BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sesuai dengan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan diri manusia di dalam menentukan pilihan-pilihan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pertumbuhan ekonomi dan modernisasi disegala bidang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

- د ر ج ات و ا ل ل ه ب م ا ت ع م ل ىن خ ب يز -١١ BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mendasar dalam usaha

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan melahirkan manusia yang mempunyai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- terutama bidang kerohanian. Disana Al-Quran merupakan pedoman pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, seperti halnya dengan diadakan sekolah-sekolah gratis. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan. Jika kita sebagai bangsa, berhasil membangun dasar-dasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk membina kepribadian anak didik yang belum dewasa sesuai dengan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban masyarakat, dan lingkungan sosial. 1 Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan siswa. Fungsi pendidikan adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. 2 Sehingga pendidikan tidak dapat terlepas dari peran serta guru. Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para siswa, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan 1 H. Zaini, Landasan Kependidikan, (Yogyakarta: Mitsaq Pustaka, 2011), hal. 1 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2009), hal. 3-4 1

2 disiplin. 3 Guru sangat besar peranannya dalam pendidikan. Guru juga sangat dibutuhkan oleh setiap siswa untuk belajar dan memahami tentang sesuatu. Belajar merupakan proses yang bersifat internal (a purelyinternal event) yang tidak dapat dilihat dengan nyata. 4 Dalam belajar manusia terus mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dan bebas mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan keputusan penting untuk kehidupannya. 5 Didalam agama islam juga telah dijelaskan bahwa selain orang orang yang beriman orang yang berilmu adalah orang yang mulia yang akan ditinggikan derajatnya oleh Alloh S.W.T. Sesuai dengan ayat dalam al-qur an surat Al- Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: ف ع يا هلل و هلل ا ا ر ع ر ف ا ف ف ف ت اا ف ع يا ف ف ا هلل ا ع ا هللن ر ا ف ا ل ي ف ر ف عا ا هلل ا ا ل Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. 6 Penerapan ayat diatas dapat dilihat di MTsN Karangrejo. Hal ini dapat dilihat dari semangat para siswa untuk mencari ilmu, di mana siswa selalu datang tepat waktu ke sekolah. Di MTsN karangrejo ini pada kelas VII terdapat 8 kelas, yang mana terdiri dari 2 kelas unggulan dan 6 kelas reguler. Pada kelas unggulan terdapat 25 siswa di dalam setiap kelas. Sedangkan pada 6 kelas reguler kurang lebih terdapat 40 siswa. 3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 35 4 Muhammad Thoboni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 17 5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Jaya, 2003), hal. 59 6 Al-Qur an Surat Al-Mujadalah, ayat 11

3 Berdasarkan observasi awal pada pelaksanaan pembelajaran di kelas VII sering terdapat hambatan hambatan dalam proses belajar. Misalnya dalam satu kelas mempunyai kemampuan yang berbeda beda dalam memahami materi pelajaran. Sehingga sering terjadi perbedaan, dimana beberapa siswa sudah memahami materi yang diajarkan sedangkan siswa lain masih bingung untuk memahaminya. Metode yang diterapkanpun adalah metode yang masih berpusat pada guru. Macam macam metode dalam proses pembelajaran yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi,dll. 7 Dari macam macam metode yang ada, metode yang sering diterapkan oleh guru biasanya adalah metode ceramah. Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada siswa. 8 Dalam metode ini biasanya guru hanya fokus untuk menjelaskan materi di papan tulis saja. Sebagian siswa akan mudah memahami materi dengan menggunakan metode ini. Namun terkadang siswa merasa bosan ketika terus menerus mendengarkan ceramah dari guru. Ketika guru memilih metode ceramah diharuskan kepada guru untuk memberikan variasi seperti memberikan point, hadiah, ucapan yang membangkitkan semangat dan sebagainya kepada siswa yang dapat mengerjakan soal di papan tulis dengan benar. Karena terkadang siswa memerlukan pengakuan dan penghargaan agar mereka lebih semangat dalam proses belajar. Selain metode ceramah ini metode yang sering diterapkan adalah metode diskusi. 7 J. J. Hasibuan dan Moejiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 13-31 8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 201

4 Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. 9 Metode diskusi ini juga sering diterapkan dalam proses belajar mengajar. Biasanya metode ini adalah pilihan kedua setelah metode ceramah. Metode ini lebih sering disukai oleh para siswa. Karena dengan menggunakan metode diskusi ini proses belajar pembelajaran terasa lebih santai dan nyaman bagi siswa. Dengan metode ini juga siswa lebih berani untuk mengungkapkan pendapat. Namun terkadang siswa malah memanfaatkan waktu diskusi ini untuk mengobrol sendiri dengan temannya. Fokus peneliti dalam penelitian ini adalah metode ceramah dan metode diskusi. Dengan penerapan metode ceramah dan metode diskusi ini diharapkan siswa tetap semangat dalam proses belajar, sehingga akan berakibat pada hasil belajar siswa menjadi lebih baik, khususnya pada mata pelajaran matematika. Disini peneliti ingin melihat lebih dalam lagi pengaruh penerapan metode ceramah, metode diskusi, dan pengaruh ketika metode ceramah dan diskusi digabungkan terhadap hasil belajar siswa. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan metode ceramah dan metode diskusi dengan judul penelitian Pengaruh metode ceramah dan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas VII terkait materi bangun datar segi empat di MTsN Karangrejo Tulungagung. 9 J. J. Hasibuan dan Moejiono, Proses Belajar Mengajar..., hal. 20

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode ceramah dengan reward dan metode diskusi kelas VII di MTsN Karangrejo? 2. Apakah ada pengaruh signifikan metode ceramah dengan reward terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTsN Karangrejo? 3. Apakah ada pengaruh signifikan metode diskusi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTsN Karangrejo? 4. Apakah ada pengaruh signifikan metode ceramah dengan reward dan diskusi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTsN Karangrejo? C. Tujuan Ditinjau dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilakukannya metode ceramah dengan reward dan metode diskusi kelas VII di MTsN Karangrejo. 2. Untuk mengetahui pengaruh metode ceramah dengan reward terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTsN Karangrejo. 3. Untuk mengetahui pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTsN Karangrejo.

6 4. Untuk mengetahui pengaruh metode ceramah dengan reward dan diskusi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTsN Karangrejo. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu untuk memberikan gambaran bahwa metode ceramah dan metode diskusi bukanlah metode yang diragukan lagi penerapannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga perlu dikembangkan dengan adanya kreatifitas untuk menunjang penerapan metode ceramah dan metode diskusi ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. 2. Secara Praktis Adapun manfaat secara praktis adalah sebagai berikut: a. Bagi Guru Metode ceramah dan metode diskusi bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran dan referensi jenis metode yang dapat digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa, walaupun metode ini sering diterapkan oleh para guru.

7 b. Bagi Peserta Didik Diharapkan melalui metode pembelajaran ceramah dan metode diskusi dapat meningkatkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang tepat pada penerapan metode pembelajaran di kelas. Sehingga pencapaian prestasi yang unggul oleh siswa di sekolah tersebut tentunya akan membawa nama baik dan kemajuan bagi sekolah tersebut. d. Bagi Peneliti Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan, inspirasi dan alternatif untuk mengembangkan dan memperbaiki lagi penelitian yang akan dilakukan, bahan rujukan dan perbandingan penelitian-penelitian selanjutnya. E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup masalah pada penelitian ini mencakup lokasi, subyek dan variabel-variabel penelitian dengan rincian sebagai berikut. a. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di MTsN Karangrejo.

8 b. Subyek penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Karangrejo. c. Variabel yang diteliti 1) Variabel terikat: hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo. 2) Variabel bebas: pembelajaran matematika kelas VII MTsN Karangrejo dengan menggunakan metode ceramah dan metode diskusi. 2. Keterbatasan Penelitian Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu hal. Untuk itu perlu diberikan batasan untuk menghindari penafsiran yang keliru atas judul penelitian ini. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menginterpretasi, sekaligus memudahkan pembaca dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk mencantumkan batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya. adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Peneliti menfokuskan penelitian ini pada penyampaian pelajaran matematika kelas VII dengan menggunakan pendekatan metode instruksional yaitu dengan metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Pada pembelajaran dengan metode tersebut siswa diharapkan akan

9 memberikan respon yang berbeda pada saat dilakukannya metode pembelajaran yang berbeda. b. Peneliti mengobservasi ada tidaknya pengaruh metode pembelajaran ceramah dan metode diskusi terhadap hasil belajar matematika kelas VII siswa MTsN Karangrejo, dilihat dari keempat kelas yang telah diteiti dengan perlakuan yang berbeda. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap variabel, kata dan istilah teknis yang terdapat dalam judul, maka penulis merasa perlu untuk mencantumkan definisi operasional dalam proposal skripsi ini. Judul penelitian ini adalah pengaruh metode ceramah dan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas VII terkait materi bangun datar segi empat di MTsN Karangrejo Tulungagung. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika merupakan bantuan yang dapat digunakan untuk mempermudah mengetahui urutan sistematis dari isi sebuah karyai lmiah. Sistematika pembahasan dalam sistem ini dibuat per bab yang terdiri dari 3 bab (bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir) dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub sebagai perinciannya. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

10 1. Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. 2. Bagian utama (inti), terdiri dari: a. Bab I, Pendahuluan: a) latar belakang, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) kegunaan penelitian, e) ruang lingkup penelitian, f) definisi operasional, dan g) sistematika skripsi. b. Bab II, kajian pustaka: a) hakikat matematika, b) hakikat belajar, c) metode pembelajaran ceramah dan diskusi, d) hasil belajar, e) pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar, f) materi, g) kajian penelitian terdahulu, h) kerangka berfikir, i) hipotesis c. Bab III, metode penelitian: a) pendekatan dan jenis penelitian, b) populasi, sampling, dan sampel penelitian, c) sumber data, variabel, data dan pengukurannya, d) metode dan instrumen pengumpulan data, e) teknik analisis data, f) prosedur penelitian, g) sistematika penulisan skripsi. d. Bab IV, Laporan hasil penelitian: a) deskripsi latar belakang keadaan obyek, b) penyajian data hasil penelitian, c) analisis data, d) pembahasan hasil penelitian. e. Bab V, Penutup: a) kesimpulan, b) saran.

Bagian akhir, terdiri dari : a) daftar rujukan, b) lampiran-lampiran. 11