Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro H.Prof.Sudharto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, 50275

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn

Tembalang, Semarang, Jl. Jend. Ahmad Yani No.157, Pabelan, Surakarta, Jawa Tengah

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI TEGANGAN VON MISSES DAN TEKANAN KONTAK TOTAL KNEE REPLACEMENT (TKR) SELAMA PROSES GAIT CYCLE

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Hip Joint. Femur

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

Yunandaru Sahid Putra NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

Gambar 1.1. Susunan ruas tulang belakang manusia (Mow dan Hayes, 1997).

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Sumber :

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK DENGAN BEBAN 150 KG

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir

Analisis Kekuatan Struktur Penyangga Konveyor Yang Dipengaruhi Oleh Korosi Dengan Bantuan Software Solidworks

Jurnal Teknika Atw 1

Analisis Desain Struktur Integritas Single Point Mooring (SPM) DWT PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tuban Dengan Metode Elemen Hingga

PENGUKURAN JANGKAUAN GERAK PADA LUTUT ORANG INDONESIA SEBAGAI DATA AWAL PERANCANGAN KAKI TIRUAN ATAS LUTUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

METODOLOGI PENELITIAN

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

PERANCANGAN ABOVE KNEE PROSTHETIC UNTUK PASIEN AMPUTASI KAKI DI ATAS LUTUT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE SHANK PROSTHESES KAKI BAGIAN BAWAH LUTUT

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN BIOMEKANISME SENDI PROTESA UNTUK PASIEN AMPUTASI TUNGKAI DI ATAS LUTUT DENGAN DESAIN ERGONOMI DAN FLEKSIBEL

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

ANALISA KONTAK PADA SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

OPTIMASI BENTUK RANGKA DENGAN MENGGUNAKAN PRESTRESS PADA PROTOTIPE KENDARAAN LISTRIK

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK KERUCUT MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

DESAIN PROFIL C + STRUKTUR BAJA RINGAN PADA KONSTRUKSI RANGKA ATAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK SILINDER MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN PIN PADA PIN-ON-DISC SLIDING CONTACT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB I PENDAHULUAN. tahun jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kantor

TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK PADA KURSI RODA DENGAN BEBAN 150 KG

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN

PEMODELAN DAN ANALISA UJI PENDULUM PADA STRUKTUR RANGKA BUS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN KONTAK ANTARA STATIONARY PIVOT DAN PIN JOINT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH BEBAN PENGGETAR MESIN PRESS BATAKO PADA PROSES PRODUKSI BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) TERHADAP KEKUATAN DINDING

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

ANALISA PERHITUNGAN KEKUATAN TIANG PAPAN REKLAME DI SEMARANG

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

: Rian Firmansyah NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP TEGANGAN DALAM SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

ANALISA GESEKAN PENGEREMAN HIDROLIS (REM CAKRAM) DAN TROMOL PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan menggunakan metode elemen

OPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA BUS WISATA DENGAN ANALISA METODE ELEMEN HINGGA. Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta Barat nooreddy.

RANCANG BANGUN MOLD UNTUK PROSES THERMOFORMING PROSTHETIC BELOW KNEE (B/K)

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Analisis Tegangan pada Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle Sugiyanto 1, a, Biyan B.P 1, Alhakim B.P 1, Dwi Setyawan 2, Nur Rochmat B.Setiana 1 dan R.Ismail 1,b* 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro H.Prof.Sudharto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, 50275 2 Jurusan Ortotik Prostetik Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta JL. Letjend Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 a edt.sugiyanto@gmail.com, b Ismail.rifky@gmail.com Abstrak Produk kaki tiruan atas lutut atau sering disebut sebagai above knee prosthesis (AKP) yang memiliki sendi lutut tiruan berbasis kinerja mekanis masih didominasi oleh produk impor. Produk AKP domestik masih berkonsentrasi pada sistem sendi konvensional. Untuk pasar AKP dengan segmen menengah ke atas yang menghendaki fleksibilitas gerak, kenyamanan, fungsi kaki yang optimal dan kemudahan pengaturan, masyarakat Indonesia masih tergantung terhadap produk impor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tegangan pada suatu prototipe AKP yang difokuskan pada bagian transfemoral prosthetic dengan sendi mekanis untuk substitusi produk impor. Bagian transfemoral prosthetic pada prototipe AKP yang dibahas adalah jenis four-bar linkage. Analisis yang digunakan adalah FEM dengan beban 1 kn saat transfemoral prosthetic digerakkan selama satu siklus gerak (siklus gait cycle). Siklus gait cycle ini berpengaruh terhadap besarnya sudut yang terbentuk antara sumbu knee ankle (KA) dengan sumbu trocenter knee (TK). Sesuai dengan fungsi AKP, maka penting untuk mendapatkan data teknis tentang besarnya gaya dan tegangan von Mises pada batang ke 2 untuk setiap posisinya. Hasil analisis menunjukkan nilai tegangan von Mises yang terjadi berbeda untuk setiap sudut gerak gait cycle. Harga tegangan von Mises maksimal terjadi pada sudut 23 sebesar 156 MPa, sedangkan tegangan von Mises terkecil terjadi pada sudut 2 sebesar 1.6 MPa. Kata kunci : Above Knee Prosthesis, Transfemoral Prosthetic, Gait Cycle, Finite Element Pendahuluan Kaki tiruan adalah alat bantu berjalan yang dibutuhkan penyandang disabilitas kaki akibat proses amputasi atau disabilitas bawaan sejak lahir. Pada kasus amputasi di atas lutut diperlukan mekanisme pergerakan sendi lutut buatan yang baik agar pengguna merasakan kenyamanan saat menggunakannya. Selain itu produk kaki tiruan diharapkan mampu menahan beban tubuh saat digunakan untuk berjalan. Produk kaki tiruan atas lutut atau sering disebut sebagai above knee prosthesis (AKP) yang memiliki sendi lutut tiruan berbasis kinerja mekanis yang memiliki fleksibilitas pengaturan tinggi masih didominasi oleh produk impor. Produk AKP domestik masih berkonsentrasi pada sistem sendi konvensional. Untuk pasar dengan segmen menengah ke bawah, kaki tiruan produk domestik memiliki pasar yang masih berkembang, Untuk pasar AKP dengan segmen menengah ke atas yang menghendaki fleksibilitas gerak, kenyamanan, fungsi kaki yang optimal dan kemudahan pengaturan, masyarakat Indonesia masih tergantung terhadap produk impor.

Sejak Tahun 2013 Jurusan Teknik Mesin (JTM) UNDIP telah mengembangkan 4 jenis kaki tiruan, above knee prosthesis (AKP), untuk pasien dengan amputasi di atas lutut [1-4]. AKP jenis pertama didesain menggunakan batang tunggal dengan sendi penekuk hidrolik [1]. Jenis kedua didesain menggunakan batang tiga dengan sendi hidrolik [2]. Pada desain ketiga dan keempat, AKP menggunakan batang tunggal dengan sendi four bar linkage [3-4]. Desain yang ketiga dan keempat ini merupakan jenis desain yang dibahas dalam penelitian ini dengan menitikberatkan pada analisa tegangan pada salah satu batang dalam konsep sendi four bar linkage yang mengalami beban berlebih ketika melakukan gerak gait cycle, terutama pada saat initial contactloading response. Gait cycle merupakan siklus gerakan manusia saat melakukan kegiatan berjalan. Siklus berjalan ini mempunyai 8 fase yaitu, initial contact, loading respons, mid stance, terminal stance, pre-swing, initial swing, mid swing dan terminal swing. Gambar 1 memperlihatkan pergerakan dari masing masing fase gait cycle [5]. Gambar 1. Siklus berjalan (gait cylce) [5]. Ketika melakukan gerakan berjalan, satu kaki selalu bersentuhan dengan tanah sedangkan yang lain pada posisi berayun dan menekuk, disinilah kondisi satu kaki menompang beban tubuh ( loading respon). Gambar 1 menunjukkan siklus pergerakan pada kaki. Masingmasing kaki terus berganti, mendukung berat badan untuk berayun dari belakang dan bersiap-siap untuk langkah berikutnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya fleksibilitas dan keseimbangan antara 2 kaki manusia. Jika salah satu kaki tidak fleksibel dalam bergerak dan tidak seimbang selama kegiatan berjalan akibat adanya perbedaan ketinggian atau kemampuan menahan beban maka proses berjalan menjadi terpincang [5]. Dalam kehidupan sehari-hari, selain berjalan normal, kaki memerlukan keleluasaan dan fleksibilitas untuk dapat ditekuk ketika melakukan gerakan dasar sehari-hari, yaitu: gerakan kaki menaiki tangga, gerakan duduk, jongkok, duduk bersimpuh, duduk bersila, sujud, dll. Dengan demikian, fleksibilitas kaki menjadi aspek penting bagi pengguna saat menjalankan aktifitas sehari-hari. Pada pengguna AKP fleksibilitas menjadi faktor krusial. Kurangnya fleksibilitas pada level rendah akan mengurangi kenyamanan saat pengguna menggunakan kaki tiruan dan pada level tinggi akan membatasi gerakan pengguna. Misalnya saja pengguna tidak dapat duduk atau jongkok dengan sempurna karena kaki tiruan memiliki keterbatasan gerak. Kemudian analisa tegangan juga perlu dilakukan agar kekuatan bahan dari suatu rancangan dapat memenuhi standar keamanan dari kegagalan. Penelitian ini bartujuan untuk melakukan analisa terhadap salah satu batang dalam susunan four bar linkage AKP jenis yang ketiga dan keempat desain JTM UNDIP yang mendapat beban yang paling besar pada saat fase awal gait cycle, yaitu initial contact-loading response. Analisa tegangan menggunakan metode elemen hingga (finite element method-fem) digunakan untuk mengamati kemampuan batang dalam menerima beban saat digunakan pada fase awal initial contactloading response.

Metode Penelitian Secara umum penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu proses pemodelan dan analisa tegangan yang keduanya dilakukan dengan bantuan software SolidWorks. Pada tahap pertama dilakukan perancangan produk prostesis atas lutut (AKP). Mekanisme sendi AKP yang digunakan adalah four bar linkage. Pada tahap kedua, desain model 3D tersebut dilakukan analisa tegangan menggunakan FEM untuk mengetahui distribusi tegangan, beban maksimum dan minimum batang yang menerima beban. Pengamatan utama dilakukan terhadap batang 2 yang dalam desain ini menerima beban yang lebih besar dibanding dengan batang yang lain. Gambar 2 menunjukkan model desain ketiga sendi mekanis AKP JTM UNDIP. Material yang digunakan dalam pemodelan ini adalah stainless steel ferritic yang memiliki nilai modulus elastisitas E = 200 GPa, Poisson s ratio = 0.28, dan yield strength σy = 172 MPa. Model diberikan pembebanan sebesar 1000 N dengan mengasumsikan berat pengguna sekitar 100 kg dan ada suatu masa dimana seluruh beban ditanggung oleh AKP tersebut. Gambar 2. Pemodelan CAD above knee prosthethic UNDIP jenis 3 Secara umum, diagram alir penelitian pada paper ini diperlihatkan pada Gambar 3. Tahap pertama perancangan produk memperlihatkan bahwa dimensi telah ditetapkan berdasarkan pengukuran dimensi terhadap produk AKP yang telah dijual di pasar dan observasi terhadap pasien pengguna AKP. Sendi pada AKP dimodelkan secara 3D dengan memperhatikan aspek biomekanik pada sendi lutut manusia. Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian Model 3D sendi AKP tersebut kemudian dilakukan proses meshing dan dan constrain pada penyangga bawah seperti diperlihatkan Gambar 2. Model 3D

disimulasikan beban saat lutut bergerak pada posisi 0 o sampai 27 o sesuai dengan pergerakan sendi saat berjalan (initial contact-loading response). Sudut yang dimaksud adalah sudut yang terbentuk antara sumbu knee ankle (KA) dengan sumbu trochenter knee (TK) akibat pergerakan batang 2. manusia membentuk sudut 15 o sebagaimana terlihat pada Gambar 6. Pada fase ini kaki menopang berat tubuh sepenuhnya. TK Gambar 6. Posisi kaki saat fase loading respons [5]. KA Gambar 4. Sudut antara trochenter knee dan knee ankle Hasil dan Pembahasan Fase intial contact adalah fase dimana posisi garis trochencter knee dan knee ankle kaki manusia membentuk sudut 5 o. Gambar 5 menunjukan posisi kaki saat fase initial contact. Pada fase ini kaki belum menopang sepenuhnya beban tubuh. Setelah proses analisa tegangan menggunakan SolidWorks simulation, diketahui bahwa hasil tegangan von Mises pada batang 2, selama melakukan pergerakan dari sudut 0 o 27 o ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik Pembebanan initial contact-loading respons. Gambar 5. Posisi kaki saat fase initial contact [5]. Fase berikutnya adalah fase loading respons dimana pada fase ini posisi garis trochencter knee dan knee ankle kaki Tegangan tinggi pertama didapat pada sudut 0 o sebesar 14 MPa (Gambar 8). Kemudian tegangan turun pada sudut 2 o sebesar 1,6 MPa (Gambar 9). Tegangan tinggi kedua didapat pada sudut 9 o sebesar 123 MPa (Gambar 10). Tegangan tinggi ketiga di dapat pada sudut 13 o Sebesar 143 MPa (Gambar 11). Pertambahan nilai tegangan von Mises terus terjadi sampai di

titik maksimal pada sudut 23 o sebesar 156 MPa (Gambar 12). Berdasarkan simulasi tegangan pada posisi sudut kaki saat proses initial contact-loading response dengan sud 0 o - 27 o diketahui bahwa nilai tegangan von Mises menunjukkan nilai yang berbeda akibat adanya beban yang diterima oleh sendi saat AKP digunakan. Tegangan maksimal terdapat saat posisi kaki fase loading respons pada sudut 23 o sebesar 156 MPa. Hasil tegangan ini masih dibawah batas tegangan yield strength sebesar172 MPa. Nilai maksimal tegangan von Mises ini memiliki faktor keamanan sebesar 1.1. Gambar 10. Tegangan von Mises batang 2 saat sudut 9 o Gambar 8. Tegangan von Mises batang 2 saat sudut 0 o Gambar 11. Tegangan von Mises batang 2 saat sudut 13 o Gambar 9. Tegangan von Mises batang 2 saat sudut 2 o Gambar 12. Tegangan von Mises batang 2 saat sudut 23 o

Nilai tegangan maksimum pada desain ketiga AKP JTM UNDIP ini dapat dikurangi dengan menambah dimensi lebar dan ketebalan dari batang 2 sehingga faktor keamanannya dapat meningkat. Tahap penelitian berikutnya akan berkonsentrasi terhadap 2 hal. Yang pertama membahas mengenai optimasi dimensi dari batang 2 yang mampu memberikan faktor keamanan minimal sebesar 1.5 2 sehingga desain ketiga AKP JTM UNDIP dapat memiliki umur pakai yang relatif lama. Yang kedua mengkaji seluruh tahapan gait cycle saat desain ketiga AKP JTM UNDIP digunakan untuk berjalan. Hal ini bermanfaat untuk mengamati respon gerakan berjalan terhadap AKP ini. Kesimpulan Penelitian ini merupakan tahap awal penelitian mengenai perancangan dan simulasi pembebanan desain ketiga AKP JTM UNDIP saat digunakan dalam initial contact-loading response sebagai langkah pertama dari gait cycle. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tegangan minimal terdapat saat posisi kaki fase initial contact pada sudut 2 o sebesar 1.6 MPa. Tegangan maksimal terdapat saat posisi kaki fase loading respons dengan sudut 23 o sebesar 156 MPa. Hasil tegangan ini masih dibawah batas tegangan yield strength sebesar172 MPa dengan faktor keamanan 1.1. Batang 2 pada desain ketiga AKP JTM UNDIP masih dinyatakan aman dari kegagalan saat melakukan pembebanan pada fase initial contact loading respon. Meskipun demikian penelitian ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk mendapatkan dimensi yang memiliki faktor keamanan yang lebih tinggi dan jangkauan gerak gait cycle yang lebih luas. melalui skema penelitian Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2015. Referensi [1] A.R. Ismawan, Perancangan dan Analisa Above Knee Prosthetic untuk Pasien Amputasi Kaki di Atas Lutut dengan Desain Fleksibel dan Ergonomis, Jurusan Teknik Mesin UNDIP, Tugas Akhir S-1 UNDIP, 2013. [2] D. Bactiar, Rancang Bangun Biomekanisme pada Sendi Prostesa untuk Pasien Amputasi Atas Lutut dengan Desain Ergonomis dan Fleksibel, Jurusan Teknik Mesin UNDIP, Thesis S-2, UNDIP, 2014. [3] A. Fauzilhaq, O.G. Keloko, Proses Perancangan dan Pembuatan Above Knee Prosthethic, Jurusan Teknik Mesin UNDIP, Tugas Perancangan, UNDIP, 2014. [4]. M. Dzulfikar, Analisa Gait Cycle dan Beban Statis Produk Kaki Tiruan Atas Lutut (Above Knee Prosthethic) Menggunakan Metode Elemen Hingga, Jurusan Teknik Mesin UNDIP, Jurnal Momentum, accepted, 2015. [5]. M.W Whittle, Gait Analysis an Introduction, 4 th Ed., Butterworth Heinemann Elsevier, Philadelphia, USA. 2007. Ucapan Terimakasih Terimakasih pada Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian RISTEK DIKTI yang telah mendanai penelitian ini