Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

dokumen-dokumen yang mirip
Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 17: Penentuan kadar partikulat secara isokinetis

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Cara uji berat jenis tanah

SNI Standar Nasional Indonesia

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja

Cara uji kelarutan aspal

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji berat jenis aspal keras

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

BAB III METODE PENELITIAN

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Cara uji penyulingan aspal cair

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

SNI Standar Nasional Indonesia

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

Cara uji bliding dari beton segar

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

3.1 opasitas perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 Tentang : Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Cara uji... 1 4.1 Prinsip... 1 4.2 Bahan... 2 4.3 Peralatan... 2 4.4 Persiapan contoh uji... 3 4.5 Penentuan diameter nozzle... 3 4.6 Pengambilan contoh uji... 4 4.7 Pengujian contoh uji... 5 4.8 Perhitungan... 5 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 5 Lampiran A (informatif) Perhitungan... 6 Lampiran B (normatif) Tabel tekanan uap air jenuh... 7 Lampiran C (normatif) Pelaporan... 8 Bibliografi... 9 i

Prakata SNI Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ini dirumuskan dan diuji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi metode serta telah dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Parameter Uji Kualitas Udara dari Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan (Panitia Teknis 207S). Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 5 6 Agustus 2004 di Jakarta. ii

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik 1 Ruang lingkup Standar ini digunakan untuk menentukan kadar total partikel dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak. Lingkup penentuan meliputi: a) Cara penentuan laju alir penghisapan. b) Cara pengambilan contoh uji total partikel. c) Cara penentuan kadar total partikel. 2 Acuan normatif JIS Z 8808-1995, Methods of measuring dust concentration in flue gas. 3 Istilah dan definisi 3.1 emisi zat, energi, dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke udara ambien 3.2 partikel partikel padat sisa pembakaran dan butiran partikel yang telah dihilangkan uap airnya 3.3 kadar partikel massa partikel yang terkandung dalam 1 m 3 gas buang kering dikoreksi pada kondisi normal (25 o C, 760 mmhg), dalam satuan g/nm 3 3.4 mg/nm 3 satuan ini dibaca sebagai miligram per normal meter kubik, notasi N menunjukkan satuan volum hisap kering udara gas buang dikoreksi pada kondisi normal (25 C, 760 mmhg) 3.5 pengambilan contoh uji secara isokinetik laju alir gas buang yang melalui nozzle harus sama dengan laju alir gas buang dalam cerobong 4 Penentuan 4.1 Prinsip Pengambilan contoh uji partikel dilakukan secara isokinetik dimana kadar air, komposisi gas dan laju alir gas dalam cerobong harus ditentukan terlebih dahulu sehingga laju alir gas buang yang melalui nozzle harus sama dengan laju alir gas buang dalam cerobong, kemudian kadar partikel ditentukan secara gravimetri. 1 dari 9

4.2 Bahan 4.2.1 Filter khusus terbuat dari serat gelas atau serat kuarsa a) filter silinder dengan spesifikasi thimble filter 88RH 25x90 mm b) filter bulat dengan spesifikasi grade QMB 4,2 cm CATATAN Apabila perkiraan berat debu tidak melebihi 5 mg digunakan filter bulat. Untuk perkiraan berat debu melebihi 5 mg dan tidak lebih dari 50 mg digunakan filter silinder. 4.2.2 Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) 3% Encerkan 10 ml H 2 O 2 30% dengan 90 ml air suling dalam gelas piala 250 ml. 4.3 Peralatan a) rangkaian alat pengambil contoh total partikel gambar 1; b) meteran dimensi panjang minimal 3 meter; c) termometer atau termokopel yang mampu mengukur temperatur sampai 1000 o C; d) timbangan analitik dengan ketelitian minimal 2 desimal; e) alat penghitung waktu (stop watch); f) pompa udara yang mampu menghisap gas buang dengan kapasitas minimum 20 L/menit; g) wet gas meter dengan kapasitas 5 L tiap 1 putaran; h) unit penangkap gas SO 2 dan uap air (botol impinger besar yang diisi larutan H 2 0 2 3% dan botol pengering); i) pipa pengambil partikel; j) pipa selang karet, panjang disesuaikan kebutuhan k) oven; l) desikator; m) gelas piala 250 ml. Bagian pengumpul debu Bagian penghisapan gas Bagian pengukuran aliran udara 2 dari 9

Keterangan gambar: A adalah cerobong; J adalah pemisah kabut ; B adalah penangkap uap air; K adalah fiber kaca; C adalah pengumpul debu; L adalah pompa vakum; D adalah nozzle; M adalah kranpengatur aliran udara; E adalah arah aliran gas; N adalah separator kabut oli; F adalah bahan tahan panas; O adalah termometer; G adalah pipa pengambil contoh uji; R adalah termometer pd gas meter; H adalah larutan H 2 O 2 ; S adalah manometer; I adalah botol penjerap SO 2 ; T adalah gas meter tipe basah; (Midget impinger) Gambar 1 Rangkaian alat pengambil contoh total partikel 4.4 Persiapan pengambilan contoh uji a) Filter dipanaskan pada temperatur 105 o C selama 2 jam. b) Simpan filter dalam desikator selama 24 jam. c) Timbang filter sampai diperoleh massa yang konstan, W 1 (g). d) Sebelum digunakan filter disimpan di dalam desikator. 4.5 Penentuan diameter nozzle a) Lakukan perhitungan debit gas buang rata-rata ( q m ) dengan menggunakan data laju alir gas buang rata-rata ( v ) dan diameter nozzle yang dipilih sedemikian rupa (trial and error) sehingga didapatkan hasil perhitungan debit gas buang berkisar 20 L/menit. b) Lakukan perhitungan debit gas buang (q m ) masing-masing titik lintas dengan menggunakan data laju alir gas buang (v) masing-masing titik lintas dan diameter nozzle yang sesuai. Perhitungan debit gas buang rata-rata ( q m ): π 2 X w 273 + t m P a + P s q m = d v (1 ) 60 10 4 100 273 + t s P a + P m P v dengan pengertian: 3 q m adalah debit gas buang rata-rata (L/menit); d adalah diameter nozzle (mm); v adalah laju alir gas buang rata-rata (m/detik); X w adalah persen volum uap air dalam gas buang (%); t m adalah temperatur gas buang pada gas meter ( o C); t s adalah temperatur gas buang dalam cerobong asap ( o C); P a adalah tekanan atmosfer (mmhg); P m adalah tekanan dari gas buang pada gas meter (mmhg); P v adalah tekanan uap jenuh pada temperatur tm (mmhg); P s adalah tekanan statik (mmhg). Perhitungan debit gas buang isokinetik masing-masing titik lintas ( q mn ): π 2 X w 273 + t m P a + P s q m n = v n d (1 ) 60 10 4 100 273 + t s P a + P m P v 3 3 dari 9

dengan pengertian: q mn adalah debit gas buang isokinetik masing-masing titik-titik lintas; d adalah diameter nozzle (mm); v n adalah laju alir gas buang masing-masing titik lintas (m/detik); X w adalah persen volum uap air dalam gas buang (%); t m adalah temperatur gas buang pada gas meter ( o C); t s adalah temperatur gas buang dalam cerobong asap ( o C); P a adalah tekanan atmosfer (mmhg); P m adalah tekanan dari gas buang pada gas meter (mmhg); P v adalah tekanan uap jenuh pada temperatur tm (mmhg); P s adalah tekanan statik (mmhg). n adalah titik lintas 4.6 Pengambilan contoh uji a) Pasang filter yang telah ditimbang pada alat pemegang filter (filter holder) yang terdapat pada pipa pengambil contoh uji. b) Pasang nozzle yang telah dipilih sesuai dengan hasil perhitungan 4.5 c) Rangkaikan seluruh peralatan pengambil contoh uji seperti pada gambar 1. d) Tandai pipa pengambil contoh uji sesuai dengan titik-titik lintas yang telah ditentukan. e) Masukkan pipa pengambil contoh uji dengan nozzle searah aliran gas buang pada posisi titik lintas pertama. f) Catat pembacaan awal, V 1 (L) pada gas meter. g) Ubah posisi nozzle berlawanan arah aliran gas buang. h) Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir dengan putaran pompa (lihat Lampiran A.1 mengenai perhitungan kecepatan hisap pompa). i) Setelah 5 menit, pindahkan pipa pengambil contoh pada titik lintas pengukuran berikutnya. CATATAN Sesuaikan dengan jumlah titik pengukuran dan konsentrasi partikel yang dapat diperkirakan dengan melihat kecepatan asap yang keluar dari cerobong secara visual, sehingga hasil perhitungan berat partikel tidak melebihi 5 mg untuk filter jenis circular dan tidak melebihi 50 mg untuk jenis filter tubular. j) Catat tekanan pada manometer (P m ) dan temperatur (t m ) pada gas meter. k) Setelah pengambilan contoh uji di semua titik lintas selesai, matikan pompa, posisikan pipa pengambil contoh uji ke arah berlawanan aliran gas buang. l) Keluarkan pipa pengambil contoh uji dari cerobong asap. m) Catat pembacaan akhir gas meter, V 2 (L). n) Setelah dingin lepaskan filter dari tempat pemegangnya lalu masukkan ke dalam kotak filter. o) Tandai kotak filter dengan jelas. 4.7 Pengujian contoh uji a) Filter contoh uji yang berada dalam wadah dipanaskan pada temperatur 105 o C selama 2 jam, kemudian biarkan sampai temperatur kamar dan simpan di dalam desikator selama 24 jam. b) Timbang kembali filter contoh uji sampai diperoleh massa yang konstan, W 2 (g). 4 dari 9

4.8 Perhitungan 4.8.1 Volum gas buang yang dihisap V 298 273 + + P 760 a m v n = V m 10 m dengan pengertian: t P P 3 V n V m t m P a P m P v adalah volum penghisapan gas buang kering dikoreksi pada kondisi standar 25 0 C, 760 mmhg (m 3 ); adalah volum penghisapan gas buang (dibaca pada gas meter) (L); adalah temperatur gas buang (dibaca pada gas meter) ( o C); adalah tekanan atmosfer (mmhg); adalah tekanan dari gas buang pada gas meter (mmhg); adalah tekanan uap jenuh pada temperatur tm (mmhg). 4.8.2 Konsentrasi total partikel dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak Konsentrasi total partikel dalam gas buang kering dihitung pada kondisi normal 25 o C dan 760 mmhg dengan rumus sebagai berikut : C (W V W 2 1 n = n ) 1000 dengan pengertian: C n adalah konsentrasi partikel dalam gas buang kering (mg/m 3 ); W 1 adalah massa filter kosong (g); W 2 adalah massa filter + debu (g); V n adalah volum penghisapan gas buang kering pada kondisi standar 25 o C, 760 mmhg(m 3 ). 1000 adalah konversi g ke mg; 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu Gunakan peralatan yang terkalibrasi. 5 dari 9

Lampiran A (informatif) Perhitungan A.1 Kecepatan hisap pompa s = 60 q m dengan pengertian: s adalah waktu yang dibutuhkan pompa untuk mencapai volume sebanyak 1 L; q m adalah laju alir penghisapan gas buang secara isokinetik (L/menit); 60 adalah jumlah detik dalam 1 menit. A.2 Persen isokinetik (%) Rumus ini digunakan untuk mengetahui persen isokinetik yang dicapai. Toleransi yang diperbolehkan adalah 10%. I = T Std t s V V s θ mstd P A n P Std s 100 60 ( 1 X w ) dengan pengertian: I adalah persen isokinetik yang dicapai (%); t s adalah temperatur cerobong ( C); V mstd adalah volum hisap standar dari cerobong (m 3 ); P std adalah tekanan atmosfer standar (mmhg); T std adalah temperatur standar ( C); A n adalah luas area nozzle (mm); θ adalah waktu pengambilan contoh uji (menit); V s adalah laju alir (m/detik); P s adalah tekanan dinamik cerobong (mmhg); 60 adalah waktu pengambilan contoh uji (detik); X w adalah kadar air (%). 6 dari 9

Lampiran B (normatif) Tabel tekanan uap air jenuh Tabel B.1 Tekanan uap air jenuh (mmhg) Temperatur Pv ρ Temperatur Pv ρ ( o C) 0 5 etanol ( o C) 0 5 etanol 0 4,6 4,8 0,809 1 4,9 5,1 0,808 31 33,7 34,7 0,782 2 5,3 5,5 0,807 32 35,7 36,7 0,781 3 5,7 5,9 0,806 33 37,7 38,8 0,781 4 6,1 6,3 0,805 34 39,9 41,0 0,780 5 6,5 6,8 0,804 35 42,2 43,4 0,779 6 7,0 7,3 0,804 36 44,6 45,8 0,778 7 7,5 7,8 0,803 37 47,1 48,4 0,777 8 8,0 8,3 0,802 38 49,7 51,1 0,776 9 8,6 8,9 0,801 39 52,5 53,9 0,775 10 9,2 9,5 0,800 40 55,3 56,8 0,775 11 9,8 10,2 0,799 41 58,4 59,9 0,774 12 10,5 10,9 0,798 42 61,5 63,1 0,774 13 11,2 11,6 0,798 43 64,8 66,5 0,772 14 12,0 12,4 0,797 44 68,3 70,1 0,771 15 12,8 13,2 0,796 45 71,9 73,7 0,770 16 13,6 14,1 0,795 46 75,7 77,6 0,770 17 14,5 15,0 0,794 47 79,6 81,6 0,769 18 15,5 16,0 0,793 48 83,7 85,8 0,768 19 16,5 17,0 0,792 49 88,0 90,2 0,767 20 17,5 18,1 0,792 50 92,5 94,8 0,766 21 18,7 19,2 0,791 51 97,2 99,6 0,765 22 19,8 20,4 0,790 52 102,1 104,6 0,764 23 21,1 21,7 0,789 53 107,2 109,8 0,764 24 22,4 23,1 0,788 54 112,5 115,2 0,763 25 23,8 24,5 0,787 55 118,0 120,9 0,762 26 25,2 26,0 0,787 56 123,8 126,7 0,761 27 26,7 27,5 0,786 57 120,8 132,9 0,76 28 28,4 29,2 0,785 58 136,0 139,2 0,759 29 30,1 30,9 0,784 59 142,5 145,9 0,758 30 31,8 32,8 0,783 60 149,3 152,8 0,758 CATATAN Tabel ini digunakan untuk mencari nilai Pv 7 dari 9

Lampiran C (normatif) Pelaporan Catat minimal hal-hal sebagai berikut pada lembar kerja: 1) Parameter yang diukur. 2) Nama petugas. 3) Tanggal pengukuran. 4) Data pengambilan contoh uji. 5) Data kegiatan proses. 6) Hasil pengukuran contoh uji. 8 dari 9

Bibliografi Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. BAPEDAL. Perry. 1986. Chemical Engineering Handbook. Mc. Graw Hill. USA. 9 dari 9