ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN POSFAT DAN NITRAT DI BEBERAPA SUB DAS KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
DELIVERY METHOD SEDIMENT RATIO TO KNOW CRITICAL LEVEL SOME WATERRSHED IN SOUTH KALIMANTAN CONNECTION WITH FISHING FITNESS

AMONIAK, KARBONDIOKSIDA DAN ALKALINITAS DI BALAI BENIH DAN INDUK IKAN AIR TAWAR (BBI-IAT) KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

MONITORING DAYA DUKUNG DAN STATUS MUTU AIR KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK RIAM KANAN

WATER QUALITY ANALYSIS AND EXPENSES POLLUTANT IN RIVERS OF BATU KAMBING, MALI-MALI AND RIAM KIWA ARANIO DISTRICT SOUTH KALIMANTAN

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

KAJIAN STATUS KUALITAS AIR SUNGAI RIAM KANAN Studi Kasus Sungai Riam Kanan Di Desa Awang Bangkal Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Kabupaten Banjarnegara dengan rata-rata turun sebesar 4,12 % per

KAJIAN MUTU AIR DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN PADA SUNGAI KRENGSENG, KOTA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

STUDI PERUBAHAN KUALITAS AIR DI SUNGAI PROGO BAGIAN HILIR D.I. YOGYAKARTA TAHUN Mega Dwi Antoro

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

THE RELATIONSHIP WATER QUALITY STATUS METHODS POLLUTION INDEX WITH ACTIVITIES OF FLOATING NET CAGE IN THE RIAM KANAN DAM

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH


STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

MODEL SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ESTIMASI VOLUME ALIRAN DAN EROSI SEDIMEN DI DAS RIAM KANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Simulasi Penentuan Indeks Pencemaran dan Indeks Kualitas Air (NSF-WQI)

ANALISIS KADAR NITRAT (NO 3 ) DAN NITRIT (NO 2 ) DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER PADA BALAI RISET STANDARDISASI

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

Metode Konservasi Sungai yang Tercemar Agung dan Shintia Rahmat

MODEL MATEMATIS PERUBAHAN KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE. Oleh NURLEYLA HATALA F

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

KEMELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFAT DI KAWASAN KARAMBA JARING APUNG WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI

ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

ANALISIS POTENSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR STUDI KASUS: DAS. CITARUM HULU - SAGULING

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ARAH PENELITIAN MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

Makalah Baku Mutu Lingkungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

III. METODE PENELITIAN

STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM

KEBERADAAN DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KESUBURAN LINGKUNGAN PERAIRAN DI WADUK RIAM KANAN.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN PENGELOLAAN WADUK YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WADUK

KEANEKARAGAMANPLANKTON DI KAWASAN PERAIRAN PELABUUAN PERIKANAN NUSANTARA BELAWAN T E SIS. , tl\peli.ksll \' ~- (i 0'"fDNr' ;;; 0 0.-,_.

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Mangetan Kanal Kabupaten Sidoarjo dengan Metode QUAL2Kw

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

PERMODELAN UJI LOGAM BERAT PADA BADAN AIR, BIOTA DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA DAS BARITO

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

Bab V Hasil dan Pembahasan

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan memiliki defenisi yang bervariasi, menurut Undang-Undang Nomor

NILAI EKONOMI AIR HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

KAJIAN MUTU AIR MENGGUNAKAN PROYEKSI VARIASI DEBIT PADA SUNGAI PELUS DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP)

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

Satrio Mantaya, dkk :Model Storet dan Beban Pencemar...

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU DAN/ATAU WADUK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI KANDUNGAN NITRAT PADA WADUK CISANTI DENGAN MENYERTAKAN LIMPASAN PERMUKAAN SEBAGAI SUMBER

STATUS TROFIK PERAIRAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna memperoleh gelar Sarjana Sains

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

KAJIAN KONTAMINAN NITROGEN DAN FOSFOR DI SUB DAS SEI KALEMBA (DAS PADANG) AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PTP. NUSANTARA IV PABATU PADA MUSIM KEMARAU

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN POSFAT DAN NITRAT DI BEBERAPA SUB DAS KALIMANTAN SELATAN ANALYSIS OF PHOSPHATE AND NITRATE POLLUTION IN SOME WATERSHED IN SOUTH KALIMANTAN-INDONESIA 1) Siti Hasnah, 2) Mijani Rahman, 3) Abdur Rahman 1) Mahasiswa S1 pada Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan FPK-Unlam 2),3) Staf Pengajar pada Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan FPK-Unlam E-Mail : s_hasnah@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencemaran kadar Nitrat (N) dan Posfat (P) di Beberapa Sub DAS Kalimantan Selatan berdasarkan metode Indek Pencemaran (Kep_MENLH/115/2003). Dari hasil penelitian diperoleh hubungan (r) antara variabel Baku Mutu (Y1) dan variabel (X) atau Posfat dan Nitrat = 0,792. Perhitungan terhadap nilai R 2 -determinant diperoleh hasil sebesar 0,672. Hal ini berarti 67,2 % faktor Baku Mutu Air (Y) dipengaruhi oleh faktor Posfat dan Nitrat, sisanya sebesar 33,8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam persamaan. Rasio antara parameter P dan N (P = 0,577 : N = 0,062 = 9,30), berada diantara 7 sampai 12. Berarti variabel Posfat dan Nitrat bukanlah sebagai faktor pembatas terjadinya pencemaran. Hasil Perhitungan indeks pencemaran terhadap pareameter P dan N diperoleh nilai sebesar 9,30, masih memenuhi baku mutu untuk beberapa Sub-sub DAS (Riam Kanan, Tabanio, Sungai Naiyan, Sungai Satui, Sungai Kintap, Sebamban dan Sungai Kusan). Kata Kunci : Tingkat Pencemaran, Posfat, Nitrat, Sub DAS ABSTRACT This study aims to determine the pollution levels of nitrate (N) and phosphate (P) in South Kalimantan Several subzone based method Pollution Index (Kep_MENLH / 115/2003). The results were obtained relationship (r) between the variables Quality Standards (Y1) and variable (X) or Phosphate and Nitrate = 0.792. Calculation of the value of R2-35

Fish Scientiae, Volume 4 Nomor 7, Juni 2014, hal 35-36 determinant obtained yield was 0.672. This means that 67.2% factor Water Quality Standard (Y) is influenced by factors Phosphate and Nitrate, while the remaining 33.8% is influenced by other variables that can not be explained in the equation. The ratio between the parameter P and N (P = 0.577 N = 0,062 = 9.30), is between 7 to 12. It means that the variable Phosphate and Nitrate is not a limiting factor for contamination. Calculation results of the pollution index pareameter P and N obtained a value of 9.30, still meet quality standards for some sub-sub-basins (Riam Kanan, Tabanio, Naiyan River, River Satui, Kintap River, and the River Sebamban Kusan). Keywords: Pollution Levels, Phosphate, Nitrate, Watershed PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu sistem ekologi. Sebagai suatu sistim ekologi, dalam suatu DAS terdapat interaksi dan saling ketergantungan (inter-dependensi) antara jasad hidup dan lingkungannya, sehingga setiap ada masukan (input) ke dalam ekosistem tersebut dapat dievaluasi proses yang berlangsung dengan melihat keluaran dari ekosistem tersebut. Dalam ekosistem DAS komponen masukan terdiri atas curah hujan sedangkan komponen luaran terdiri dari debit aliran, muatan sedimen dan unsur-unsur hara di dalamnya (Asdak, 2007). 36

Masalah DAS pada umumnya sangat serius di negara-negara berkembang, karena laju pertambahan penduduk memberikan tekanan yang sangat besar terhadap sumber daya lahan. Penggunaan Lahan Pertanian, Penebangan Hutan, merupakan salah satu yang mengakibatkan kerusakan DAS. Perairan dalam usaha pengelolaannya meliputi juga salah satu usaha pembentukan lingkungan yang dapat menunjang kebersihan dari pencemaran terutama limbah rumah tangga oleh penduduk setempat serta kemampuan perairan menyediakan dan mempertahankan kualitas dan kuntitas produktifitas sehingga keseimbangan ekosistem dapat lebih terjamin (Syahrudin, 2000). Sub DAS merupakan salah satu sumberdaya perairan dimana salah satu aspek yang perlu dikelola adalah faktor kualitas air. Beberapa parameter yang dianggap sebagai indikator pencemaran kualitas air adalah Fosfat dan Nitrat. Posfat berasal dari batuan dan sedimen yang masuk kedalam sungai dan air tanah dalam bentuk ion posfat (PO 4 ). Pada umumnya kandungan posfat dalam perairan umum tidak lebih dari 0,1 ppm. Bila kandungan posfat melampaui keperluan posfat bagi pertumbuhan normal dari tanaman air akan menjadi penyuburan /Eutrofikasi (Lisa, 2004). Nitrat merupakan senyawa yang penting dalam bentuk ini nitrogen merupakan senyawa yang lebih mudah diserap tanaman berarti pengaruhnya secara langsung terhadap produktivitas perairan.sumber senyawa nitrogen di waduk selain di waduk itu sendiri juga berasal dari limbah pertanian (karena limbah pertanian mengandung nitrat yang ada pada pupuk), rumah tangga, dan indusrti. Dalam keadaan aerob dengan bantuan bakteri, amoniak diubah menjadi nitrat menjadi nitrit di mana nitrat digunakan oleh tumbuhan terutama alga serta produser primer lainnya. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian di laksanakan dalam kawasan perairan di Beberapa Sub DAS Kalimantan Selatan (Sebamban, Satui, 37

Fish Scientiae, Volume 4 Nomor 7, Juni 2014, hal 35-38 Kintap, Jorong, Pelaihari, Karang Intan, Riam Kiwa dan Batulicin). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling secara komposit pada titik-titik yang dianggap meewakili kondisi perairan Analisis Data Tingkat pencemaran parameter Kualitas Air pada sungai dianalisis dengan menggunakan rumus Index Pencemaran Menurut Kep.MENLH /115/2003. Uji Statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel terikat (Baku Mutu Air) dan variabel bebas.(posfat dan Nitrat) Hubungan antar variabel tersebut dinyatakan dengan analisis Regresi Linier berganda yang dirumuskan sebagai berikut : (Prastista, 2004). Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2... (persamaan 2) Dimana : Y = Variabel terikat (Dependent), variable baku mutu air A = Konstanta, b = konstanta variabel independent X 1 = Variabel kualitas air (Posfat) = Variabel kualitas air (Nitrat) X 2 Pengaruh variabel terikat Y (Dependent) dan variabel bebas X (Independent) dapat diketahui melalui nilai korelasi (r) dan besarnya pengaruh variabel Y (Dependent) dan variabel X (Independent) diketahui melalui nilai determinant (R 2 ), yang dirumuskan (Nasoetion dkk, 1985) : r = 1y 1 ( i) ( i)/n Dimana : ( i) 2 /n i 2 ( i) 2 /n ] - [ i - r = korelasi antara variabel Y (variabel terikat) dan X (variabel bebas) yang dinyatakan dengan nilai 1 < r < 1 Bila r = -1, terjadi hubungan negatif antara variabel Y (Dependent) dan variabel X (Independent) Bila r = 1, terjadi hubungan positif antara variabel Y (Dependent) dan variabel X (Independent) R 2 = nilai determinant, menyatakan kekuatan hubungan antara variabel Y (variabel terikat) dan variabel X (variabel bebas) 38

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tingkat pencemaran yang tertinggi untuk parameter nitrat pada stasiun 1 Sebamban (2,200 mg/l). Pencemaran air adalah keadaan air yang kemasukan oleh faktor faktor kegiatan manusia itu sendiri seperti halnya yang terjadi pada stasiun 1 Sebamban yang mengakibatkan terjadinya nitrat tertinggi diantara stasiun yang lain dengan nilai nitrat bekisar 2,200 mg/l. Sungai ini dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari oleh masyarakat Sebamban kegiatan penduduk setempat seperti kegiatan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) dan kapal yaitu alat trasportasi yang ada disungai. Sungai adalah salah satu sumber air permukaan yang sangat rentan terhadap pencemaran. Jika dilihat dari hasil analisis kualitas air dengan parameter Posfat (PO 4 ) dan Nitrat (NO 3 ) dari setiap stasiun memenuhi baku mutu kualitas air berdasarkan (Kep.MEN/LH, No.115/2003). Tetapi jika dilihat dari klasifikasi dan kriteria mutu kualitas air, kandungan kadar Posfat (PO 4 ) dan Nitrat (NO 3 ) dengan nilai Posfat (PO 4 ) 0,097 mg/l, Nitrat (NO 3 ) 0,199 mg/l masih tergolong dalam kisaran kelas 1 dan 2. Hasil perhitungan dengan menggunakan Indeks Pencemar diperoleh nilai (Pij) rerata untuk parameter Posfat (PO 4 ) sebesar 0,009 mg/l dan Nitrat (NO 3 ) sebesar 0,040 mg/l juga masih tergolong dalam kisaran baku mutu kelas 1 dan 2 berdasarkan (Kep.MEN/LH, No.115 /2003). Menurut Khaituddin (2003), air tercemar yang masuk keperairan dapat berasal dari dua jenis sumber pencemaran, sumber terpusat dan sumber terpencar. Yang pertama tempat adalah tempat dimana sumber air tercemar dapat diidentifikasikan dengan jelas misalnya rumah tangga dan industri, sedangkan yang kedua sumber pencemaran sukar diidentifi-kasikan dengan jelas misalnya air tercemar yang berasal dari ladang pertanian dan peternakan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan pengolahan data SPSS diperoleh r = 0.792, R 2 (determinant) sebesar 0.627, dan konstanta sebesar 33.029. dengan demikian dapat dibentuk persamaan 39

Fish Scientiae, Volume 4 Nomor 7, Juni 2014, hal 35-40 regresi menjadi sebagai berikut : KESIMPULAN DAN SARAN Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Y = 33,029 + 6,500 P-18,676N Y = 33,029 + 6.500 (Phospat)- 18,676(Nitrat), persamaan ini mempunyai arti jika terjadi penambahan pada nilai posfat sebesar 6,500 dan pengurangan pada nilai kadar Nitrat sebesar -18,676, akan menyebabkan terjadinya perubahan pada nilai baku mutu air sebesar 33,29. 1. Besarnya pengaruh antara Baku Mutu (Y1) dan variabel (X) atau Posfat dan Nitrat dapat diketahui dari nilai r = 0,792 artinya hubungan antara variabel baku mutu air dan parameter Posfat dan Nitrat sebesar 0,79. Diperoleh nilai R 2 - determinant penelitian ini sebesar 0,672 atau 67,2 % faktor Baku Mutu Air (Y) dipengaruhi oleh faktor Posfat dan Nitrat, sisanya sebesar 33,8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam persamaan. Kesimpulan 1. Hasil analisis kualitas air terhadap parameter Posfat (PO 4 ) dan Nitrat (NO 3 ) pada setiap stasiun penelitian memenuhi baku mutu, berdasarkan criteria kualitas air menurut (Kep.MEN/LH, No.115/2003). 2. Rasio antara parameter P dan N (P = 0,577 : N = 0,062 = 9,30), berada diantara 7 sampai 12 maka menandakan bahwa Posfat dan Nitrat bukanlah sebagai faktor pembatas. 3. Hasil Perhitungan indeks Hasil Perhitungan indeks pencemaran terhadap pareameter P dan N diperoleh nilai sebesar 9,30, masih memenuhi baku mutuuntuk beberapa Sub-sub DAS (Riam Kanan, Tabanio, Sungai Naiyan, Sungai Satui, Sungai Kintap, Sebamban dan Sungai Kusan). Saran Hasil penelitian ini dapat dijaidkan Sebagai data rujukan atau rekomendasi bagi pihak berkepentingan agar dapat ditindak lanjuti terutama dalam bidang perikanan. 40

UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada kedua pembumbing yaitu Bapak Dr. Ir. H. Mijani Rahman, M. Si selaku ketua dan Bapak Abdur Rahman, S. Pi, M. Sc selaku anggota. DAFTAR PUSTAKA Asdak, C., 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Khiatuddin, M., 2003. Melestarikan sumber daya air dengan teknologi rawa buatan. Gadja Mada University Press. Yogyakarta. Lisa, W., 2004. Usulan Penelitian Keragaman Jenis dan Kepadatan Periphyton pada Berbagai Subtrat di Perairan Waduk Riam Kanan Provinsi Kalimantan Selatan. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Perikanan Banjarbaru. Mentri Negara Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tanggal 10 Juli Tahun 2003 Mengenai Penentuan Status Mutu Air. MENLH. Jakarta. Pratista,. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. PT. TLEX Komputindo. Jakarta. Syahruddin, 2000. Kelimpahan Plankton di Kawasan Batu Licin Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan. Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. 41