TIEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 24 SERI D

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

PERATURAN BUPATI KUNINGAN Nomor : 47 TAHUM 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 28 SERI E

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 10 TAHUN 2005 LAMPIRAN : 2 (dua) berkas TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO 37 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 2 SERI E

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2009 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PLUS PANYABUNGAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

-3- MEMUTUSI(AN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTAITG PETUIUUK TEIilYIS PEMBERIAIY INSENTIF GURU/ PEGAWAI TIDAK TETAP DAN cltru/ PE(CAWAI STTASTA,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN SYARAT PEMBERIAN BEASISWA DAN PENGHARGAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 9 SERI E

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2012

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Nomor /2095/SJ tanggal 25 April 2013 perihal Klarifikasi Peraturan Daerah, maka Peraturan Daerah

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Kepala Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS SEKOLAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KUALIFIKASI GURU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1992 TENTANG TENAGA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI ]TIOJOKERTO NOMORZA TAHUN 2012 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 6 Tahun 20A7 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, perlu mengatur penugasan guru sebagai Kepala sekolah yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat ll Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730'l; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lernbaran Negara Republik fndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Niegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ;

-2-6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2A11 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a38e); 8. Peraturan Pemerintah Nomor I Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa96); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105); l2.peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah; 13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; l4.peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 6 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2007 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2047 Nomor 7); Menetapkan : TIEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Bupatini, yang dimaksudengan : 1. Daerah, adafah Kabupaten Mojokerto, 2. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 3. Bupati, adalah Bupati Mojokerto. 4. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah adalah Bupati Mojokerto 5. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. 6. Dewan Pendidikan adalah Dewan Pendidikan Kabupaten Mojokerto. 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. 8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang meyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 9. Sekslah adalah Satuan Pendidikan yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto yang terdiri dari Taman Kanak Kanak (TK), Taman Kanak Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekofah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMKLB). 10. Kepala sekolah adalah jabatan tugas tambahan dari guru untuk memimpin satuan pend id ikan/sekolah. 11. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 12. Pengawas Sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sej u m f ah sekolah tertentu ya ng d itunj uud itetapkan. 13. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 14. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong befajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dafam menyelenggarakan pendidikan.

4-15. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. 16. Penilaian Kinerja adalah suatu proses penentuanilai kinerja Kepala Sekolah dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. BAB II SYARAT-SYARAT GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH Pasal 2 (1) Guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai Kepala sekolah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. (2) Persyaratan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Mempunyai kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau diploma empat (D-lV) kependidikan atau non kependidikan perguruan tinggi yang terakreditasi; c. Berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu pengangkatan pertama sebagai Kepala Sekolah; d. Sehat jasmani dan rokhani berdasarkan surat keterangan dari dokter pemerintah; e. Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin tingkat sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku; t. Memiliki sertifikat pendidik; g. Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan jenjang sekolah masing-masing kecuali di taman kanak-kanautaman kanak-kanak luar biasa memiliki pengalaman mengajar sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun di TIVTKLB; h. Berkedudukan sebagai pegawai Negeri Sipif dan memiliki golongan ruang serendah-rendahnya l/c; i. Memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian lainnya sebagai guru dalam Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3) dalam 2 (dua) tahun terakhir; j. Memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua) tahun terakhir; (3) Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah meliputi : a. Berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah yang sesuai dengan sekolah tempat yang bersangkutan akan diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah;

-5- b. Memiliki sertifikat Kepala Sekolah pada jenis dan jenjang yang sesuai dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. BAB III PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH Pasal 3 (1) Penyiapan calon Kepala Sekolah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon Kepala Sekolah. (2) Kepala Dinas menyiapkan calon Kepala Sekolah melalui seleksi untuk proyeksi 2 (dua) tahun yang akan datang. Pasal 4 (1) Calon Kepala Sekolah direkrut dari guru yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 2. (2) Calon Kepala Sekolah TI(TKLB/SD/SDLB diusulkan Kepala Sekolah dan Pengawas dengan mengetahui kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan. (3) Calon Kepala Sekolah SMP/SMPLB/SMA/SMALB/SMK diusulkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas yang bersangkutan kepada Kepala Dinas. Pasal 5 (1) Dinas dengan instansi yang membidangi kepegawaian melakukan seleksi admin istratif dan Akadem ik. (2) Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak benrenang sebagai bukti bahwa calon Kepala Sekolah yang bersangkutan memenuhi persyaratan umum sebagaimana dimaksu dalam Pasal 2 ayat (2). (3) Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian penguasaan awal terhadap kompetensi Kepala Sekolah dan penilaian potensi kepemimpinan dan/atau test psikologi evaluatif. Pasal 6 Guru yang telah lulus seleksi calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan di lembaga terakreditasi. BAB IV PROSES PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH Pasal 7 (1) Pengangkatan dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala sekolah yang keanggotaannya melibatkan unsur Pengawas Sekolah dan Dewan Pendidikan. (2) Tim Pertimbangan pengangkatan Kepala Sekolah ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.

-6- (3) Pengangkatan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah sesuai dengan jenis atau jenjang sekolah yang bersangkutan sebagaimana dimaksudalam Pasal 2 ayat (3). (4) Pengangkatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V MASA TUGAS Pasal I (1) Kepala Sekolah diberi 1 (satu) kali masa tugas selama4 (empat) tahun. (2) Masa tugas kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa tugas apabila memiliki prestasi kerja minimal baik berdasarkan penilaian kinerja. (3) Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah 2 (dua) kali masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi Kepala Sekolah di Sekolah Negeri lain yang memiliki nilai akreditasi lebih rendah dari sekolah sebelumnyapabila : a. Telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas; atau b. Memiliki prestasi yang istimewa. (4) Prestasi yang istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah memiliki kinerja amat baik dan berprestasi di tingkat ka b u paten/p rovi n si/n as i o n a L Pasal 9 (1) Masa tugas guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala sekolah dihitung sejak pertama diangkat. (2) Kepala sekolah yang dimutasikan ke Sekolah lain sebelum masa tugasnya berakhir, menjalankan sisa masa tugas sebagai Kepala Sekolah di tempat yang baru sampai dengan masa tugasnya berakhir. (3) Kepala sekolah yang masa tugasnya berakhir, tetap melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran atau bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan. BAB VI PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH Pasal {0 (1) Penilaian kinerja Kepala sekolah dilakukan secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif 4 (empat) tahun. (2) Penilaian kinerja tahunan Kepala sekolah dilaksanakan Pengawas Sekolah. (3) Penilaian kinerja 4 (empat) tahun Kepala sekolah dilaksanakan oleh atasan langsung dengan mempertimbangkan penilaian kinerja oleh Tim Penilai yang

-7 - terdiri atas pengawas Sekolah, Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Komite Sekolah dimana yang bersangkutan bertugas. (4) penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Usaha pengembangan sekolah selama menjabat sebagai Kepala Sekolah; b. peningkatan kualitas sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang bersangkutan; c. Usaha pengembangan profesionalisme sebagai Kepala Sekolah. Pasal 1 { (1) penilaian kinerja Kepala Sekolah dilaksanakan sesuai pedoman penilaian kineria Kepala Sekolah. (2) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik, baik, cukup, sedang atau kurang. (3) penilaian kinerja tahunan dilaksanakan selambat-lambatnya pada akhir bulan NoPember tahun takwim. (4) penilaian kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa penugasan sebagai Kepala Sekolah berakhir. BAB VII MUTASI DAN PEilIBERHENTIAN TUGAS GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH Pasal 12 (1) Kepala sekolah dapat dimutasikan setelah melaksanakan masa tugas dalam 1 (satu) sekolah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. (Z) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diabaikan jika keadaan terpaksa yang disebabkan antara lain Kepala Sekolah yang bersangkutan terkena masalah atau sebab-sebab lainnya. (3) Mutasi Kepala sekolah ditetapkan oleh Peiabat Pembina Kepegawaian Daerah. Pasal 13 (1) Kepala sekolah dapat diberhentikan dari penugasan karena : a. Permohonan sendiri; b. Masa penugasan berakhir; c. Telah mencapai batas usia pensiun jabatan fungsional guru; d. Diangkat Pada jabatan lain; e. Dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat; f. Dinilai berkinerja kurang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pada Pasal 10; g. Berhalangan tetap;

-8- h. Tugas belajar sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan ; dan/atau i. Meninggal Dunia. (2) Pemberhentian Kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. Pasal 14 Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya berdasarkan penilaian kinerja dan masukan dari tim pertimbangan pengangkatan Kepala Sekolah menetapkan keputusan perpanjangan masa penugasan Kepala Sekofah. BAB VIII ATURAN PERALIHAN Pasal 15 (1) Kepala sekolah yang telah menjalankan tugas lebih dari 8 (delapan) tahun dibebaskan dari tugas tambahan sebagai Kepala sekolah kecuali memiliki prestasi yang istimewa sebagaimana dimaksudalam Pasal 8 ayat (3) huruf b. (2) Kepala Sekolah yang telah menjalankan masa tugas lebih dari 4 (empat) tahun dilakukan penilaian kinerja dengan ketentuan sebagai berikut : a. Apabila dalam penilaian kinerja dinilai amat baik atau baik, dapat diperpanjang masa tugasnya sebagai Kepafa Sekolah sampai dengan tahun ke 8 (delapan). b. Dalam hal penilaian kinerja yang bersangkutan mempunyai nilai cukup, sedang atau kurang baik, dibebaskan dari tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah. (3) Kepala Sekolah yang masa tugas 4 (empat) tahun pertama belum berakhir tetap menjalankan tugas sampai masa tugasnya berakhir. (4) Persyaratan sertifikat Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) diberlakukan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasaf 16 Peraturan Bupatini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-9- Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini denganpenempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal ts N.tE\ 2_ \L BUPATI MUST Diundangkan di Mojokerto pada tanggal t s N^81 rcll PIt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO, lr. MOGH. ARDI P. M Eng. Sc. ME Pembina Tingkat I NtP. 19650622 199m3 I 008 BERITA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2012 NOMOR 33