Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

dokumen-dokumen yang mirip
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

PENGARUH PENAMBAHAN BATU KAPUR PADAT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA KUAT TEKAN BETON NORMAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TARIK BETON NORMAL Fc 18 MPa

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

YULI TRIADI ( ) January 27, 2017 ANALISA KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN AGREGAT PASIR DAN KERIKIL SUNGAI ROKAN KANAN KABUPATEN ROKAN HULU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

III. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-275)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI YOGYAKARTA TERHADAP KUAT TEKAN BETON 1. Andri Nanda Pratam.,Ir. As at Pujianto, M.., Restu Faizah, S.T., M.

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PROPERTIS MATERIAL SUNGAI BODRI KAB. KENDAL SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON Abdul Hakim 8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KOMPOSISI DAN KUAT TEKAN BETON PADA CAMPURAN Portland Composite Cement, PASIR DAN KERIKIL SUNGAI DARI BEBERAPA Quarry DI KOTA PADANG Oleh: Mulyati*, Herman** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Perbandingan campuran beton yang umum digunakan untuk mutu sedang adalah 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil (1:2:3), yang lazim digunakan masyarakat untuk pembangunan konstruksi beton di Kota Padang. Namun hal ini menimbulkan permasalahan, bahwa belum tentu semua jenis campuran dapat menghasilkan kuat tekan beton yang baik, karena kondisi material dasar penyusun beton akan mempengaruhi kuat tekan yang dihasilkan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan melakukan suatu variasi pemakaian agregat halus dan agregat kasar dari beberapa tempat penambangan. Pada penelitian ini, digunakan semen jenis Portland Composite Cement (PCC) produksi PT. Semen Padang, pasir dan kerikil sungai dari 3 (tiga) quarry di Kota Padang; yaitu Gunung Nago, Malfinas, dan Lubuk Minturun. Campuran adukan beton menggunakan perbandingan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil (1:2:3), dengan rancangan dasar perlakuan rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai kuat tekan beton berkisar antara 131,97 kg/cm 2 238,2 kg/cm 2, dengan demikian dapat mencapai mutu beton K 225 yang dapat digunakan pada pekerjaan pembangunan rumah tinggal, rumah toko, dan jalan rabat beton. Kata kunci: komposisi campuran beton, kuat tekan beton, pasir dan kerikil sungai 1. PENDAHULUAN Bahan dasar beton terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air yang mudah diperoleh. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemanfaatan bahan bangunan lokal terus digali dan dikembangkan di daerah setempat. Kota Padang memiliki potensi alam berupa sungai yang menghasilkan batu alam yang dapat dijadikan agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan campuran beton. Pola aliran sungai di Kota Padang dari hulu ke hilir tidak sama, sehingga kondisi agregat halus dan agregat kasar yang dipeoleh dari beberapa quarry di sekitar Kota Padang akan berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, agregat alam dari sungai belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh penduduk setempat sebagai bahan untuk bangunan. Pada umumnya perbandingan atau komposisi campuran beton yang digunakan untuk mutu sedang adalah 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil (1:2:3), yang lazim digunakan masyarakat di Kota Padang. Namun hal ini menimbulkan permasalahan, bahwa belum tentu semua jenis campuran dapat menghasilkan kuat tekan beton yang baik, karena kondisi material dasar penyusun beton akan mempengaruhi kuat tekan yang dihasilkan. Disini yang mempengaruhi kuat tekan beton salah satunya agregat kasar yang digunakan, yang mana agregat kasar dari batu bulat (kerikil) yang memiliki bentuk permukaan butirannya relatif halus yang cocok digunakan untuk beton mutu sedang. Guna mendapatkan komposisi campuran beton yang tepat untuk menghasilkan kuat tekan beton yang baik pada campuran semen jenis Portland Composite Cement (PCC) produksi PT. Semen Padang, pasir dan kerikil sungai dari 3 (tiga) quarry di Kota Padang, perlu dilakukan variasi pemakaian pasir dan kerikil sungai dari 3 (tiga) quarry di Kota Padang, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penggunaan agregat sebagai bahan dasar campuran beton untuk mendapatkan kuat tekan beton yang diinginkan, dan diharapkan dapat digunakan pada pekerjaan pembangunan rumah tinggal, rumah toko, dan jalan rabat beton. 2. MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Materi Penelitian Dalam penelitian ini digunakan Portland Composite Cement (PCC) produksi PT. Semen Padang, pasir dan kerikil sungai dari tiga quarry 34

di kota Padang, yaitu Gunung nago, Malfinas, dan Lubuk Minturun. Gambar 1. Semen (PCC) Gambar 2. Quarry Gunung Nago Gambar 3. Quarry Malfinas Gambar 4. Quarry Lubuk Minturun 2.2 Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan metoda experimental laboratories (ujicoba) dengan rancangan dasar perlakuan rancangan acak lengkap komposisi campuran beton yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil, dengan rincian sebagai berikut: Perlakuan A. Gunung Nago. Perlakuan B. Malfinas. Perlakuan C. Lubik Minturun. Perlakuan D. Semen PCC, pasir Malfinas, dan kerikil Gunung Nago. Perlakuan E. Semen PCC, pasir Malfinas, dan kerikil Malfinas. Perlakuan F. Semen PCC, pasir Malfinas, dan kerikil Lubuk Minturun. Perlakuan G. Gunung Nago. Perlakuan H. Malfinas. Perlakuan I. Lubuk Minturun. 2.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanan di laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang, terdiri dari : 1. Pemeriksaan agregat, antara lain: - Analisa saringan, untuk mengetahui modulus kehalusan pasir dan kerikil. - Kotoran organik pasir, untuk mengetahui warna yang sesuai pada tintometer atau standar warna (organic plate). 35

- Passing 200 pasir dan kerikil, untuk mengetahui persentase bahan yang terdapat pada pasir dan kerikil yang lolos saringan no.200. - Berat isi, untuk mengetahui berat per unit volume pasir dan kerikil. - Berat jenis dan penyerapan, untuk mengetahui berat jenis apparent, berat jenis kering (dry basis), berat jenis SSD, dan penyerapan pasir dan kerikil. - Sand equivalent, untuk mengetahui kandungan lumpur pada pasir. - Abrasi (kekerasan), untuk mengetahui nilai keausan kerikil dengan menggunakan mesin Los Angeles. 2. Slump test, merupakan suatu petunjuk untuk mengetahui kekentalan adukan beton dengan menggunakan kerucut abrams. 3. Tes kuat tekan beton, untuk mengetahui kuat tekan beton benda uji kubus 15cm x 15cm x 15cm dengan menggunakan Universal Testing Machine. 3. KAJIAN LITERATUR 3.1 Komposisi Dan Kuat Tekan Beton Dengan berbagai komposisi dan mutu beton masing-masing bahan campuraan beton akan didapat hasil mutu beton yang berbeda-beda. Mutu beton dapat dibedakan menjadi: a) beton mutu normal, yaitu beton dengan kuat tekan 200 500 gk/cm 2 ; b) beton mutu tinggi, yaitu beton dengan kuat tekan 500 800 kg/cm 2 ; dan c) beton mutu sangat tinggi, yaitu beton dengan kuat tekan lebih besar 800 kg/cm 2 (Subakti, 1994). Dalam penggunaan material dasar campuran beton (pasir dan kerikil/split), perlu dilakukan analisa ayak/tapis agar dapat diketahui gradasi (modulus kehalusan) baik untuk pasir maupun kerikil/split, dan juga modulus kehalusan campuran pasir dan kerikil/split yang selanjutnya dapat diketahui susunan/komposisi campuran beton yang tepat (Gandadinata, 2004). Beton mutu sedang umumnya menggunakan campuran dengan perbandingan semen : pasir 36 :agregat kasar (kerikil) = 1 : 2 : 3. Bahan untuk membuat beton pada dasarnya terdiri daari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), semen dan air (Murdock, dkk., 1993). 3.2 Pengaruh Agregat Terhadap Mutu Beton Proporsi campuran agregat dalam beton 70-80 %, sehingga pengaruh agregat akan menjadi besar, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi tekniknya. Semakin baik mutu agregat yang digunakan, secara linier dan tidak langsung akan menyebabkan mutu beton menjadi baik, begitu juga sebaliknya ((Mulyono, 2003). Menurut Mulyono (2003), agregat yang digunakan dalam beton berfungsi sebagai bahan pengisi, namun karena prosentase agregat yang besar dalam volume campuran, maka agregat memberikan kontribusi terhadap kekuatan beton. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton terhadap agregat adalah sebagai berikut: a) Perbandingan agregat dan semen campuran; b) Kekuatan agregat; c) Bentuk dan ukuran; d) Tekstur permukaan; e) Gradasi; f) Reaksi kimia; g) Ketahanan terhadap panas. 3.3 Karakteristik Portland Composite Cement (PCC) Portland Composite Cement (PCC) merupakan jenis semen varian baru yang mempunyai karakteristik mirip dengan semen Portland pada umumnya, tetapi semen jenis ini mempunyai kualitas yang lebih baik, ramah lingkungan dan mempunyai harga yang lebih ekonomis. Komposisi bahan baku semen PCC adalah clinker, gypsum dan zat tambahan (additive). Semen tipe PCC menggunakan tambahan zat aditif fly ash dan trass, dimana terdapat senyawa SiO 2 yang dapat meningkatkan kuat tekan, tidak seperti tipe OPC yang tidak menggunakan aditif fly ash dan trass. Selain adanya zat aditif fly ash dan trass, semen tipe PCC ditambahkan pula lime stone yang berfungsi meningkatkan kuat tekan mulai memperlihatkan pada umur 3 hari. Hal ini terjadi karena lime stone mempunyai bentuk fisik yang mudah halus, sehingga dengan nilai

kehalusan tersebut, lime stone dapat menutup rongga-rongga yang terdapat di dalam semen. (www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduat e/civilengineering/2007/artikel_10302047.pdf) 3.4 Karakteristik Pasir dan Sungai Pada umumnya, kerikil-kerikil sungai seragam dalam tebalnya dan deposit dapat dieksploitasi dari 1 meter sampai 6 meter (Murdock, dkk., 1999). Pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan hasil gigisan batu-batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm 5 mm) sehingga merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan. (Daryanto,2008). 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Pasir dan Hasil pemeriksaan pasir dan kerikil dapat dilihat dalam tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1. Karakteristik Pasir No Jenis Pasir Pasir Pasir Pemeriksaan Gunung Nago Malfinas LB. Minturun 1. Analisa saringan kehalusan 3,25 kehalusan 3,15 kehalusan 4,28 (zona 2) halus (zona 3) halus (zona 1) kasar 2. Kotoran organik no.3 no.3 no.2 3. Passing 200 3,8% 4,4% 2,8% 4. Berat isi 1,32 gr/cm 3 1,26 gr/cm 3 1,47 gr/cm 3 5. Berat jenis dan penyerapan Apparent 2,67 Kering 2,44 SSD 2,53 3,52% Apparent 2,57 Kering 2,31 SSD 2,41 4,38% Apparent 2,57 Kering 2,38 SSD 2,45 3,09% 6. Sand equivalent 2,19% 4,3% 1,14% Hasil pemeriksaan pasir diperoleh bahwa spesifikasi gradasi sesuai standar AASTHO T 27, pasir Gunung Nago tergolong pasir agak kasar, pasir Malfinas tergolong pasir halus, dan pasir Lubuk Minturun tergolong pasir kasar. Sesuai SNI-03-2816-1992, kotoran organik ketiga jenis pasir berada pada batas normal maksimal warna no.3. Bahan halus yang tercampur pada ketiga jenis pasir berada di bawah batas maksimum 5% menurut PB-0208-1976. Berat isi ketiga jenis pasir memenuhi standar PB-0204-1976 dengan standar minimal 1,2 gr/cm 3. Berat jenis dan penyerapan ketiga 37 jenis pasir memenuhi SK-SNI-M-1989-F dengan standar Bj minimal 2,3 dan penyerapan air maksimal 5%. Kandungan lumpur ketiga jenis pasir memenuhi SK-SNI-M-1989-F dengan standar nilai Sand Equivalent maksimal 5%. Tabel 2. Karakteristik No Jenis Pemeriksaan 1. Analisa saringan Gunung Nago kehalusan 6,83 masuk dalam butiran max 40 mm Malfinas kehalusan 6,08 tidak masuk dalam butiran max 40 mm LB. Minturun kehalusan 6,86 masuk dalam butiran max 40 mm 2. Passing 200 2,0% 2,2% 1,0% 3. Berat isi 1,75 gr/cm 3 1,52 gr/cm 3 1,66 gr/cm 3 4. Berat jenis dan penyerapan Apparent 4,34 Kering 3,96 SSD 4,05 2,21% Apparent 2,36 Kering 2,18 SSD 2,25 3,58% Apparent 4,51 Kering 3,88 SSD 4,02 3,58% 5. Abrasi 20,44% 32,44% 20,14% Hasil pemeriksaan kerikil diperoleh bahwa spesifikasi gradasi sesuai standar AASTHO T 27, kerikil Gunung Nago dan kerikil Lubuk Minturun masuk dalam butiran maksimum 40 mm, sedangkan kerikil Malfinas tidak masuk dalam butiran maksimum 40 mm. Bahan halus yang tercampur pada ketiga jenis kerikil berada di bawah batas maksimum 5% menurut PB- 0208-1976. Berat isi ketiga jenis kerikil memenuhi standar PB-0204-1976 dengan standar minimal 1,2 gr/cm 3. Berat jenis dan penyerapan ketiga jenis kerikil memenuhi SK- SNI-M-1989-F dengan standar Bj minimal 2,3 dan penyerapan air maksimal 5%. Gunung Nago dan kerikil Lubuk Minturun memiliki nilai keausan memenuhi standar PB- 0204-1976 dengan standar maksimal 27-30%, sedangkan kerikil Malfinas tidak memebuhi standar. 4.2 Hasil Slump Test Hasil pengujian kekentalan adukan beton dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3. Slump Test Adukan Beton Semen Pasir Nilai Slump (cm) PCC Gunung Nago Gunung Nago 4,0 PCC Gunung Nago Malfinas 5,0

PCC Gunung Nago LB. Minturun 4,0 PCC Malfinas Gunung Nago 5,0 PCC Malfinas Malfinas 5,5 PCC Malfinas LB. Minturun 4,0 PCC LB. Minturun Gunung Nago 5,0 PCC LB. Minturun Malfinas 4,0 PCC LB. Minturun LB. Minturun 4,5 Nilai slump yang didapatkan memenuhi specifikasi untuk adukan beton pada penelitian dengan standar 30 80 mm. 4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Hasil pengujian kekuatan tekan beton pada campuran Portland Composite Cement, pasir dan kerikil sungai dari beberapa quarry di kota Padang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4. Kuat Tekan Beton Pada Campuran Portland Composite Cement, Pasir Dan Sungai Dari Beberapa Quarry Di Kota Padang Semen Pasir Kuat Tekan (kg/cm 2 ) PCC Gunung Nago Gunung Nago 229,76 (K225) PCC Gunung Nago Malfinas 135,16 PCC Gunung Nago LB. Minturun 216,89 PCC Malfinas Gunung Nago 174,29 PCC Malfinas Malfinas 131,87 PCC Malfinas LB. Minturun 193,30 PCC LB. Minturun Gunung Nago 238,20 (K225) PCC LB. Minturun Malfinas 158,43 PCC LB. Minturun LB. Minturun 209,08 Kuat tekan beton tertinggi diperoleh dari penggunaan pasir Lubuk Minturun dan kerikil Gunung Nago sebesar 238,2 kg/cm 2, dan kuat tekan beton terendah diperoleh dari penggunaan pasir dan kerikil Malfinas sebesar 131,87 kg/cm 2. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium, diperoleh karakteristik pasir dan kerikil Gunung Nago, Malfinas, dan Lubuk Minturun, selanjutnya ditetapkan komposisi campuran yang lazim digunakan 1 bagian semen : 2 bagian pasir : tiga bagian kerikil (1:2:3), diperoleh kuat tekan beton berkisar antara 131,97 kg/cm 2 238,2 kg/cm 2. 38 penggunaan pasir dan kerikil Gunung Nago serta pasir Lubuk Minturun dan kerikil Gunung Nago dapat mencapai mutu beton K 225, sedangkan dari penggunaan pasir Gunung Nago dan kerikil Lubuk Minturun, pasir Malfinas dan kerikil Lubuk Minturun, serta pasir dan kerikil Lubuk Minturun dapat mencapai mutu beton K 175. 6. REFERENSI A.S.T.M, 1969, Concrete and Mineral Agregates, Standar Specification for Concrete Aggregates, Part 10. Daryanto, 2008, Kumpulan Gambar Teknik Bangunan, Rineka Cipta, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum., Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium, SK SNI M-62-1990-03 Gandadinata, I., 2004, Komposisi Dan Kuat Tekan Beton Karakteristik Pada Campuran Semen Nusantara, Pasir Dan Split Dari Beberapa Tempat Di Kota Banyumas, Media Komunikasi Teknik Sipil BMPTTSI. Vol.12 No.3, Semarang. http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/gra duate/civil-engineering/2007/ Artikel_10302047.pd Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Andi, Yogyakarta Murdock, L.J,Brook K.M., Stephanus Hindarko.,1999, Bahan dan Praktek Beton (4th edition), Erlangga, Jakarta. Subakti, A., 1994. Teknologi Beton dalam Praktek. Teknik Sipil ITS. Surabaya.