 4 2 2 5 Kecepatan 4 2 2 5 Kekakuan 5 2 2 5 Getaran 3 1 1 5 Kumulatif Resiko 21 18 17 25 Tabel 11. Matrik Skor Manual Tasks Risk Assessment Bagian Atas Patung Tugas Bagian Tubuh Lengan Bawah Punggung Leher/Bahu Pergelangan Tangan Total time 4 4 4 4 Durasi 4 4 1 5 Waktu siklus 5 5 3 5 Kekuatan 4 2 2 5 Kecepatan 4 2 2 5 Kekakuan 5 5 5 5 Getaran 3 1 1 5 Kumulatif Resiko 21 22 20 25 Berdasarkan tabel diatas pengukuran faktor resiko yang berulang berdasarkan waktu siklus dan durasi total didapat skore 5 ; pengukuran faktor resiko akibat pengerahan tenaga berdasarkan kekuatan memahat dan kecepatan memahat didapat skore 5 ; pengukuran faktor resiko kekakuan dengan skore 5 ; pengukuran faktor resiko getaran dengan skore 2 dan pengukuran faktor resiko terhadap bagian tubuh umlah didapat kumulatif resiko untuk memahat bagian atas patung untuk lengan bawah : 21; punggung : 18, leher/bahu : 17 dan pergelangan tangan 25 dan untuk memahat bagian bawah untuk lengan bawah : 21; punggung : 22, leher/behu : 20 dan pergelangan tangan 25 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengukuran faktor resiko akibat pengerahan tenaga berdasarkan kekuatan memahat dan kecepatan memahat didapat nilai 5 dan jumlah dari nilai pengerahan tenaga sebesar nilai 8, yang berarti resiko pekerjaan memahat perlu ada perhatian serius dengan mengevaluasi gaya dan kecepatan untuk setiap bagian tubuh menunjukkan tinggi resiko cedera akut 2. Nilai kumulatif resiko dari bagian tubuh (lengan bawah, punggung, leher/bahu dan pergelangan tangan) semuanya lebih besar dari 15 yang berarti perlu atau mengevaluasi resiko cedera yang mungkin dialami oleh pekerja saat melakukan pekerjaannya. 3. Disarankan untuk memperbaiki area kerja, karateristik beban maupun alat kerja agar didapat sikap kerja alamiah/postur normal sehingga tidak terjadi penekanan pada bagian penting tubuh dan tidak menyebabkan keluhan musculoskeletal disorders A-142

DAFTAR PUSTAKA Robin Burgess-Limerick, 2004, Manual Tasks Risk Assessment Tool (ManTRA), The University of Queensland, 4072, Australia Tarwaka, Solichul HA, (2004), Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas http://ergonomics.uq.edu.au/download/mantra http://gunadarma.ac.id www.ergoinstitute.com A-143