STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR

STUDI PENGENDALIAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN POMPA PADA DAERAH PENGALIRAN KALI KANDANGAN KOTAMADYA SURABAYA TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

SISTEM PENGENDALIAN BANJIR SALURAN PRIMER WONOREJO I TUGAS AKHIR

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

LATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

KAJIAN KAPASITAS KALI (SUNGAI) WULAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU HEC-RAS 4.0

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI NGOTOK KABUPATEN MOJOKERTO TUGAS AKHIR

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG BULUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TUGAS AKHIR

ANALISA SISTEM DRAINASE DENGAN MENGGUNAKAN POLDER (STUDI KASUS SALURAN PRIMER ASRI KEDUNGSUKO KECAMATAN SUKOMORO KABUPATEN NGANJUK) TUGAS AKHIR

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

NORMALISASI KALI KEMUNING DENGAN CARA PENINGGIAN TANGKIS UNTUK MENGURANGI LUAPAN AIR DI KABUPATEN SAMPANG MADURA JAWA TIMUR

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

LEMBAR PENGESAHAN NIP NIP Medan, Agustus 2015 Dosen Pembimbing

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

BAB III METODA ANALISIS

Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISIS PROFIL MUKA AIR BANJIR DENGAN METODE UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS 4.1 PADA

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

TUGAS AKHIR EVALUASI DIMENSI SALURAN DI KAWASAN TERMINAL GROGOL JL. DR. SUSILO JAKARTA BARAT

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KOTA ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI INDRAGIRI DI DESA PASIR KEMILU RENGAT, KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Identifikasi kebutuhan Data

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Sistematika Penyajian Laporan...

BAB V RENCANA PENANGANAN

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NORMALISASI SUNGAI GUNTING UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi,

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERBAIKAN TEBING SUNGAI LUK ULO DI DUKUH JETIS DESA KUTOSARI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH LAND SUBSIDENCE TERHADAP KAPASITAS SUNGAI SIANGKER SEMARANG MENGGUNAKAN EPA-SWMM

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

STUDI PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI KALIDAWIR TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III III - 1METODOLOGI

KAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN

KATA PENGANTAR Analisis Saluran Drainase Primer pada Sistem Pembuangan Sungai/Tukad Mati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Way Semangka

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : RISANG RUKMANTORO 0753010039 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO OLEH : RISANG RUKMANTORO 0753010039 ABSTRAK Kali Porong merupakan terusan sungai Kali Brantas (floodway) yang berhulu di kota Mojokerto (Bendung Lengkong Baru), mengalir ke arah timur dan bermuara di Selat Jawa. Kali Porong juga merupakan sungai buatan alias terusan untuk mengalihkan sebagian aliran pada saat musim penghujan di sungai Brantas yang bermuara di Kota Surabaya. Dengan panjang aliran sungai yang mencapai ± 49.65 km. Kali Porong dibangun sebagai floodway untuk melindungi Kota Surabaya dari banjir. Pada saat musim penghujan, seluruh aliran banjir dari sungai Kali Brantas dialirkan ke Kali Porong melalaui pengopersian Bendung Lengkong. Dengan terjadinya bencana lumpur Sidoarjo pada Tahun 2006, pemerintah menetapkan Kali Porong sebagai tempat pembuangan Lumpur Sidoarjo menuju ke laut, maka fungsi Kali Porong selain sebagai floodway juga berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan endapan lumpur ke muara. Dengan kondisi semburan lumpur Sidoarjo yang sudah mencapai ± 126.000m 3 bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan pendangkalan Kali Porong mencapai titik kritis elevasi muka air normal. Oleh karena itu, untuk menanggulangi pendangkalan akibat sedimen lumpur tersebut perlu diadakan langkah-langkah penanggulangan seperti pengerukan dasar Kali Porong, atau normalisasi. Data yang dipersiapkan untuk studi tersebut meliputi, peta Topografi Kali Porong dengan skala 1 : 25000, data debit aliran, data potongan memanjang dan potongan melintang dari Kali Porong serta data sedimen gradasi material dasar sungai dan konsentrasi sedimen melayang. Studi ini adalah untuk mengetahui perubahan dasar Kali Porong akibat sedimen lumpur Sidoarjo. Studi ini juga bermaksud untuk mengevaluasi dasar Kali Porong yang mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur Sidoarjo. Setelah dilakukan analisa studi, hasil yang didapatkan meliputi parameter perubahan dasar, parameter yang dihasilkan ialah koefisien kekasaran manning sebesar 0.03, tegangan kritis senilai 0.039 dan gerusan maksimum yang berubah tiap penampang. Hasil analisa kedua yang didapat berupa perubahan dasar akibat sedimen di Tahun 2008-2010 yang mengalami penggerusan di hulu dan penumpukan di hilir. Hasil ketiga ialah perubahan kapasitas penampang Kali Porong yang mengalami kenaikan debit dibandingkan dengan kapasitas Tahun 2008 dan Tahun 2009 Kata Kunci : Banjir, sedimen lumpur, floodway, koefisien kekasaran manning, tegangan kritis, morfologi. i

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang....1 1.2. Perumusan Masalah....2 1.3. Tujuan....3 1.4. Batasan Masalah....3 1.5. Manfaat Studi. 4 1.6. Lokasi Studi Pengamatan...4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum... 5 2.2. Analisa Sedimentasi... 5 2.2.1. Umum... 5 2.2.2. Muatan Dasar (Bed Load)... 7 2.2.3. Muatan Melayang... 14 2.2.4. Muatan Kikisan (Wash Load)... 15 2.3. Analisa Debit Rencana... 15 2.3.1. Perhitungan Debit Banjir Rencana...18 iv

2.4. Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi... 19 2.4.1. Uji Chi Kuadrat (Chi Square Test)... 19 2.4.2. Uji Smirnov - Kolomogorov... 20 2.5. Hidrolika Aliran... 21 2.6. Analisa Aliran Sungai... 21 2.7. Analisa Profil Aliran... 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Studi... 25 3.2. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Secara Sistematis...25 3.2.1. Pengumpulan Data... 25 3.2.2. Analisa Data... 26 3.2.3. Parameter Untuk Perubahan Dasar Sungai... 31 3.2.4. Perubahan Dasar Kali Porong Akibat Pengaliran Sedimen Lumpur Ke Muara Pada Tahun 2008 2010... 31 3.2.5. Kapasitas Kali Porong dari Tahun 2008-2010.... 32 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kalibrasi Tinggi Muka Air... 34 4.2 Perubahan Dasar Kali Porong Akibat Pengaliran Lumpur Sidoarjo Ke Muara... 48 4.2.1 Pengaturan Parameter Kalibrasi Perubahan Dasar Sungai... 48 v

4.2.2 Perbandingan Perubahan dasar Kali Porong Tahun 2008-2010.... 59 4.3 Kapasitas Kali Porong dari Tahun 2008 2010.......60 BAB V KESIMPULAN Kesimpulan... 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Harga Ψ dan... 8 Tabel 2.2 Hubungan antara ф dan Ψ... 12 Tabel 2.3 Hubungan antara dan f... 13 Tabel 2.4 Harga-harga Ψ dan τc... 14 Tabel 2.5 Harga Variabel Reduksi Gumbel... 16 Tabel 3.1 Analisa Distribusi Log Person type III... 27 Tabel 3.2 Persyaratan Pemilihan Distribusi Frekuensi... 29 Tabel 3.3 Nilai K Distribusi Log Pearson type III... 29 Tabel 4.1 Penampang Kali Porong (KP-1)... 37 Tabel 4.2 Penampang Kali Porong (KP-5)... 37 Tabel 4.3 Nilai Tinggi Muka Air... 38 Tabel 4.4 Debit Hipotesa dengan asumsi nilai manning = 0.02...39 Tabel 4.5 Debit Hipotesa dengan asumsi nilai manning = 0.025..40 Tabel 4.6 Debit Hipotesa dengan asumsi nilai manning = 0.03...... 40 Tabel 4.7 Hasil output running HEC-RAS dengan nilai manning = 0.02... 44 Tabel 4.8 Hasil output running HEC-RAS dengan nilai manning = 0.025... 45 Tabel 4.9 Hasil output running HEC-RAS dengan nilai manning = 0.03... 45 Tabel 4.10 Tinggi muka air hasil output HEC-RAS... 46 Tabel 4.11 Selisih tinggi muka air... 47 Tabel 4.12 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 0 dan τ = 0.039... 51 Tabel 4.13 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 10 dan τ = 0.039....52 vii

Tabel 4.14 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.02....54 Tabel 4.15 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.05....55 Tabel 4.16 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.039....56 Tabel 4.17 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = random dan τ = 0.039....57 Tabel 4.18 Komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.02....58 Tabel 4.19 Debit Tahun 2008......61 Tabel 4.20 Debit Tahun 2009......64 Tabel 4.21 Debit Tahun 2010......67 Tabel 4.22 Perbandingan perubahan kapasitas Kali Porong Tahun 2008 2010...70 viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Lokasi Studi Pengamatan... 4 Gambar 2.1 Potongan melintang dengan bermacam-macam kekasaran... 22 Gambar 2.2 Profil aliran suatu saluran... 24 Gambar 3.1 Gradasi Sedimen... 26 Gambar 3.2 Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian... 33 Gambar 4.1 Cross Section 1 (KP-1)... 35 Gambar 4.2 Cross Section 1 (KP-5)... 36 Gambar 4.3 Data geometri HEC-RAS 4.1... 41 Gambar 4.4 Data input cross section... 42 Gambar 4.5 Data manning yang dimasukkan... 42 Gambar 4.6 Data debit manual... 43 Gambar 4.7 Steady Flow Analysis... 43 Gambar 4.8 Penampang hasil run HEC-RAS... 44 Gambar 4.9 Grafik perbandingan koefisien manning... 46 Gambar 4.10 Skema Aliran Sungai Yang Diamati... 48 Gambar 4.11 Bed Gradation... 49 Gambar 4.12 Data (kedalaman maksium) max depth yang dimasukkan... 49 Gambar 4.13 Transport Function Calibration... 50 Gambar 4.14 Quasi Steady Flow Edit... 50 Gambar 4.15 Running Sediment Transport... 51 Gambar 4.16 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 0 dan τ = 0.039... 52 ix

Gambar 4.17 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 10 dan τ = 0.039... 52 Gambar 4.18 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.02 54 Gambar 4.19 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.05.55 Gambar 4.20 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = 5 dan τ = 0.039...56 Gambar 4.21 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = random dan τ = 0.039.....57 Gambar 4.22 Grafik komparasi antara pengamatan dengan HEC-RAS dengan max depth = random dan τ = 0.05...58 Gambar 4.23 Grafik komparperubahan dasar antara pengamatan dengan HEC-RAS pada Tahun 2008-2010... 59 Gambar 4.24 Grafik perubahan kapasitas debit dalam Tahun 2008... 63 Gambar 4.25 Grafik perubahan kapasitas debit dalam Tahun 2009... 66 Gambar 4.26 Grafik perubahan kapasitas debit dalam Tahun 2010... 69 Gambar 4.27 Grafik perbandingan kapasitas bulan Desember pada Tahun 2008, 2009, 2010... 71 Gambar 4.28 Kapasitas sungai dengan Q 50tahun... 72 Gambar 4.29 Kapasitas sungai dengan Q 100tahun... 72 Gambar 4.30 Perubahan dasar akibat sedimen dengan Q 50tahun... 73 Gambar 4.31 Perubahan dasar akibat sedimen dengan Q 100tahun... 74 x

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul STUDY PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO. Penyusunan tugas akhir ini dilakukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu ( S1 ) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN Veteran Jawa Timur. Dalam menyesaikan Tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan serta bantuan yang sangat bermanfaat untuk menyelesaikannya. Dan sebagai akhir kata diharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Surabaya, 10 Mei 2012 Penyusun i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai kota berkembang, Sidoarjo berkembang sangat pesat menjadi salah satu pusat industri dan perdagangan yang sangat berperan dalam pembangunan nasional. Kota Sidoarjo juga merupakan kota transit ke Surabaya. Perkembangan ini menarik minat penduduk untuk bermigrasi ke kota Sidoarjo sehingga mengakibatkan perkembangan penduduk kota meningkat sangat pesat serta menuntut perluasan lahan terbangun untuk perumahan dan fasilitas penunjang lainnya. Wilayah perkotaan yang dulu menempati pusat kota berkembang ke arah barat, timur dan selatan maupun utara dengan pengalihan fungsi lahan-lahan pertanian menjadi perumahan, perdagangan, jasa maupun industri, sehingga mengurangi daerah-daerah konservasi sebagai tempat penampungan air hujan. Kali Porong merupakan terusan sungai Kali Brantas (Floodway) yang berhulu di Kota Mojokerto (Bendung Lengkong Baru), mengalir ke arah timur dan bermuara di Selat Jawa. Sungai ini membatasi Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan. Nama Porong diambil dari nama sebuah kecamatan yang terletak di ujung selatan Kota Sidoarjo. Secara geografi Kali Porong terletak antara 112,5 BT 112,9 BT dan 7,3 LS - 7,5 LS. Dengan kondisi geologi lembah Kali Porong berisi piedmonte batu karang vulkanis seperti : grumosol, latosol, mediteran dan alluvial. Dengan kondisi dasar sungai tidak beraturan tanpa batu besar dan belukar. Kali Porong mempunyai dua anak sungai yaitu Kali Sedat (KP. 100) dengan luas DAS 406,7 Km 2 dan Kali Kambing (KP. 148) dengan luas DAS 196,6 Km 2. Dengan terjadinya

bencana Lumpur Sidoarjo pada 30 Mei 2006 dan kemudian pada November 2006 pemerintah menetapkan bahwa Kali Porong sebagai tempat pembuangan Lumpur Sidoarjo menuju ke laut, maka fungsi Kali Porong selain sebagai floodway, juga berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan endapan lumpur ke muara. Seperti diketahui, Kali Porong berada di dekat lokasi dimana semburan lumpur Sidoarjo. Kali Porong yang juga merupakan saluran buatan mempunyai peranan dalam pengalihan aliran dari sungai Brantas dan juga pengalihan aliran semburan lumpur Sidoarjo. Dengan volume semburan yang mencapai ± 126.000 m 3 /hari, dikhawatirkan akan mengalami pendangkalan akibat lumpur Sidoarjo. Dan dengan peningkatan volume semburan lumpur tiap tahunnya, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan Kali Porong akan mengalami pendangkalan yang diakibatkan aliran lumpur Sidoarjo. Maka dari itu dilakukan evaluasi terhadap persoalan yang dihadapi Kali Porong sehubungan dengan pembuangan Lumpur Sidoarjo ditinjau dari aspek hidrologi (debit banjir), sedimentasi dan morfologi sungai pada Kali Porong dengan menggunakan program HEC-RAS 4.1 yang nantinya dapat menghitung dan mengevaluasi penampang Kali porong terhadap sedimentasi lumpur Sidoarjo dan juga dapat mengidentifikasi Kali Porong setelah adanya normalisasi. 1.2 Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan disajikan pada Tugas Akhir ini adalah : 1. Parameter apa yang digunakan untuk menghitung perubahan dasar Kali Porong?

2. Bagaimana perubahan dasar Kali Porong akibat pengaliran Lumpur Sidoarjo ke muara sungai? 3. Bagaimana perubahan kapasitas Kali Porong akibat sedimentasi Lumpur Sidoarjo? 1.3 Tujuan Tujuan dari studi inilah : 1. Mengetahui parameter perubahan dasar Kali Porong. 2. Mengetahui perubahan dasar Kali Porong akibat sedimen Lumpur Sidoarjo. 3. Mengetahui kapasitas Kali Porong akibat pengaliran lumpur ke muara 1.4 Batasan Masalah Dengan melihat permasalahan di atas dan agar pokok pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utamanya, maka dalam penyusunan tugas akhir ini, lingkup pembahasannya meliputi : 1. Lingkup materi penelitian a. Melakukan evaluasi bagaimana kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Porong b. Melakukan evaluasi debit Kali Porong c. Tidak membahas teknik pelaksanaan. d. Pola dan analisis hanya meninjau dari aspek segi hidrologi dan hidrolika, tidak mempertimbangkan dari aspek konstruksi, sosial maupun ekonominya.

1.5 Manfaat Studi Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka manfaat studi yang akan disajikan pada Tugas Akhir ini adalah : 1. Dapat mengetahui pendangkalan yang terjadi akibat sedimentasi Lumpur Sidoarjo. 2. Dapat mengetahui kapasitas Kali Porong sebelum dan sesudah terjadinya pengaliran lumpur ke muara. 1.6 Lokasi Studi Pengamatan Gambar 1.1 Lokasi Studi Pengamatan