PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Key Words: Cooperative learning model with Mind Mapping technic, fraction, student s activity, student s mistakes, effectiveness

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan bagi peranannya di masa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Siti Ati ah 13, Didik Sugeng Pambudi 14, Dinawati Trapsilasiwi 15

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Herdika Lestiyaningsih 6, Hobri 7, Arika Indah 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Elok Asmaul Husna 4,Dafik 5, Hobri 6

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

Jln. Kalimantan 37, Jember

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Ayu Rizky F 10, Pujiastuti 11, Iis Nur Asyiah 12

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

masih rendah. Rendahnya prestasi belajar tersebut ditandai dengan masih banyakya

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Evrialiani Rosba* Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR Jalan Gunung Pangilun, Padang (Diterima Agustus 2015, disetujui November 2015) ABSTRACT

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

NO KUALITAS JUMLAH PERSENTASE 1 Tinggi Sedang Rendah 8 25

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP MELALUI APTITUDE TREATMENT INTERACTION DENGAN MEDIA POCKET CARD NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci: model pembelajaran ARIAS, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Ovy Nuraini 1, Chusnal Ainy 2, Endang Suprapti 3 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya ABSTRAK

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR KELAS VIIIA SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 GLENMORE TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Febrina Lya Kartika Sari 2, Suharto 3, Didik Sugeng Pambudi 4 Abstract. There are many students who have difficulty in solving math problems. Their achivement score are very low. The aplication of Aptitude Treatment Interaction (ATI) learning model is important to improve learning achivement and student activities in solving the Algebraill Rate Factorisation problems at eigth grade SMP Negeri 2 Glenmore year 2013/2014. This research type is a Classroom Action Research (CAR). The data analysed in this research are student s activity, and learning achivement. The research show that student s activity attain 77,14% in the first cycle and 82,39% in second cycle, student s learning achivement attain 85% in the first cycle and 90% in second cycle, and for the teacher s activity attain 90,91% in the first and 96,97% in the second. It can be concluded that the aplication of Aptitude Treatment Interaction (ATI) learning model is effective to improve student s learning outcomes in solving Algebraill Rate Factorisation. Key Words: Aptitude Treatment Interaction (ATI) learning model, Algebraill Rate Factorisation, student s activity, student s learning achivement, teacher s activity PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan walaupun hasilnya belum memenuhi harapan. Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah tersebut. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Dalam peningkatan kualitas pendidikan, matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan formal sangat memegang peranan penting. Matematika sebagai salah satu penopang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka hasil belajar matematika di setiap jenjang pendidikan perlu mendapat perhatian serius. Upaya peningkatan hasil belajar tersebut sangat ditentukan oleh kualitas proses belajar yang dialami oleh siswa di setiap jenjang pendidikan. Guru sebagai pelaku pendidikan dituntut seprofesional mungkin, utamanya dalam mengorganisasi dan memformulasikan model pembelajaran yang dinilai dapat 2 Mahasiswa Program studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 4 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

16 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 15-24, Nopember 2014 meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa yang tentunya berimplikasi langsung pada pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Sudah menjadi keyakinan semua orang bahwa masing masing individu mempunyai karakteristik yang berbeda. Ungkapan tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan sebab menurut tinjauan psikologis setiap anak memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Tak ada dua orang di dunia ini yang benar benar sama dalam segala hal, sekalipun mereka kembar. Adanya perbedaan individu tersebut memberikan implikasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan praktek pembelajaran di sekolah. Berdasarkan fakta di lapangan diketahui bahwa di antara siswa terdapat perbedaan individu, terutama perbedaan dalam kemampuan (aptitude) sehingga dijumpai di setiap kelas adanya kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat sehingga dapat membuat pembelajaran matematika lebih melibatkan peran aktif siswa. Model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Pembelajaran aptitude treatment interaction yang dimaksudkan adalah sebuah pembelajaran yang berusaha mencari dan menemukan perlakuan (treatment) yang cocok dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa, yaitu perlakuan yang secara optimal efektif diterapkan untuk siswa yang berbeda tingkat kemampuannya (Cronbach dalam Nurdin, 2005:37). Pembelajaran aptitude treatment interaction memberikan kesempatan pada guru untuk mengembangkan kinerja profesionalnya dengan menggunakan bermacam-macam metode mengajar pada tiga bentuk perlakuan (treatment). Pertama perlakuan self learning model plus untuk siswa berkemampuan tinggi. Contohnya: 1) siswa ketika belajar diberikan modul plus berupa rangkuman materi, 2) siswa diarahkan untuk mempelajari modul dan mengerjakan latihan-latihan soal yang ada di modul. Kedua perlakuan regular teaching untuk siswa berkemampuan sedang. Contohnya siswa diberikan permasalahan melalui LKS untuk didiskusikan dengan kelompok belajarnya yang sudah di bentuk dan hasilnya dibahas bersama-sama didepan kelas. Ketiga adalah perlakuan special treatment dalam bentuk re-teaching tutorial untuk siswa yang

Febrina dkk: Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment 17 memiliki kemampuan rendah. Siswa diberi pengulangan materi sampai siswa benarbenar paham dan membantu kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa terkait dengan materi (Nurdin, 2005:35). Pembelajaran aptitude treatment interaction memberikan keuntungan dalam memperbaiki proses pembelajaran di kelas, khususnya pada kelas-kelas yang kemampuan siswanya bervariasi. Model ini merupakan salah satu jawaban terhadap tuntunan yang menghendaki adanya layanan pembelajaran yang dapat mengapresiasi dan mengakomodasi perbedaan kemampuan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Glenmore. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dengan tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Model penelitian ini menggunakan model Hopkins yaitu model skema yang menggunakan prosedur kerja yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang kemudian yang diikuti siklus spiral berikutnya (tim PGSM,1999:5, Hobri,2007:9). Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu. 1. Metode Angket/ Kuesioner Angket/Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau halhal yang diketahui (Nasution, 2001:128). 2. Metode Observasi Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator yang muncul baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang dirancang atau akibat sampingannya (Hobri, 2007:17). 3. Metode Wawancara Instrumen yang digunakan pada teknik wawancara adalah pedoman wawancara yang dilaksanakan terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam wawancara terstruktur (Arikunto, 2006:156).

18 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 15-24, Nopember 2014 4. Tes Dalam penelitian ini digunakan tes buatan guru (peneliti) dalam bentuk essay untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Tes dalam penelitian ini adalah tes kemampuan (aptitude testing) dan post test yang dilaksanakan setelah pembelajaran dalam satu kali. Analisis data hasil penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif diperoleh dengan menggunakan persamaan dibawah ini: a. Untuk mengetahui persentase aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Aptitude Treatment Interaction (ATI) secara klasikal digunakan persamaan sebagai berikut: A Pa 100% N Keterangan: Pa = persentase aktivitas belajar siswa A = jumlah skor aktivitas belajar yang diperoleh siswa N = jumlah skor maksimum aktivitas belajar siswa b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar matematika siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan Aptitude Treatment Interaction (ATI) digunakan rumus sebagai berikut: P N N A x100% Keterangan : P =Persentase ketuntasan hasil belajar NA=Jumlah siswa yang memperoleh NA 70 N = Jumlah siswa keseluruhan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama pembelajaran terutama dalam memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi, bertanya, dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus 2 siswa

Febrina dkk: Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment 19 kurang mau menyampaikan pendapat mereka karena takut salah dengan jawaban mereka. Aktivitas ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut disajikan bahwa aktivitas siswa dari siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 pembelajaran 1 pembelajaran 2 pembelajaran 3 Gambar 1. Diagram Aktivitas Siswa Keterangan: 1. Sikap siswa saat mendengarkan penjelasan guru. 2. Menyalin materi yang di jelaskan guru 3. Keaktifan mengajukan pertanyaan 4. Keaktifan bekerjasama dalam kelompok 5. Keaktifan siswa dalam diskusi 6. Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang sedang dipelajari pada saat mengerjakan soal pada LKS 7. Tes akhir Analisa Aktivitas Guru Aktivitas guru selama pembelajaran sudah sangat aktif dan sudah sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat. Terdapat 11 indikator yang diamati daan dapaat dilihat pada Lampiran P. Aktifitas guru tiap pertemuan mengalami peningkatan karena guru selalu memperbaiki kekurangan yang ada pada pertemuan sebelumnya. Hasil pengamatan aktifitas guru dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Persentase 20 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 15-24, Nopember 2014 120 100 90,91 93,94 96,97 80 60 Pembelajaran 1 Pembelajaran 2 40 Pembelajaran 3 20 0 1 2 3 Gambar 2. Diagram Aktivitas Guru Guru masih belum menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada siswa baik dari siklus 1 sampai siklus 2, untuk kegiatan selajutnya guru sudah melaksanakan dengan baik. Pada Siklus 1 guru memberikan special treatment, yaitu berupa pembelajaran dalam bentuk re teaching dan tutorial bagi kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah, tapi belum terlaksana dengan baik karena siswa yang masuk dalam kelompok siswa berkemampuan rendah sebagian tidak ikut tutorial. Analisa Hasil Belajar Metode yang digunakan oleh guru untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah metode tes. Soal yang digunakan adalah tes uraian. Tes dilakukan 2 kali yaitu akhir siklus 1 dan akhir siklus 2. Pada siklus 1 tes uraian terdiri dari 4 soal dan pada siklus 2 terdiri dari 4 soal. Pada siklus 1 nilai tertinggi adalah 100 dan yang terendah adalah 39,5 dengan ketuntasan klasikal 85%. Tes siklus 2 nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 65 dengan ketuntasan klasikal adalah 90%. Hasil belajar siswa selama pembelajaran di siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 3

Febrina dkk: Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment 21 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 85 90 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Siklus 2 Hasil Wawancara Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat guru dan siswa tentang penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction. Wawancara ini ditujukan kepada guru bidang studi matematika dan kepada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction. Guru menanyakan tanggapan guru dan siswa selama pembelajaran dan kendala yang dihadapi saat pelaksanaannya. Kesulitan yang dialami siswa adalah karena ada teman yang mengajak bicara. Siswa juga merasa senang dengan penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction karena bisa satu kelompok dengan siswa yang mempunyai kemampuan yang sama. Analisis Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis angket motivasi belajar setiap indikator motivasi belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dapat meningkatkan motivasi siswa. Indikator motivasi belajar siswa yang persentase tertinggi pada siklus 1 Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya yaitu 82,81%, pada siklus 2 adalah Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya yaitu 85,94%. Hasil angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 4.

22 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 15-24, Nopember 2014 86 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 1 2 3 4 5 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4. Diagram Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Keterangan: 1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran 2. Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya 4. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru 5. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru Pembahasan Keaktifan siswa mengikuti dan berpartisipasi dalam pembelajaran pertama masih sangat kurang, siswa cenderung aktif mendengarkan penjelasan guru. Pada pembelajaran pertama persentase yang tertinggi adalah perhatian dalam pelajaran yaitu mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini di karenakan sebagian besar siswa lupa dengan materi yang telah dipelajari sehingga sulit untuk mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction berjalan sesuai kerangka konseptual model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction. Aktivitas guru dalam pembelajaran Aptitude Treatment Interaction disetiap pembelajaran semakin meningkat. Persentase ketercapaian guru dalam siklus 1 dengan siklus 2 meningkat 3,03% yaitu dari 90,91% menjadi 93,94%. Meningkatnya ketercapaian pembelajaran guru juga berpengaruh dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan aktivitas guru dalam pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Febrina dkk: Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment 23 Hal ini dapat dilihat semakin meningkat prosentase motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan juga ketercapaian guru dalam pembelajaran menjadikan hasil belajar siswa meningkat. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari prosentase ketuntasan klasikal pada tes 1 dan tes 2. Pada pelaksanaan tes 1 yaitu pada sikuls 1 diperoleh 85%. Meskipun terpenuhi standar ketuntasan kelas pada tes 1, siklus 2 tetap dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Pada tes 2 presentase ketuntasan siswa secara klasikal diperoleh 90%. Meningkatnya hasil belajar siswa dikarenakan belajar siswa sudah mulai mengerti tentang model pembelajaran yang digunakan, sehingga siswa ingin masuk dalam kelompok tinggi dengan kemampuan tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Glenmore semester gasal tahun ajaran 2013/2014 adalah; 1. Penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction secara keseluruhan dapat terlaksana sesuai konseptual pembelajaran Aptitude Treatment Interaction. Selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction siswa terlihat aktif bertanya jika mendapat kesulitan dalam pembelajaran matematika. Siswa mulai tertarik dengan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction, sehingga bersemangat pada saat mengerjakan tugas-tugas dari guru, siswa mulai terlihat dapat melakukan diskusi dan berkerjasama dengan baik untuk memahami materi dan menyelesaikan LKS yang diberikan guru. Kelompok yang dibentuk menjadi maksimal dan guru bisa mengetahui kemampuan yang dimiliki setiap siswa sehingga perlakuan yang diberikan kepada masing-masing kelompok tinggi, sedang dan rendah terlaksanakan dengan baik. 2. Hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Glenmore semester gasal tahun ajaran 2013/2014 meningkat, hal ini terlihat adanya peningkatan hasi tes 1 (ketuntasan secara klasikal 75%), pada tes 2 (ketuntasan secara klasikal 90%)

24 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 15-24, Nopember 2014 Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah: 1. bagi guru bidang studi matematika, sebaiknya menggunakan pembelajaran yang berbeda untuk menghindari kejenuhan siswa selama pembelajaran dan hendaknya bagi siswa yang belum tuntas diberi remedial untuk memperbaiki nilai mereka, 2. bagi guru bidang studi matematika, sebaiknya menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction supaya guru bisa mengetahui siswa-siswa yang termasuk dalam kategori yang mempunyai kemampuan rendah, sedang dan tinggi, 3. bagi guru bidang studi matematika, disarankan agar selalu memantau dan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa yang berkemampuan rendah dan sedang dapat mengejar siswa yang berkemampuan tinggi serta merasa lebih diperhatikan oleh guru dan siswa yang berkemampuan tinggi dapat terus meningkatkan belajarnya sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat, 4. bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian yang serupa diharapkan untuk lebih paham melihat kondisi siswa, agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta tujuan penelitian dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rieneka Cipta. Basir, A. 1988. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Airlangga University Press. Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Dan Praktisi. Jember: UPTD BPP Dinas Jember Nasution. 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara. Nurdin, Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ciputat: Quantum Teaching