Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan. Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1

dokumen-dokumen yang mirip
I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

Reposisi Sikap Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Unsur Mahasiswa tentang Otonomi Pendidikan Tinggi: Konteks Universitas Indonesia

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

BAB V PENUTUP. 1. Perubahan manajemen dalam UU ASN hanya mengenal 2 jenis pegawai

STRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL

LAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

KONTRAK DAN OUTSOURCING HARUS MAKIN DIWASPADAI

I. Fakta-fakta menurut hukum secara kronologis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri.

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembangunan di Indonesia telah dimulai jauh sebelum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Perumahan Rakyat selaku Ketua Harian/Ketua Sekretariat Tetap Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil tentang Pemberian Hak Imbala

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang adalah pembangunan disegala bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

BAB I PENDAHULUAN. saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Pasal 50 huruf d Tentang Pengecualian terhadap Perjanjian dalam Rangka Keagenan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan. Jangka Panjang Nasional telah mengamanatkan bahwa

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL BURUH DALAM OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN. abstract

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. (PT BHMN), dan kemudian disusul dengan 3 (tiga) Perguruan Tinggi Negeri

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 012/PUU-I/2003

tertanggal 01 Juli 2015 (Jangka Waktu 01 Juli 2015 s/d 30 Juni 2016) dimana upah tetap (Upah Kerja Bulanan) sebesar Rp

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm., 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia harus bekerja. Manusia sebagai mahluk sosial (zoon politicon)

&DIKTI. Keuangan Negara DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

Tanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut persen aset

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 TAHUN 2015 TENTANG

PENDAHULUAN: Bekerja, Bertaruh Nyawa

TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing;

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

I.PENDAHULUAN. dengan kebutuhan perusahaan. Melalui peranan SDM pada perusahaan turut

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

Sumber:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Otonomi Akademik & Peningkatan Peran Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam Pengembangan Pendidikan Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1 1 SuperStaf Divisi Kajian Kebijakan BK MWA UI UM 2013 Pada tanggal 14 Oktober 2013 telah disahkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia (UI). Statuta UI mengatur operasionalisasi UI, sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH), termasuk di dalamnya peraturan tentang kepegawaian atau ketenagakerjaan. Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai kajian legal-formal yang mengupas tentang pasal ketenagakerjaan di Statuta UI. Tetapi lebih kepada evaluasi pengelolaan ketenagakerjaan di UI pasca Badan Hukum Milik Negara (BHMN), dengan beberapa permasalahan utama: dualisme sistem kepegawaian UI, kesejahteraan dari tenaga kerja alih daya dan implikasi terhadap seluruh aspek ketenagakerjaan di UI pasca berlakunya Statuta UI. Ketidakjelasan Status Pegawai Universitas Indonesia Ketidakjelasan status pegawai UI bermula ketika Peraturan Pemerintah 152 Tahun 2000 tentang Penetapan Universitas Indonesia Sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) mengamanatkan pegawai universitas yang berstatus PNS beralih status menjadi pegawai universitas atau pegawai BHMN. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa pengalihan status dilakukan selambat-lambatnya 10 tahun. Mengubah sistem kepegawaian dari Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai BHMN membuat UI harus mengubah acauan ketentuan peraturan kepegawaian yang melingkupinya dari Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan layaknya Badan Usaha Milik Negara, lembaga non-publik atau instansi swasta lainnya. Kemudian pada tahun 2009, disahkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP), yang kemudian dinyatakan inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi sebelum sempat dilaksanakan secara operasional oleh Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan yang turut diatur dalam UU BHP.

Pencabutan UU BHP sempat menimbulkan sengketa penafsiran hukum di Universitas Indonesia karena pemerintah tidak mencabut PP Nomor 152 Tahun 2000 dan kemudian mengesahkan PP Nomor 66 Tahun 2010 yang mengubah bentuk UI menjadi Perguruan Tinggi milik Pemerintah dengan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Berbeda dengan PP 152/2000 yang mengamanatkan seluruh pegawai ditetapkan menjadi pegawai UI, PP 66/2010 berkata sebaliknya bahwa pegawai BHMN harus dialihkan lagi menjadi PNS. Tetapi, tidak terdapat aturan turunan yang jelas (sama dengan yang sebelumnya) bagaimana mekanisme pengalihan status tersebut, apa yang dijadikan standar dan ukurannya. Pada tahun 2012, disahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang kemudian disusul PP 68 tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia. Dalam pasal 42 ayat (2) Statuta UI menentukan 3 jenis status pegawai yaitu PNS, Pegawai Tetap, dan Pegawai Tidak Tetap. Pekerja Outsourcing di Universitas Indonesia Di UI sendiri tidak terdapat data yang terpusat mengenai jumlah tenaga kerja outsourcing dan perusahan penyedianya. Hal ini dikarenakan setiap fakultas, maupun Asrama diberi kewenangan untuk mengatur sumber dayanya sendiri. Sektor-sektor pekerjaan yang menggunakan jasa oursourcing adalah keamanan (satpam), kebersihan (cleaning service, perawat taman) dan pekerjaan lainnya seperti petugas sepeda. Penulis mendapatkan beberapa gambaran mengenai kondisi pekerja outsourcing di UI dengan mewawancarai pekerja outsourcing itu sendiri. Terdapat beberapa pelanggaran atas UU ketenagakerjaan yang dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa dimana tempat mereka bekerja. Hal ini tentu merugikan mereka. Sebagai pekerja outsourcing yang bertugas sebagai cleaning service, mereka mendapatkan upah Rp. 625.000 sampai Rp. 1.200.000 per bulan. 1 Kondisi ini tentu berada di bawah UMK Depok yang sebesar Rp. 1.424.797 2 Padahal dalam pasal 90 ayat 1 UU No. 13/2009 dengan jelas menyatakan, Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 89. Dengan ini jelas bahwa 1 Berdasarkan wawancara dengan pekerja outsourcing di UI pada tanggal 11 Desember 2012. 2 UMR Depok 2012, lihat UMR/UMK Indonesia, diunduh dari www.hrcentro.com/umr/jawa_barat/kota_depok/all, diakses pada 24 Desember 2012 pukul 00.58 WIB.

perusahaan penyedia jasa yang mempekerjakan mereka melanggar peraturan yang berlaku. Hal tersebut merupakan pelanggaran hak pekerja yang pertama. Pelanggaran kedua, para pekerja outsourcing di UI dipekerjakan selama 9-11 jam sehari. Bahkan, jam bekerja mereka pun bisa bertambah apabila ada acara di luar jam perkuliahan di kampus. Hal ini jelas melanggar pasal 77 UU No. 13/2003 tentang jam kerja, dimana pekerja hanya diperbolehkan bekerja selama 7-8 jam sehari. Tambahan jam bekerja dan hari kerja dari ketentuan yang telah diatur tersebut tidak dianggap sebagai lembur. Konsekuensinya mereka tidak mendapatkan upah lembur dari perusahaannya. Dari dua poin yang telah diuraikan di atas, dapat ditemukan permasalahan adakah pengaturan tertentu yang mengatur tentang hak-hak pekerja outsourcing di UI? Penulis sudah sedikit menyinggung di atas, bahwa fakultas diberi keleluasaan tersendiri untuk mengatur sumber daya manusianya. Tidak ada ketentuan terpusat yang diberlakukan oleh UI, pengaturan hanya bersifat teknis saja dari fakultas. 3 Masalah gaji, jam kerja, dan peraturan lainnya yang memproteksi hak-hak pekerja outsourcing menjadi wewenang perusahaan tender sepenuhnya. Fakta yang terjadi di lapangan seharusnya dapat dijadikan evaluasi bagi UI agar dapat memberikan hak-hak untuk pekerjanya, termasuk para pekerja outsourcing. Di Statuta UI yang terakhir, dapat dilihat di pasal Pasal 47 bahwa dalam hal UI menggunakan alih daya harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan mewajibkan perusahaan alih daya untuk penyelesaian pekerjaan, dengan syarat perusahaan tadi memenuhi ketentuan pedoman perilaku sesuai dengan etika UI. Artinya, untuk kedepan seharusnya UI tidak lagi dapat mengabaikan pelanggaran hak-hak pekerja yang dilakukan perusahaan tender untuk pekerja outsourcing di UI. 3 Berdasarkan wawancara dengan Irwansyah, Dosen Politik UI pada tanggal 5 November 2013

1.1 Tabel perbandingan sistem kepegawaian Universitas Indonesia (sumber: olahan sendiri) Situasi dan Implikasi Sistem Kepegawaian UI Penulis mempunyai hipótesis bahwa ketidakjelasan status pegawai UI disebabkan oleh tidak adanya sistem yang jelas dalam mengatur SDM Universitas. Ketidakjelasan sistem ini bila ditelusur kebelakang adalah sebuah konsekuensi dari liberalisasi pendidikan, spesifiknya pendidikan tinggi. Dari pendidikan tinggi perusahaan-perusahaan besar memperoleh tenaga kerja murah dalam jumlah besar tapi berkualitas. Yang dimaksud berkualitas ini adalah lulusan,perguruan tinggi. Kemudian, proyek pertamanya adalah meliberalkan pengelolaan pendidikan tinggi, untuk aspek kepegawaian prinsip liberal itu terejawantahkan dalam Labour Market Flexibility (LMF) atau pasar tenaga kerja fleksibel. 4 Dalam kasus Indonesia, munculnya pasar tenaga kerja fleksibel adalah sebuah kondisi yang disyaratkan IMF (International Moneter Fund), World Bank, dan ILO (International Labour Organization) untuk mendapatkan bantuan ekonomi dalam krisis moneter pada tahun 1997. Hal ini dilakukan untuk mendukung adanya perbaikan iklim investasi yang diinginkan IMF melalui 4 Berdasarkan Wawancara dengan Bijiyanto, Sekjen PP UI di Kantin Takoru FISIP UI pada tanggal 7 November 2013

Letter of Intent ke-21 dalam butir 37 dan 42. 5 Garis besar dari skema ini adalah menjadikan pemerintah berperan minim atas persoalan hubungan kerja antara buruh dan pengusaha agar iklim investasi tumbuh tanpa hambatan. Pasar tenaga kerja diharapkan tumbuh dan kembang melalui mekanisme pasar yang ada, yaitu melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Dalam kebijakan perburuhan fleksibel ada dua langkah kebijakan: 1) perubahan ketenagakerjaan yang diintegrasikan ke satu paket kebijakan dengan rencana pertumbuhan investasi, seperti perpajakan, perijinan investasi, dan lain-lain; 2) mengintegrasikan perubahan kebijakan ketenagakerjaan dengan konteks pemecahan masalah kemiskinan dan pengangguran Sayangnya, dalam kasus Indonesia kebijakan perburuhan fleksibel banyak membawa cacat-cacat, tidak seperti halnya di negara maju. Kebijakan fleksibel menciptakan lapangan kerja yang bisa dipindah-pindah, dan di Indonesia sayangnya belum ada jaringan pengaman sosial yang baik. Perusahaan semakin mudah dalam merekrut tenaga kerja, posisi tawar buruh begitu rendah. Selain itu kebijakan perburuhan yang fleksibel juga menekan serikat buruh, karena dianggap serikat buruh hanya pengganggu kelancaran produksi. Pada konteks UI kasus pegawai, dengan menerapkan logika perusahaan, Labour Market Flexibility (LMF) akan dijadikan acuan yang berimplikasi pihak pengelola SDM akan mudah melakukan hiring and firing. Untuk kasus outsourcing kesejahteraan buruh bergantung sepenuhnya pada pihak tender, tanpa ada pengawasan tertentu dari UI dikarenakan memang tidak ada peraturan yang jelas mengenai hal tersebut. Saat ini, Statuta Universitas Indonesia menentukan tiga jenis status kepegawaian yaitu PNS, Pegawai Tetap atau pegawai universitas, dan Pegawai Tidak Tetap. Perbedaannya adalah PNS tunduk dibawah UU Kepegawaian, sedangkan Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap tunduk pada UU tenaga kerja dan peraturan universitas. Masing-masing peraturan tersebut akan mengatur sistem rekrutmen, jenjang karier, serta hak dan kewajiban pegawai secara berbeda. Multisistem kepegawaian seperti ini rawan akan diskriminasi. UI sebagai PTN-BH tentu akan mengarahkan seluruh tenaga kependidikan berstatus Pegawai Tetap secara bertahap. Pada akhirnya status PNS akan secara perlahan dihilangkan. 5 Indrasari Tjandraningsih, dkk, Diskriminatif dan Eksploitatif: Praktek Kerja Kontrak dan Outsourcing Buruh di Sektor Industri Metal di Indonesia, (Jakarta: Akatiga-FSPMI-FES,2010) hal. 15

Ketika Statuta masih dalam tahap perancangan, Paguyuban Pekerja UI (PPUI) memberikan solusi atas permasalahan mengenai kepegawaian dengan membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB). PKB ini akan mengakomodir multisistem kepegawaian dengan menentukan secara jelas hak dan kewajiban pegawai. PPUI juga menyiasati ini dengan menggunakan sistem PNS sebagai default rule tapi dengan tetap memungkinkan adanya pegawai non PNS. PKB kemudian dimasukkan dalam rancangan Statuta tapi kemudian pasal mengenai hal tersebut tidak dicantumkan. Pun, pada pengaturan lainnya mengenai serikat pekerja, hak pekerja, dan perselisihan pekerja akhirnya tidak dicantumkan pada Statuta yang akhirnya disahkan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun UI belum berhasil untuk menerapkan secara konsisten peraturan mengenai kepegawaian universitas. Implikasi dari situasi ini sebut saja sekitar 5000 pegawai tidak tetap hanya 500 orang saja yang diangkat sebagai pegawai UI, sedangkan sisanya tanpa status. Akibatnya muncul diskriminasi antara PNS dan bukan PNS misalnya mengenai asuransi, pensiun, dan masa kerja. Bahkan banyak pegawai yang sudah puluhan tahun bekerja di UI tapi tidak pernah diangkat bahkan sampai masa pensiunnya dengan diberi tunjangan pensiun yang tidak seberapa. Misalnya saja jika seseorang mulai bekerja di UI 1999 tapi baru diangkat tahun 2008, maka hasil kerjanya adalah nol. Pengabdian, penelitian, hasil publikasi selama 9 tahun dianggap tidak ada. Secara bertahap UI memang harus mengarahkan untuk mengalihkan statusnya menjadi pegawai tetap, tetapi kenyataannya menjadi PNS adalah sebuah privelese tertentu dibanding dengan pegawai universitas (dengan istilah pegawai tetap, non tetap dan sebagainya). Sehingga banyak elite UI sendiri juga enggan melepas status PNS. Sekali lagi dikarenakan UI tidak menerbitkan aturan yang secara spesifik mengatur tentang hak dan kewajiban pegawai universitas.

Daftar Acuan Indrasari Tjandraningsih, dkk. 2010. Diskriminatif dan Eksploitatif: Praktek Kerja Kontrak dan Outsourcing Buruh di Sektor Industri Metal di Indonesia, dalam Jurnal Akatiga. Jakarta: Akatiga-FSPMI-FES. UMR Depok 2012, lihat UMR/UMK Indonesia, diunduh dari www.hrcentro.com/umr/jawa_barat/kota_depok/all, diakses pada 24 Desember 2012 pukul 00.58 WIB. Wawancara dengan pekerja outsourcing di UI pada tanggal 11 Desember 2012 di Gedung H FISIP UI. Wawancara dengan Irwansyah, Dosen FISIP UI pada tanggal 5 November 2013 melalui surel. Wawancara dengan Andri Gunawan Wibisana, Ketua PP UI pada tanggal 7 November 2013 melalui surel. Wawancara dengan Bijiyanto, Sekjen PP UI / Dosen FISIP UI pada tanggal 7 November 2013 di Kantin Takoru FISIP UI.