BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2007: 40). Perencanaan SISKLUS I. Pengmatan. Perencanaan SIKLUS III.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat (dalam Wardhani. 2009:1.3)..

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri. PTK dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan class room action research

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru didlam kelas sendirimelalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2008:14). Sedangkan menurut Arikunto (2008:58), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPS di kelas. Hopkins dalam Komalasari, (2010:271), merumuskan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dengan disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan Suhardjono (Komalasari, 2010:271), mengatakan bahwa peneltian tindakan kelas adalah peneltian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi: tahap persiapan, diagnostik, perencanaan tindakan kelas, untuk memecahkan maslah. Prosedur penelitian tindakan kelas ini yakni: (1) perencanaan (Planning), (2) pelaksanaan

28 tindakan kelas (Action), (3) Observasi (Observation) dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto, 2008:14). A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 27 orang, terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung di jalan Ir. Soetami kecamatan Way Gubak Bandar Lampung 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Waktu pelaksanaan selama dua bulan, yaitu bulan Oktober sampai dengan November tahun 2014. B. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan observasi. 1. Tes

29 Pengumpulan data dengan teknik tes untuk mengungkapkan keberhasilan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Soal yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. 2. Observasi Observasi digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran dilaksanakan oleh pengamata (Observer). C. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu tes formatif untuk teknik pengumpulan data kuantitatif, dan lembar panduan observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif. 1. Tes Formatif Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan metode demonstrasi di setiap siklus, pada siswa kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung. 2. Lembar Panduan Observasi

30 Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung. D. Teknik Analisis Data Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan proses yang memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas belajar siswa. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi dan analisis menggunakan rumus: NA = % Keterangan: NA JS SM = Nilai aktivitas yang dicari = Jumlah Skor yang diperoleh = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Aqib, 2009:41)

31 2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil belajar siswa setiap siklusnya. Analisis kuantitatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Nilai siswa = x 100 (sumber : Muslich, 2009:62) b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus: Ketuntasan Klasikal = x 100 (Sumber: Purwanto, 2008:102) E. Prosedur Penelitian Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action), mengobservasi (Observation), dan melakukan refleksi (Reflection), dan seterusnya sampai adanya peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins dalam Arikunto (2008:14). Prosedur pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:

Perencanaan 32 Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Observasi Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Observasi dst Gambar 3.1 Prosedur siklus penelitian, diadopsi dari Arikunto (2010:17) Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkahlangkah sebagai berikut: SIKLUS I Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan perangkat pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara guru dengan peneliti, kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, agar efisien dan efektif guru perlu memperhatikan hal-hal berikut: a. Perencanaan Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran.

33 Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan metode demonstrasi. Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan awal 1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan. 2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa. 3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti 1) Siswa dibagi 5 kelompok 2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja jual beli. 3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya dibawah bimbingan guru.

34 Kegiatan Akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut. 2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran. 3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah. c. Observasi dan Evaluasi Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan. d. Refleksi selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan SIKLUS II Pada pelaksanaan siklus II ini adalah perbaikan dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Pelaksanaannya sebagai berikut:

35 a. Perencanaan Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran. Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan metode demonstrasi. Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan awal 1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan. 2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa. 3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti 1) Siswa dibagi 5 kelompok 2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja jual beli.

36 3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya di bawah bimbingan guru. Kegiatan Akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut. 2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran. 3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah. c. Observasi dan Evaluasi Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan. d. Refleksi selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan.

37 F. Indikator Keberhasilan Pembelajaran dalam menerapkan metode demonstrasi dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II dan mencapai 65%. Serta peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II mencapai nilai 65. Adapaun kriteria indikator keberhasilan aktivitas dan indikator keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Indikator Keberhasilan Aktivitas < 50% = Kurang Sekali 50%-55% = Kurang 56%-65% = Cukup 66%-75% = Baik > 75% = Baik sekali 2. Indikator Keberhasilan belajar, nilai: < 50% = Kurang Sekali 50%-55% = Kurang 56%-65% = Cukup 66%-75% = Baik > 75% = Baik sekali