Penyidikan Efek Samping Haloperidol Hal. : (Sri Susilowati) PENYIDIKAN EFEK SAMPING HALOPERIDOL DAN CHLORPROMAZINE : STUDI KASUS PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG PERIODE 005 Sri Susilowati Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang ABSTRACT Haloperidol and chlorpromazine antipsycotic were used for broad and so long time. That drugs used could shown undesire side effect. Objective of this study was to investigate haloperidol and chlorpromazine side effect, especially was to know relative risk (RR) of extrapiramidal and hypotension orthostatic side effects of haloperidol and chlorpromazine antipsycotic used in Dr. Aminogondohutomo Mental Hospital durimg 005. Non experimental, retros pective and Case Control study design was done. Population of this study was patient ward in Dr. Aminogondohutomo Mental Hospital durimg 005. Data was taken retrospectively from medical record. Analytical of data used Chi Kuadrat and Odds Ratio (OR) was to know relative risk (RR) of extrapiramidal and hypotension orthostatic side effects of haloperidol and chlorpromazine antipsycotic used. The results showed there were 7,7% extrapiramidal side effects of haloperidol used and 5, % hypotension orthostatic side effects of chlorpromazine used. That were the first rank of side effect in every that antipsycotic.the value of relative risk (RR) of extrapiramidal side effects of haloperidol used was 5 and for hypotension orthostatic side effects of chlorpromazine used. That meaned patient who used haloperidol could 5 more time got extrapiramidal side effects than haloperidol unused and patient who used chlorpromazine could more time got hypotension orthostatic side effects than chlorpromazine unused. Keyword : Extrapiramidal and hypotension orthostatic side effects, haloperidol and chlorpromazine antipsycotic,, Dr. Aminogondohutomo Mental Hos pital PENDAHULUAN Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping ( ESO). Seperti halnya efek farmakologi, efek s amping obat juga merupakan hasil interaks i antara molekul obat dengan s istem biologik tubuh. Ris iko efek samping obat tidak dapat dihilangkan sama s ekali, tetapi dapat ditekan dan dikurangi seminimal mungkin dengan mengetahui kondis i yang mendorong terjadinya efek samping, s ifat obat, s erta cara pemakaian obat dan aturan dos is yang tepat. Haloperidol dan chlorpromazine merupakan antipsikotik klasik atau tipikal yang penggunaannya paling luas. Haloperidol adalah antipsikotik yang dilaporkan sering menimbulkan efek neurologis yaitu gejala ekstra piramidal berupa sindrom parkinson (Maslim, 00), sedangkan chlorpromazine lebih sering memberikan efek otonomik berupa hipotensi ortostatik (Katzung, 5). Penggunaan kedua antipsikotik ini tidak hanya luas tetapi juga biasa dipakai dalam jangka waktu lama bagi pasien psikosis kronis. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan terhadap kejadian efek samping yang ditimbulkan oleh kedua antipsikotik tersebut. Mekanisme kerja obat antipsikotik tipikal seperti haloperidol dan chlorpromazin adalah memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamin D reseptor antagonists). Dengan adanya mekanis me kerja tersebut maka penggunaan haloperidol mempunyai potensi yang besar untuk menimbulkan efek samping diantaranya berupa gejala ekstrapiramidal (Maslim, 00). Gejala ekstrapiramidal ini dapat berupa parkinsonisme (hipokinesia, kekakuan anggota tubuh, tremor tangan dan keluar air liur berlebihan, gejala rabbit syndrome ), akathisia, dystonia akut, dyskinesia tardive, sindroma neuroleptika maligne (Tjay dan Rahardja, 00). Efek merugikan parkinsonisme terjadi pada kira-kira 5% pasien yang diobati dengan antipsikotik khususnya haloperidol, biasanya dalam 5-0 hari setelah terapi awal (Kaplan dkk, 7). Obat antipsikotik juga mempengaruhi reseptor kolinergik, alfa adrenergik, histaminergik dan serotonergik (Depkes RI, 000). Chlorpromazine merupakan antagonis reseptor dopamin dan alfa bloker yang tidak selektif. Disinyalir mekanis me kerja chlorpromazine sebagai alfa blokerlah yang menimbulkan efek hipotensi ortostatik. Gejala hipotens i ortostatik ditandai dengan pengukuran tens i yang cenderung rendah pada saat ganti pos is i dari berbaring ke duduk atau ke berdiri, atau tens i pada saat berbaring menunjukkan 00/ 70 mmhg namun pada saat diukur tens i dengan pos is i duduk atau berdiri menunjukkan tens i yang lebih rendah lagi. Selain itu pas ien juga kadang -kadang mengeluh pandangan kabur atau gelap, mual dan pus ing (pus ing ini dapat bers ifat vertigo atau non vertigo) (Sidharta, ).
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Etanolik Hal. : (Yulias Ninik Windriyati, dkk.) 5 Mes kipun wujud efek samping haloperidol dan chlorpromazine sudah banyak diketahui dan sangat jelas dilaporkan beserta mekanis me patogenes isnya dalam berbagai pustaka, namun perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui angka res iko relatif (RR) terjadinya efek samping ekstrapiramidal akibat penggunaan haloperidol dan hipotensi ortostatik akibat penggunaan chlorpromazine. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya potensi terjadinya efek samping yang tersebut di atas pada penggunaan kedua antipsikotik tersebut. Penelitian yang dilakukan secara retrospektif ini, memilih populasi penelitian yaitu pas ien ps ikos is rawat inap sakit jiwa daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang pada periode 005, sebab data-data mengenai adanya efek samping tersebut telah tercatat dengan baik dalam kartu rekam medik pas ien s ebagai laporan kepada Tim Monitoring Efek Samping Obat (MESO) di RSJD tersebut. METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif analitik dengan rancangan Case Control (Gambar ). Populasi penelitian adalah seluruh pasien psikosis rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang selama periode 005 yang berjumlah 5, namun dengan adanya batasan variabel kendali yaitu umur (0-60 tahun) dan ras (Melayu) maka jumlah populasi yang digunakan adalah 8 pasien. Variabel tergantung dari penelitian ini adalah efek samping berupa ekstrapiramidal untuk penggunaan haloperidol dan hipotensi ortostatik untuk penggunaan chlorpromazine, yang selanjutnya disebut efek positif. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu penggunaan haloperidol dan chlorpromazine yang selanjutnya disebut faktor resiko positif (FR+), sedangkan penggunaan antipsikosis lain disebut faktor resiko negatif (FR-). Subyek kontrol adalah pasien psikosis yang tidak mengalami efek positif untuk semua penggunaan antipsikosis serta memenuhi kriteria batasan variabel kendali. Penelusuran terhadap efek dan faktor resiko dilakukan secara retrospektif melalui catatan rekam medik pasien rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang periode 005. Analisis hasil dilakukan dengan mencari resiko relatif (RR) yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi terjadinya efek samping ekstrapiramidal akibat penggunaan haloperidol dan efek samping hipotensi ortostatik akibat penggunaan chlorpromazine. Penetapan resiko relatif (RR) dilakukan secara tidak langsung dengan menghitung Odds Ratio (OR) dengan rumus sbb : OR = AD/BC (Keterangan : Lihat keterangan gambar ) Populasi (Sampel) A FR (+) B FR (-) Retrospektif Efek (+) (= Kasus) C FR (+) Retrospektif Efek (-) (= Kontrol) D FR (-) Gambar. Rancangan case control (Pratik nya, 00)
Keterangan : FR (+) = Faktor res iko pos itif FR (-) = Faktor res iko negatif A B C D Penyidikan Efek Samping Haloperidol Hal. : (Sri Susilowati) = Pas ien pengguna haloperidol dan menimbulkan ekstrapiramidal (untuk kasus haloperidol) atau pas ien pengguna chlorpromazine dan menimbulkan hipotens i ortostatik (untuk kasus chlorpromazine) = Pas ien bukan pengguna haloperidol dan menimbulkan ekstrapiramidal (untuk kasus haloperidol) atau pas ien bukan pengguna chlorpromazine dan menimbulkan hipotens i ortostatik (untuk kasus chlorpromazine) = Pas ien pengguna haloperidol dan tidak menimbulkan eks trapiramidal (untuk kasus haloperidol) atau pas ien pengguna chlorpromazine dan tidak menimbulkan hipotensi ortostatik (untuk kasus chlorpromazine) = Pas ien bukan pengguna haloperidol dan tidak menimbulkan ekstrapiramidal (untuk kasus haloperidol) atau pas ien bukan pengguna chlorpromazine dan tidak menimbulkan hipotens i ortostatik (untuk kasus chlorpromazine) 6 Perhitungan OR diawali dengan analisis Chi Kuadrat dengan taraf kepercayaan % (α=0,0) untuk mengetahui ada tidaknya korelas i antara penggunaan haloperidol dengan terjadinya efek samping ekstrapiramidal dan penggunaan chlorpromazine dengan terjadinya efek samping hipotensi ortostatik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyidik an efek samping ekstrapiramidal akibat penggunaan haloperidol Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 pasien yang memenuhi kriteria batasan variabel kendali, ditemukan pengguna haloperidol sebanyak 7 pasien dan bukan pengguna haloperidol sebanyak 6 pasien. Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan haloperidol yang banyak terjadi adalah ekstrapiramidal sebesar pasien (7,7%) sedangkan efek samping yang lain tergambar seperti dalam Tabel I terjadi pada 8 pasien, sisanya 77 pasien pengguna haloperidol tidak mengalami efek samping apapun. Efek samping ekstrapiramidal yang terjadi pada penggunaan haloperidol paling banyak berupa parkinsonis me yang ditandai dengan gejala tremor, bradikinesia (kesulitan bergerak), ke kakuan otot dan hipersalivas i (Mas lim, 00). Sedangkan berdasarkan penelitian juga dapat dilihat bahwa gejala eks trapiramidal yang paling banyak terjadi adalah parkinsonis me sebesar 7,7% (tabel II) dengan gejala yang menyertainya. Pada penelitian ditemu kan pula bahwa pada penggunaan antips ikotik selain haloperidol juga dapat menimbulkan efek s amping eks trapiramidal yaitu sebanyak 6 pas ien. Adapun jenis antips ikotik lain (selain haloperidol) dapat dilihat pada tabel III. Dari 6 kasus pas ien yang menggun akan obat antips ikotik selain haloperidol, terjadinya efek samping berupa ekstrapiramidal ditandai dengan gejala-gejala bervarias i yaitu tremor, demam, kejang, badan kaku, dan bradikines ia (sulit melakukan gerakan). Tabel I. Tabel II. ES O yang Terjadi karena Penggunaan Haloperidol pada Pasien Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Periode 005 No. Jenis efek s amping Jumlah Persentase (% ).... 5. 6. 7. 8.. 0. Eks trapiramidal Bradikardi (N < 60x/ menit) Takikardi (N > 00x/ menit) Hipotens i Hipertens i Mata kabur Mulut kering Tidur terus Kewaspadaan menurun Anorexia Mual, muntah Gangguan dermatologi (ruam) 6 5 5 6 7 7,7 0,5 0,5,,7 0,5 0,0, 0,6, 0,77 0,77 Gejala-gejala Eks trapiramidal pada Penggunaan Haloperidol pada Pasien Rawat Inap di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Periode 005
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Etanolik Hal. : (Yulias Ninik Windriyati, dkk.) 7 No. Gejala eks trapiramidal Jumlah Persentase (% ).... Sindrom parkinson (tremor, bradikines ia, rigiditas/kaku, hipersalivas i) Akathis ia dan distonia (kejang) Dis kines i tardive (menjulurkan lidah, gerakan rahang lateral) Sindrom Neuroleptik Maligna (demam, kekakuan otot, kesadaran menurun) 6 7,7,,8 0,0 Jumlah 00 Tabel III. Antips ik otik Lain (Selain Haloperidol) yang Menimbulk an Efek S amping Ek s trapiramidal pada Pas ien Rawat Inap di RS JD Dr. Amino Gon dohutomo Semarang Periode 005 No. Antipsik otik Jumlah Persentase (% ).... 5. Chlorpromazine Trifluoperazine Triheks iphenidil Amitriptilin lorazepam 5 76,08 8,70 8,70,5,7 Jumlah 6 00 Berdasarkan analisis menggunakan Chi Kuadrat dapat diketahui bahwa ada hubungan antara penggunaan haloperidol dengan terjadinya efek samping berupa ekstrapiramidal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya signifikansi perbandingan antara Chi square-hitung dan Chi-square tabel, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Adapun perhitungan Odds Ratio (OR) memberikan hasil,8 atau setara 5. Hal ini menunjukkan bahwa potens i terjadinya efek samping ekstrapiramidal pada penggunaan haloperidol adalah sebesar 5 yang artinya bahwa setiap orang atau pas ien ya ng menggunakan haloperidol berkemungkinan akan mengalami efek samping ekstrapiramidal sebesar 5 kali lipat lebih sering dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan haloperidol. Jadi potens i terjadinya efek samping ekstrapiramidal karena penggunaan haloperidol pada pas ien rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang periode 005 cukup tinggi. Hal ini perlu diwaspadai untuk penggunaan haloperidol dalam jangka waktu lama. Kemungkinan tingginya angka res iko relatif ini dis ebabkan oleh kombinas i penggunaan obat-obat antips ikos is golongan tipikal yang memiliki efek samping ektrapiramidal secara bers amaan. Catatan pengobatan yang tercantum dalam rekam medik menunjukkan demikian.. Penyidik an efek samping hipotensi ortos tatik akibat penggunaan chlorpromazine 57 pasien. Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan chlorpromazine yang banyak terjadi adalah hipotensi ortostatik sebesar pasien (5, %), sedangkan efek samping yang lain tergambar seperti dalam Tabel I terjadi pada pasien, sisanya pasien pengguna chlorpromazine tidak mengalami efek samping apapun. Pada penelitian ini ditemukan juga antips ikotik lain, selain chlorpromazine, yang dapat menyebabkan efek samping berupa hipotens i ortostatik yaitu haloperidol sebanyak 5 kasus, trifluperazine s ebanyak kasus, triheks iphenidil sebanyak kasus, dan amitriptillin s ebanyak kas us (Tabel V). Berdasarkan analisis menggunakan Chi Kuadrat dapat diketahui bahwa ada hubungan antara penggunaan chlorpromazine dengan terjadinya efek samping hipotens i ortostatik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya signifikansi perbandingan antara Chi squarehitung dan Chi-square tabel, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Adapun perhitungan Odds ratio (OR) memberikan hasil,6 yang setara dengan. Hal ini menunjukkan bahwa potens i terjadinya efek samping hipot ens i ortostatik pada penggunaan chlorpromazine adalah s ebes ar yang artinya bahwa setiap orang atau pas ien yang menggunakan chlorpromazine berkemungkinan akan mengalami efek samping hipotens i ortostatik sebesar kali lipat lebih sering dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan chlorpromazine. Jadi potens i terjadinya efek s amping hipotens i ortostatik karena penggunaan chlorpromazine pada pas ien rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang periode Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 pasien yang memenuhi kriteria batasan variabel kendali, ditemukan pengguna chlorpromazine sebanyak 66 pasien dan bukan pengguna chlorpromazine sebanyak 005 cukup tinggi. Hal tersebut terjadi karena memblokade reseptor dopamin (antagonis dopamin) chlorpromazine dan merupakan merupakan alfa antips bloker. ikotik Selain yang dapat itu, chlorpromazine juga merupakan antips ikotik yang tidak s elektif terhadap reseptor tertentu.
Penyidikan Efek Samping Haloperidol Hal. : (Sri Susilowati) Tabel IV. ES O yang Terjadi karena Penggunaan Chlorpromazine pada Pas ien Rawat In ap di RS JD Dr.Amino Gon dohutomo S emarang Periode 005 No. Efek S amping Jumlah Kas us Persentase (% ). Hipotens i ortostatik 5,. Kardiovas kuler : a. Bradikardi (N> 60 x/ menit) b. Takikardi (N> 60 x/ menit) c. Dada ses ak (Wheezing memanjang) d. Fungs i kardiovas kular menurun. Neurologik : a. Kaku b. Tremor c. Hipersalivas i d. Dis kines ia e. Kejang. Kolinergik : a. Mual dan muntah b. Mulut kering c. Diare 7 8, 0, 0, 0, 6 0, 55 0, 87 0, 6, 0, 6, 50 5. Anoreks ia 5 0, 6. Dermatologis : a. Iritas i b. Gatal-gatal kemerahan c. Kulit afebris 7. Hematologis : a. Leukos it meningkat b. Trombos it, eritros it, Hb, dan Hot menurun 8. Metabolik : a. GDS dan GDP menurun b. SGOT dan SGPT menurun c. SGOT dan SGPT meningkat d. Kreatinin, ureum, dan bilirubin menurun, 0 0, 6 0, 6 0, 0, 6 Hipertermia = suhu > 7 0 C 5 0, 0 Sedatif 7 0, 55 8
Tabel V. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Etanolik Hal. : (Yulias Ninik Windriyati, dkk.) Antipsik otik Lainnya, Selain Chlorpromazine, yang Menyebabk an ES O Berupa Hipotens i Ortostatik pada Pasien Rawat Inap di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang selama Periode 005 No. Antips ikotik Jumlah Kasus.... Haloperidol Trifluperazine Triheks iphenidil Amitriptillin 5 Jumlah 5 KESIMPULAN. Efek samping ekstrapiramidal paling dominan terjadi dari penggunaan haloperidol pada pasien rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang periode 005 yaitu sebesar 7,7%, sedangkan efek samping hipotens i ortostatik paling dominan terjadi dari penggunaan chlorpromazine yaitu sebesar 5, %.. Besarnya angka resiko relative terjadinya efek samping ekstrapiramidal akibat penggunaan haloperidol adalah 5 dan hipotensi ortostatik akibat penggunaan chlorpromazine adalah. Dengan demikian pasien pengguna haloperidol berpotensi mengalami ekstrapiramidal 5 kali lebih besar daripada bukan pengguna haloperidol, sedangkan pasien pengguna chlorpromazine berpotensi mengalami hipotensi ortostatik kali lebih besar daripada bukan pengguna chlorpromazine. Pratiknya, A. W., 00, Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi I, PT. Raja Grafindo Persada, hal 76-8. Sidharta, P.,, Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, PT. Dian Rakyat, hal 0-. Tjay, H. T., dan Rahardja, K., 00, Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek -Efek Sampingnya, Penerbit PT. Elex Media Ko mputindo, Gramed ia, Jakarta, hal -. SARAN Perlu dilakukan penelitian sejenis tentang penyidikan efek samping haloperidol dan chlorpromazine dengan rancangan Cohort (prospektif). DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 000, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta hal 5, 7 Katzung B. G., 5, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi, EGC, Jakarta, hal 76-8 Kaplan, H. I., Sadock, B. J., dan Grebb, J. A., 7, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi 7, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta, hal 58. Maslim, R., 00, Panduan Praktis Penggunaan Klinis dan Kebijakan Obat Psikotropik (Psychotropic Medication), Edisi, Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta, hal -, 7-8, -.