BAB IV KEDATANGAN SEKUTU DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) RINGKASAN SKRIPSI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

II. TINJAUAN PUSTAKA. maksud, pekerjaan, perbuatan, daya upaya, ikhtiar untuk mencapai sesuatu

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH. Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

Transkripsi:

BAB IV KEDATANGAN SEKUTU DI INDONESIA Pada bab terdahulu kita telah membahas tentang kondisi ekonomi, sosial budaya Indonesia pada awal kemerdekaan. Telah kita ketahui bahwa kondisi sosial ekonomi menjadi faktor internal yang perlu dihadapi Indonesia selama perjuangan awal kemerdekaan. Selain faktor internal, Indonesia juga masih menghadapi faktor eksternal berupa intervensi negara lain baik dalam bidang politik maupun militer. Dalam bab ini akan akan dibahas mengenai kedatangan sekutu yang diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) masuk kembali ke negara Indonesia. TIK Diakhir pembahasan bab 3 ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan proses kedatangan Sekutu dan Belanda (NICA) di Indonesia 2. Menganalisis faktor-faktor yang mendukung tentara Sekutu dan Belanda masuk kembali ke Indonesia 3. Mendeskripsikan sikap tentara Sekutu dan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia 4. Mendeskripsikan sikap tentara Jepang terhadap masuknya kembali tentara Sekutu dan Belanda ke Indonesia 5. Mendeskripsikan sikap bangsa Indonesia atas kedatangan tentara Sekutu dan Belanda di Indonesia 1. Kedatangan Tentara Sekutu dan NICA di Indonesia. Setelah dikalahkan oleh Jepang dalam perang Pasifik tahun 1942, Belanda meninggalkan Indonesia dan membentuk pemerintahan sipil di Australia yang dikenal dengan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dibawah H.J. Van Mook. Walaupun mengalami kekalahan perang namun Belanda tetap mempunyai keinginan berkuasa kembali atas Indonesia setelah perang selesai. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu, dengan demikian Jepang harus melepaskan daerah-daerah yang didudukinya dalam 87 S N I 5

perang Pasifik kepada Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia II. Sementara itu negara-negara barat yang tergabung didalam blok Sekutu masih menganggap berhak untuk berkuasa kembali atas daerah-daerah koloninya dulu. Khusus yang menyangkut Indonesia, pihak Belanda sudah sejak bulan April 1944 mempersiapkan pendudukan kembali di wilayah tersebut. Sejak bulan April tersebut pemerintah Belanda mulai mengadakan perundingan-perundingan dengan Inggris, perundingan tersebut telah menghasilkan suatu persetujuan yang dikenal dengan Civil Affairs Agreement, yang memuat ketentuan-ketentuan tentang pendudukan kembali Indonesia, khususnya pulau Sumatra oleh Inggris yang mewakili sekutu. Adapun isi dari Civil Affairs Agreement adalah Pada fase pertama Panglima Tentara Sekutu akan berwenang menyelenggarakan operasi militer serta memulihkan law and order (keamanan dan ketertiban). Pada fase kedua setelah keadaan kembali normal, pejabat-pejabat NICA akan mengambil oper tanggung jawab tersebut dari pihak Inggris yang mewakili Sekutu (Moedjanto, 1988). Semula yang bertanggungjawab bagi pendudukan kembali wilayah Indonesia, kecuali pulau Sumatra adalah Amerika Serikat dengan SWPAC (South West Pacific Areas Command) dibawah pimpinan Mac Arthur yang berkedudukan di Australia. Akan tetapi setelah perjanjian Postdam, terjadi perubahan tentang pendudukan kembali Indonesia. Karena yang berwenang terhadap pendudukan kembali di Indonesia bukan lagi Amerika Serikat melainkan diserahkan kepada Inggris secara keseluruhan atau dialihkan dari SWPAC kepada SEAC (South East Asia Command) yang dipimpin Lord Louis Mountbatten yang berkedudukan di Singapura. Hal tersebut terjadi karena SWPAC memusatkan perhatiannya terhadap penyerangan langsung terhadap kepulauan Jepang. Dengan adanya perubahan tersebut, maka ketentuan dari Civil Affairs Agreement akan diperluas, bukan saja mengatur tentang pendudukan kembali pulau Sumatra akan tetapi menyangkut seluruh wilayah Indonesia. Dan persetujuan tersebut disahkan pada tanggal 24 Agustus 1945 di London. Tapi dalam prakteknya SEAC bebas dari tanggungjawab pendudukan kembali wilayah- 88 S N I 5

wilayah di luar Pulau Jawa dan Sumatra, karena diluar kedua pulau tersebut Inggris melimpahkan tanggungjawab kepada Australia. Walaupun demikian Inggris masih memiliki hambatan sehubungan dengan pengiriman pasukan, karena SEAC belum dapat mengirimkan pasukannya secepat mungkin seperti yang diinginkan oleh Belanda, hal tersebut disebabkan oleh karena SEAC memiliki urutan prioritas tugas yang banyak, sehingga belum dapat memenuhi tuntutan Belanda. Untuk meyenagkan hati Belanda, maka pada tanggal 6 September 1945 Panglima SEAC membentuk Allied Forces For Netherlands East Indies (AFNEI) yang akan bertugas bagi pendudukan kembali Indonesia dengan panglimanya Jenderal Sir Fhilip Christison. Adapun tugas yang diemban oleh AFNEI adalah: 1. Memulihkan dan membebaskan APWI (Allied Prisoners and War Internees) 2. Menerima penyerahan kekuasaan, melucuti dan mengembalikan tentara Jepang ke negeri asalnya. 3. Menjaga serta memulihkan keamanan serta ketertiban umum, sehingga pemerintahan sipil bisa berfungsi kembali. 4. Mencari keterangan tentang penjahat perang dan mengadilinya (Asmadi, 1982:115) Meskipun AFNEI telah dibentuk, namun belum bisa melakukan pendaratan-pendaratan di Indonesia, karena belum ada tentara Inggris yang bisa disisihkan untuk keperluan itu. Dalam keadaan yang demikian yang dapat dilakukan oleh AFNEI hanya mengirimkan beberapa tim RAPWI sebagai Allied Mission yang akan membuka jalan bagi pendaratan tentara Sekutu. Dengan demikian waktu yang sangat berharga bagi Belanda hilang begitu saja (Asmadi, 1982:155). Itulah sebabnya sehingga pendudukan kembali wilayah Indonesia bagian timur yang dilakukan oleh tentara Australia lebih cepat dari pada pendudukan wilayah Indonesia bagian barat yang dilakukan oleh tentara Inggris. Kesempatan yang berharga itu tidak disia-siakan oleh pihak Belanda dalam rangka usahanya untuk menduduki kembali Indonesia, sehingga pada saat pendaratan tentara Australia ini ikut pula membonceng tentara Belanda, bersama-sama dengan 89 S N I 5

pendaratan tantara Australia ikut membonceng 7 Kompi KNIL (Asmadi, 1982:155). Gambar. Anggota-anggota tentara Sekutu di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Sumber: Repro Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka Sementara itu tentara Inggris yang ditugaskan ke Indonesia yang bergabung dalam AFNEI terdiri dari 3 divisi India. Ketiga divisi India tersebut adalah: 1. Divisi India 23 dibawah Komando Jenderal Hawthorn yang bertugas di Jawa bagian Barat dan berpusat di Jakarta. 2. Divisi India 5 dibawah komando Jenderal Man Sergh bertugas di Jawa bagian Timur, berpusat di Surabaya. 3. Divisi India 26 dibawah Komando Jenderal Chambers bertugas di Sumatra, berpusat di Medan (Moedjanto, 1988). Tentara Inggris dari divisi India tersebut setiap divisi terdiri dari 24.000 orang prajurit, yang dibagi dalam brigade-brigade yang beranggotakan 6.000 orang prajurit tiap brigade. Pendaratan tentara Sekutu di Indonesia diawali oleh pendaratan kesatuan tentara Inggris dibawah Komando Laksamana Patterson dengan kapal Cumberland, yang merapat di Tanjung Priok pada tanggal 16 September 1945. Bersama kedatangan Petterson ikut serta pula Van der Pless, wakil Van Mook untuk mempersiapkan kembalinya pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Dua minggu kemudian, tanggal 29 September 1945 dan tanggal 6 Oktober 1945, berturut-turut mendarat 2 divisi tentara Inggris di Jawa dan Sumatra, yang 90 S N I 5

terdiri dari divisi India 23 dibawah komando Jenderal D.C.Hawthron dan divisi 26 dibawah komando Jenderal H.M.Cambers, pada kesempatan ini ikut membonceng 1 kompi KNIL serta para perwira markas besar tentara Belanda. Sedangkan 1 divisi lagi yaitu divisi India ke 5 dibawah komando Jenderal E.C. Mensergh yang menurut rencana akan tiba pertengahan Nopember 1945. Akan tetapi karena atas desakan Belanda yang merasa khawatir melihat situasi di Surabaya, maka panglima AFNEI memutuskan untuk mengirim 1 brigade pasukannya ke Surabaya yaitu brigade ke-49 dari divisi India ke 23 yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby, untuk merintis jalan bagi kedatangan Mallaby ke Surabaya Sekutu mengutus Kapten Huyer, seorang perwira angkatan laut Belanda yang dipekerjakan pada SEAC ke Surabaya yang tiba pada tanggal 25 September 1945 di Surabaya. Parade Pasukan: Tentara Australia yang tergabung dalam Batalyon 2/31 saat melakukan parade pasukan di Banjarmasin. Sumber: Wikipedia.com Dengan mendaratnya tentara Sekutu di Indonesia, ikut serta pula menyelundup pejabat-pejabat NICA dan tentara Belanda, yang diantaranya ada yang dipoles warna kulitnya sehingga menyerupai serdadu seperti yang dikemukakan oleh Moedjanto pemulasan warna kulit ini diketahui antara lain dari bangkai mereka yang terlempar di Sungai Brantas ketika berkobar pertempuran di Surabaya di bulan November. Disamping itu ada sejumlan tentara Belanda yang diterjunkan sebagai perintis masuknya pasukan Sekutu dengan menggunakan seragam sekutu (Moedjanto, 1988). 91 S N I 5

Garis-garis politik sekutu sesuai dengan Civil Affairs Agreement ini menuju kepada maklumat politik Belanda dalam bulan Nopember, yang pelaksanaan bagian militernya dirundingkan di Singapura pada awal Desember 1945. Inggris melihat upaya dalam Civil Affairs Agreement ini seperti perluasan persemakmuran raya, seperti halnya Malaysia dan Singapura yang menjadi bagian dari Keratuan Inggris Raya. Bagian ini bisa menjadi kesempatan untuk menjadikan Hindia Belanda bagian dari itu, tetapi dengan versi lain yaitu Belanda yang menempati Hindia Belanda dengan memberikan banyak konsesi kepada Inggris yang telah mengantarkan Belanda kembali mengambi jajahannya Demikianlah cara-cara yang ditempuh oleh Belanda untuk datang di Indonesia dalam usahanya untuk kembali berkuasa di Indonesia. 2. Sikap Tentara Sekutu dan Belanda terhadap Kemerdekaan Indonesia 1) Pihak Inggris Sudah dijelaskan bahwa berdasarkan perjanjian Postdam, Inggris akan mewakili Sekutu di Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Postdam maka pada tanggal 14 September 1945, seorang perwira militer Inggris yang bernama Greenhalgh tiba di Jakarta, untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi kedatangan tentara Sekutu di Indonesia, yang kemudian disusul dengan berlabuhnya kapal penjelajah Inggris Cumberland di Tanjung Priok Jakarta pada tanggal 16 September 1945, bersama panglima Skuadron V penjelajah Inggris, Laksamana Muda W.R. Petterson. Sikap dari pihak Inggris terhadap Indonesia, mulai terlihat dari pengarahan Panglima SEAC Lord Louis Mountbatten kepada Patterson, sebelum tiba di Jakarta, dalam pengarahannya Mountbatten antara lain mengatakan supaya pasukan-pasukan Inggris jangan dipergunakan untuk menghancurkan gerakan kemerdekaan, tetapi juga jangan mengambil tindakan-tindakan yang seolah-olah mengakui Republik Indonesia (Loebis, 1992). Walaupun telah ada pengarahan dari Mountbatten tersebut, tetapi pihak Belanda dalam hal ini Van der Plass dalam kerjasamanya dengan Patterson, telah 92 S N I 5

merencnakan untuk menangkap Soekarno dan Hatta serta menduduki gedunggedung pemerintahan di Jakarta, yang kemudian diserahkan kepada Belanda (NICA). Tetapi sebelum semuanya dapat dilaksanakan, telah masuk laporanlaporan pada Mountbatten tentang keadaan yang sebenarnya di Pulau Jawa, dari Letkol Lawrenc Van der Post, seorang perwira Intelejent Inggris dan juga dari Letkol Maisy serta Wing Commander Devis, yang bertugas sebagai pemimpin rumah sakit untuk tawanan perang dan sebagai kepala kamp-kamp tawanan perang. Berdasarkan laporan-laporan tersebut sehingga Mountbatten memperingatkan kepada pihak Belanda yaitu Van der Plas pada tanggal 27 September 1945 di Singapura bahwa: tidak seorangpun prajurit Inggris akan dipergunakan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda. Pasukan-pasukan inggris hanya dipergunakan untuk menolong para tawanan, Belanda sendirilah yang harus menduduki pulau Jawa. Pasukan Inggris baru akan dipergunakan jika Belanda bersedia mengadakan pembicaraan dengan Soekarno dan kawankawannya (Loebis, 1992) Pernyataan Mountbatten tersebut dibenarkan pula oleh Menteri Pertahanan Inggris J.J. Lawson yang sedang berkunjung di Singapura. Pernyataan ini bukan saja mencerminkan sikap dan pandangan Inggris akan tetapi juga mencerminkan sikap dan pandangan Sekutu terhadap kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 29 September 1945, Christison setelah pengangkatannya sebagai Panglima AFNEI memberikan keterangan melalui radio di Singapura tentang maksud kedatangan Sekutu di Indonesia, ia mengatakan hal yang senada dengan apa yang dikatakan oleh panglima SEAC Mountbatten, keterangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keterlibatan pasukan-pasukan Inggris hanya akan terbatas pada pendudukan beberapa kota penting yaitu Jakarta, Semarang dan Surabaya di Pulau Jawa serta Medan dan Padang di pulau Sumatra. 2. Pasukan-pasukan Inggris tidak akan mencampuri soal-soal dalam negeri. 93 S N I 5

3. Daerah-daerah diluar daerah yang diduduki menjadi tanggung jawab pihak Jepang dan daerah yang dikuasai Republik, penguasa Indonesia yang bertanggung jawab. 4. Ia telah meminta kepada pihak Belanda untuk memberikan keterangan politik, tetapi hal itu ditolak oleh Belanda, namun begitu ia bermaksud mempertemukan pemimpin-pemimpin Belanda dan Indonesia dalam suatu KMB (Loebis, 1992). Sementara itu sikap orang di Inggris sendiri terhadap keadaan di Indonesia bermacam-macam, akan tetapi lambat laun mereka semakin tidak senang dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan sokongan terang-terangan bagi pemulihan pemerintahan Belanda di Indonesia makin lemah. Semula Belanda mendapat simpati dan sokongan yang besar dari London, para staf Inggris ingin melihat lebih banyak pasukan Belanda yang dikirim ke Indonesia untuk menduduki kembali Indonesia. Di Kementrian luar negeri Inggris, Belanda dianggap sekutu penting, oleh karena itu Inggris harus tetap berhubungan erat dengan Belanda, baik dalam urusan pertahanan maupun dalam soal kestabilan dari daerah-daerah koloni di Asia Tenggara. Baik Menteri Luar Negeri Ernes Bevin maupun Perdana Menteri Atlee, pada dasarnya pro Belanda. Ini tercermin dari tulisan Ernes Bevin secara pribadi ketika kesukaran-kesukaran di Indonesia semakin meningkat pada bulan Oktober 1945, dalam tulisan tersebut antara lain beliau mengatakan jangan beri pengakuan kepada penguasa yang manapun yang tidak disetujui oleh pemerintah Belanda ( Wild, 1986:131). Kemudian Perdana Menteri Clement Atlee juga menulis kepada rekannya perdana Menteri Australia pada awal bulan November, dalam tulisannya Atlees antara lain mengatakan kami harus memelihara hubungan baik dengan tetangga kami di Eropa...dan memang kami merasa sangat enggan untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan kesan bahwa kedaulatan Belanda adalah suatu faktor yang dikesampingkan ( Wild, 1986: 131). Sejak semula ada pandangan lain di Inggris menjurus kearah yang berbeda. Mountbatten sendiri dengan cepat menyadari bahwa di Indonesia gerakan nasionalis sudah tumbuh begitu kuat, sehingga betapapun ia 94 S N I 5

menginginkannya akan tetapi ia jelas tidak memiliki cukup pasukan untuk merasakan suatu penyelesaian secara militer. Menurut pandangannya adalah penting sekali bagi para wakil pemerintah Belanda untuk berunding dengan pemimpin-pemimpin Indonesia dan harus mengumumkan maksud mereka untuk memberikan suatu bentuk kemerdekaan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pemerintah Inggris dalam bulan November dan Desember mulai secara tidak resmi mendesak pemerintah Belanda agar mengambil sikap yang lebih luwes terhadap RI. Bahkan Inggris sebelum tugasnya di Indonesia berakhir bertekad untuk mempertemukan antara Belanda dan Indonesia dimeja peurndingan sebagai landasan penyelesaian sengketa antara kedua negara tersebut. 2) Pihak Belanda Telah diuraikan sebelumnya, setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia, Belanda lalu membentuk pemerintahan sipil yaitu NICA di Australia dibawah Van Mook. Kemudian setelah Jepang kalah, maka Belanda ingin kembali ke Indonesia. Supaya tindakannya untuk menduduki Indonesia dibenarkan hukum internasional, maka Belanda menyatakan bahwa Indonesia bukan lagi koloni, melainkan wilayahnya sejajar dengan Belanda di Eropa. Setelah Perang Dunia II pengakuan itu masih berlaku, seperti terbukti dalam konferensi Postdam. Dalam konferensi tersebut nasib Indonesia ikut pula dibicarakan, setelah Sekutu berhasil kembali menduduki Indonesia dan selanjutnya akan diserahkan kepada penguasanya sebelum parang dunia II. Dimata Belanda kemerdekaan Indonesia adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan, dan menganggap Republik Indonesia sebagai buatan Jepang yang didukung oleh pemberontak. Sikap Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia, bukan terbatas hanya pada tindakan mengakui akan tetapi berusaha mempengaruhi pandangan internasional untuk ikut tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Seperti negara-negara pemenang Perang Dunia II yang tergabung dalam blok Sekutu, termasuk Inggris dan Amerika Serikat. 95 S N I 5

Disamping itu, sebagai salah satu negara anggota Sekutu yang menang dalam Perang Dunia II, maka Belanda berpendapat bahwa kedudukannya patut dikembalikan seperti sebelum perang. Karena itu Belanda tidak mau berunding dengan pemimpin-pemimpin RI apalagi mengakui kemerdekaannya. Menurut Belanda RI yang baru lahir mempunyai potensi sebagai negara merdeka, padahal RI belum pantas dan belum sampai pada tingkat itu. 3) Tanggapan Jepang atas Kedatangan Sekutu Mendengar kabar bahwa Kaisar Jepang telah menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, tentara Jepang di Indonesia sangat terkejut. Mereka diliputi oleh suasana ketidaktahuan apa yang harus dibuat, bingung dan putus asa. Desasdesus tersiar bahwa Sekutu akan melakukan balas dendam dengan menghancurkan negerinya. Umumnya tentara Jepang tercekam oleh dua persoalan; 1) Bagaimana mereka bisa meninggalkan Indonesia dengan selamat secepatnya dan kembali ke tanah air serta keluarganya? 2) Tindakan apa yang dapat dilakukan agar Jepang terhindar dari kehancuran total, dan kedudukan kaisar dapat diselamatkan? Dikalangan Opsir Jepang, persoalannya lebih rumit lagi. SEAC (South East Asia Command) telah mengeluarkan perintah tertanggal 18 Agustus 1945 kepada pemerintah Jepang, yang harus dilanjutkan kepada semua komandan tentara dari semua tingkat. Pokok isi perintah: 1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua perintah Sekutu; 2) Bertanggung jawab atas terjaminnya ketertiban umum serta keselamatan penduduk sipil; 3) Bertanggung jawab atas terpeliharanya penyelenggaraan pemerintahan. Sehubungan dengan itu pihak Jepang di Indonesia mengambil tindakan; 1) Kesatuan bersenjata dilucuti dan dibubarkan; 2) Pengawasan atas burokrasi yang sekarang ditangani oleh tenaga-tenaga Indonesia dipertahankan 3) Pengawasan khusus terhadap kegiatan para pemudaa. 96 S N I 5

Berbeda sekali dengan sikap Rikugun ialah sikap Kaigun di Jawa, khususnya laksamana Maeda di Jakarta dan laksamana Shibata di Surabaya. Kedua perwira tinggi Jepang itu bersimpati kepada perjuangan bangsa Indonesia. Maeda membantu penyelenggaraan proklamasi, sedangkan Shibata bersedia menyerahkan senjata dan amunisi yang dikuasainya. 4) Sikap Bangsa Indonesia Di kalangan rakyat Indonesia terdapat bermacam-macam sikap. Massa rakyat diliputi berbagai perasaan, terharu, gembira dan balas dendam. Semangat mereka menyala-nyala. Ini menyebabkan mereka kurang bisa mengendalikan diri, sehingga sering pembunuhan atas diri orang Jepang yang dahulu menindas; juga orang Belanda dan Cina tidak terlepas dari sikap permusuhan bangsa Indonesia. Begitu juga para pejabat pemerintah tidak dapat menyalurkan semangat dan perasaan mereka secara sehat. Hanya pemimpin yang berkharisma (berjiwa) besar dapat menarik mereka. Gambar. Semboyan-semboyan perjuangan kemerdekaan Indonesia memenuhi tembok-tembok kota yang ditulis dalam bahasa Inggris agar pihak Sekutu dapat mengetahui. Sumber: Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka Pemimpin utama Indonesia waktu itu ialah Sukarno-Hatta. Mereka ini menghadapi dilema yang sulit: tunduk kepada Sekutu atau kepada pemuda? Jika mereka tunduk kepada tau bersikap manis terhadap Sekutu, mereka menjauhkan diri dari dukungan pemuda yang semangat revolusionarnya begitu berkobar-kobar dan merupakkan kekuatan yang besar bagi RI. Tetapi kalau mereka tunduk kepada kemauan pemuda yang tegas-tegas ingin menghadapi kedatangan Sekutu secara revolusioner berarti dimusuhi Sekutu. Untunglah situasi waktu itu menolong mereka. Sekutu datang terlambat, sehingga mereka bersama dengan pemimpin- 97 S N I 5

pemimpin Indonesia lainnya berhasil membina kekuatan meskipun mula-mula secara simbolis, seperti yang nampak dari pernyataan yan muncul di mana-mana yang mendukung proklamasi. Pengibaran Sang Saka terus meluas, sedangkan semua orang berlencana merah putih didadanya. Ini semua menghilangkan tuduhan bahwa proklamasi hanyalah perbuatan segenggam pemimpin Indonesia saja. Hal lain yang ikut memperkuat posisi pemimpin-pemimpin Indonesia ialah terpeliharanya roda pemerintahan. Ini berakibat lenyapnya anggapan bahwa kepergian Belanda berarti kekaauan pemerintahan. Meski demikian kedatangan Sekutu masih dirasakan sebagai bahaya. Kekhawatiran bahwa Sekutu akan menangkap Sukarno-Hatta masih ada. Tetapi bahaya yang mengancam Sukarno-Hatta berhubung dengan kedatangan Sekutu lenyap. Lenyapnya bahaya itu nampak dalam pernyataan Chiristison, di mana ia menyatakan pada tanggal 1 Oktober 1945 bahwa kedatangannya tidak akan melebur pemeritah RI (ingat juga tugas tentara Sekutu). Ia pun ternyata kemudian mau mempertemukan Sukarno dengan van Mook pada tanggal 23 Oktober 1945. 5) Golongan Pemuda Golongan pemuda tidak pernah ketinggalan, bahkan selalu memelopori tindakan-tindakan untuk mengisi kemerdekaan. Pada tanggal 1 September 1945 mereka mendirikan API (Angkatan Pemuda Indonesia). Duduk dalam pimpinan antara lain Wikana, Chaerul Saleh dan Aidit. API merupakan suborganisasi pemuda bersenjata dari organisasi pemuda yang lebih besar yaitu Komite Aksi. Menghadapi situasi pada waktu itu, yaitu berhubungan dengan konsolidasi RI, masalah perlucutan tentara Jepang serta rencana kedatngan Sekutu, Komite Aksi menyusun manifesto yang terdiri atas 5 pasal; 1) Negara RI sudah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, karenanya rakyat sekarang sudah merdeka, bebas dari pemerintah asing; 2) Seluruh kekuasaan harus ditempatkan dalam tangan pemerintah/ negara dan rakyat Indonesia sendiri; 3) Jepang telah dikalahkan, dan karena itu tidak berhak lgi menyelenggarakan pemerintahan di Indonesia; 4) Rakyat Indonesia harus merebut senjata dari tangan Jepang; 98 S N I 5

5) Semua perusahaan (kantor-kantor, pabrik-pabrik, pertambangan dan perkebunan) harus diambil alih dari Jepang dan dikuasai olah rakyat Indonesia. Sebagai tindak lanjut Komite Aksi membentuk Barisan Tani (Rakyat) dan Barisan Buruh Indonesia. Mereka ini yang akan melakukan bunyi pasal 5 manifesto tersebut. Dalam bulan September 1945 Komite Aksi telah melakukan pengambilalihan berbagai perusahan: kereta api, trem, dan postel. Ini diikuti oleh pengambilalihan perusahaan lain. Semua berjalan secara tertib tanpa melibatkan pimpinan perusahaan lain. Semua berjalan secara tertib tanpa melibatkan pimpinan tertinggi pemerintah Jepang. Di Surabaya pada tanggal 11 September 1945 terjadi demonstrasi mendukung proklamasi kemerdekaan RI. Tergerak oleh peristiwa tersebut pemuda-pemuda di Jakarta merencanakan rapat umum pada tanggal 19 September petang di lapangan Ikada seperti telah disinggung di depan. Rapat umum jelas menunjukkan bahwa Bung Karno benar-benar mendapat dukungan rakyat dan perintahnya ditaati. Ini harus diperhitungkan oleh Sekutu, Jepang maupun lawan-lawan politiknya orang Indonesia sendiri. Dukungan tersebut makin besar karena Bung Karno mengadakan perjalanan keliling Jawa dan berpidato yang menarik dukungan rakyat kepadanya, sementara pemimpin-pemimpin lain sibuk di Jakarta. 99 S N I 5

Kesimpulan Setelah Jepang menyerah pada tanggal 15 Augustus 1945, ia harus melepaskan kembali daerah pendudukannya. Ini berarti daerah-daerah koloni yang semula direbut dari bangsa barat yang tergabung ke dalam blok sekutu harus dikembalikan. Memang negeri-negeri Barat itu masih mengangap dirinya berhak untuk terus memerintah koloni-koloninya dahulu. Khusus yang menyangkut Indonesia, pihak Belanda sudah sejak bulan April 1944 mempersiapkan pendudukan kembali Indonesia. Sejak bulan itu pemerintah Belanda dan Inggris telah menyelenggarakan perundingan-perundingan di London dan Kandy. Perundingan itu menghasilkan apa yang kemudian dikenal sebagai Civil Affairs Agreement. Adapun isinya: pengaturan penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada pihak Belanda khusus yang menyangkut Sumatra (daerah Indonesia yang dibawahkan oleh South East Asia Command, SEAC). Awalnya Belanda datang ke Indonesia dengan membocengi Sekutu/NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dibawah H.J. Van Mook. 100 S N I 5

Glosarium: NICA Civil Affairs Agreement SWPAC Perjanjian Postdam SEAC AFNEI APWI RAPWI Allied Mission KNIL Rikugun Kaigun : Netherlands-Indies Civil Administration (Pemerintah Sipil Hindia Belanda) yang merupakan organisasi semi militer yang dibentuk pada 3 April 1944 : Perjanjian yang mengatur hubungan antar angkatan bersenjata sekutu yang terletak dinegara sahabat dan otoritas sipil dinegeri ini : (South West Pacific Areas Command) Panglima Komando Kawasan Asia Barat Daya : Perjanjian perdamaian pasca Perang Dunia II antara Jerman dan Sekutu yang ditandatangani oleh Trutman, Stalin, dan Atlee pada tanggal 2 Agustus 1945. : (South East Asia Command), penyebutan istilah Asia Tenggara. : Allied Forces For Netherlands East Indies pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah Perang Dunia II, untuk melucuti tentara Jepang : (Allied Prisoners and War Internees), tugas internasional pertama yang dilaksanakan TRI pada awal proklamasi kemerdekaan. : (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees) bantuan rehabilitasi untuk tawanan perang dan internian. : Misi yang dilakukan oleh Sekutu : (Het Koninklijke Nederlands), Indische Leger atau tentara Kerajaan Hindi Belanda : Angkatan Darat Kekaisaran Jepang : Angkatan Laut Kekaisaran Jepang 101 S N I 5

Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai materi diatas berdasarkan konsep yang telah dipelajari, berikut merupakan soal latihan. Latihan 1 1. Lakukanlah diskusi mengenai Kedatangan Sekutu di Indonesia. 2. Buatlah laporan dari hasil diskusi tersebut. 3. Lakukanlah analisi tentang sikap Inggris dengan sikap Belanda ketika berhasil menduduki wilayah Indonesia. Bandingkanlah bagaimana sikap kedua negara tersebut. 4. Kemukakan pendapat anda mengapa Belanda ingin kembali menduduki Indonesia. 5. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari pendudukan kembali Sekutu/NICA di Indonesia Latihan 2 1. Usaha Inggris untuk menguasai Indonesia sudah dipersiapkan. Hal ini terbukti dengan adanya... a. Perundingan Linggarjati b. Perundingan Renville c. Perundingan Roem Royen d. Konferensi Meja Bundar e. Civil Affair Agrement. 2. Panglima tentara AFNEI di Indonesia adalah... a. Mountbatten d. Mayor Greenhalgh b. A. W. S. Mallaby e. Jenderal Mac Athur c. Philip Cristison 3. Tujuan kedatangan tentara NICA yang membonceng Sekutu ke Indonesia adalah... a. Melucuti tentara Jepang b. Mendukung kemerdekaan Indonesia c. Menangkap para pemimpin Indonesia 102 S N I 5

d. Membantu Indonesia dalam menghadapi Jepang e. Menjajah kembali Indonesia 4. Setelah dikalahkan oleh Jepang dalam perang Pasifik tahun 1942, Belanda meninggalkan Indonesia dan membentuk pemerintahan sipil di Australia yang dikenal dengan nama... a. NICA d. UNCI b. VOC e. Hindia-Belanda c. AFNEI 5. Berikut merupakan tugas AFNEI di Indonesia, antara lain, kecuali a. mengadakan koordinasi dengan pemerintah Indonesia untuk pengakuan kedaulatan Indonesia b. menerima limpahan kekuasaan dari Jepang c. melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang dan kemudian memulangkannya d. membebaskan para tawanan perang dan inteniran Sekutu e. menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang 6. Sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya sebagai pimpinan dari South East Asia Command (SEAC), Laksamana Lord Louise Mount Batten membentuk a. NICA d. UNCI b. NIS e. AFNEI c. KNIL 7. Dalam prakteknya, sepak terjang sekutu di Indonesia berlawanan dengan misi pokoknya. Salah satu indikasi utama bahwa AFNEI menyimpang dari tugas pokoknya adalah a. Membebaskan para tawanan perang Jepang kepada Belanda b. Menyerahkan para penjahat Jepang kepada Belanda c. Melucuti angkatan perang Indonesia d. Mengadili para penjahat Jepang di Indonesia e. Mempersenjatai para tawanan yang dibebaskan 103 S N I 5

8. Pasukan Sekutu mendarat di Indonesia dengan komando khusus yang diberi nama AFNEI. Seorang perwira sekutu yang pertama kali datang ke Indonesia adalah a. Lord Louis Mounbatten b. Jenderal W.R. Patterson c. Mayor A.G. Greenhalgh d. Jenderal Sir Philip Cristison e. Mayjen Mansergh 9. Pasukan Sekutu yang datang ke Indonesia dibonceng NICA. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia, sebab a. Sekutu berusaha membebaskan para tahanan Sekutu b. Sekutu memperalat pasukan Jepang untuk menghancurkan kekuatan militer Indonesia c. NICA berusaha menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda d. Sekutu tidak mau mengakui kedaulatan Indonesia e. Sekutu membangun camp-camp pertahanan di Indonesia 10. Kepanjangan dari NICA adalah. a. Nepal Indies Company Administration b. Nepal Indies Civil Administration c. Netherland Indies Civil Administration d. Netherland Industry Company Administration e. Netherland Indies Company Administration Tambahan Soal 1. Mengapa Sekutu bersama dengan NICA masuk ke Indonesia. a. ingin bersahabat dengan Indonesia. b. menjadikan Indonesia sebagai negara maju c. melucuti senjata Jepang dan memfasilitasi Belanda agar kembali menguasai Indonesia. d. menarik simpati orang-orang Indonesia 2. Hal-hal berikut mengenai NICA kecuali. 104 S N I 5

a. pemerintahan Sipil Hindia Belanda b. organisasi semi militer yang dibentuk pada 3 April 1944 c. Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration. d. Organisasi bentukan Indonesia 3. Apakah isi dari Civil Affairs Agreement. a. penyerahan wilayah Indonesia yang telah "dibersihkan" dari tentara Jepang oleh Inggris kepada Belanda melalui NICA. b. mengatur hubungan antara blok Sekutu dengan blok sentral c. Perjanjian antara Indonesia dengan Belanda d. kekuasaan wilayah Belanda 2. Berikut ini adalah isi Perjanjian Postdam kecuali... a. Danzig, Jerman di sebelah timur Sungai Order, dan Niesse diberikan kepada Polandia. b. Demiliterisasi dari Jerman. c. Penjahat perang (crime war) dihukum. d. Jerman tidak diharuskan mengganti kerugian perang 3. Berikut yang termasuk tugas-tugas AFNEI adalah... a. Mencari keterangan tentang penjahat perang dan mengadilinya b. Mencari tawanan Sekutu c. Bekerjasama dengan Jepang d. Membantu Belanda menguasai Indonesia. 4. KNIL adalah organisasi ketentaraan bentukan... a. Hindia Belanda b. Jepang c. Indonesia d. Sekutu 5. Bagaimanakah sebenarnya hubungan antara Inggris dan Belanda. a. Inggris menganggap bahwa Belanda adalah Sekutu penting b. Saling mempengaruhi dalam hal wilayah jajahan c. Inggris dan Belanda saling bersaing dalam hal militer 105 S N I 5

d. Inggris dan Belanda adalah negara Eropa yang saling mempengaruhi 6. Organisasi yang bertugas melucuti tentara Jepang di Indonesia adalah a. VOC b. KNIL c. AFNEI d. SAWPC 7. Siapakah pemimpin NICA di Indonesia a. Van der Plass b. Van Mook c. Mounbatten d. Mallabay 8. Pidato Ratu Wilhemina pada tahun 1942 (Stat kundige concepti / konsepsi kenegaraan) berisi tentang. a. Pemberian kemerdekaan mutlak kepada Indonesia b. Pembentukkan Indonesia sebagai negara boneka jajahan c. Penegasan bahwa Belanda tidak akan melepaskan Indonesia sebagai negara merdeka d. Sistem pemerintahan Belanda 106 S N I 5

Daftar Pustaka A. B. Lapian dkk. 1992. Menelusuri Jalur Linggarjati. Jakarta: PT Pustaka utama Grafitri. Asmadi. 1982. Pelajar Pejuang. Jakarta: Sinar Harapan Loebis, Aboe Bakar. 1992. Kilas Balik Revolusi. Jakarta: Universitas Indonesia. Mania, PRS. 1989. Jejak Revolusi 1945 Sebuah Kesaksian Sejarah. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafitri. Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad ke-20. Yogyakarta: Konsius Roem, Mohammad. 1989. Diplomasi Ujung Tombak Pejuang Bangsa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Sabir, M. 1987. Politik Bebas Aktif. Jakarta: CV Haji Masagung. Sekretaris Negara Republik Indonesia. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta:` PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Slametmuljana. 1969. Nasionalisme sebagai Modal Pejuang Bangsa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Wild, Colind. 1986. Gelora Api Revolusi Sebuah Antalogi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia. 107 S N I 5

BAGAN MATERI Kedatangan Sekutu di Indonesia Civil Affairs Agreement Kedatangan Sekutu dan Belanda Reaksi Sekutu dan Belanda Terhadap Kemerdekaan Indonesia AFNEI Inggris NICA Belanda Jepang Bangsa Indonesia Golongan Pemuda 108 S N I 5